Zayna

By nitulfah

3.4K 232 104

SEBELUM BACA ALANGKAH BAIKNYA FOLLOW DAHULU:>πŸ“Œ DILARANG KERAS PLAGIAT!! πŸ“Œ note: kemungkinan akan di revisi... More

β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 1 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Tom and Jerry-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 2 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Rival Baru-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 3 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Secerca Rasa? -
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 4 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Kok Sikapnya Beda Ya? -
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 5 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Bully-ing-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 6 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Terpaksa-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 7 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Merasa Bersalah-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 8 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Sayang?-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 9 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Kenyataan Pahit-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 10 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Maaf, Zay-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 11 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Hancur-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 12 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Rindu? -
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 13 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Kembali-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 14 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Perjodohan-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 15 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Menuju Halal-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 16 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Resepsi-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 17 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Kehidupan Baru-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 18 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Roti Pembawa Masalah-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 19 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Tiada Hari Tanpa Gelud-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 20 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Lembaran Baru-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 21 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Permintaan Mertua-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 22 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Malam Penting-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 23 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Manja-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 24 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Telur Gagal-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 25 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Kucing Ganteng-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 26 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Takut Kehilangan-
β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 27 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Healing-

β€§Ν™βΊΛš*ο½₯ΰΌ“β˜Ύ 𝑃𝐴𝑅𝑇 28 β˜½ΰΌ“ο½₯*ΛšβΊβ€§Ν™ -Lo Jahat Zay-

70 2 7
By nitulfah

RAMAIKAN SETIAP PARAGRAF DENGAN KOMENAN KALIAN!!
JANGAN LUPA TINGGALIN VOTE YAH:>
.
.
.
🕊HAPPY READING🕊
.
.

ˏˋ°•*⁀➷

"Udah mendingan? " tanya Viona sembari mengecek suhu badan Zayyan

Setelah jalan-jalan kemarin, Zayyan sempat sakit karena kehujanan, dan alhamdulillah sekarang sudah lebih baik lagi.

Zayyan mengangguk. "Udah kok. "

"Yasudah, aku bikinin sarapan dulu ya, " ucap Viona, Zayyan pun mengiyakannya

Viona beranjak dari duduknya, ia keluar kamar untuk membuat sarapan di pagi hari ini.

Baru saja Zayyan menutup kedua matanya, tiba-tiba ponselnya berdering. Ia pun kembali membuka kelopak matanya, tangannya bergerak mengambil ponselnya di atas nakas.

"Assalamu'alaikum," salam Zayyan dari sambungan telepon

".......... "

"Nanti siang? "

".......... "

"Oh iya, saya kesana sekarang, terimakasih. "

Setelah menjawab salam, Zayyan langsung mematikan sambungan teleponnya, ia bergegas menuju kamar mandi.

Tak lama kemudian, Zayyan keluar dari kamar mandi. Ia lanjut bersiap dengan memakai pakaian kerjanya. Setelah selesai, Zayyan menyambar tas kerja dari tempatnya dan melangkah keluar kamar, menuju dapur.

"Sayang, " panggil Zayyan sembari berjalan menghampiri Viona yang tengah meletakkan masakannya di atas meja makan

Viona menoleh. " Loh? kamu mau ngantor? "

Zayyan mengangguk. "Iya, tadi sekretaris nelfon katanya nanti siang ada meeting , jadi aku harus berangkat, " jelasnya

"Tapi kamu belum sehat betul, Zay. "

"Nggak papa, udah mendingan kok. "

"Sarapan dulu. "

Zayyan menggaruk tengkuknya yang tida gatal. "Emm, sayang maaf ya, nanti aku sarapan di kantor aja, soalnya buru-buru. "

Viona terdiam sebentar. "Yaudah, tapi bener loh nanti kamu sarapan, aku nggak mau kamu sakit lagi. "

"Siap sayangku, " timpakan Zayyan cepat. "Bener nggak papa kan? "

"Iya nggak papa. "

Viona mengambil tangan kanan Zayyan untuk di ciumnya. "Hati-hati di jalan jangan ngebut-ngebut, " pesan Viona

"Siap laksanakan nyonya Arnand, " sahut Zayyan tersenyum manis. "Aku berangkat ya. " Zayyan mengecup kening Viona dengan lembut

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

ˏˋ°•*⁀➷

Hari menjelang siang. Zayyan masih sibuk berkutat dengan laptop di depannya.

