I'm not perfect Woman's!! {EN...

By Rawrr_Ri99

885K 61.5K 1.9K

Sherren bersyukur ia menjadi peran figuran yang bahkan tak terlibat dalam scene novel sedikitpun. ia bahkan s... More

prolog
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47 [END]
Extra part

36

11.4K 926 45
By Rawrr_Ri99

Dua hari kemudian

Sherren sudah bangun satu hari sebelumnya, Jaxson dkk lega karena Sherren telah sadar.

namun kondisi Sherren yang sempat ketakutan dan sedikit trauma membuat mereka khawatir, tetapi dokter mengatakan bahwa mereka harus lebih lembut lagi memperlakukan Sherren karena Sherren trauma akan sentuhan secara tiba-tiba.

pagi ini suasana terasa hangat, keenam laki-laki yang selalu menunggu nya, kini tengah berkumpul sesekali berbincang.

Sherren masih lemas, ia tak mampu untuk berbicara banyak, ia hanya tersenyum dan merespon pelan ucapan mereka.

"Sher.." panggil Arga lembut yang tengah duduk di samping ranjang Sherren.

Sherren tak menjawab, ia hanya melihat Arga dengan pandangan bertanya.

"dokter bilang, Minggu depan kamu harus kemoterapi, kamu mau kan?" ucap Arga, yang memang sang dokter memberi tau kan kepada mereka bahwa Sherren harus menjalani pengobatan berupa kemoterapi dari jauh-jauh hari, sebelum Sherren sadar.

Sherren termenung, ia kembali ingat bahwa 'Sherren' yang asli pernah menjalani pengobatan berupa kemoterapi, namun baru beberapa Minggu pengobatan di hentikan lantaran suatu peristiwa yang dialami oleh 'Sherren' dan keluarga nya.

"Sher" ucap Arga lembut kala melihat Sherren yang hanya diam termenung.

Sherren tersadar, ia melihat Arga lemas dan dengan pelan menganggukkan kepalanya.

melihat respon tersebut Arga beserta yang lain nya menghela nafas lega, dan mulai menatap Sherren lembut.

Sherren tersenyum, ia sekuat tenaga mencoba bangun dari posisi berbaring nya lantaran punggungnya sudah terasa tak nyaman.

Arga dan Elang yang tak jauh dari ranjang Sherren membantu Sherren saat melihatnya sedikit kesusahan.

Raja dengan penuh perhatian membenarkan posisi ranjang agar sedikit naik, setelah itu Sherren menyenderkan tubuhnya dengan posisi setengah duduk yang nyaman.

"kondisi Cakra sama Bagas gimana?" tanya Sherren kepada Bagas dan Cakra yang sudah terlihat baik.

Cakra yang masih duduk di kursi roda mulai menghampiri Sherren dengan Bagas yang sudah sepenuhnya sembuh membantu nya mendorong kursi roda tersebut.

"kita baik kok Sher" balas Bagas sembari tersenyum.

"iya, udah mendingan kok" balas Cakra.

"syukur deh kalian udah baik-baik aja" balas Sherren lembut, Sherren tau apa yang terjadi kepada mereka, ia tau setelah memaksa Raja untuk menceritakan semua yang terjadi tanpa kecuali.

"Sher, kamu makan dulu ya? kamu belum makan loh" ucap Arga penuh perhatian.

Sherren mengangguk karena kebetulan ia tengah lapar.

"biar gue yang nyuapin Sherren" pinta Elang yang membuat Arga mengangguk setuju.

Bagas dan Cakra kembali ke sofa tempat mereka semula, sedangkan keempat temannya yang lain memilih duduk di dekat ranjang Sherren yang entah darimana 4 kursi tersedia di sana.

"mungkin gak sih?" ucap Bagas pelan sembari melihat Elang yang kini menyuapi Sherren penuh kelembutan.

"ha? mungkin apa?" tanya Cakra bingung dengan menatap Bagas.

"mungkin gak sih cinta segi lima itu ada?" tanya Bagas dan menatap Cakra.

"ha? segi lima? emang ada?" tanya Cakra penasaran.

