I'm not perfect Woman's!! {EN...

By Rawrr_Ri99

885K 61.5K 1.9K

Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang bahkan tak terlibat dalam scene novel sedikitpun. ia bahkan s... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
Extra part

47 [END]

17.1K 1.2K 193
By Rawrr_Ri99

"Cakra.."

suara lemah dari Sherren berusaha Cakra abaikan, ia masih tetap mengajak Sherren berbicara, agar Sherren tetap membuka matanya.

sekarang sudah masuk jam 07.59 PM, ruangan pun hanya tersisa Cakra seorang untuk menjaga Sherren, entah kenapa secara tiba-tiba Bima mendapatkan telpon dari sang ayah untuk kembali sebentar ke kantor.

Raja, Jaxson dan Arga yang dengan aneh nya ingin pergi ke kantin untuk membeli makanan, padahal makanan yang di bawa oleh Sinta sore tadi masih ada, sedangkan Bagas dan Elang tengah membawa sebuah vas bunga ke rumah Sinta saat Sherren tiba-tiba menginginkan nya.

dan saat ini, apa yang Cakra lakukan karena hatinya tergerak untuk melakukan hal tersebut, Cakra seakan takut apabila Sherren menutup mata hanya untuk tertidur.

"Sher.., kamu tau gak kalau dulu tuh aku anak nya nakal banget"

Sherren menghela nafas nya pelan karena pernapasan nya mulai memberat, ia dengan lembut menggenggam tangan Cakra.

"Cakra.., aku mohon.." ucapan lemah itu membuat Cakra menoleh kearah sang empu dengan bibir bergetar menahan isak tangis.

"e-enggak, kamu nanti aja tidurnya kalau mereka udah pada balik.., jangan sekarang ya Sher.." ucap Cakra parau.

"huh.., jangan takut.., semua bakal baik-baik aja"

Cakra semakin menggeleng ribut mendengar ucapan Sherren.

"gak! a-aku gak mau.., kamu jangan dulu tidur oke? masih banyak cerita lucu pas aku masih kecil.."

"Cakra.. tenang.."

"aku gak bisa tenang.., jangan sekarang ya? dengerin dulu cerita aku hm?" akhirnya ucapan Cakra di angguki oleh Sherren.

Sherren menahan rasa sesak di dada nya, rasa sakit di sekujur tubuhnya mulai ia rasakan, dengan meremat tangan Cakra, Sherren berusaha menahan sebuah rintihan.

Cakra yang sadar akan hal tersebut masih melanjutkan ceritanya berharap Sherren tetap sadar, ia pun dapat merasakan rematan di tangan nya mengencang namun ia biarkan, dengan tangan gemetar Cakra mencoba menghubungi Jaxson.

"sh.., Ca-kra.."

"hm? bentar ya Sher.., aku belum selesai"

"i-izinin a-aku tidur ya..?"

"maaf Sher.., a-aku gak ma-mau.."

Cakra meremat kencang handphone nya saat nomor Jaxson sedang tak aktif, dengan cepat Cakra menghubungi Raja.

"ja-jangan nangis.., aku ga-gak suka.., percaya sama aku Cakra.., semua bakal baik-baik aja"

air mata Sherren kembali luruh dengan deras nya, rasa sakit semakin membuat nya kehilangan banyak tenaga.

"Cakra.., aku sayang sama kamu.., ka-kamu sa-sama Bagas.. udah kayak adik a-aku sendiri.., tolong se-setelah ini kalian harus terus bahagia.."

"aku juga sayang sama kamu.., kamu kakak aku Sher.., aku bakal bahagia kalau kakak aku sendiri selalu di sisi aku.."

"maaf.. hah.., maaf.."

"jangan kayak gini..., aku mohon, Sher.."

Sherren tak mampu menjawab ucapan Cakra.

panggilan terakhir dari Cakra akhirnya di angkat oleh Raja, dengan panik dan sedikit berteriak Cakra menyuruh Raja untuk kembali keruangan.

"CEPET RAJ!!, SHERREN LAGI SEKARAT!!"

terkesan kasar memang namun itulah fakta nya, sekarang Cakra tau kenapa perasaan nya terasa tak tenang, ia tau bahwa itu pertanda bahwa Sherren akan meninggalkan nya.

tanpa menunggu balasan, Cakra mematikan panggilan tersebut dan mulai menfokus kan diri kepada Sherren yang mulai ke susahan bernafas.