Tok tok tok

"Masuk, " suruh Zayyan tanpa mengalihkan pandangannya

Pintu ruangan Zayyan terbuka, seorang wanita berprofesi sebagai sekretaris itu pun melangkah masuk ke dalam ruangan dan berdiri di depan Zayyan, dengan sebuah meja yang berada di antara mereka.

"Maaf pak, klien menunda meetingnya hari ini, " ucap Wida sopan

"Kenapa? "

"Katanya ada halangan, jadi terpaksa meeting harus di tunda. "

Zayyan menghela napasnya pelan. "Yausudah, terimakasih. "

"Baik Pak, saya permisi dulu. "

Zayyan hanya mengangguk, Wida pun melenggang pergi dari ruangan bosnya itu. Zayyan menyandarkan tubuhnya ke kursi, dirinya merasa sedikit yahhhh begitulah.

"Sssttt laper, cari makan dulu kali ya, baru pulang. "

Zayyan pun beranjak dari posisinya, tangannya menyambar ponsel di dekatnya dan melangkah keluar ruangan, ia berniat untuk mencari makan di luar.

ˏˋ°•*⁀➷

"Alhamdulillah."

Viona yang baru saja selesai dengan pekerjaan rumahnya itu pun melangkah menuju kamarnya di atas, berniat untuk membersihkan badannya terlebih dahulu. Setelahnya ia bisa bersantai dengan tenang.

Baru saja ia melangkah dengan sebuah handuk di bahunya, telinganya mendengar sebuah notifikasi dari ponselnya. Lantas, Viona mengurungkan niatnya untuk mandi, ia melangkah ke arah tempat tidur dan mengambil ponselnya yang tergeletak di sana.

Viona mengernyit, lantaran ada nomor tak di kenal yang mengirimkan sebuah pesan dan foto sekali lihat.


Jari lentik Viona bergerak untuk membuka foto yang di kirimkan itu. Berapa terkejutnya ia melihat foto yang kini terpampang di layar ponselnya, seketika jantung Viona berdegup sangat kencang, keringat dingin mulai membasahi keningnya.

Cewek itu menggeleng tidak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang, terlihat seorang cewek yang tengah bersandar di dada seorang cowok, dan parahnya cowok tersebut adalah....Zayyan.

Viona melemparkan ponselnya ke atas bantal dan bergegas untuk bersiap, ia harus membuktikannya sendiri dengan apa yang ia lihat.

"Gue harap, itu cuma editan, " gumam Viona pelan.

ˏˋ°•*⁀➷

"Zayyan! " panggil Viona sembari masuk ke ruangan suaminya itu

Viona menyapu pandangannya, ia tidak menemukan Zayyan di ruangan ini. Seketika pikiran mendadak negatif, khawatir, takut dan..... agrh! semuanya campur menjadi satu.

Cewek itu melangkah keluar ruangan dan menghampiri sekretaris Zayyan. "Mbak, meeting Zayyan belum selesai? " tanya Viona

"Maaf bu, meeting hari ini di tunda, " jawab Wida

"Di tunda? terus Zayyan kemana? "

Wida menggeleng. "Saya kurang paham bu, sudah dari dua jam yang lalu beliau pergi dan belum kembali ke kantor. "

Viona terdiam sebentar. "Yasudah mbak, terimakasih. "

"Iya, sama-sama bu. "

Bergegas Viona berjalan cepat keluar dari kantor suaminya itu. Setelah mendapatkan taxi, ia langsung melesat menuju caffe yang di infokan tadi.