"ck, kan gue nanya ngapa lo nanya balik" kesal Bagas, dan Bagas mulai menunjuk kearah Sherren serta keempat temannya berada menggunakan dagu.

Cakra yang mengerti mengikuti kearah dimana dagu Bagas menunjuk, dan setelah itu ia kembali menatap Bagas bingung sekaligus heran.

"maksudnya, si Arga suka sama Sherren, terus Sherren suka sama Elang tapi Elang sukanya sama Raja dan Raja sukanya Jaxson tapi Jaxson sukanya Arga, da- aduhh" Cakra meringis sakit saat kepalanya di pukul sedikit kencang oleh Bagas.

"kok jadi nge bl sih njing, bukan gitu maksudnya tolol" ucap Bagas kesal, karena Cakra yang sekarang malah terlihat goblok di matanya.

"shh terus gimana? gue gak ngerti, lagian gue baru tau ada cinta segi lima" balas Cakra ketus.

untungnya obrolan mereka tak terdengar, karena Sherren bersama keempat laki-laki lainnya tengah asik dalam obrolan mereka, dan posisi sofa pun sedikit jauh dari ranjang Sherren.

"dih kemana aja lo? lagian pas bangun dari koma kok otak lo jadi goblok gini sih Cak? kemana Cakra yang dulu ha?lo siapa? ngaku!" ucap Bagas.

"pala lo goblok, enak aja lo ngatain gue goblok, lagian ini gue! gaje banget sih lo" kesal Cakra dan mulai mendorong kursi roda nya menuju sofa lain setelah itu memakan salah satu snack yang terdapat di sana.

Bagas berdecak kesal, ia mulai merebahkan tubuhnya dan memainkan game di ponselnya.

Di sisi Sherren

Sherren dengan lahap menghabiskan bubur rumah sakit tersebut, meskipun terasa hambar namun ia tetap menelannya.

"pinter" ucap Elang sembari mengelus lembut kepala Sherren karena bubur dalam mangkuk sudah habis.

Sherren hanya tersenyum dan mulai minum membasahi tenggorokan nya yang terasa sedikit kering.

setelah selesai Sherren memberikan gelas tersebut kepada Elang, dan Elang pun menyimpan nya ke atas nakas.

"kalian gak bosen tidur di sini terus?" ucap Sherren lembut, karena yang ia tau keempat laki-laki itu selalu berada di ruangan nya tanpa ingin pergi atau meninggalkan nya.

"kenapa? kamu gak nyaman ya?" tanya Jaxson khawatir Sherren tak nyaman akan keberadaan mereka.

Sherren menggeleng panik, bukan itu yang ia maksud, ia hanya khawatir kegiatan keempat nya terganggu karena harus menjaga nya.

"bukan gitu, aku khawatir aja sama kalian, aku gak enak kalau terus ngerepotin kalian, kalian rela-relain tidur di sofa sama kasur lipat kayak gitu, pasti gak nyaman kan?" ucap Sherren yang tau bahwa keempat laki-laki itu selalu tidur di sofa besar atau tidak di atas kasur lipat yang memang masih terlihat mahal.

"Sher, kamu gak ngerepotin, lagian kita nyaman-nyaman aja kok dan seneng kalau di repotin sama kamu, kamu gak usah khawatir" jelas Arga lembut.

yang lainnya mengangguk dan tersenyum menyetujui ucapan Arga.

"makasih kalau gitu" balas Sherren dengan pipi yang merona untuk pertama kalinya, entah kenapa ia baru merasakan sensasi aneh dalam dirinya.

keempat nya terkekeh gemas melihat respon Sherren yang pertama kali mereka lihat, malu-malu (?).

"ekhem, tapi.." ucap Sherren ragu kala seseorang terlintas dalam benaknya.

"ada apa? tapi kenapa hm?" tanya Arga lembut.

"tapi.. aku mau tau kondisi Vier.." ucap Sherren pelan dengan kepala tertunduk.

Arga yang tadinya tersenyum perlahan senyum nya luntur diganti kan dengan ekspresi enggan.

sedangkan Jaxson, Raja dan Elang mendatarkan wajah mereka kala nama yang paling mereka benci kembali terdengar.

