Bunga Terakhir

By FlowerDeer99

7.4K 158 8

More

PROLOG
Bagian I
Bagian II
Bagian III
Bagian IV
Bagian V
Bagian VI
Bagian VII
Bagian VIII
Bagian IX
Bagian X
Bagian XI
Bagian XII
Nazla99
Bagian XIII
Bagian XIII
Nazla99
Bagian XIV
Bagian XV
Bagian XVI
Bagian XVII (1)
Bagian XVII (2)
Bagian XVIII
Bagian XIX
Bagian XX
Bagian XXI
XXIII
Bagian XXII (REVISI)

Bagian XIII

159 6 0
By FlowerDeer99

(part Three)

Musim dingim mulai datang. Orang-orang mulai sibuk membeli peralatan untuk menghias rumah saat tahun baru. Termasuk dengan Shofia dan ibunya. Sedangkan Rafael sama seklai tidak menyiapkan apa pun. Karena baginya semua hari sama saja. Bahkan itu tahun baru seklipun.

"Raf. Sorry ya sore ini aku enggak bisa main dengan mu. Aku harus belanja dengan ibuku."
"Belanja apaa?"
"Ya untuk tahun baru lah."
"Kamu jauh belanjanya."
"Mau ikut?"
"Malas lah."
"Eehhh. Tunggu ada telepon dari mamaku."

-----

"Kenapa shof?"
"Ibuku suruh aku belanja sendiri. Tapi Raf bisa temenin?"
"Oke.. Tapi aku enggak bisa lama-lama. Sore ini aku harus les.

*****

Dari toko ke toko mereka jalani. Shofia sudah mendapat banyak barang-barang hiasannya. Rafael hanya melihat Shofia yang sibuk menawar. Hampir semua barang sudah Shofia beli. Shofia mengajak Rafael ke restoran kecil. Mereka duduk pas di samping jendela kaca. Setelah memesan. Tidak ada percakapan antara mereka berdua. keduanya sibuk dengan pemikiran sendiri dan kedua pasang mata mereka mengarah ke arah jendela. Kemudian satu butir salju turun dan kemudian diikuti dengan turunnya salju yang lain. Rafael dan Shofia langsungmenitup matanya dan berdoa. Saat mereka selesai berdoa tanpa sengaja mata mereka saling bertemu.

"AKu berharap kamu bisa menemukan kebahagiaan mu yang sebenarnya Rafael." (dalam hati)
"Terima kasih Shofia,karena mu aku sudah menemukan kebahagiaanku. Karena kebahagiaanku adalah kamu." (dalam hati)
"Bukan..Bukan aku. Aku hanya akan menjadi kebahagiaan sesaatmu." (dalam hati)

Seorang waitress mengantarkan makanan mereka.

"Hai. Shofia lama enggak kemari"
"Tan. Enggak kok. Tiap minggu aku kan kemari."
"Gimana tentang masalah mu itu?"
"Tan sekarang bukan waktu yang tepat. Lain kali ku ceritakan."
"Baiklah. Selamat makan Shofia."
"Thanks. Selamat bekerja Tan."

Rafael hanya bingung melihat Shofia yang berbicara akrab dengan waitress itu.

"Teman mu?"
"Mmmm. Dulu kami tetangga sebelum aku diadopsi ibuku."
"Adopsi?"
"Iya.. dulu aku tinggal panti asuhan."
"Jadi asal kamu?"
"Tidak tahu. Ibu panti bilang aku di temukan di depan pintu panti asuhan 17 tahun lalu."
"Tidak ada catatan atau apa gitu."

Lama Shofia tidak menjawab pertanyaan Rafael.

"Enggak ada. Hanya kalung ini yang ada sama ku."
"Shof. Saat salju pertama tadi turun. Apa permohonanmu?"
"Mmm. Nanti.. nanti aku kasih tahu."
"Oke."

