Best Scandal

By desiariaa

1.8K 233 23

Ada sepuluh siswa pilihan yang menjadi panutan siswa-siswa lain sekaligus menjadi andalan para guru di SMA Tr... More

Scandal - 1
Scandal - 2
Scandal - 3
Scandal - 4
Scandal - 5
Scandal - 6
Scandal - 7
Scandal - 8
Scandal - 9
Scandal - 10
Scandal - 11
Scandal - 12
Scandal - 13
Scandal - 14
Scandal - 15
Scandal - 16
Scandal - 17
Scandal - 18
Scandal - 19
Scandal - 20
Scandal - 21
Scandal - 22
Scandal - 23
Scandal - 24
Scandal - 25
Scandal - 26
Scandal - 27
Scandal - 28
Scandal - 29
Scandal - 30
Scandal - 31
Scandal - 32
Scandal - 33
Scandal - 34
Scandal - 35
Scandal - 36
Scandal - 37
Scandal - 38
Untitled Part 39
Scandal - 40
Scandal - 41
Scandal - 42
Scandal - 43
Scandal - 44
Scandal - 45
Scandal - 46
Scandal - 47
Scandal - 48
Scandal - 49
Scandal - 50
Scandal - 51
Scandal - 53
Scandal - 54
Scandal - 55
Scandal - 56
Scandal - 57
Scandal - 58
Scandal - 59
Scandal - 60
Scandal - 61
Scandal - 62
Scandal - 63
Scandal - 64
Scandal - 65
Scandal - 66
Scandal - 67
Scandal - 68
Scandal - 69
Scandal - 70

Scandal - 52

17 2 0
By desiariaa

Pantai di kawasan Ancol malam ini berubah fungsi. Hanya malam ini. Karena sudah disewa untuk sebuah acara, yakni acara Beach Party oleh BEST dari SMA Tribe. Karena itu, demi kenyamanan bersama baik dari pihak sekolah maupun pihak di luar sekolah, pantai itu terpaksa ditutup untuk umum.

Meski acara baru akan dimulai pukul 7 malam, namun pada pukul 5 sore, tempat itu sudah mulai didatangi oleh peserta acara yaitu seluruh siswa SMA Tribe beserta dengan jajaran staff dan guru. Sementara itu, BEST sendiri juga sudah ada di tempat sejak pukul 2 siang.

Wajar, namanya juga panitia, jadi mereka harus datang lebih awal untuk memastikan semuanya. Mulai dari tempat, panggung, sound system, stand makanan, rundown acara, MC, guest star yang didatangkan langsung dari luar negeri, dan lain sebagainya.

"Semuanya udah oke." Kata Seven usai memastikan semuanya.

"Open gate?" tanya Sakaris.

Dengan satu anggukkan, seluruh peserta yang sudah menunggu untuk dibukakan gate agar bisa masuk ke tempat acara, akhirnya sudah benar-benar bisa memasuki venue. Tepat pukul 6 sore. Ingat, ini baru open gate ya, bukan benar-benar dimulai. Jadi bagi yang belum tiba di TKP, itu bukan masalah. Masih ada waktu 1 jam sampai acara benar-benar dimulai.

Sebelum benar-benar sampai ke venue, para peserta sudah dibuat takjub dengan indahnya dekorasi yang menghiasi sepanjang jalan menuju ke venue. Di kanan dan kiri, terdapat hiasan lilin kuning di pinggir jalan, kanan dan kiri yang berfungsi untuk penerangan 'alami' karena memang sengaja tidak dipasang lampu. Jika dilihat rutenya yang cukup panjang, maka terlihat akan semakin cantik. Tak heran, banyak peserta yang berhenti hanya untuk berfoto-foto di sepanjang jalanan itu.

Setelah menyusuri jalan indah itu, pemandangan super indah segera menyapa mereka. Ya, benar! Itu adalah venue utama dari acara pesta pantai malam ini. Lampu kuning yang menyala sebanyak itu, memberikan kesan aesthetic sekaligus romantis dalam satu waktu! Dari jarak jauh saja sudah terlihat kecantikannya, apalagi kalau dilihat dan dirasakan dari dekat. Sangat cantik! Sangat megah! Hingga tak ada seorang pun peserta yang tidak terkesima melihatnya.