"kenapa mau tau kondisi dia?" tanya Raja dingin yang membuat Sherren tersentak dan menatap takut-takut kearah nya.

"a-aku cuma-"

"khawatir? hm?" sekarang giliran Elang yang bertanya dengan dingin kepada Sherren.

Sherren tak mampu menjawab, ia hanya menunjukkan kepalanya karena takut akan respon keempat laki-laki itu, ia memang khawatir namun sedikit.

ia hanya ingin tau bagaimana kondisi Xavier, tak lebih karena ia hanya ingin melihat teman kecilnya itu.

"kamu gak perlu khawatirin bajingan kayak dia Sher, dia aja gak peduli sama keadaan kamu, dia bahkan tega nyakitin kamu" ucap Jaxson tegas namun terkesan lembut.

"maaf" balas Sherren pelan.

keempat nya hanya menghela nafas memaklumi sifat Sherren yang memang baik hati, Raja dengan perlahan menangkup wajah Sherren lembut yang sedari tadi sedang tertunduk.

"kamu terlalu baik, saking baiknya orang yang udah nyakitin kamu masih kamu pikirin bahkan khawatirin" ucap Raja menatap mata Sherren dalam sembari mengelus lembut pipi Sherren.

"aku bukan orang baik Raj, a-aku ga-"

"kamu baik, selalu baik" tekan Raja.

Sherren tertegun mendengar ucapan Raja, ia melepas pelan tangan Raja dari wajahnya, setelah itu menunduk dengan ekspresi sendu.

"boleh minta pendapat kalian?" tanya Sherren pelan dan mengangkat pandangan nya kearah keempat laki-laki yang masih berada di sekitarnya.

"boleh, boleh banget, pendapat kayak gimana hm?" balas Arga terlihat antusias.

Sherren tersenyum dan mulai bertanya.

"menurut kalian.., a-aku g-gimana?, ma-maksud nya! aku gak munafik kan? a-aku gak pick me kan? aku j-juga gak pura-pura baik kan? ter-" percaya lah di mata keempat nya Sherren seperti terkena panik attack.

Sherren menatap mereka dengan tatapan frustasi bahkan tangannya bergetar hebat, sangat tiba-tiba.

"Sher! tenang oke?, Sherren" ucap Jaxson menenangkan dan menggenggam kedua tangan Sherren lembut.

"ada apa?! kenapa?!" tanya Bagas panik yang menghampiri Sherren setelah mendengar adanya sedikit keributan.

"Sher!" panggil Cakra yang sama paniknya, wajahnya pun penuh ke khawatiran.

"ta-tapi-" ucap Sherren tak jelas sambil meremat kencang tangan Jaxson.

"shutt hey, Sherren calm down ok?" ucapan Elang yang lembut membuat Sherren menatap nya dan mengangguk pelan.

jujur saja, lagi-lagi tubuhnya hilang kendali, Sherren bertanya seperti itu karena ia terpikirkan akan ucapan seseorang di masa lalunya.

"tarik nafas, hembuskan perlahan" titah Arga pelan yang diikuti oleh Sherren.

"bagus, sekarang bicara perlahan oke?ada kita, kamu gak perlu panik ataupun takut" ucap Raja lembut.

mata Sherren berkaca-kaca, rasa sakit di hatinya kini kembali ia rasakan, memori kelam berputar di pikiran nya.

"A-adel..." nama itu lah yang lolos dari mulut Sherren, keenam laki-laki itu terhenyak, bahkan mereka dengan jelas melihat respon Sherren yang kini sedang menangis.

"A-adel.., a-aku salah.." racau Sherren di sela-sela isakan nya, Arga yang berada di dekat nya langsung mendekap erat tubuh Sherren.

tak ada yang bisa mereka perbuat, mereka bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu Sherren sampai membuat sang empu terlihat kacau.

ingin menanyakan pun mereka harus melihat kondisi terlebih dahulu, tak mungkin untuk mereka menanyakan hal tersebut kepada Xavier atau Adel, karena mereka tau bahwa itu akan sia-sia.

satu-satunya kunci adalah Sherren, Sherren lah sumber yang jelas, Sherren juga yang sangat tau bagaimana atau apa yang terjadi antara dirinya, Xavier dan Adel.

mereka hanya perlu menunggu, ya hanya waktu yang dapat menjawab.

