I'm not perfect Woman's!! {EN...

By Rawrr_Ri99

885K 61.5K 1.9K

Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang bahkan tak terlibat dalam scene novel sedikitpun. ia bahkan s... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
42
43
44
45
46
47 [END]
Extra part

41

8.6K 750 49
By Rawrr_Ri99

"Sherren!!"

"Nean?!"

Nean memeluk Sherren erat dengan penuh kerinduan, meskipun tak banyak memori yang ia buat bersama Sherren, namun tetap saja Sherren lah yang menjadi sahabat satu-satunya yang Nean miliki.

tak banyak orang yang mencap bahkan menghina Nean sebagai laki-laki submissive, di karenakan perawakan serta wajahnya yang terbilang cantik sebagai laki-laki, akhirnya tak banyak yang ingin dan benar-benar menjadi sahabat nya.

hanya Sherren yang tulus menerima dirinya, hanya perempuan itu yang memandang dirinya sebagai laki-laki pada umumnya selain ibunya, dan setelah banyak waktu yang terbuang akhirnya Nean dapat bertemu kembali dengan Sherren setelah Jaxson dkk nya mengajak dirinya ke rumah Sherren.

"Sher.. gimana kabar kamu?" tanya Nean setelah melepas pelukannya karena ia merasa punggungnya panas yang di mana empat laki-laki tengah memandang nya tajam.

"aku baik.., akhirnya aku bisa ketemu kamu" ucap Sherren bahagia kala Nean berada di hadapannya.

singkat saja, bahwa Sherren memohon kepada Jaxson dkk nya untuk membawa Nean menemui nya, tadinya Sherren yang akan pergi menemui Nean di sekolah, namun keenam laki-laki itu melarang.

karena tak ingin Sherren sedih akhirnya keenam laki-laki itu mengiyakan dan membawa Nean ke rumah Sherren setelah pulang sekolah.

"aku juga hehe" balas Nean sembari terkekeh lucu.

"ekhem" deheman dari Elang membuat Sherren menatap nya dan melihat bahwa keempat laki-laki yang berada di belakang Nean tengah memasang wajah murung.

Sherren terkekeh, ia pun mulai mengajak Nean ke ruang tengah dan duduk di sofa.

"kamu gimana kabarnya Nean?" tanya Sherren lembut seperti biasa.

"aku baik, tapi aku kesepian tau" balas Nean dengan mengembung kan pipinya sehingga Sherren mencubit gemas pipi chubby Nean.

"kesepian? kok bisa sih" tanya Sherren sembari melepaskan cubitan nya dan dengan lembut mengelus bekas kemerahan di pipi Nean, sedangkan sang empu menikmati perlakuan Sherren tanpa menyadari 4 harimau tengah menatapnya sinis.

"ya gak ada kamu, aku jadi gak punya temen ngobrol, ke kantin juga aku selalu sendiri" adu Nean.

"pokoknya aku kesepian..., gak ada yang mau nemenin aku selain kamu Sherren.." ucapan Nean membuat Cakra dan Bagas kegelian.

Sherren hanya tersenyum dan mengusak rambut Nean yang terasa lembut di telapak tangannya.

"maaf ya... aku gak bisa selamanya nemenin kamu..., kamu pasti kesepian banget.. kasian.." ucap Sherren yang gemas akan Nean, sedangkan sang empu tak menyadari bahwa apa yang barusan ia ucapkan mampu membuat keenam laki-laki di sana (-Nean) menatap nya sendu.

"lebay amat lo!!" ucap Cakra kesal kepada Nean yang sedang bermanja dan mencoba mencairkan suasana.

Nean yang merasa bahwa ucapan itu di peruntukan kepada nya langsung menatap sinis Cakra.

"udah jangan mulai" lerai Sherren agar tak terjadi pertengkaran antara Cakra dan Nean.