Tak butuh waktu lama, Viona sampai di caffe tersebut. Dengan langkah cepat dan sedikit berlari, Viona memasuki caffe itu. Cewek itu mengedarkan pandangannya, namun tidak menemukan Zayyan di sana, ia baru teringat tempat yang ada di foto, berada di..... tanpa berlama-lama, bergegas Viona melangkah ke ruangan itu.

Setelah sudah berdiri tepat di depan ruang karaoke, tangan Viona terangkat, ia membuka pintu tempat tersebut. Seketika tubuhnya menegang, matanya terbelalak melihat pemandangan di depannya saat ini. Seorang cewek yang memeluk tubuh Zayyan dari samping sembari mengusap pipi suaminya itu.

"ZAYYAN! " panggil Viona

Zayyan menoleh, seketika kedua matanya melebar kala melihat sosok Viona yang berdiri di ambang pintu, dengan air mata yang sudah mengalir di kedua pipinya.

"V-viona, " panggil Zayyan pelan

Viona menggeleng pelan, lalu mengusap jejak air matanya dengan kasar. "Silahkan di lanjut, " ucap Viona sebelum akhirnya melenggang pegi dari tempat itu.

"Viona tunggu! " panggil Zayyan, namun Viona tetap melangkah pergi

Viona berlari keluar dari caffe tersebut dengan perasaan yang sangat hancur, ia menangis terisak di sepanjang jalan.

"VIONA!! "

Viona tidak menjawab ataupun sekedar menoleh, ia terus melangkahkan kakinya hingga dirinya masuk ke dalam taxi yang sudah menunggunya.

"Viona tolong buka pintunya!! " pintar Zayyan sembari mengetuk kaca mobil yang di tumpangi Viona

"Jalan pak, " suruh Viona pada pak sopir

"Viona aku mohon, dengerin penjelasanku dulu. "

"VIONA!! "

Taxi yang Viona naiki pun melenggang pergi meninggalkan Zayyan yang terus saja memanggil nama Viona. "Agrh!! " erang Zayyan frustasi

ˏˋ°•*⁀➷


Sejak siang tadi, Viona belum pulang ke rumah sampai sekarang, Zayyan sudah menanyakannya ke mama ataupun bunda, namun istrinya itu tidak ada di sana.

Zayyan berjalan mondar-mandir di depan pintu utama yang terbuka lebar, ia begitu cemas dan khawatir dengan Viona, cowok itu benar-benar meruntuki kebodohannya sendiri.

"Onaaa kamu di mana, udah malam gini tapi belum pulang juga, " lirih Zayyan sembari memandang ke luar sana

Zayyan menghela napasnya berat, sudah berkali-kali ia mencoba menghubungi Viona, tapi nihil, istrinya itu sama sekali tidak mengaktifkan ponselnya.

Tak lama kemudian, sebuah taxi berhenti di depan rumahnya dan keluarnya sosok Viona dari dalam sana. Seketika hembusan napas lega keluar dari mulut Zayyan.

Zayyan tersenyum ketika Viona melangkah ke arahnya, namun ternyata, cewek itu hanya melewati Zayyan begitu saja. Dengan cepat Zayyan mencekal tangan Viona yang langsung di tepis oleh cewek itu.

"Sayang dengerin aku dulu, aku bisa jelasin semuanya, " ucap Zayyan

"Gak ada yang perlu di jelasin, semua yang gue liat sudah cukup jelas Zay, dan gue gak nyangka, lo bakal berlaku bejat kayak gini!! " bentak Viona penuh emosi

Zayyan menggeleng cepat. "Semuanya nggak seperti apa yang kamu liat. "

Viona hanya menggeleng, lalu melangkah menaiki anak tangga menuju kamarnya, di susul oleh Zayyan yang mengejar istrinya itu.

Zayyan panik ketika melihat Viona yang mengambil baju-bajunya dan memasukkannya ke dalam koper.

