Best Scandal

By desiariaa

1.8K 233 23

Ada sepuluh siswa pilihan yang menjadi panutan siswa-siswa lain sekaligus menjadi andalan para guru di SMA Tr... More

Scandal - 1
Scandal - 2
Scandal - 3
Scandal - 4
Scandal - 5
Scandal - 6
Scandal - 7
Scandal - 8
Scandal - 9
Scandal - 10
Scandal - 11
Scandal - 12
Scandal - 13
Scandal - 14
Scandal - 15
Scandal - 16
Scandal - 17
Scandal - 18
Scandal - 19
Scandal - 20
Scandal - 21
Scandal - 22
Scandal - 23
Scandal - 24
Scandal - 25
Scandal - 26
Scandal - 28
Scandal - 29
Scandal - 30
Scandal - 31
Scandal - 32
Scandal - 33
Scandal - 34
Scandal - 35
Scandal - 36
Scandal - 37
Scandal - 38
Untitled Part 39
Scandal - 40
Scandal - 41
Scandal - 42
Scandal - 43
Scandal - 44
Scandal - 45
Scandal - 46
Scandal - 47
Scandal - 48
Scandal - 49
Scandal - 50
Scandal - 51
Scandal - 52
Scandal - 53
Scandal - 54
Scandal - 55
Scandal - 56
Scandal - 57
Scandal - 58
Scandal - 59
Scandal - 60
Scandal - 61
Scandal - 62
Scandal - 63
Scandal - 64
Scandal - 65
Scandal - 66
Scandal - 67
Scandal - 68
Scandal - 69
Scandal - 70

Scandal - 27

18 4 1
By desiariaa

Sejak gala dinner dua hari lalu, entah kenapa Seven terlihat lebih pendiam dari biasanya. Hal itu paling dirasakan oleh Sakaris, selaku anggota BEST yang paling dekat dengannya. Karena itu, setelah pertemuan BEST usai, di mana semua anggota BEST pulang selain mereka berdua, Sakaris memutuskan untuk mencari tau apa yang sebenarnya sedang Seven pikirkan sampai jadi seperti ini.

"Apa yang udah terjadi antara lo sama Sigrid kemarin?"

Seven tidak segera menjawab. Ia malah menghembuskan nafasnya pelan dan berat. Ya, pertemuannya dengan Sigrid malam itulah yang membuatnya seperti ini. Ditambah dengan perkataan singkat Anjani yang mengingatkannya untuk berhati-hati.

Sigrid. Nama itu bukan nama yang baru Seven maupun Sakaris dengar. Nama itu sudah familier di telinga mereka—bahkan mungkin juga di telinga Sana. Sebab, Sigrid adalah bagian dari mereka. Sigrid adalah teman BEST. Sigrid adalah siswa SMA Tribe. Tetapi itu semua hanya cerita masa lalu. Sekarang, semuanya sudah berubah. Sigrid adalah bagian dari mereka, tapi itu dulu. Sigrid adalah mantan teman BEST. Sigrid adalah bekas siswa SMA Tribe.

"Sigrid bilang gue harus hati-hati." Seven mulai berbicara.

"Hm?" kening Sakaris mengerut.

"Dia bilang, jangan terlalu percaya sama orang-orang. Termasuk anggota gue sendiri." Lanjut Seven.

"Gue juga?" Sakaris menunjuk dirinya sendiri.

Seven menatap Sakaris dengan lekat. Sampai akhirnya ia menggeleng. "Dia bilang, orang yang lo percaya, bisa aja ngehianatin lo suatu hari nanti."

Sakaris pun menghembuskan nafasnya berat. "Kayaknya dia masih belum bisa nerima apa yang udah terjadi."

"Ris,"

"Hm?"

"Gimana kalo sebenernya waktu itu emang Sigrid nggak bersalah?"

"Ven! Semuanya udah terjadi dan udah selesai. Nggak ada lagi yang namanya 'gimana kalo'. Udah, Ven! Udah!" Mendadak Sakaris menjadi emosi karena Seven mengingatkannya pada sebuah peristiwa yang terjadi di masa lalu.

Seven pun diam. Kembali ia memperhatikan Sakaris. "Maaf." katanya menyesal karena telah membuat Sakaris emosi.

🎡🎡

Bisa jadi dua hari kemarin adalah hari keberuntungan Cassie karena di hari Senin dan Selasa kemarin, Kiel tidak masuk sekolah karena ada keperluan mendesak. Sehingga Cassie tidak harus bertatap muka dengannya setelah apa yang terjadi pada hari Minggu malam. Tepatnya pada saat gala dinner.