-------------------------------------------------------
Markas besar
Roma , Istana Viminal

"LASCIAMI ANDARE!!

(lepaskan saya!!)

Adel terus saja berteriak di balik jeruji besi yang kini lorong nya pun sepi tak ada siapa-siapa.

kepolisian Italia telah bekerja sama dengan pihak Toni yang secara langsung meminta mereka membantu menangkap Adel.

ya, hanya dengan uang pihak Italia bersedia membantu Toni.

"LEPASIN GUE!! GUE GAK SALAH!!"

"ANJING!! LEPASIN!!"

Adel menangis dengan keras, di ruangan gelap nan sempit ia di tempat kan, bermaksud memberi efek jera.

"Sherren lo harus mati, kalau gue Seneng lo harus sedih, kalau gue bahagia lo harus menderita, dan kalau gue menderita lo harus Mati!" ucap Adel penuh penekanan.

rasa benci di hatinya sudah tak dapat terobati lagi, rasa iri dan dengki yang hinggap dari kecil kini semakin membuat kehidupan nya hancur.

Adel menatap kosong ke arah dinding, bahkan ayah dan ibunya sudah tak ingin melihat nya, mereka sempat datang dan mirisnya mereka meninggalkan nya sendiri di negara Italia.

ayah dan ibunya pulang tanpa mempedulikan nya, Adel pun sama akan kembali ke negara nya, namun dengan orang dan kondisi yang berbeda.

besok pagi Adel akan di pulangkan ke negara nya dengan anak buah Toni, Adel tak bisa melawan ia hanya bisa memendam semua emosi nya.

-----------------------------------------------------
Rumah sakit
Pelita Bakti

PLAK

wajah Xavier tertoleh ke kanan saat sang ayah menampar nya keras di bagian pipi kirinya.

"Mas!" ucap ibu Xavier yang bernama Valen, sosok ibu yang sangat menyayangi Xavier melebihi apapun.

Valen terisak tak tega melihat anaknya tersimpuh di bawah lantai dengan kondisi kacau.

"diam Valen!! anak kamu memang pantas di pukul!! anak ini, anak ini yang-" Nick, ayah Xavier kini menitikan air matanya tak kuat menghadapi kenyataan akan prilaku anaknya selama ini.

"anak ini yang- tega nyakitin Eri.. anak ini yang udah ngebuat Eri menderita..." Nick sudah tak mampu berkata-kata, sesak di dada kala mengetahui kebenaran tentang anak dari mendiang sahabat dekat nya.

"mas, tenang" Valen pun tak kalah sakitnya saat mengetahui bahwa anak kecil yang selalu ia sayangi hidup menderita, dan penderitaan itupun datang dari putranya, putra kesayangannya.

"ma-maaf yah.. maaf.." Xavier terisak keras, Xavier menyesal sangat menyesal karena ia baru mengetahui fakta tersebut setelah semuanya hancur.

Nick tak mampu menghindari Xavier yang kini memeluk kakinya erat seraya menangis, Nick menggeleng pelan tak menjawab ucapan Xavier.

"a-aku nyesel yah.., a-aku nyesel, tolong, tolong biarin Vier pergi dan ketemu sama Eri..., Vier mohon yah.." ucap Xavier memohon, kini hatinya semakin sesak kala mengetahui bahwa kesayangan nya mengidap leukimia.

"gak akan ayah biarin kamu ketemu sama Eri, udah cukup selama ini Eri menderita dan itu karena kamu Xavier" ucap Nick penuh penekanan dan dengan tega menghempas kan tubuh Xavier hingga sang empu limbung.

Valen hanya diam, ia tak bisa berbuat banyak, ingin membela Xavier pun ia tak bisa, karena ini memang kesalahan anaknya.

"e-enggak yah..., aku mohon.." Xavier berusaha meraih kaki ayahnya, namun sang ayah dengan cepat berjalan meninggalkan nya.