"Kamu mau kemana, Viona?! "

Tidak ada jawaban, Viona sibuk dengan barang-barangnya itu. Setelah selesai, cewek itu kembali melangkah, namun lagi-lagi Zayyan mencekal tangannya.

"Tolong jangan begini Ona, aku mohon jangan pergi, " ujar Zayyan pelan, raut wajahnya terlihat memohon

"Gue udah terlanjur kecewa sama lo Zay," lirih Viona tanpa mengalihkan pandangannya dari arah depan

"Aku sama sekali nggak ngelakuin apa yang kamu liat Viona, tolong percaya sama aku. "

Sontak Viona menoleh ke arah Zayyan dengan sorot tajam penuh kekecewaan. "Terus, cewek itu siapa? kenapa lo bisa berduaan di satu ruangan?! dan lo-sama sekali gak melawan ataupun sekedar menghindar dari sentuhannya? apa itu yang di namakan gak ngelakuin, iya?!" seru Viona penuh amarah

"Aku nggak tau dia siapa Viona, kejadian kenapa aku bisa duduk sama dia pun aku gak tau, aku cuma memastikan saat ada orang yang bilang kalo-"

"Cukup Zayyan!! " potong Viona mengangkat satu tangannya di depan wajah Zayyan. "Kata-kata gak tau yang bikin gue gak bisa percaya sama lo Zay, sedangkan meeting lo di tunda, lantas-kenapa lo gak langsung pulang? dan malah memilih pergi ke caffe? " ujar Viona memincing

"Ohhh itu meeting pengganti, iya?! berduaan dengan cewek lain di tempat umum? lo gak malu Zay? " ucap Viona terkekeh

"Lo udah punya istri dan lo malah main sama cewek lain!! apa lo gak mikir Zayyan?! " bentak Viona dengan air mata yang sudah mengalir sejak tadi

Zayyan menyentuh bahu Viona, namun langsung di tepis oleh istrinya itu. "Viona-"

"Lo gak mikirin perasaan gue, sakit Zay!! SAKIT!! " Viona terisak, hatinya benar-benar hancur berkeping-keping. "Hati gue sakit melihat suami sendiri bermesraan sama cewek lain di luar sana. " Viona mengepalkan tangannya kuat, menahan rasa sakit dan marah yang menyeruak di dalam hatinya

"Lo bilang gak akan pernah berpaling dari gue, lo bilang gak akan memilih cewek selain gue, tapi apa Zay? APA?! SEMUA PERKATAAN LO ITU CUMA OMONG KOSONG!! lo selingkuh di belakang gue. "

"Aku sama sekali gak ngelakuin itu Ona, aku sayang sama kamu, nggak mungkin aku selingkuh di belakangmu, Ona. " sahut Zayyan cepat. "Tolong percaya sama aku. "

Viona menggeleng dengan tatapan nyalang. "Lo penghianat Zay, lo cowok terjahat yang pernah gue kenal, GUE BENCI SAMA LO ZAYYAN! GUE BENCI!! " seru Viona dengan perasaan sesak

"Ona, aku mohon jangan seperti ini, kita bicarakan hal ini baik-baik, " ucap Zayyan menggenggam kedua tangan Viona, hatinya ikut merasakan sakit melihat cewek yang di cintainya menangis seperti ini, dan itu gara-gara dirinya.

"Lepas!! " sentak Viona kasar. "GUE GAK SUDI DI SENTUH SAMA COWOK BRENGSEK KAYAK LO!! " Perkataan Viona sangat menusuk ke uluh hati Zayyan, namun ia sadar ini juga kesalahannya

Zayyan menarik lengan Viona ketika cewek itu hendak melangkah pergi. "Kamu mau kemana Ona?! tolong jangan tinggalin aku. "

"Biarin gue menyendiri dulu Zay, tolong jangan sekali-kali muncul di depan gue, " jawab Viona pelan tanpa menoleh ke arah Zayyan

"Tolong jangan pergi Ona, kamu sendiri yang bilang nggak akan pergi ninggalin aku. "