"di sekolah gimana aja?"

obrolan antara Sherren dan Nean terus mengalir, dari menit ke menit tanpa menyadari bahwa di antara mereka berdua masih ada keenam laki-laki yang menekuk kan wajahnya masing-masing.

bukan hanya mengobrol tapi Sherren benar-benar menghabiskan waktu yang ada bersama Nean sampai jemputan Nean datang dan langit pun sudah menjadi gelap.

"seru banget ngobrol nya, sampai kita di cuekin" sindir Arga dengan ekspresi cemberut.

Sherren menatap nya geli, ia hanya terkekeh dan masuk ke dalam kamar untuk mandi setelah meminum obatnya kembali tanpa merespon ucapan Arga.

10 menit kemudian

Sherren kembali bergabung bersama Jaxson dkk yang tengah menonton televisi.

Elang yang melihat Sherren memberi kode agar duduk di dekatnya yang di turuti oleh sang empu, sedangkan Elang sendiri merapat kan posisi nya dengan Sherren.

"kalian mau makan apa?" tanya Sherren kepada keenam laki-laki itu.

"aku mau chicken wings!" ucap Bagas penuh semangat.

Sherren bingung akan permintaan Bagas, namun Jaxson yang peka langsung mengintrupsi Sherren.

"kita delivery aja" ucap Jaxson yang langsung di angguki oleh Sherren begitu pun yang lainnya.

–--------------------------------------------------

"kalian hati-hati di jalan nya" ucap Sherren mengingat kan keenam laki-laki yang telah siap untuk pulang.

"kamu beneran gak papa sendiri di rumah?" tanya Arga khawatir.

"gak papa, dari dulu aku udah biasa tinggal sendiri" ucap Sherren dengan senyum lembutnya.

"Sher, kalau ada apa-apa secepatnya kabarin kita ya?" ucap Jaxson yang di angguki oleh sang empu.

"yaudah kita pulang, kamu baik-baik di rumah" setelah mengucapkan nya Jaxson pergi diikuti yang lainnya.

Sherren tersenyum, namun ia terkejut kala Elang masih diam di atas motornya yang mati tanpa berniat pergi.

"Elang?! kok masih di sini?" tanya Sherren bingung saat Elang menghampiri dirinya setelah membuka helmnya.

"Sher.., aku mau bicara berdua sama kamu" ucap Elang lembut menatap Sherren sayu.

Sherren kebingungan namun tak urung ia mengangguk kan kepalanya, mengiyakan ucapan Elang.

Elang tersenyum tipis, ia menarik tangan Sherren lembut menuju taman belakang melalui samping rumah Sherren yang menghubungkan taman depan serta belakang.

"kamu gak pake kacamata?" tanya Sherren di sela langkah nya.

"enggak dulu, kalau kelamaan jadi pusing" jelas Elang yang di mengerti oleh Sherren.

tak lama, suasana canggung dan hening, keduanya duduk terdiam diantara gelapnya malam serta terang nya bulan.

"Sher.."

Sherren yang tengah menikmati indahnya langit malam menoleh kearah Elang yang memanggil nya lembut.

"ya?" tanya Sherren sembari menghadap Elang sepenuhnya.

"aku suka sama kamu"

ucapan Elang yang terlalu to the point membuat Sherren terdiam sejenak sebelum memastikan kembali ucapan Elang.

"a-apa?" tanya Sherren gugup.

"aku suka sama kamu, aku cinta sama kamu Sherren"

ucapan Elang yang serius benar-benar membuat Sherren tak bisa berkata-kata, untuk kedua kalinya ia mendapat pengakuan dari dua laki-laki berbeda, dan itupun dalam waktu yang tak lama.

melihat Sherren yang terdiam membuat Elang semakin berani mengungkapkan semua yang ia rasakan.

"aku tau, aku terlalu to the point, tapi Sher aku gak suka basa-basi, aku gak suka nunggu terlalu lama, jadi sekarang ini waktu yang tepat buat aku" jelas Elang dengan menggenggam tangan Sherren lembut.