Tetapi hari ini, Cassie dengar kalau cowok itu sudah kembali ke sekolah. Bukan tidak mungkin kan, kalau Kiel akan menagih jawaban dari pernyataan cintanya waktu itu? Hanya memikirkannya saja, Cassie sudah frustasi. Bagaimana nanti jika Kiel benar-benar menemuinya?

"Cassie?"

Cassie segera menoleh begitu mendengar namanya dipanggil. Rupanya itu adalah Anjani yang tidak sengaja bertemu dengannya di perpustakaan siang hari ini. Kenapa Cassie memilih tempat itu untuk menghabiskan waktu istirahatnya? Tentu sudah jelas bukan, karena ia menghindari kemungkinan bertemu dengan Kiel.

"Kayaknya baru ini gue liat lo di perpustakaan." Lanjut Anjani sembari mengambil duduk di sebelah Cassie.

Cassie meringis.

"Oh, iya. Sori. Harusnya gue nggak bilang yang barusan." Anjani sepertinya paham dengan apa yang terjadi pada cewek itu. "Tapi selama lo ada di satu tempat yang sama dengan Kak Kiel, tetep aja bakal ada waktu dan kesempatan buat ketemu sama dia. Entah itu satu jam ke depan, dua jam ke depan atau bahkan mungkin dalam beberapa menit ke depan." Kelanjutan kalimat Anjani membuat wajah Cassie kecut.

Benar sekali apa yang Anjani katakan. Mau bersembunyi di mana pun, selama itu masih di SMA Tribe, pasti tetap akan ada masa ia bertemu dengan Kiel untuk menjawab pernyataan cintanya.

"Kalo lo emang nggak suka, tinggal tolak dia aja, Cas." Kata Anjani tiba-tiba.

Cassie menghembuskan nafasnya. Lalu kepalanya sengaja ia jatuhkan di atas meja, hingga pipinya menempel di meja. "Seenggak sukanya gue sama dia, gue masih ada respect sama dia, Jan. Gue nggak mau kalo penolakan gue, bikin dia sakit hati."

"Ya udah, lo terima dia kalo gitu."

"Mana bisa?" sontak Cassie kembali menegakkan punggung.

"Terus mau lo gimana? Yang namanya ditolak udah pasti bakal sakit hati. Dan itu konsekuensi buat yang berani nembak. Berani nembak, artinya juga harus berani sakit hati karena kemungkinan tertolak."

Cassie terdiam. Sedang merenungkan apa yang Anjani katakan. Yang sialnya, semuanya benar. Cassie jadi bertanya-tanya, Anjani ini benar masih kelas 10 seperti dirinya kan? Benar seumuran dengannya kan? "Jan, kok lo sedewasa ini sih? Lo sebenernya umur berapa?"

"Eh? Masa?" Anjani tampak terkejut dengan pertanyaan Cassie.

"Oh, atau lo udah pernah pacaran ya? Atau malah lagi pacaran?" Cassie mencondongkan tubuhnya ke arah Anjani bersamaan dengan pertanyaan yang ia lontarkan dengan nada antusias.

Anjani tidak menjawab. Ia malah pura-pura tidak mendengarkan pertanyaan Cassie.

Namun tingkah Anjani yang begini, malah membuat Cassie makin bersemangat bertanya sekaligus menggodanya, "Beneran nih! Siapa pacar lo, Jan? Kayak apa? Anak Tribe? Kelas berapa? Udah berapa lama pacaran? Kasih tau dong, gimana ceritanya lo bisa jadian sama pacar lo?"

"Kisah pacaran gue sama mantan gue nggak seindah itu buat gue ceritain." Kata Anjani sedikit sewot kemudian ia segera pergi meninggalkan Cassie.

Cassie terdiam seketika. Senyum di wajahnya auto hilang begitu menyadari kesalahan yang telah ia perbuat.

🎡🎡

Sepanjang perjalanan Cassie dari perpustakaan ke kelas, ia masih terus kepikiran dengan sikap Anjani tadi. Sungguh, Cassie benar-benar menyesalinya dan berniat untuk meminta maaf sesegera mungkin pada orang yang ia anggap sebagai teman barunya itu. Tetapi niat itu segera sirna saat pada akhirnya ia benar-benar bertemu dengan Kiel.

Cowok itu rupanya sudah menunggunya di dalam kelas. Bersama dengan Ikky, Lana dan teman-teman sekelas Cassie yang lain, yang sebelumnya tidak tau ke mana Cassie pergi selama istirahat berlangsung.