Viona menoleh. "Dan lo sendiri yang bikin gue pergi dari sini Zay, lo yang udah nyakitin hati gue dan lo gak ngebiarin gue menenangkan diri? lo egois Zay. "

"Ya, aku emang egois! karena aku sayang sama kamu, aku gak mau kehilangan kamu Viona, aku gak salah dan aku gak mau kamu pergi! " sakit Zayyan cepat. "Tolong beri aku kesempatan. "

"Gue gak mau tersiksa dengan tetap tinggal di rumah ini. "

Zayyan terdiam putus asa. " Apa yang harus aku lakukan supaya kamu percaya sama aku, Viona? " lirih Zayyan pelan

"Bawakan gue bukti bahwa lo gak bersalah, " timpal Viona cepat. "Gue harus pergi dan entah kapan kembali. "

Setelah mengatakan itu, Viona langsung melenggang pergi meninggalkan Zayyan yang masih terdiam di posisinya.

Viona berjalan cepat menuruni anak tangga sembari menghapus jejak air matanya, di depan sana sudah ada taxi yang menunggunya. Tanpa berlama-lama lagi, Viona masuk ke dalam taxi.

"VIONA!! " panggil Zayyan berlari menuruni anak tangga, namun taxi yang Viona naiki sudah melesat meninggalkan pelataran rumah.

Bergegas Zayyan berlari ke dalam rumah dan menyambar kunci motor yang tergeletak di atas meja. Cowok itu melesat dengan motornya untuk mengejar Viona, masalah ini tidak bisa di biarkan, ia harus membujuk istrinya itu.

ˏˋ°•*⁀➷


Sesampainya di depan rumah salwa, Viona langsung berlari masuk ke dalam rumah karena memang pintu tidak di kunci.

"VIONA!! "

Zayyan turun dari motornya dan mengejar Viona, namun, belum sempat ia masuk, pintu rumah sudah terlebih dahulu di tutup oleh istrinya itu.

"Viona, tolong buka pintunya! " teriak Zayyan seraya menggedor pintu di depannya

"Dengerin penjelasanku dulu sayanggggg. "

Tubuh Viona merosot di balik pintu, dengan air mata yang masih mengalir deras. Hatinya begitu sakit dan hancur, bayangan Zayyan bersama cewek lain terus berputar di kepalanya, menambah rasa sesak yang ia rasakan. Perempuan mana yang mau di duakan oleh suaminya sendiri?

"Lo jahat Zay, lo tega nyakitin hati gue, lo jahat, gue benci sama loooo. " lirih Viona terisak

"Viona?! "

Salwa terkejut melihat putrinya yang entah sejak kapan berada di sini, terlebih kondisinya yang sangat berantakan. Salwa berjalan menghampiri Viona dengan perasaan khawatir.

Viona mendongak, ia langsung berdiri dari duduknya dan menghambur ke pelukan bundanya itu, terisak di sana.

"Kamu kenapa sayang? coba cerita sama bunda, " pinta Salwa sambil mengusap punggung Viona dengan lembut

Salwa melepaskan pelukan mereka, lalu menangkup kedua pipi Viona, di tatapnya mata sembab penuh air mata dari wajah putrinya itu.

"Kenapa kamu sampai nangis begini? kasih tau bunda Vio."

Viona yang masih sesenggukan pun mencoba mengontrol dirinya. Setelah sedikit tenang, cewek itu menarik napasnya panjang dan menatap Salwa yang berada di depannya, menunggu dirinya untuk berbicara.