"Cantik banget..." Greta sampai tak bisa berkata-kata. Karena memang secantik dan seindah itu. Bisma yang datang bersamanya saja harus mengakui itu. Yeah, meskipun dengan susah payah.

Di tepi batas venue, terdapat semacam papan petunjuk yang memang sengaja BEST buat mengingat venue ini memakan lahan yang bisa dibilang luas. Para peserta pun jadi makin mudah untuk menemukan di mana letak toilet, panggung utama, area stand makanan, booth untuk foto selfie maupun area magical yang sengaja dibuat untuk mereka yang ingin menikmati keindahan laut pada malam hari dan lampu-lampu yang ditanam di atas pasir. Dan untuk membuat suasana lebih hidup, musik telah diperdengarkan di seluruh area venue tersebut.

"Sayang sekali, kerja keras mereka malam ini harus dibayar dengan kehancuran. Ck, ck." Gumam Bisma merasa sok iba melihat semua yang telah dikerjakan oleh BEST.

"Maksudnya?" Greta yang mendengar lekas bertanya.

Bisma menggeleng. "Ayo, kita ke sana. Gue laper nih."

**

"Eh, itu Ikky! Ikky!" Lana segera memanggil salah satu teman sekelasnya tetapi satu-satunya anggota BEST yang ia kenal tanpa merasa canggung sama sekali.

Merasa terpanggil, Ikky pun segera mencari tau siapa orang itu. Dan ketika ia melihat Lana yang datang bersama Cassie, segera Ikky menghampirinya. Bukan menyapa atau mempersilahkan agar kedua temannya bisa menikmati acara sampai selesai, ia malah mengomel, "Udah gue bilang kan? Jangan pake pakaian vulgar! Literasi lo rendah banget masa, sampe nggak bisa mencerna perkataan segitu jelasnya?"

"Iiih, berisik! Udah deh, Ky. Tuh, tuh, tuh, liat! Bukan cuma gue kok yang pake baju terbuka! Banyak tuh!" Lana yang tidak mau disalahkan karena dinilai mengenakan pakaian terlalu terbuka, segera menunjuk cewek-cewek lain yang ia lihat yang memang berpakaian terbuka sih.

Bahu Ikky langsung meluruh. Ternyata usaha BEST untuk mencegah para cewek agar berpakaian seksi sia-sia ya? "Dasar bebal!" dengusnya kesal. Kemudian ia alihkan perhatiannya pada Cassie. Dari depan, Cassie tampak berpakaian normal. Maksudnya, tidak terlalu terbuka seperti Lana dan beberapa cewek lain. Tapi Ikky belum bisa melabeli Cassie seperti itu sepenuhnya sebelum ia memastikan sendiri bagaimana pakaian bagian belakang Cassie.

Benar! Dari depan memang agak tertutup, tapi pada bagian belakang tidak! Nyaris separuh punggung Cassie terekspos. "Bener-bener si Kiel! Cowok gila! Apa dia nggak khawatir kalo-kalo lo masuk angin gara-gara pake baju kayak gini? Tuh orang otaknya gimana sih? Heran gue!"

"Ky, santai kenapa sih? Cassie nggak bakal masuk angin cuma pake baju gini doang!" seru Lana kesal sendiri.

"Helo, my dear!"

"Nah, ini oknumnya!" Ikky langsung berseru pada Kiel begitu cowok itu datang dan langsung memeluk Cassie sekilas sebagai tanda pertemuan. Sayangnya Kiel tidak menggubrisnya sama sekali.

Karena seluruh perhatian Kiel kini hanya tertuju pada Cassie, "You look so pretty tonight."

Lana klepek-klepek, membayangkan jika dirinya yang berada di posisi Cassie. Sementara Ikky sudah mau muntah.