"Kak Kiel..." nafas Cassie seketika tertahan. Kepalanya mulai pusing. Bibirnya mulai terbata.

"Hai," cowok itu menyapa Cassie dengan riang. Ia berjalan menghampiri Cassie yang masih berdiri mematung di ambang pintu kelasnya.

Dengan susah payah, Cassie berusaha menelan salivanya ketika Kiel telah berdiri tepat di hadapannya.

"Kemana aja? Gue cariin nggak ketemu. Ya udah, gue tunggu lo aja di kelas. Emang jodoh sih, buktinya sekarang kita ketemu." Kiel tersenyum, yang kalau Cassie perhatikan, tampaknya kejadian dirinya kabur pada saat krusial tidak terlalu memberikan damage pada Kiel.

"Kak Kiel..." lagi-lagi Cassie hanya bisa mengatakan dua kalimat itu.

"Hm?" cowok itu menggumam.

"So-soal... Soal pernyat—"

"Oh, itu." padahal Cassie sudah berusaha untuk membuka topik itu kembali. Karena setelah bertemu Anjani tadi, Cassie merasa mendapat pencerahan. Namun dengan seenak jidat, Kiel malah memotong kalimatnya.

Kiel melangkahkan kakinya satu langkah lebih dekat dengan Cassie. Kemudian ia raih rahang gadis itu, ia angkat agar gadis itu bisa leluasa memperhatikan wajahnya.

Cassie tak berdaya. Semua ini terjadi tanpa bisa ia cegah.

"Sori, harusnya malam itu gue nggak bikin lo nervous di hadapan banyak orang. Harusnya juga gue nggak ngomong kayak gitu ke lo."

Kedua mata Cassie melebar. Apakah akhirnya Kiel menyadari kalau Cassie tidak menyimpan perasaan untuknya? Jika iya, maka akan jadi mudah bagi Cassie untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan pada cowok ini. "Kak—"

"Hari ini, hari Rabu, tepat pukul 10.20 pagi menjelang siang, secara resmi Ezkiel La Digory telah berpacaran dengan Cassiopeia Bintang Angkasa."

Siapa pun yang mendengar sudah pasti terkejut. Deklarasi sepihak yang diakhiri kecupan ringan di dahi Cassie, menandakan hubungan asmara antara Kiel dan Cassie dimulai.

🎡🎡

Nama Kiel dan Cassie sontak jadi nama yang paling banyak dibicarakan di SMA Tribe paska deklarasi peresmian hubungan keduanya yang tidak disangka. Sangat berbeda dari hubungan-hubungan yang sebelumnya sudah Kiel lakoni, kali ini ia menjadikan seorang gadis sebagai kekasihnya dengan cara yang... yang sedikit berbeda! Ada unsur pemaksaan, tetapi ada manis-manisnya juga kalau orang bilang. Meskipun tidak tau juga di mana letak manisnya.

"Itu namanya bukan pacaran, Kak." Dari hari Rabu kemarin, sampai sekarang hari Kamis, Ikky masih menentang hubungan teman dan kakak kelasnya itu.

"Anak kecil diem deh." Sahut Kiel dengan santai. Saking santainya, ia masih bisa bersiul meskipun saat ini ia tengah mengerjakan tugas yang berkaitan dengan BEST.

"Pacaran itu jalan atas persetujuan dua belah pihak. Kalo yang setuju cuma sebelah pihak, namanya bukan pacaran."

"Gaya banget lo bocil, emangnya lo udah pernah pacaran berapa kali sih?" dengan menyebalkannya, Kiel bertanya pada Ikky yang otomatis membuat adik kelasnya sebal sekaligus kicep.

Please deh, cuma beda satu tahun tidak usah 'sok tua' begitu deh, sampai memanggil Ikky dengan sebutan bocil-bocil segala!

"Berapa kali, Ky?" Sana ikut menimbrung.

Ikky makin-makin kicep. "A-u... Anu... I—"

"Ayo pacaran!" Dengan enteng, Ribi mendekati Ikky, lalu mengamit lengannya erat. Membuat semua mata yang ada di campbest tertuju padanya.

"KAK, LO NGGAK USAH IKUT-IKUTAN SESAT YA!" sontak Ikky menyeru. Di antara orang yang ada, ia sendiri menjadi orang yang paling kaget dengan tingkah Ribi. Ia bahkan langsung menarik lengannya hingga terlepas dari Ribi.

"Kok sesat? Gue cuma ngajakin lo pacaran, bukan ngajakin lo join sekte sesat." Sahut Ribi santai.