"Zayyan jahat bun, dia tega selingkuh di belakang Viona, " ucap Viona pelan

Salwa sedikit terkejut, Zayyan selingkuh? "Mungkin kamu salam paham Viona, atau mungkin kamu salah liat. "

Viona menggeleng cepat. "Viona gak salah liat bun, Vio liat sendiri, Zayyan sedang berduaan sama cewek lain, Zayyan jahat bun, Vio benci sama dia. "

"Sstt, nggak boleh begitu sama suami sendiri Viona, " tegur Salwa lembut. "Coba cerita apa yang kamu liat, sayang. "

"Maaf bun, Viona belum bisa cerita sekarang, hati Viona sakit setiap kali mengingat hal itu, " ujar Viona

Salwa menghela napasnya pelan. "Yasudah nggak papa, nanti kalo sudah membaik cerita ke bunda ya. "

Viona hanya mengangguk pelan, hatinya sedikit tenang setelah bertemu dengan sang bunda.

"Viona! tolong buka pintunya, aku mohon! "

Seruan dari luar mengalihkan atensi Salwa, ia menatap putrinya itu. "Itu Zayyan? "

Viona mengangguk. "Biarkan saja dia bun, Vio nggak mau liat mukanya. "

Salwa tersenyum maklum. "Sekarang kamu bebersih dulu ya, terus istirahat, " suruh Salwa lembut

"Ayah di rumah bun? "

"Ayah sedang ada urusan di luar kota. "

Viona menghela napasnya lega, ia tidak mau ayahnya itu sampai tau masalah ini, ia tidak mau sampai ayahnya sakit gara-gara memikirkan masalah yang menimpa dirinya.

"Kalo gitu, Viona ke kamar dulu bun, " izin Viona

"Iya sayang. "

Setelah memastikan Viona hilang di balik pintu kamarnya, Salwa melangkah mendekati pintu utama. Di luar sana, Zayyan masih memanggil-manggil nama Viona dengan nada memohon.

Ceklek

Salwa membuka pintu sedikit lebar, terlihat Zayyan yang tengah berdiri tepat di depan pintu, kondisinya pun sama berantakannya dengan Viona, bahkan terlihat putus asa dengan kedua mata yang memerah, menantunya itu menangis.

"Bundaaa." Zayyan berlutut meraih kedua tangan Salwa dan menciumnya lamat-lamat. "Maafin Zayyan bun, Zayyan sudah bikin Viona nangis. Tapi jujur, semua kejadian itu gak bener, semua cuma salah paham. "

"Tolong percaya sama Zayyan bun. "

Salwa menyentuh punggung Zayyan yang bergetar, mengusapnya pelan lalu menyuruhnya untuk berdiri. Salwa menatap kedua mata Zayyan yang sembab, terlihat sorot penuh ketulusan dari sana.

"Coba ceritakan kejadiannya sama bunda, " pinta Salwa

Zayyan menarik napasnya panjang dan mulai menceritakan kejadian tadi siang, Salwa mendengarkan semua kalimat yang keluar dari bibir menantunya itu dengan serius.

"Zayyan tau, ini juga kesalahan Zayyan, tapi Zay mohon percaya sama Zayyan bun, Zayyan tulus sama Viona dan nggak mungkin Zay selingkuh di belakangnya bun, " tutur Zayyan pelan

Salwa menghembuskan napasnya pelan, lalu menyentuh pundak Zayyan. "Bunda percaya sama kamu Zay. "

Seketika hembusan napas lega keluar dari mulut cowok itu, Zayyan terseyum ke arah Salwa dan kembali mencium punggung tangan mertuanya itu.

"Terimakasih bundaaaa, " tutur Zayyan pelan

"Apa boleh Zay bertemu dengan Viona bun? Zayyan mau bicara dengannya," izin Zayyan

"Bunda tidak melarang kamu untuk menemui istrimu Zay, karena itu hak mu, tapi Viona belum bisa ketemu sama kamu Zay, pikiran dan hatinya masih kacau, " ujar Salwa, senyum yang tadinya menghiasi wajah Zayyan langsung menghilang

"Tapi Zayyan gak akan kehilangan Viona kan bun?! "

Salwa tersenyum. "Insya Allah nggak Zay, Viona sangat mencintaimu, begitupun dengan kamu yang sangat mencintai Viona bukan? "

Zayyan mengangguk cepat. "Zayyan sangat mencintai Viona bun, Zayyan nggak mau sampai kehilangan Viona. "