"Sher.., kalau ini akhirnya.., aku ikhlas.."

Sherren dalam helaan nafasnya yang semakin memberat mulai menatap Cakra sayu meskipun pandangan nya mulai terasa tak jelas.

"d-diary.."

Sherren kembali mengambil oksigen dengan susah payah, air mata tak dapat ia bendung.

Sherren berpikir sebelum ia pergi, ia ingin melihat wajah keempat laki-laki yang berhasil mencuri hatinya, ia ingin melihat wajah Bagas serta Bima untuk terakhir kalinya.

namun keinginan nya tak bisa terpenuhi, saat dirinya sudah mulai tak kuasa akan rasa sakit di sekujur tubuhnya, ia hanya mampu memberi tau Cakra akan diary nya yang terisi beberapa pesan untuk orang-orang berharga di hidupnya.

Sherren merasakan dadanya terhimpit, pandangan nya perlahan menggelap tak lama, mata indah itu tertutup dengan rapat.

"SHERREN!!"

Sherren tak mampu mendengar teriakkan Cakra, rematan kuat di tangan Cakra kini telah melemah, mata indah serta senyuman lembut yang selalu Sherren pancarkan kini sudah tak ada.

bibir hangat yang mengecup pipinya kini terasa dingin dan mulai berubah warna menjadi sangat pucat.

Cakra mengguncang tubuh Sherren, tak lama pintu terbuka keras, dan muncul lah Raja, Jaxson, Arga serta seorang dokter dengan nafas tersengal-sengal.

melihat Cakra meraung keras, Raja, Jaxson dan Arga menggeleng pelan mencoba menghilangkan pikiran negatif mereka.

sang dokter tanpa banyak bicara, mulai mengecek kondisi sang pasien, dan saat melihat dokter tersebut mengecek nadi serta pernapasan Sherren, dari situlah Raja, Jaxson dan Arga menghampiri tubuh kaku Sherren.

"Tuhan lebih sayang kepada beliau, pasien atas nama Sherren Nixon telah berpulang tepat pada pukul 08.20 PM, hari Senin, tanggal 15 April 2022"

sang dokter membenarkan posisi berbaring Sherren, dan mulai mencabut beberapa selang infus yang terpasang di tubuh Sherren, setelah itu dokter tersebut menutup tubuh kaku Sherren dengan sebuah selimut.

tangisan dalam ruangan tersebut pecah seketika, sang dokter keluar untuk mengurusi beberapa hal atas jenazah Sherren.

wajah kaku dan dingin Sherren kini terlihat jelas saat Arga membuka selimut yang menutupi seluruh badan Sherren.

"Sher.., bilang sama aku kalau kamu lagi bercanda kan?.., Sher.. buka mata kamu.." Arga tak mampu menahan sesak di dadanya.

tak ada yang mampu mengucapkan sepatah kata pun, Cakra yang berusaha sekuat tenaga mencoba menghubungi Elang, namun sayang nya handphone sang empu sedang tak aktif begitu pun dengan handphone Bagas.

akhirnya Cakra menghubungi Bima, yang tak menunggu lama sang empu mengangkat panggilan dari Cakra.

"halo? kenapa Cak?"

"bang.. kesini secepatnya ya.."

mendengar suara Cakra yang parau membuat Bima khawatir.

"kenapa? ada apa Cak?"

"Sherren.., Sherren udah gak ada bang..., abang cepetan ke sini ya.."

tanpa menunggu balasan dari Bima, Cakra pun memutuskan panggilan tersebut, tak lama suara barang jatuh pun terdengar.

tak jauh dari posisi ranjang Sherren, berdiri Elang serta Bagas yang mematung tak percaya saat melihat tubuh Sherren yang terbaring dengan wajah pucat.

"Sherren!!"

Elang melangkah cepat menuju tubuh Sherren, ia dengan perlahan menyentuh wajah cantik itu yang sudah mendingin.

"SHERREN!!"

Elang meraung keras dengan mengguncang pelan tubuh Sherren, berharap sang empu membuka matanya dan kembali berbicara kepada nya, namun semua nihil, Sherren masih di posisi yang sama, tak membuka mata atau bahkan berbicara kembali dengan dirinya.