"ayah kecewa sama kamu Xavier" ucap Nick sebelum pergi keluar ruangan dengan perasaan yang kacau.

Xavier berhenti menatap kosong kearah lantai, air mata terus mengucur dengan deras, dadanya sesak namun Xavier hiraukan.

Valen tak tega melihat kondisi putra nya, ia dengan perlahan melangkah menuju Xavier dan membawa tubuh anaknya kedalam pelukannya.

Xavier merasakan dekapan hangat itu, dekapan sang ibu yang selalu membuat nya nyaman.

"ma.." ucap Xavier parau dan memeluk tubuh ibunya erat.

"mama di sini sayang..., mama di sini" balas Valen tak kalah parau nya, hatinya hancur mengetahui perbuatan putranya, namun lebih hancur lagi saat kondisi putra nya yang sangat mengenaskan.

"maaf ma..., maafin Vier.., Vier salah.." ucap Xavier penuh penyesalan, kini ia tak bisa berbuat banyak hanya rasa penyesalan yang kini menumpuk di dalam dirinya.

Valen tak mampu menjawab, ia hanya mengelus lembut punggung lebar putranya itu.

"Vier minta maaf udah ngecewain mama sama ayah, Vier bodoh, Vier brengsek, Vier udah nyakitin Eri.." ucap Xavier pelan.

"Eri udah benci sama Vier, ayah juga kayaknya benci sama Vier, mama juga pasti benci kan sama Vier?" tanya Xavier parau dan menatap wajah ibunya yang masih terlihat cantik.

Valen menggeleng, iq menghapus air mata nya setelah itu menangkup lembut wajah putranya yang terlihat kacau.

"enggak sayang, mau seburuk apapun kamu, kamu tetep anak mama, mama gak benci sama kamu, mama cuman kecewa aja sama kamu begitu juga ayah kamu, apa yang kamu lakuin itu salah" balas Valen pelan kemudian terisak melihat putranya.

"tapi aku merjuangin cinta aku ma.." ucap Xavier pelan.

"mama ngerti, mama tau, tapi cara kamu salah Vier, cara kamu sangat di salah kan sayang" balas Valen lembut memberi pengertian kepada Xavier.

Xavier tak menjawab, ia kembali menangis di pelukan sang ibu yang setia mendekapnya memberi kehangatan.












Next??

sumpah pas puasa tuh otak aku lemot banget, apalagi bawaannya tuh pengen tidur mulu hhe.

btw di daerah kalian hujan terus gak sih, kalau di aku hujan mana dingin lagi, pokoknya enak aja bergelung ama selimut.

tapi di usahain ya jangan banyak tidur, kali-kali main atau nyari kegiatan lain mengisi kekosongan aja, kalau enggak belajar hhe.

oiya, mungkin beberapa part lagi cerita nya menuju ending (?) tapi gak tau deh, gimana nanti aja.

pokoknya kalian sehat-sehat ya, jangan sakit, semangat!!!

apabila ada kesalahan kata atau typo mohon tandain 😉

janlup vote+Komen 💗💗
makasih 💗💗💗

Continue Reading

You'll Also Like

926K 49.5K 38
Rexi Cecilia. Gadis pendiam yang menyukai novel transmigrasi. Selalu berharap dirinya bisa merasakan bagaimana transmigrasi itu. Agatha Dian Quinsha...
287K 20.4K 28
"Sialan! Dari banyaknya tokoh yang kuat di sini, gue malah masuk ke tubuh protagonis yang lemah dan penyakitan!" Cassia Nasrin tertidur di perpustaka...
67.7K 6.2K 152
Judul asli : 豪门替身前夫 Author: 奶牛贝贝 " Mantan Suami Keluarga Kaya " Selama tiga tahun, Yun Xiao menggunakan metode yang berbeda untuk menanamkan pada Ta...
655K 47.9K 37
Follow dulu sebelum membaca!! Xixixixi :3 Ziana, seorang anak yatim piatu yang seumur hidupnya di sibukkan hanya untuk mencari nafkah. memenuhi kebut...