Sherren memperhatikan Elang yang kini menatapnya penuh damba serta kelembutan, Sherren bingung memikirkan jawaban apa yang harus ia lontarkan kepada Elang.

"Sher... I really love you, so would you..." Elang tak bisa melanjutkan kata-katanya kala jantung nya semakin berpacu dengan cepat.

Sherren menatap manik tajam Elang, ia bisa dengan jelas melihat keseriusan Elang dan ia juga paham akan ucapan Elang.

namun lidah Sherren kelu, ia tak bisa menjawab pertanyaan Elang di saat ia juga belum bisa membalas perasaan Raja.

Sherren menghela nafasnya dan mulai menatap Elang lembut.

"Lang, sebelum itu boleh aku nanya..., kenapa harus aku?" tanya Sherren pelan kepada Elang yang terdiam.

"masih banyak perempuan yang lebih baik bahkan sempurna dari aku" ucap Sherren dengan menundukkan kepalanya.

Elang yang melihat hal tersebut dengan lembut menangkup wajah Sherren dan membuat Sherren menatap dirinya.

"Sher... aku tulus sama kamu, aku terima semua yang ada di diri kamu, aku gak butuh perempuan sempurna, aku butuh nya kamu.." balas Elang lembut.

"Lang.."

Elang yang melihat kebimbangan Sherren hanya menghela nafas dan mencoba bersabar, ia juga salah karena terlalu terburu-buru tanpa memikirkan hal lainnya.

"yaudah gak papa, gak perlu di jawab sekarang dan jangan jadiin beban pikiran kamu, hm?" ucap Elang lembut dengan mengelus kepala Sherren.

"Lang aku-"

"shutt, udah kamu tenang aja, yang penting sekarang kamu tau perasaan aku, aku ngerti kok apa yang kamu rasain"

Sherren menunduk kan kepalanya menyesal, setelah itu melihat Elang dengan sendu dan tersenyum lembut.

"makasih udah ngertiin aku Lang"

mendengar ucapan lembut tersebut, Elang tanpa kata langsung memeluk tubuh Sherren dengan erat.

"Sher... you're like my old mother"

Sherren mendengar jelas ucapan Elang yang terdengar parau saat menyebutkan ibunya.

"dulu? maksud kamu?" tanya Sherren sembari mengelus punggung lebar Elang dengan lembut.

"ya dulu, karena sekarang mami beda.., waktu dulu mami selalu meluk aku, nyium kening aku, bahkan perhatian banget sama aku.."

entah kenapa saat menceritakan kenangan masa lalunya, hati Elang sakit seperti teriris, bahkan liquid bening tam segan muncul di pelupuk matanya.

Sherren kurang tau akan masalah keluarga yang terjadi kepada Elang karena dalam novel Elang dan keluarganya terlalu misterius.

mendengar Elang menceritakan perihal keluarga nya, Sherren dengan serius mendengarkan cerita Elang.

"tapi sekarang beda..., mami jadi gak sayang sama aku, mami selalu pukul aku, mami kasar sama aku Sher..., di-dia.. di..."

tangis Elang pecah, masa lalu kelam yang selama ini ia kubur dalam-dalam kini kembali ia gali, mendapat pelukan hangat dari Sherren membuat pertahanan dirinya runtuh.

Sherren tak berkata apa-apa, ia hanya diam dan menenangkan Elang lewat pelukan serta elusan lembut di punggung lebar nya.

Elang meredakan isak tangisnya, ia menatap Sherren dengan tangan setia bertengger di pinggang ramping Sherren.

"dia jadi gila Sher.." ucap Elang pelan yang masih di dengar jelas oleh Sherren.

Sherren terkejut, ia mematung tak percaya akan fakta ibunya Elang yang ternyata hilang kewarasannya.

