Best Scandal

By desiariaa

1.7K 233 23

Ada sepuluh siswa pilihan yang menjadi panutan siswa-siswa lain sekaligus menjadi andalan para guru di SMA Tr... More

Scandal - 1
Scandal - 2
Scandal - 3
Scandal - 4
Scandal - 5
Scandal - 6
Scandal - 7
Scandal - 8
Scandal - 9
Scandal - 10
Scandal - 11
Scandal - 12
Scandal - 13
Scandal - 14
Scandal - 15
Scandal - 16
Scandal - 17
Scandal - 18
Scandal - 19
Scandal - 20
Scandal - 21
Scandal - 22
Scandal - 23
Scandal - 24
Scandal - 25
Scandal - 26
Scandal - 27
Scandal - 28
Scandal - 29
Scandal - 30
Scandal - 31
Scandal - 32
Scandal - 33
Scandal - 34
Scandal - 35
Scandal - 36
Scandal - 37
Scandal - 38
Untitled Part 39
Scandal - 40
Scandal - 41
Scandal - 42
Scandal - 43
Scandal - 44
Scandal - 45
Scandal - 46
Scandal - 47
Scandal - 48
Scandal - 49
Scandal - 50
Scandal - 51
Scandal - 52
Scandal - 53
Scandal - 54
Scandal - 55
Scandal - 56
Scandal - 57
Scandal - 58
Scandal - 59
Scandal - 61
Scandal - 62
Scandal - 63
Scandal - 64
Scandal - 65
Scandal - 66
Scandal - 67
Scandal - 68
Scandal - 69
Scandal - 70

Scandal - 60

21 2 0
By desiariaa

Seven dan River menjadi 2 orang yang belum terlihat di tempat janjian mereka dan yang lain untuk pergi berlibur bersama-sama di hari Sabtu ini. Tentunya Ikky tidak dalam hitungan ya. Karena 99% bisa dipastikan ia tidak akan ikut dalam liburan yang Seven rencanakan secara mendadak ini. Selain ponsel Ikky yang disita, Ikky juga kabarnya dikurung dan tidak diperbolehkan keluar selama masa skorsing berlangsung. Kabar ini mereka tau dari Cassie yang dua hari lalu sengaja datang ke rumahnya untuk memberi tau pelajaran yang Ikky lewatkan saat ia di-skors. Oleh Cassie kemudian diteruskan ke Gangga. Dan dari Gangga inilah, semua mantan BEST jadi tau update-nya.

"Ikky baru masuk SMA. Anak satu-satunya di keluarganya. Ortunya strict. Jadi wajar sih, kalo dia nggak dibolehin lagi gaul sama kita setelah peristiwa itu." Gangga mencoba menganalisa dari sudut pandang keluarga Ikky tentang apa yang terjadi pada anggota termuda mereka.

"Tapi tetep aja gue berharap dia bisa balik sama kita. Pengen gue uyel-uyel juga soalnya." Ribi merasa sedih karena harus kehilangan Ikky sebagai adik kelas kesayangannya.

"Tapi ada yang tau nggak, sebenernya Seven sama River tuh kemana?" Sakaris bertanya.

"Kan tadi udah dibilang, Bang, mereka ada urusan." Ribi kembali menjawab.

"Urusan apa, lo tau nggak, Bi?" timpal Kiel.

Ribi menggeleng. "River cuma bilang urusan doang sama nyuruh kita nunggu."

Mendadak semuanya diam. Hanyut dalam pikiran masing-masing. Sampai kemudian Marin menjadi orang yang pertama melihat kemunculan dua eh, tiga orang sekaligus dari kejauhan. "Itu... mereka bukan sih?" ujarnya sambil menunjuk ke arah pandangnya.

Ribi, Sana, Sakaris, Gangga, Kiel dan Topan segera mengikuti. Mereka sepakat terkejut karena yang mereka tidak hanya Seven dan River, tetapi juga—

"IKKY!!!!!" Ribi langsung berteriak kencang dan berlari ke arah adik kelasnya. Begitu di hadapannya, Ribi langsung memeluk cowok itu dengan erat.