"Untuk sementara waktu, biarkan Viona tinggal dulu di sini, untuk menenangkan pikiran dan hatinya, tunggu sampai dia membaik, " ucap Salwa

"Sekarang pulanglah dulu ya, " suruh Salwa pelan

"Tapi Zayyan masih boleh ke sini kan bun? "

"Boleh Zay. "

Zayyan tersenyum lega mendengarnya. "Kalo gitu Zayyan pulang dulu bun, besok Zay ke sini lagi buat bujuk Viona. "

Salwa mengangguk sebagai jawaban. Zayyan membungkuk untuk mencium punggung tangan mertuanya itu. "Assalamu'alaikum bunda. "

"Wa'alaikumussalam."

Zayyan menaiki motornya dan melenggang pergi dari rumah Salwa.

ˏˋ°•*⁀➷

Zayyan mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, bayangan wajah Viona yang tengah menangis terus berputar di kepalanya bagaikan kaset rusak. Ia berhenti di jalan yang terlihat sepi.

Zayyan turun dari motornya, memukul keras jok motor itu dengan penuh amarah, bukan marah kepada orang lain, melainkan kepada dirinya sendiri.

Dadanya mulai bergemuruh, rasa sedih, marah, kecewa, penyesalan bergabung menjadi satu, Zayyan kembali menangis dalam keheningan malam.

"Maafin gue Vionaaa, " lirih Zayyan pelan

"Kenapa masalah ini bisa terjadi, hanya karena salah paham rumah tangga kita retak. "

Tiba-tiba saja hujan turun dengan derasnya, mengguyur seluruh tubuh Zayyan, seakan-akan alam pun tahu apa yang tengah di rasakan oleh kedua insan tersebut.

"AGRH!! " teriak Zayyan dengan kaki yang berlutut di atas aspal, cowok itu benar-benar bingung, ia seakan kehilangan arah tanpa Viona, cewek itu adalah kehidupannya, semangatnya, penenang hatinya, dan sekarang ia tersakiti karenanya, menangis karena dirinya, cowok macam apa dirinya itu?

"Maaf Viona, gue cuma cowok brengsek yang gak becus menjaga pernikahan kita, " maki Zayyan pada dirinya sendiri

"Gue gak becus menjaga perasaan lo Viona! GUE GAK BECUS! GUE HANYA COWOK YANG GAK BERGUNA! MAAFIN GUE VIONA!! " teriak Zayyan lantang bersamaan dengan gelegarnya petir

"Viona maafff, gue udah bikin lo benci sama diri gue sendiri, " lirih Zayyan dengan air mata yang menetes deras, mengalir bersama derasnya air hujan yang turun

"AGRH!! "

Teriak Zayyan lagi, mencoba meluapkan semua emosinya. Ia mendongak ke atas dengan mata yang terpejam. Tubuhnya lemas tidak bersemangat, ia membiarkan wajahnya terkena guyuran dari atas, menerima hantaman dari air hujan tersebut. Apa masih ada kesempatan untuk ia memperbaiki semuanya?

ˏˋ°•*⁀➷

Continue Reading

You'll Also Like

12.2K 1.3K 17
Seorang tangan kanan komplotan genk bernama Chou Tzuyu. Dirinya sengaja bergabung untuk membalaskan dendam atas kematian kedua orang tuanya. Akankah...
322K 18.5K 44
HARAP FOLLOW AKUN AUTHOR TERLEBIH DAHULU! [Saquel Cinta Seorang Gus Alzam] WARNING⚠️ DI BACA CERITA KEDUA ORANG TUANYA TERLEBIH DAHULU BIAR FAHAM AL...
841K 56.9K 40
"Enak ya jadi Gibran, apa-apa selalu disiapin sama Istri nya" "Aku ngerasa jadi babu harus ngelakuin apa yang di suruh sama ketua kamu itu! Dan inget...
477K 5.3K 6
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANG🀭 Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...