"Thanks, Lan, lo udah bawa Cassie dengan selamat malam ini sampe sini." Lanjut Kiel memberikan Lana terima kasih bonus senyuman.

Lana rasanya ingin terbang saat itu juga! Untuk pertama kali dalam hidupnya, seorang anggota BEST—selain Ikky—memanggil namanya, berterima kasih padanya dan tersenyum untuknya. Untung saja Lana tadi dengan senang hati menjemput Cassie untuk berangkat bersama ke sini. "Sama-sama, Kak. Lain kali kalo butuh apa-apa, saya akan selalu siap."

Kiel kembali tersenyum pada Lana. Kemudian ia meraih tangan Cassie, menggandeng lalu membawanya pergi. "Yuk,"

Cassie bingung, mau kemana Kiel membawanya pergi?

"Loh, loh, Cassie mau kemana sama Kak Kiel? Lah, terus gue sama siapa dong?" Lana panik sendiri.

"Sukurin lo, jomblo!" ejek Ikky.

"Dih, kayak lo nggak jomblo aja!" Ujar Lana tidak mau kalah.

"Gue bisa aja melepas kejombloan gue, cuma gue nggak mau. Gue jomblo karena gue berprinsip."

"Alah, intinya ya sama aja jomblo! Eh, mblo, daripada lo nganggur, gimana kalo lo temenin gue?" dari yang semula mengejek, Lana malah mengamit lengan Ikky sambil nyengir.

"Nggak! Gue sibuk!" tukas Ikky segera menarik tangannya dan pergi dari hadapan Lana.

"Ih, Ikky! Terus gue sama siapa dooooong!!!!??"

**

Tak lama setelah Cassie dan Lana tiba, Abyasa juga akhirnya tiba di venue. Ia tidak sendiri, ia datang bersama Anjani yang tampak tidak nyaman sekaligus khawatir berada bersamanya. "Lo liat? Semua ini bakal jadi mimpi buruk BEST." Kata Abyasa tersenyum penuh arti melihat semua keindahan di depan matanya.

Anjani mengedarkan mata, memperhatikan keindahan itu. Tak bisa terhitung bagaimana kerja keras Seven dan yang lainnya dalam mempersiapkan dan membuat acara sebesar, secantik dan seheboh ini. Dan semua itu harus dihancurkan oleh kakaknya sendiri? "Kak, tolong jangan."

Abyasa pun menoleh pada Anjaji.

"Jangan hancurin kerja keras mereka. Aku mohon, Kak." Pinta Anjani dengan amat sangat.

"Apa lo pikir gue nggak bekerja keras demi hari ini?" Abyasa membalik pertanyaan Anjani.

Anjani segera terdiam.

"Ah, kayaknya kedatangan gue udah sangat dinanti." Ucap Abyasa kemudian dengan mata yang menatap ke arah lain.

Anjani mengikutinya. Dan ia melihat Seven tengah berjalan ke arahnya. Dengan setelan kemeja warna putih yang 2 kancing teratasnya sengaja dibuka, celana pendek putih dan sepatu kets warna putih, Seven terlihat lebih tampan dari yang biasa terlihat di sekolah.

"Kerja keras yang bagus." Puji Abyasa dengan senyum miring begitu Seven menghentikan langkah di depannya.

"Thanks." Kata Seven pendek dan terlihat tenang.

Abyasa melangkah maju hingga ia bisa membisiki telinga Seven, "Tapi kita liat nanti, apa kerja keras bagus kalian juga akan berakhir bagus."

Meski Seven diam, tapi terlihat jelas wajahnya tegang.

Abyasa kembali menarik kepalanya. Kemudian ia menepuk bahu Seven sekali sebelum meninggalkannya dan adiknya berduaan.

"Kak," panggil Anjani sepeninggal Abyasa.

Karena panggilan itu, perhatian Seven pun jadi tertuju pada gadis kecil di hadapannya. Tidak seperti cewek-cewek lain yang kebanyakan berpakaian terbuka, Anjani terlihat mengenakan pakaian yang sangat kasual seperti orang mau pergi main. Ia hanya memakai celana jeans pendek, inner dan kemeja motif garis membujur yang ia fungsikan sebagai outer.