"Loh, kok ada Ikky?" Sakaris bingung, mewakili teman-temannya yang lain.

"Maksudnya?" Topan menuntut penjelasan pada Seven dan River yang tampaknya sudah mengatur semua ini. Makanya River bilang untuk menunggunya saja.

"Ya, Ikky ikut liburan bareng kita." Jawab Seven.

"AAAAAAA, GUE SENENG BANGET LO BISA IKUTAN, KY! NGGAK BISA GUE BAYANGIN LIBURAN TANPA LO! PASTI SEDIH BANGET! PASTI GUE KESEPIAN!" Usai memeluk Ikky, kejailan Ribi pun muncul untuk memiting leher sang adik kelas.

Berhubung Ikky juga rindu pada Ribi—dan semuanya—jadi Ikky biarkan saja kakak kelasnya itu melakukan apa pun yang ia mau.

"Jangan percaya, Ky! Ribi udah pacaran sama River." Ujar Kiel sambil mengedikkan dagu.

"EHH?! SERIUS?! KAK RIBI SAMA KAK RIVER?!!!" Ikky kaget bukan main. Ia memperhatikan River dan Ribi satu per satu, bergantian.

"Kayaknya lo udah ketinggalan terlalu banyak." Ujar Gangga.

"KAK, BENERAN, KAK?! GIMANA CERITANYA, KAK?! GIMANA AKHIRNYA KAK RIBI AKHIRNYA NYADAR KALO DIA MAU PACARAN SAMA LO, KAK?!" dengan heboh, Ikky langsung memberondong River dengan berbagai pertanyaan.

"Lo bisa tanya-tanya sama River di perjalanan, Ky. Yang penting sekarang kita udah harus berangkat." Ujar Seven mengingatkan pada mereka untuk segera menaiki kapal yang sudah ia pesan untuk mengantarnya dan teman-temannya menyeberangi laut di utara Jakarta.

"Yey, kita liburan bareng lagi!" seru Ribi senang.

Setelah beberapa jam melakukan perjalanan laut dengan seru dan ramai, akhirnya mereka tiba di tempat tujuan. Yaitu sebuah pulau yang menjadi bagian dari Kepulauan Seribu, tepatnya adalah pulau Macan. Di pulau itu, Seven sudah mengurus semuanya. Mulai dari resort dan seluruh kebutuhannya selama 2 hari ke depan.

"Sebelumnya gue mau ingetin, nggak ada lagi pesta-pesta miras kayak sebelumnya. Kita ke sini mau healing, liburan dan refreshing setelah kita melewati hari-hari berat. Jadi gue nggak mau ada kesalahan yang sama terulang." Sebelum memasuki resort, Seven mengingatkan teman-temannya.

"Secara nggak langsung, Bang Tujuh masih nganggep ada impostor di sini ya?" sindir Ribi pada Marin.

"Bi, jangan mulai ya?" Sana segera memperingatkannya dengan lembut.

"Ya elah, Bang. Ngapain juga kita mesti jaim-jaim? Bodo amat sih, kita mau pesta miras kek, ketahuan kek, apa kek, toh nama kita udah jelek. Jadi peduli setan dah!" seru Kiel tidak setuju.

"Itu perjanjiannya biar gue sama River bisa bawa Ikky, El." Jelas Seven.

Ikky nyengir sambil garuk-garuk kepala.

"Tau gitu mending lo di rumah aja, dasar bocil!" seru Kiel lagi kesal.

"Jadi cerita lengkapnya gimana, sampe kalian bisa bawa Ikky ke sini?" Sakaris bertanya pada Seven dan River sekaligus.

Singkatnya, Seven dan River langsung mendatangi rumah Ikky dan bertemu dengan kedua orang tuanya. Secara personal dan mewakili BEST, Seven meminta maaf pada kedua orang tua Ikky, karena telah mencontohkan hal buruk untuk Ikky. Di saat yang sama, Seven juga berjanji ke depannya akan mencontohkan hal-hal baik saja ke Ikky dan akan menjaga Ikky sebagai adik mereka.