"maaf Sher.., gak seharusnya aku pergi ninggalin kamu.., kamu marah kan karena kita tinggal? kamu marah kan? sekarang buka mata kamu sayang.., buka.." ucapan Raja terasa menyayat hati bagi yang mendengar nya.

waktu terus berjalan, kini jenazah Sherren tengah di urus pihak rumah sakit karena besok pagi jenazah tersebut akan segera di kuburkan.

setelah kedatangan Bima beserta Sinta, Dimas, Galang dan Toni ke rumah sakit, tanpa lama Toni meminta pihak rumah sakit untuk segera mengurus jenazah Sherren.

meskipun sedikit susah saat keempat laki-laki Tafhana menolak beberapa perawat yang akan membawa tubuh Sherren menuju instalasi pemulasaraan jenazah, namun keempat nya di tahan oleh Bima dan yang lainnya.

Sinta menangis tak percaya akan takdir kejam yang menimpa gadis cantik seperti Sherren, ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan untuk mengingat segala aktivitas di dalam nya.

namu pandangan Sinta berhenti saat melihat setangkai bunga mawar putih tergeletak di atas nakas, ia dengan pelan berjalan menuju nakas tersebut dan mengambil setangkai mawar putih yang kini terlihat sedikit layu.

air mat tak dapat di cegah, saat ingatan nya mengulang percakapan tadi sore yang ia lakukan dengan Sherren, yang dimana Sherren mengatakan bahwa ia sedang menginginkan sebuah vas bunga untuk bunga mawar nya yang di beri dari seorang anak kecil laki-laki bernama Rion.

Sinta yang kebetulan mengoleksi beberapa vas pun akhirnya memberi salah satu koleksi vas nya kepada Sherren, namun saat melihat dus yang berisi vas pemberian nya tergeletak di pojok lantai, mampu membuat perasaan Sinta kembali sesak.

"sekarang kamu udah tenang di sana Sherren.."

ya Sinta yakin bahwa sekarang Sherren, gadis cantik nan baik hati itu sudah tak menderita kembali.

-------------------------------------------------------
Selasa
pukul 08.10 AM.

gundukan tanah yang masih basah terpampang jelas di hadapan mereka yang sedang menundukkan kepala, berbela sungkawa atas kepergian sesosok baik hati seperti Sherren.

masih tak ada yang percaya akan kepergian Sherren yang terasa mendadak bagi mereka, namun saat melihat sebuah batu nisan yang kini berdiri apik di gundukan tanah tersebut membuat mereka mau tau mau harus percaya dan menerima kenyataan yang ada.

Nean, menangis dalam diam saat sang sahabat satu-satunya tega meninggalkan nya sendirian, kabar meninggal nya Sherren mampu membuat nya terkejut, bukan hanya Nean namun beberapa orang yang sempat mengenal Sherren termasuk Xavier.

sosok Xavier berdiri tak jauh dari makam Sherren, ia berdiri sembari meremat sekotak hadiah kecil yang waktu itu tak jadi ia berikan kepada Sherren.

waktu itu ia berpikir bahwa masih banyak waktu yang tersisa untuk bisa memberikan hadiah tersebut, namun pikiran nya salah, waktu yang tuhan berikan untuk kembali memeluk bahkan mengobrol dengan Sherren hanya sehari.

Xavier yang mendengar kabar meninggal nya Sherren dari sang ayah, mampu membuat nya menggila di rumah, ia dari semalam menyalahkan dirinya yang membuat Sherren menderita, namun karena bujukan Valen, sang ibu akhirnya Xavier kembali tenang, dan besok paginya ia dengan kedua orangtuanya menghadiri pemakaman Sherren.

beberapa orang mulai melangkah pergi dari makam Sherren termasuk Nean, kini yang tersisa hanya keenam laki-laki Tafhana, Sinta, Dimas, Galang, Toni dan Bima.

Elang memeluk batu nisan itu dengan perasaan tak rela, ia masih menolak percaya akan kepergian Sherren, sosok gadis yang mampu menyelamatkan nya dari kegelapan.

tak jauh beda dengan Raja, Jaxson dan Arga kondisi mereka pun sama, keempat nya kacau, keempat nya terus menangis tanpa ingin pergi dari makam tersebut.

Sinta terus memaksa agar mereka segera kembali karena langit mulai mendung, namun lagi-lagi mereka menolak, maka dari itu Toni dengan terpaksa mulai menyeret dan membius keempat laki-laki itu di bantu dengan anak buah nya.

sementara itu Cakra dengan perlahan mencium dan memeluk batu nisan tersebut, setelah mengucapkan beberapa kata pamit, akhirnya Cakra pergi dengan Bagas yang selalu memenangkan nya.