"Kan udah gue bilang tadi, pacaran itu persetujuan kedua belah pihak!"

"Ya kalo gitu tinggal lo setujuin aja, apa susahnya?"

Selagi Ribi masih asyik menggoda Ikky, ada Marin yang menatapnya sinis dan penuh kebencian. Sedangkan River meski hanya diam, terlihat kok kalau rahangnya mengeras. Ini sama sekali bukan sesuatu yang asyik dilihat apalagi dinikmati.

"Nggak! Gue nggak mau pacaran sama lo, Kak!" seru Ikky dengan lantang.

Tawa Kiel dan Sakaris sontak membahana. Sedangkan Sana hanya terkekeh kecil.

Ribi menghembuskan nafasnya sambil bersandar ke sandaran kursi. "Rugi lo, nolak cewek secakep gue."

Ikky tidak berkata apa-apa lagi. Bahkan ia tidak bisa berkutik saat mata tajam River tertuju padanya.

Bel pun terdengar. Semua anggota BEST cepat-cepat menyelesaikan urusan mereka di campbest sebelum kembali ke kelas. Mungkin hal ini bisa menolong Ikky dari tatapan tajam mata River yang tidak mengenakkan. Tapi justru karena tatapan tajam itu juga, Ikky ingin berbicara dengan kakak kelasnya itu.

"Apa?" tanya River ketika Ikky memanggil namanya di samping campbest.

"Soal tadi..."

"Apa?" River kembali bertanya setelah Ikky menggantung kalimatnya.

Selain Seven yang kharismatik, selain Topan yang galak, satu lagi yang kadang membuat Ikky sungkan untuk berbicara dengannya adalah River. Se-datar-datarnya Gangga, Gangga masih bisa sedikit diajak bicara daripada River.

Karena Ikky tak kunjung berbicara, River pun membalikkan badan. Berniat untuk pergi meninggalkan Ikky tanpa mengatakan apa pun. Namun sebelum River melangkah, Ikky menahan lengannya. Membuat kakak River kembali menghadap ke arahnya.

"Soal tadi Kak River nggak usah diambil hati ya karena kan Kak River tau sendiri gimana Kak Ribi yang suka ngeledek gue jadi please gue mohon Kak River jangan berpikiran macam-macam soal gue soal Kak Ribi itu nggak seperti yang Kak River liat atau Kak River pikirin."

Mata River mengedip dua kali dalam sekejap mendengar penuturan Ikky yang tanpa jeda. Baik koma, maupun titik. Belum lagi Ikky mengatakannya dalam satu tarikan nafas. Hebat juga ya, pernafasan Ikky bisa sepanjang itu.

"Kak, jangan diem aja. Bikin gue overthinking." Desak Ikky sedikit dag dig dug. Takut kalau River akan marah.

"Emang gue kenapa sama Ribi?" beruntung River masih bisa memahami perkataan Ikky meski begitu cepat seperti kereta shinkansen.

"Bukannya ada sesuatu?" refleks Ikky menjawab pertanyaan River dengan super cepat.

River hanya mendengus. Sungguh ambigu.

"Pas kemaren di sawah, gue baru sadar kalo ternyata lo seperhatian itu sama Ribi. Bahkan tadi juga lo sebenernya marah kan, Kak, pas liat Kak Ribi kayak tadi? Kalo emang nggak ada sesuatu di antara lo sama dia, pasti lo nggak gitu, Kak." Kali ini Ikky sudah berbicara dengan normal dan sedikit nekat.

"I love her, but she doesn't. That's it."

Continue Reading

You'll Also Like

2.3M 243K 59
"Je, lo beneran nggak pacaran lagi sama Ganesh?" "Iya, kan gue juga udah bilang putus sama dia 30 Januari." "Terus kenapa dia masih suka perhatiin lo...
5.7K 299 47
Selesai. Dan nggak di revisi. Wkwk:) Selalu ada cara tersendiri untuk menikmati senja. Selalu ada kenyamanan tersendiri ketika melihat senja tenggela...
508K 40.8K 56
UPDATE NYA SETIAP HARI Follow dulu sebelum baca Comment dan vote nya biar aku makin semangat boleh loh hehe ***** Bagaimana rasanya kalau tiba-tiba s...
1.9M 97.6K 52
[CERITA DI PRIVATE SECARA ACAK, SILAHKAN FOLLOW AKUN AKU DULU UNTUK VERSI LENGKAPNYA] Wanita itu memegang dadanya, merasakan detak jantung yang berge...