Pernyataan Seven itu rupanya mampu menyentuh hati kedua orang tua Ikky. Ditambah Ikky juga ikut memohon pada mereka agar ia diperbolehkan kembali untuk bersama dengan Seven dan yang lain karena bagi Ikky, mereka amat sangat penting dalam hidupnya. Dan Ikky tidak mau kehilangan itu.

"Begitulah. Akhirnya Ikky diijinin lagi buat gabung sama kita." Pungkas Seven menceritakan perjuangannya bersama River.

"Kayaknya gue juga harus ketemu sama orang tua lo, Ky." Ribi menimpali.

"Mau ngapain?" tanya Ikky curiga.

"Mau bilang makasih karena udah ngijinin anaknya nggak pergi ninggalin kakak-kakak kelasnya, terutama gue."

Untuk pertama kalinya, Ikky melihat Ribi seperti benar-benar seorang kakak. Sebab cara Ribi mengucapkannya benar-benar terkesan tulus, tidak tengil seperti biasanya. Terlebih tepukan tangan Ribi di atas kepalanya. Sangat-sangat membuat Ikky tersentuh sampai Ikky refleks memeluknya. Yang pastinya membuat siapa pun kaget melihatnya. Kalau Ribi yang biasanya agresif, itu biasa. Tetapi kalau mendadak Ikky yang agresif.

"Ikky... Anu, Ky, sekedar mengingatkan. Lo jangan asal main meluk cewek sembarangan ya. Soalnya anu..." Sakaris berusaha menyadarkan Ikky bahwa sekarang ini tengah ada sepasang mata yang tengah menatapnya begitu tajam.

Ikky segera menyadari dan menjaga jarak dari Ribi. Sungguh ia benar-benar lupa kalau saat ini Ribi sudah tidak jomblo lagi. Dengan pelan, Ikky membalikkan badan. Sangat pelan dan hati-hati sekali. "Anu, Kak Riv—"

"Lo pengen gue lempar ke laut ya?" desis River membuat bulu kuduk Ikky berdiri dan cowok itu segera berjingkat serta bersembunyi di balik tubuh Seven.

Setelah memasukkan barang-barang bawaan pribadi ke kamar masing-masing yang sudah Seven tentukan kemudian berganti pakaian, mereka pun secara bersama-sama pergi ke pantai yang ada di depan resort. Pantai itu sangat bersih dan private. Jadi mereka pun bebas mau ngapain aja dan mau berapa lama tanpa perlu risi dilihat oleh orang lain. Ada yang duduk santai di pinggir pantai sambil berjemur, ada yang diving, ada yang snorkling. Pokoknya hal-hal yang biasa dilakukan saat di pantai, mereka lakukan deh. Dan meski pantai ini private serta diisi hanya oleh 10 anak, namun suasana tetap ramai dan seru loh.

"Wah, bagus banget pantainya, Kak." Kata Cassie di sambungan. Selagi yang lain sedang bermain-main di air, Gangga hanya duduk di kursi kayu sambil video call dengan sang pacar. Selama video call, Gangga sengaja meng-shot kameranya ke arah pantai, bukan ke arah wajahnya.

"Iya, emang bagus. Bersih. Kapan-kapan lo kudu ke sini."

"Maunya gitu, Kak. Tapi pama sama papa nggak suka pantai." Wajah Cassie tampak sedih.

"Sama gue."

Kesedihan di wajah Cassie perlahan pudar, "Serius Kak Gangga mau nemenin aku ke situ?"

"Kalo lo dibolehin mama papa."

"Cih, nggak bisa sehari aja nggak pacaran?" entah dari mana Kiel muncul, tau-tau ia sudah duduk di bangku sebelah Gangga dengan seluruh badannya yang sudah basah.

"Ada siapa, Kak?" rupanya suara Kiel sampai ke Cassie. Untuk itu Cassie bertanya pada Gangga.

"Kiel." Gangga menjawab tanpa menutupi.