"mami aku gila..., dia gila karena bajingan itu Sher... gara-gara banci itu mami jadi gila.." racau Elang penuh emosi, sedangkan Sherren semakin terdiam kala Elang menyebut kata banci kepada seseorang.

"ma-maksud kamu?" tanya Sherren pelan menatap Elang penasaran, dan Sherren sedikit menduga bahwa yang di katakan oleh Elang di tuju kepada ayahnya.

"papi..., gara-gara dia mami aku jadi kehilangan akal sehatnya, papi yang selama ini aku hormati dan selalu aku jadikan panutan, ternyata gak lebih dari sampah yang di kasih nyawa sama tuhan.."

"aku gak sudi nyebut banci itu dengan sebutan papi, dia ketahuan selingkuh waktu aku masih kelas 7 SMP, mami aku gak terima, mami sempet stres beberapa hari, setelah itu mami sehat lagi karena mami mikir kalau dia harus lebih cantik, baik bahkan Segala nya dari selingkuhan papi"

"mami lebih rajin perawatan segala macam, bahkan mami sempet gak merhatiin aku lagi.., aku waktu itu gak masalah asalkan mami bahagia, tapi entah kenapa setelah mami pulang dari kantor pria banci itu, mami tiba-tiba marah bahkan teriak gak jelas, aku khawatir sama mami, aku mau meluk mami tapi mami malah mukul aku dan teriak kalau dia benci sama aku"

"aku cuman diem, aku gak ngerti kenapa tiba-tiba mami benci aku, pas mami mau banting kursi ke arah aku mami cepet di tahan sama bodyguard yang ada di rumah, dan di kurung di kamar nya, aku beberapa kali nemuin mami tapi respon nya masih sama, bahkan mami gak segan-segan buat bunuh aku"

"aku gak tau mami kenapa, selama itu pula pria banci itu gak pernah pulang-pulang ke rumah, aku marah, aku kesel sama dia, aku mulai berani datengin kantor nya, setelah itu aku tau kenapa mami bisa benci bahkan nekat mau ngebunuh aku"

Elang menarik nafasnya, kedua tangannya gemetar, Sherren yang merasakan nya mulai mengusap bahu lebar Elang dengan lembut agar si empu tenang.

"di kantor... di ruangan CEO, aku liat dia lagi ciuman sama sesama jenis nya.., dia ciuman sama pria lagi Sher.."

lagi dan lagi Elang berhasil mengejutkan nya dengan fakta yang tak terduga, Sherren semakin kehilangan kata-kata nya akan ucapan Elang tersebut.

"aku dan mami kira selama ini dia selingkuh sama model atau wanita lain, ternyata selama ini dia selingkuh sama pria yang lebih dewasa dari dia, bahkan setelah aku cari tau lebih dalam ternyata dia yang jadi pihak submissive nya.., dia gak pulang kerumah karena dia tinggal di apartemen cowoknya"

Elang terdiam tak mampu melanjutkan kembali, Sherren dengan lembut membawa Elang kedalam pelukannya mencoba memberi ketenangan.

intinya, Langit papi nya Elang dan Lista mami nya Elang, menjalin pernikahan melalui perjodohan yang dilakukan antara ayah Langit serta ayah Lista alias kakek Elang, tanpa ada penolakan.

Langit yang merupakan kaum LGBT harus merahasiakan masalah orientasi seksual nya dari keluarga besarnya, ia pun berpura-pura menerima perjodohan tersebut agar tak ada yang curiga.

Lista yang awalnya terpaksa pun mulai terbiasa akan Langit yang selalu perhatian bahkan menyayangi nya, singkat waktu pernikahan di jalankan dengan harmonis sampai Elang pun lahir.

selama itu pula tak ada satupun yang tau masalah orientasi Langit, sudah bertahun-tahun kehidupan mereka harmonis dengan kehadiran Elang, sampai akhirnya fakta yang di sembunyikan Langit mulai terbongkar.