Shofia dan Rafael melanjutkan makan mereka sambil berbicara dan tertawa. Rafael semakin nyaman dengan Shofia. Bahkan sekarang mereka sudah dikira sedang berpacaran. Tidak hanya nyaman, Rafael juga mulai merasakan ada hal yang aneh saat dia berada dekat dengan Shofia. Termasuk saat mereka malam ini. Rafael sangat suka saat melihat senyum Shofia. Di luar canda tawa mereka,ada seorang laki-laki yang dari tadi mengikuti merek. Mulai mereka belanja sampai mereka selesai makan. Rafael mengantar Shofia hanya sampai halte bus,karena dia harus pulang.

"Kamu enggak langsung pulang aja. Sudah jam segini loh."
"Aku pulang kalau kamu sudah pulang."
"Ya sudah terserah. Kalau kamu dimarahi ayahmu,bukan salah ku ya."
"Sudah biasa. Jadi tidak usah terlalu dipikirkan."

Diam-diam Rafael melirik wajah Shofia. Sontak jantungnya seperti mau keluar. Rafael menyunggingkan senyum kecil,kemudian tiba-tiba Shofia memalingkan wajahnya ke arah wajah Rafael. Dan membuat Rafael kaget.

"Eehheemmm."
"Kamu kenapa Rafael"
"Mmmm.. Enggak ada."
"Yang benar?"
"Mmm. Sebenarnya.. Shof malam yahun baru kamu ada acara?"
"Tentu saja. Aku akan mengadakan acara tahun baru dengan ibuku setiap tahunnya."
"Kalau begitu khusus tahun ini. Kamu harus mengadakan acara tahun batu dengan ku. Bagaimana?"
"Harus?"
"Iya. Apa pun yang terjadi saat malam tahun baru nanti Kamu harus bersama denganku."
" Tapi aku harus ziarah ke kuburan ayahku."
" kalau gitu aku ikut."
"Rafael. Ayahmu?"
"Dia pasti akan merayakannya dengan teman bisnisnya."
" Kalau gitu terserah kamu saja."
" bus ku sudah datang. Aku diluan. Makasih ya buat hari ini."

Shofia sudah masuk ke dalam bus,tapi Rafael belum juga pergi. Shofia membuka kaca busnya dan menyuruhnya segera pulang. Rafael hanya mengangguk. Tapi sebelum Rafael membalikan badannya. Shofia memanggil Rafael.

"Raf. Saat malam tahun baru akan aku kasih tahu apa permohonan ku tadi."

Rafael tersenyum. Shofia melihat ini pertama kalinya Rafael tersenyum dengan tulus. Rafael melambaikan tangannya ke arah bus Shofia.

--- Rumah Rafael ---

"Tuan sudah di tunggu presdir di ruang kerjanya."

Semua senyuman tulus Rafael tadi,langsung hilang saat dia memasuki pagar rumah ayahnya ini. Apalagi saat di beritahukan kalau ia harus bertemu dengan ayahnya. Tanpa menjawab si pelayan itu Rafael langsung mengarah ke ruang kerja ayahnya. Saat Rafael membuka pintunya. Seorang laki-laki,Laki-laki itu yang dari tadi mengikuti Rafael dan Shofia.Dia juga membuka pintunya. Wajah laki-laki itu terlihat kaget. Rafael melihat dengan jelas wajah laki-laki itu. Lalu Rafael masuk ke ruang kerja ayahnya dan laki-laki itu juga keluar dari ruangannya presdir.

"Apa ada hal penting?"
"Mmm. Kau baru pulang Rafael?. Dari mana saja kau?"
"Kemana pun aku itu hak ku."
"Baiklah."
"Jika tidak ada yang penting,apa aku bisa keluar sekarang?"
"Rafael. Malam tahun baru kau ikut aku menemui teman-teman bisnisku."
"Maaf saya tidak bisa. Saya sudah punya janji dengan seseorang."
"Shofia? Kau ingin bertemu dengannya. Rafael sadarlah dia tidak akan bisa membuatmu menjadi pemilik perusahaan ini di masa depan."
"Saya sama sekai tidak punya niat untuk memiliki perusahaan ini. Silahkan ayah mau melakukan apa pun,tapi aku akan tetap bertemu dengan Shofia saat malam tahun baru"

Rafael meninggalkan ayahnya.