Cassie langsung terdiam dan kebingungan sekaligus salting. Harus bagaimana dia?

Tanpa permisi, Kiel merebut ponsel dari tangan Gangga. Lalu membalik kamera Gangga agar tidak lagi menyorot ke arah pantai, melainkan wajahnya.

"Kak Ki-Kiel..." wajah Cassie tak bisa berbohong. Ia benar-benar kaget.

"Enak lo pacaran sama Gangga?" tanya Kiel dengan sewot.

Cassie tidak berani menjawab. Ia sibuk mencari-cari alasan agar ia bisa menutup video call-nya namun tak kunjung ia temukan. Ia juga heran, kenapa Gangga biarkan Kiel mengambil ponselnya sih?

Sengaja. Memang sengaja Gangga tidak mengambil ponselnya kembali dari tangan Kiel. Gangga sengaja membiarkan Kiel melakukan yang Kiel mau selama itu tidak mengganggu dirinya dan Cassie.

"Asal lo tau, Gangga tuh nggak lebih ganteng dari gue! Liat aja jumlah followers IG gue sama dia. Dia kalah telak dibanding gue!"

Pacarnya direndahkan begitu oleh temannya sendiri, membuat Cassie tidak bisa diam, "Apa hubungannya sama followers IG, Kak?"

"Ini juga nih, lo pacaran sama Gangga malah bodoh! Masa gitu doang nggak paham?"

Cassie diam sambil memajukan bibir. Kiel yang melihatnya mengumpat dalam hati. Sudah ia ingin memarahi Cassie, eh Cassie malah jadi seimut ini. Mana Kiel tega marah-marah lebih lanjut?

"Jangan sampe gue liat lo nangis gara-gara Gangga. Kalo sampe gue liat, gue nggak segan nyulik lo." Kata Kiel kemudian.

Baik Cassie, maupun Gangga sama-sama terkejut.

Setelah mengucapkan kalimat itu, Kiel pun mengembalikan ponsel Gangga kembali pada orangnya.

Gangga menerimanya dengan heran sambil menatap wajah Kiel yang tampak kesal.

"Lo denger kan tadi?" tanya Kiel pada Gangga.

"Ya."

"Gue serius. Kalo sampe lo bikin Cassie nangis, gue bakal rebut dia dari lo kayak lo rebut dia dari gue." kata Kiel serius sambil membalas tatapan mata Gangga.

Gangga terdiam beberapa saat sampai kemudian ia tersenyum. "I won't."

Kiel segera mendecih. Lalu ia pun beralih ke arah teman-temannya di pantai. "OI, NIH ANAK DOANG YANG BADANNYA MASIH KERING! KITA BIKIN DIA BASAH JUGA!" teriaknya memanggil bala bantuan untuk menggotong badan Gangga dan menceburkannya ke pantai.

Ponsel Gangga masih tergeletak dan tertinggal begitu saja di atas bangku kayu dalam keadaan video call yang masih menyala. Membiarkan Cassie yang kebingungan apa yang sebenarnya terjadi pada Gangga. Jangan-jangan Gangga di-bully oleh Kiel dan yang lain! "Kak Gangga! Kak Gangga kenapa? Please tolong, jangan apa-apain Kak Gangga!"

Layar bergerak. Rupanya ponsel Cassie diambil oleh seseorang. Dan seseorang itu adalah Sana. Wajah Sana pun segera terlihat di layar ponsel Cassie.

"Kak Sana?"

"It's okay, Cassie. Semuanya baik-baik aja. Mau liat?" Sana berkata dengan lembut sembari mengganti kameranya ke kamera belakang sehingga Cassie bisa melihat kebersamaan Gangga bersama yang lain.

Bisa Cassie lihat Gangga dalam keadaan baik-baik saja. Bahkan terlihat wajah Gangga tertawa dengan lebar, bersama dengan yang lain. Termasuk Kiel. "Syukurlah. Mereka baik-baik aja." Bisik Cassie ikut senang melihat kebersamaan Gangga bersama teman-temannya. Khususnya bersama Kiel.