"Saya nggak tau ini akan membantu atau nggak, tapi..." suara Anjani tiba-tiba mengambang. Mendadak ia ragu, apakah ia harus memberi tahukan hal yang ia tau kepada Seven atau tidak.

"Tapi apa?" tanya Seven.

"Kak Seven... harus hati-hati sama Kak Marin." Lanjut Anjani tak sanggup menutupi kecemasan serta kekhawatirannya pada cowok di depannya.

Detik itu juga, kedua mata Seven melebar. Sebelum hari ini tiba, entah sudah berapa kali Ribi dan River mencurigai Marin sebagai penghianat. Namun di akhir diskusinya bersama anggota BEST yang lain, diputuskan bahwa tidak ada penghianat di dalam tubuh BEST. Lalu sekarang muncul Anjani dengan membawa kabar serupa dengan Ribi dan River yang mana membuat Seven merasa tidak baik-baik saja.

Ia sudah salah langkah!

**

"Orang-orang pada kemana sih? Sebentar lagi dimulai, malah pada mencar!" omel Topan. Di ruangan khusus panitia kini hanya ada dirinya, Marin, Sana dan Sakaris. Sisanya entah pergi kemana. Ada yang bilang ingin menemui pacar, menemui tamu ada pula yang tidak pamit dan hanya pergi begitu saja.

"Tenang aja, Pan. Nanti juga mereka pada balik kok." Ujar Sakaris berusaha menenangkan adik kelasnya itu.

"Lagian kan kita udah sewa MC, sewa penjaga stand makanan dan sewa penjaga. Jadi tugas kita emang udah nggak seberat itu, Pan." Imbuh Sana.

Sakaris langsung setuju sambil menjentikkan jari telunjuk dan jempolnya. "Gue sangat bersyukur Seven bisa ambil kesimpulan itu. Karena artinya, kita juga jadi bisa menikmati acara itu dengan damai dan khidmat."

"Tetep aja kita nggak boleh lengah, Kak. Kita nggak tau apa yang bakal terjadi di depan."

Sakaris pun berdiri sambil menepuk bahu Topan sekali. "Chill, man! Everything's gonna be okay."

Nah! Disaster is coming! Ujar Marin meralat ucapan Sakaris dalam hati.

**

"Akhirnya gue bisa ketemu sama lo." Alangkah lega dan senangnya Denver akhirnya bisa bertemu dengan Ribi setelah mencarinya kesana kemari, ternyata cewek itu ada di area makanan sedang mengambil beberapa manisan seorang diri.

"Gue pikir lo nggak bakalan dateng." Ujar Ribi sembari memasukkan satu potong manisan ke dalam mulut.

"Mana mungkin..." suara Denver mengambang karena ia teralihkan dengan pakaian yang Ribi kenakan. Cukup terbuka karena memperlihatkan perut Ribi dan punggungnya yang mulus. "Apa River nggak ngasih tau lo kalo baju lo terlalu terbuka?" lanjutnya sebal.

Sudah. River sudah mengomentarinya lebih dulu, saat ia bertemu dengan Ribi di tempat ini siang tadi. River bilang begini, "Bukannya lo udah tau aturan dress code-nya? Pake baju pantai yang sopan."

"Emang ini nggak sopan?"

"Paling nggak perut sama punggung lo ketutup."

"Perut gue nggak buncit, punggung gue juga mulus. It's okay."

"Not okay."

Ribi pun berdecak, "Udah ah, dasar nyebelin!" katanya kesal sambil pergi meninggalkan River dan membiarkan cowok itu terus memanggili namanya agar mau mengganti bajunya.

"Nggak lo, nggak River, kenapa pada bawel sih?" dengus Ribi.

"Masalahnya banyak orang yang bakal ngelihatin lo, Bi."

"Ya biarin aja."