Lista menjadi gila, Langit pun di coret dari kartu keluarga nya dan membiarkan ia hidup bebas di luaran sana, sementara itu Elang tinggal bersama kakek nya dari pihak ibu, sampai SMA akhirnya Elang memilih tinggal sendiri di apartemen.

tak jarang Elang mengunjungi rumah sakit jiwa dimana ibunya di rawat di rumah sakit tersebut.

"maaf Sher..., aku jadi nangis gini" ucap Elang menyesal dan dengan cepat menghapus sisa air matanya.

"gak papa, kamu hebat Lang bisa bertahan selama ini" ucap Sherren lembut yang di balas senyuman hangat oleh Elang.

setelah mengobrol cukup lama, akhirnya Elang pamit untuk pulang setelah memastikan Sherren baik-baik saja.

-------------------------------------------------------

Di hari yang sama
pukul 22.30 PM.

Sherren membuang tisu yang penuh akan darah miliknya, ia pun pergi untuk mengganti baju nya yang penuh akan darah.

tak lama Sherren duduk di atas ranjang dengan tubuh lemas nya, Sherren mulai memainkan ponsel baru pemberian Cakra yang terus memaksa nya agar menerima nya.

Sherren tadinya ingin menghubungi salah satu dari mereka namun setelah itu ia urungkan dan mematikan ponsel nya kembali.

"berapa lama lagi aku harus ke siksa kayak gini ya tuhan.."

"rasanya aku gak sanggup.."

"aku harus giman.. ayah.. ibu... Tyson.."

Sherren menangis mengingat keluarga nya, ia sangat merindukan mereka, ia sangat merindukan kehangatan keluarga nya dulu.

ia sudah tak kuasa menahan kerinduan akan keluarganya, ia bahkan tak tahan akan penyakit yang sekarang ia idap.

selama ini Sherren susah untuk tertidur nyenyak, kemoterapi terus berjalan, namun semua terasa sia-sia baginya.

tubuh nya semakin kurus dan lemah, sehabis makan pun ia akan kembali memuntahkan nya tanpa sepengetahuan Jaxson dkk.

setiap hari Sherren mencoba menguatkan dirinya bahwa ia bisa melewatinya, namun tetap saja saat sendiri di malam hari, Sherren selalu ke sakitan, tubuh yang terlihat kurus namun kuat ternyata lemah saat di malam hari.

'setidaknya beri aku waktu'


















Next?!

plis kalau ada typo dan tulisan yang menurut kalian gak nyambung kasih tau aku, karena aku nulis cerita ini tuh kebanyakan gak fokus.

dan mungkin beberapa hari ke depan aku gak bisa update karena seperti yang kalian tau kalau sebentar lagi mendekati lebaran

dalam part ini masalah keluarga Elang udah terceritakan, dan artinya salah satu pertanyaan sudah terjawab kan.

kalau boleh bantu aku promosiin ceritanya oke? atau gak rekomendasiin ke temen kalian hhe, enggak juga gk papa 👻.

apabila ada kesalahan kata atau typo mohon tandain 😉

janlup vote+Komen 💗💗
makasih 💗💗💗

Continue Reading

You'll Also Like

4.4K 404 12
| On Going || SASUSAKU pairs | ⚠ Violence/Disturbing Chapter included ⚠ Sasuke Uchiha mencintai wanita itu. Sakura Haruno, perempuan yang sejak kecil...
1.1M 85K 83
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...
287K 20.4K 28
"Sialan! Dari banyaknya tokoh yang kuat di sini, gue malah masuk ke tubuh protagonis yang lemah dan penyakitan!" Cassia Nasrin tertidur di perpustaka...
338K 21.3K 55
Ini tentang seorang anak perempuan yang hidup tapi berkali-kali dimatikan, anak perempuan yang mentalnya dihancurkan oleh keluarganya sendiri, dan an...