**

Akibat terlalu asyik bermain sampai lupa waktu, mereka semua jadi kelelahan. Padahal malam ini harusnya mereka melakukan barbeque party. Tapi karena mereka kelelahan hingga ketiduran, terpaksa acara itu dibatalkan. Nah, saking lelahnya mereka, mereka jadi tidur sembarangan. Ada yang di lantai, ada yang di sofa. Ada juga sih yang di kamar.

"Bi, Ribi, bangun, Bi." Sana membangungkan Ribi yang tertidur di sofa, meringkuk seperti kucing.

Ribi mengulet, namun matanya tidak terbuka.

"Bi, tidur di kamar ya? Kalo kamu tidurnya begini, nanti badan kamu sakit."

"Udah pewe, Kak. Sebentar lagi deh."

"Ayo, Bi. Aku anter ya?"

Akhirnya, dengan bantuan Sana, Ribi pun berhasil dibujuk untuk pindah tidur di kamar. Sesaat sebelum memasuki kamar, mereka bertemu dengan River yang baru selesai mandi. "Dia kayaknya capek banget, Ver. Seharian main terus." Jelas Sana mengenai kondisi Ribi yang setengah sadar karena terlalu mengantuk.

River mengangguk. "Thanks, Kak." Ia pun berterima kasih karena Sana sudah mau mengantar Ribi ke kamar.

Setelah Sana mengantar Ribi ke kamar, ia terkejut karena di luar sudah tidak ada Topan, Kiel dan Ikky yang ketiduran di lantai. Sana bertanya-tanya, kemana mereka pergi? Rupanya, mereka juga dipindahkan oleh Sakaris. Dan sekarang Sakaris kembali ke ruang tengah setelah berhasil memasukkan Topan ke kamarnya.

"Kamu yang bawa mereka semua ke kamar?" tanya Sana sambil tersenyum.

"Iya. Soalnya gue risi liat tubuh mereka berserakan di lantai." Jawab Sakaris.

"Kamu sendiri belum mau tidur?" tanya Sana lagi.

"Belum. Lo?"

Sana pun menggeleng.

"Mau keluar sebentar?" ajak Sakaris.

Dan mereka pun keluar ke balkon yang langsung menghadap ke pantai. Udara malam yang berhembus saat ini cukup dingin. Sampai membuat rambut pendek Sana berterbangan. Untung saja Sana memakai pakaian panjang, jadi ia masih bisa menahan dinginnya.

"Langitnya cantik ya?" kata Sakaris memulai percakapan sambil menunjuk langit malam cerah penuh bintang di atas sana.

"Iya. Cantik." Sana ikut menatap bintang di langit.

Dan keduanya sama-sama hening sambil terus menatap bintang. Hingga Sana kemudian menjatuhkan kepala ke atas bahu Sakaris. Hal itu membuat Sakaris menyudahi menatap langit.

"Makasih, Ris. Kamu selalu ada di samping aku." kata Sana tulus sambil memejamkan kedua mata.

"Ya, selama lo butuhin gue, gue nggak bakal kemana-mana. Gue bakal selalu ada di samping lo, San." Bisik Sakaris sembari menggenggam tangan Sana yang mulai mendingin.

Continue Reading

You'll Also Like

5.9M 251K 57
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
1.4K 138 23
SEMOGA SUKA YA 😊 - ROMANCE - COMEDY - HORROR - DRAMA - ACTION YANG GA MAU DISPOILER BISA SKIP SINOPSISNYA HOPE Y'ALL ENJOY πŸ’ž + UPLOAD 1 BULAN 20 FI...
5.6K 298 47
Selesai. Dan nggak di revisi. Wkwk:) Selalu ada cara tersendiri untuk menikmati senja. Selalu ada kenyamanan tersendiri ketika melihat senja tenggela...
110K 14.7K 45
masa lalu yang tak usai. old title "TREASURE FAMILY" start: 26 Maret 2023 end: 29 Juni 2023 bxb! Mpreg! homophobic dni☺️