"Tapi, Bi—"

"Mbaaaak, manisannya lagi dong!" lihat, Ribi juga tidak mau mendengarkan Denver. Sama seperti ia tidak mau mendengarkan River saat mengomentari bajunya. "Ver, cobain deh. Enak loh." dengan tusukan kayu, Ribi menusuk satu manisan berwarna merah, lalu menawarkannya pada Denver.

Tanpa ragu, Denver memajukan wajahnya untuk memakan manisan itu. Kapan lagi Ribi mau menyuapinya seperti ini.

"Gue juga mau nyobain."

Ribi dan Denver segera menoleh. Tak jauh di depan mereka, ada River yang tengah memperhatikan mereka berdua dengan wajah kesal.

"Cobain aja, mumpung masih ada." Sahut Ribi sembari mengedikkan dagu ke arah manisan.

"Dengan cara yang sama kayak lo ke Denver tadi." Kata River yang kini sudah tiba di hadapannya. Kedua matanya menatap lurus mata Ribi.

"Cih, lo udah dapet banyak bagian dari Ribi. Biarin kali ini Ribi ngasih bagiannya ke gue." Denver menginterupsi. Ia kesal dengan kemunculan River yang tidak diundang ini.

"Dia bukan sesuatu yang bisa dibagi-bagi." ujar River tidak suka mendengar ucapan Denver. Kali ini seluruh perhatiannya hanya tertuju pada Denver.

Ribi menghembuskan nafasnya berat. Niat untuk bersenang-senang terancam gagal jika harus dalam keadaan seperti ini. "Kalian berd—"

"SELAMAT MALAM SEMUANYA!" ucapan sang MC yang menggelegar pun terdengar hingga ke seluruh penjuru tempat di venue ini.

"Acaranya dimulai." Alih-alih melerai River dan Denver, Ribi malah pergi mendului mereka untuk berkumpul di center of venue. Namun siapa sangka, kedua cowok itu mengikutinya meski saling lempar tatapan tajam.

"FIRST OF ALL, GUE MAU UCAPIN THANK YOU BUAT PANITIA, BEST OF THE BEST YANG UDAH NGASIH GUE JOB, HAHA, BECANDA. MAKSUDNYA, UDAH NGASIH GUE KESEMPATAN BUAT NGE-MC DI ACARA MERIAH MALAM HARI INI! THANK YOU JUGA BUAT SEMUA TAMU UNDANGAN YANG TELAH HADIR, YANG TERHORMAT KEPALA SEKOLAH SMA TRIBE, YANG TERHORMAT JUGA JAJARAN GURU DAN STAFF SMA TRIBE. DAN YANG NGGAK BOLEH KETINGGALAN, THANK YOU UNTUK SEMUA TEMAN-TEMAN DARI SMA TRIBE TERCINTA! ARE YOU READY TO HAVE FUN TONIGHT?!"

"YEAAAAAAAH!" semua peserta menyahut dengan penuh antusias.

"LET'S GET PARTY TONIGHT, BUDDIES!"

Lewat ucapan sang MC, acara Beach Party telah resmi dimulai!

Continue Reading

You'll Also Like

1.4K 138 23
SEMOGA SUKA YA 😊 - ROMANCE - COMEDY - HORROR - DRAMA - ACTION YANG GA MAU DISPOILER BISA SKIP SINOPSISNYA HOPE Y'ALL ENJOY πŸ’ž + UPLOAD 1 BULAN 20 FI...
60.2K 7.9K 30
[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] [SPIN OFF ADRIELA] Ini tentang es berjalan yang bertemu dengan krim lembut kemudian menyatu menjadi es krim yang manis...
1.2M 113K 32
FOLLOW DULU SEBELUM BACA 🌼🌼🌼 Jika sebuah nama adalah doa, maka mungkin saat itu doa itu entah tersangkut dimana. Eldenis. Bagian dari nama Raka El...
Promise By A.K.N

Teen Fiction

238K 14K 33
"Jangan pikirin gue, denger aja kata hati lo. Kalau memang lo milih dia, jangan bimbang lagi. Gue bakal bantu lo kok." Ujar shila dengan buliran air...