Xavier melangkah diikuti kedua orangtuanya saat melihat bahwa makam Sherren sudah tak ada lagi yang berkunjung.

air mata Xavier mulai mengalir dari kedua matanya, tubuh nya meluruh dia atas tanah merah basah yang kini menutupi tubuh Sherren di bawah sana.

"Sher... lagi-lagi kamu ninggalin aku.."

Valen memeluk tubuh suaminya karena tak sanggup melihat putra semata wayangnya tengah rapuh.

"kamu udah berani langgar ucapan aku lagi..., harusnya aku yang hukum kamu tapi kenapa kamu yang hukum aku hm?"

Xavier menenangkan dirinya agar suara nya terdengar stabil.

"hukuman kamu..., hukuman kamu lebih kejam daripada aku Sher.., kamu ngehukum aku dengan cara pergi ninggalin aku untuk selamanya.."

"ka-kamu..., kamu udah gak bisa kembali..., a-aku juga udah gak mungkin bisa nemuin kamu.., aku udah gak bisa bawa kamu pergi.."

Xavier tak tahan akan sesak di dadanya, Xavier mulai menangis, perasaan nya kini campur aduk, penyesalan serta rasa sakit bertengger apik di hati nya.

Valen yang melihat hal tersebut mulai menenangkan Xavier, setelah beberapa lama akhirnya mereka bertiga pergi meninggalkan area pemakaman tersebut.

makam Sherren penuh dengan bunga mawar putih yang mempunyai harum semerbak, wangi bunga inilah yang Jaxson dkk nya cium dari rambut Sherren.

sesosok gadis cantik nan baik hati bak ibu peri, kini sudah tak ada, sosok tersebut meninggal kan sebuah kesan yang mampu di kenang orang tersebut sebelum kepergian nya.

Sherren Nixon, gadis cantik, baik hati, kuat dan mandiri, yang sayang nya sebatang kara, kini sudah berkumpul bersama keluarga nya.

Sherren Nixon yang mampu membuat sang antagonis beserta teman-temannya jatuh hati kepadanya itu kini telah pergi meninggalkan sosok-sosok yang dirinya cintai.

untuk sekarang, hanya keajaiban yang mampu melanjutkan kisah mereka, dan keajaiban tersebut akan menjadi kebahagiaan bagi mereka yang selama ini memiliki takdir kejam.

kini, sesosok figuran yang sedari awal tak terlibat terlalu jauh dalam cerita sudah menghilang bersamaan dengan cerita yang sudah tamat.

[END]














Aku ucapin makasih banyak-banyak yang udah setia ngikutin perjalanan Sherren di dunia novel.

maaf banget kalau ending nya mengecewakan, tapi aku udah bilang kalau aku gak bakal sejahat itu, masih ada beberapa part yang menjadi ending sesungguhnya dari cerita ini, tapi aku tahan dulu karena suatu alasan.

pokoknya makasih yang udah nyemangatin bahkan ngesuport aku akan cerita ini, tunggu aja ya kedepannya aku bakal kasih beberapa pemberitahuan kembali.

jangan lupa vote+komen nya jangan sampai ketinggalan 😉
plus kalau ada typo tandain ya biar aku revisi lagi sebaik mungkin.

cerita Sherren udah tamat, waktu nya aku nge work cerita lain yang masih di draft hhe, semangat dan bahagia selalu buat kalian, DADAH!!!

Continue Reading

You'll Also Like

67.7K 6.2K 152
Judul asli : 豪门替身前夫 Author: 奶牛贝贝 " Mantan Suami Keluarga Kaya " Selama tiga tahun, Yun Xiao menggunakan metode yang berbeda untuk menanamkan pada Ta...
Changed (Hiatus) By Éros

Historical Fiction

8.3K 855 17
Dasar perempuan! Ribet! Itulah yang kupikirkan kala adik perempuan ku terus mencak-mencak sendirian perkara ending novel bacaannya tidak sesuai denga...
1.3M 123K 26
Namira entah bagaimana dia masuk ke dalam sebuah novel Tampa judul, yang baru dia menamatkan bacaannya tadi malam. Tapi ketika dia membuka matanya la...
573K 59.1K 63
Cessa dibuat kalang kabut usai menyadari keanehan menimpa dirinya. Alih-alih mati usai jatuh dari lantai jpo, Cessa malah memasuki tubuh anak balita...