--- 1 hari sebelum Tahun Baru ---

Salju masih turun dengan deras. Rafael berdiri di pojok kamarnya sambil memikirkan bagaimana cara agar dia bisa keluar dan menemui Shofia dan ibunya. Seorang pelayan sekaligus sahabat Rafael yang selalu setia kepadanya,masuk dan melihat Rafael yang terus risau.

"Hei. Ada apa sih?"
"Mmm.. Enggak ada."
"Tuan. Dari tadi anda selalu terlihat risau."
"Darren. Apa kau bisa membantuku?"
"Bantu apa?"
"Kau besok harus menyamar jadi ku saat ayah bertemu dengan teman-temannya."
"Tapi tuan. Anda mau kemana?"
"Aku akan merayakan tahun baru tahun ini dengan Shofia. Saat malam tahun baru nanti,aku akan bilang ke dia kalau aku menyukainya."
"Nona Shofia?, baiklah apa pun yang akan terjadi saya akan mencoba membantu tuan."

Sejak di tinggal sang ibu. Baru kali ini Darren melihat Rafael yang bahagia dengan seorang perempuan. Karena itu dia akan membantu tuannya bagaimana pun caranya.

Besok paginya saat sarapan. Rafael bilang ke ayahnya kalau dia akan ikut dengannya ke acara dengan teman-teman ayahnya. Tapi dengan satu syarat pagi ini sampai sore dia diizinkan keluar menemui teman-temannya.

*****
Rafael sudah berdiri di depan rumah Shofia. Shofia keluar dengan ibunya.

"Ayo berangkat."

--- Di pemakaman ---

"Ayah. Selamat ulang tahun. Hari ini aku membawa teman ku. Dia orang pertama yang Shofia bawa menemui ayah."
"Selamat ulang tahun paman. Saya Rafael temannya Shofia."

Shofia dan ibunya banyak bercerita di makam ayahnya. Sedangkan Rafael lebih banyak diam. Setelah mereka ziarah. Mereka mengunjungi panti asuhan tempat Shofia dulu sebel di adopsi. Di panti asuhan Rafael duduk di ayunan bersama Shofia.

"Shof. Malam ini kita mau kemana?"
"Tentu saja kita akan melihat kembang api dulu. Lalu tempat selanjutnya kamu yang putuskan mau kemana."
"Shof. Kenapa tempat makam ayah mu tersendiri."
"Saat aku dan ibu mati di masa yang akan datang kami akan di makamkan disana. Lalu kami akan meminta seseorang untuk menanam pohon yang akan menyatu dengan abu kami bertiga."
"Itu impian ayahku."
"Mmm gitu. Shof malam ini mungkin salju akan turun lebih deras. Dan aku akan menemui mu di depan jam kota. Jam 09.00 malam. Oke."
"Oke."
"Ada yang akan aku kasih tahu ke kamu malam ini. Jadi kamu harus datang. Oke. Dan satu lagi kamu tidak boleh lupa janji mu."
"Iya.."
...................
"Raf. Aku punya permintaan."
"Permintaan apa?"
"Maukah kamu tetap bersamaku sampai aku mati."
"Hhahahahaaaa. Maksud mu apa sih?"
"Aku serius Raf. Mau apa enggak?"
"Terus bagaimana kalau aku mati diluan?. Kamu akan tetap bersama ku?"
"Aku berharap agar aku yang mati diluan."
"Shofia stop. Kenapa kamu membicarakan hal yang aneh. Siapa yang akan mati diluan,itu tidak penting. Tapi satu hal yang akan aku janjikan aku tidak akan pernah meninggalkanmu."

Shofia tersenyum melihat Rafael yang marah.

******
Sesuai dengan yang di perkirakan salju memang benar turun deras malam ini. Shofia sudah memakai baju dan dia juga jepit rambut uang di kasih Rafael ke padanya beberapa waktu yang lalu.

"Bu. Shofia pergi dulu."
"Hati-hati Shof. Jangan pulang terlalu malam ya."
"Oke. Bu terima kasih ya. Sudah merawat ku sampai sekarang ini."
"Kamu ini manja sekali."
" love You Mom."
"Love you too."

Shofia sampai diluan dari pada Rafael. Lama sekali dia menunggu Rafael. Jam sudah menunjukkan pukul 10.00 malam,tapi Rafael belum juga datang. Shofia berulang kali menggosokkan tangannya agar tetap hangat. Malam ini benar-benar dingin. Walaupun rasa dingin itu menusuk tubuh nya,tapi tidak sekalipun Shofia menyerah. Dia tetap bertahan agar bisa bertemu dengan Rafael.

DUA JAM BERLALU

Tinggal 15 menit lagi sebelum pergantian tahun. Shofia masih berdiri di situ. Kakinya sudah kesemutan. Pandangannya sedikit kabur,kepalanya juga mulai pusing. Semua orang sudah berkumpuk di central park sambil menunggu detik-detik pergantian tahun. Tingal 1 menit lagi sebelum pergantian tahun. Shofia berjalan,hendak menyebrang ke central park. Dia sudah berpikir. Bahwa Rafael tidak akan datang malam ini. Saat dia melihat ke seberang jalan. Rafael turun dati mobilnya. Melihat ke arah Shofia. Shofia menarik pemikirannya. Shofia tersenyum melihat Rafael yang sudah berdiri di seberang jalan.
Orang-orang mulai menghitung. Jalanan sangat ramai. Shofia ke sulitan menyebrang. Di tambah lagi tubuhnya terus begetar kedinginan. Rafael memberikan kode agar dia yang akan menyebrang.Tinggal 10 detik sebelum pergantian tahun.
Shofia berpikir kalau menunggu jalan sepi dia tidak akan bisa melihat kembang api pergantian tahun bersama dengan rafael. Shofia berharap lampu merah segera hidup. Bersamaan dengan hitungan ke 5 detik lampu merah menyala. Rafael berlari ke arah Shofia. Tapi sebuah mobil sedan silver tidak menghentikkan mobilnya. Mobil itu mengarah ke Rafael. Shofia pun berlari ke arah Rafael. Shofia memeluk Rafael dan tepat di detik ke 9 mobil itu menabrak Shofia dan Rafael. Semua orang terdiam. Kembang api berhasil dihidupkan. Tapi semua orang yang ada di sana sontak terdiam melihat Shofia dan Rafael berdarah. Rafael masih sadar meski kepalanya sudah berdarah. Rafael mengerahkan sisa tenaganya untuk bangun.

"Shoff. Shofiaa.. bangun Shof."

Tidak ada jawaban dari Shofia.

"Shofiiaaaa.. Shofiiiaaa...."

Shofia mulai membuka matanya.

"Shof. Shofia."
"Raf.. harapan...ku...kemarin. Agar kamu menemukan... ke...kebahagiaann mu.. yang sebenarnya.."
"Shof. Shofia. Buka matamu.. buka matamu Shofia."
"Mmmm.. Raf. Aku senang aku bisa meninggal di peukanmu."

Shofia memegang pipi Rafael yang sedingin es dengan tangnnya yang penuh darah. Lalu bersamaan dengan jatuhnya tangan Shofia ke tanah, pergi sudah Shofia yang dicintai Rafael.
Rafael menangis sejadi-jadinya.

"Shoff. Shofiaa kamu tidak boleh pergi. Shofiaa.. Aku belum bilang kalau aku mencintaimu Shofiaaa... Shoffiiiaaa.. jangan pergi ku mohon Shofiaa. Aku mencintaimu. Shofiaaa..."

Setelah itu Rafael mulai merasakan sakit di kepalanya. Rafael pingsan kemudian dia tidak ingat apa-apa lagi. Sedangkan Shofia harus meninggal tanpa tahu. Bahwa Rafael mencintainya.

Continue Reading

You'll Also Like

32.2M 2M 103
1# Mavros Series | COMPLETED! MASIH LENGKAP DI WATTPAD. DON'T COPY MY STORY! NO PLAGIAT!! (Beberapa bagian yang 18+ dipisah dari cerita, ada di cerit...
55.1M 4.2M 58
Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi...
1.7M 109K 46
Selamat membaca cerita Angkasa dan Raisa❤❤ Bercerita tentang. Angkasa Saputra Wiratama. Murid laki-laki paling berpengaruh di SMA Merah Putih. Selain...