Aisyah Aqilah || TERBIT

By nrasya_

2.1M 219K 76.6K

GUS ILHAM MY HUSBAND 2 Dijodohkan saat libur semester? Menikah dengan orang yang tidak kamu cintai, tidak men... More

bagian 01
bagian 02
bagian 03
bagian 04
bagian 05
bagian 06 : Arsyi ngambek
bagian 07 : kucing baru
bagian 08 : Rich Aunty
bagian 09 : Irt
bagian 10
bagian 11
bagian 12
bagian 13
bagian 14
bagian 15
bagian 16
bagian 17
bagian 18
bagian 19
bagian 20
bagian 21
bagian 22
bagian 23
bagian 24
bagian 26
bagian 27
bagian 28
bagian 29 [Bagai api dalam sekam]
bagian 30 : menenangkan diri
bagian 31
bagian 32
bagian 33
bagian 34
bagian 35
bagian 36
bagian 37
bagian 38
bagian 39
bagian 40
bagian 41
bagian 42
bagian 43
bagian 44
bagian 45
epilog
Ekstra part
Ekstra part bagian 2
VOTE COVER
harga novel Aisyah Aqilah
SPIN OFF AISYAH AQILAH

bagian 25

35.1K 4.4K 1.6K
By nrasya_

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Jangan lupa vote dan komen yang banyak, tandai kalau masih ada typo.

*****

Pagi ini Gus Ilham baru saja tiba di pesantren, setelah dari pasar membeli bahan pokok untuk rumahnya. Seperti inilah rutinitas pria yang bernotabene, suami dari Aisyah. Karena rasa sayang dan cinta pada istri, ia tidak rela menyuruh Aisyah ke pasar. Selain itu Gus Ilham juga tidak suka jika istrinya keluar rumah bertemu dengan laki-laki mata keranjang yang suka pada istri orang, padahal istri di rumah juga ada.

Brak!

Semua dus yang Gus Ilham angkat terjatuh menimbulkan suara gaduh. Sontak saja beberapa orang yang berada di gerbang pesantren menoleh kearah.

Tak terkecuali, Ustadz Abraham. Tampaknya ia tertawa atas penderitaan sang gus yang kesulitan membawa tiga dus sekaligus.

Gus Ilham mendengus sebal. "Kenapa ketawa, ayo bantu saya, angkat ini."

"Siap Gus!" Ustadz Abraham berjalan menghampiri Gus Ilham. Ia mengangkat satu dus tersebut.

"Mau dibawa kemana?"

"Ke tanah abang! Ya, kerumah saya lah!" Bentak Gus Ilham. Bukan tidak bersyukur dibantu Abraham, hanya saja Gus Ilham sudah sangat malas mendengar pertanyaan di kala dirinya sudah lelah.

Poin penting nih, jangan bertanya pada Gus Ilham ketika ia terlihat lelah.

"Afwan." Ucap Ustadz Abraham.

"Ayo."

"Biar saya bantu," kata Ustadz Fahri datang, dan mengambil satu dus dari tangan Gus Ilham.

Gus Ilham hanya mengangguk, kemudian ia berjalan paling depan menuntun kedua Ustadz ini. Tibanya di rumah Gus Ilham, semuanya menyimpan dus tersebut di teras.

"Terima kasih sudah bantu saya," ucap Gus Ilham.

"Sama-sama Gus."

"Oh ya, Gus. Saya juga mau kasi ini." Ustadz Fahri menyerahkan dua amplop pada Gus Ilham.

"Undangan pernikahan?" Tanya Gus Ilham.

"Iya, gus. Sekalian sama surat izin saya selama satu bulan," Ujar Ustadz Fahri, lalu memberi satu undangan lagi pada ustadz Abraham. "Ini buat Ustadz Abraham."

Ustadz Abraham menerima undangan tersebut. Di sana tertera nama Ustadz Fahri dan — "Fatia?!"

"Iya, Ustadz."

"Fatia yang pernah sekolah di sini?" Tanya Gus Ilham dan diangguki oleh Ustadz Fahri.

"Iya, saya dan Fatia dijodohkan."

Gus Ilham sebenarnya terkejut, namun masih bisa menahan ekspresi wajahnya. Tapi saat melirik kearah Ustadz Abraham, terlihat jelas bahwa pria itu benar-benar shock.

"Saya harap kalian berdua datang ya," ucap ustadz Fahri.

Gus Ilham hanya mampu mengangguk singkat. Sedangkan dari dalam rumah, Aisyah mengintip dari balik jendela. Entahlah sejak kapan wanita ini berdiri dan menguping disana.

"Kasian juga Ustadz Abraham," gumam Aisyah.

"Umi!" Dari arah belakang Arsya dan Arsyi datang menkagetkan sang umi.

"Astagfirullah!" Aisyah melompat kaget. "Ssstt! jangan ribut!"

Kedua anak itu menurut saja, Aisyah kembali mengintip, diikuti oleh Arsya dan Arsyi. Pokoknya apapun yang dilakukan orang tuanya ini, Arsya dan Arsyi akan mengikuti, itulah makanya mereka selalu berhati-hati saat hendak melakukan apapun dihadapan bocah ini.

"Abraham, kamu kenapa?" Tanya Gus Ilham. Setelah Ustadz Fahri pergi, Ustadz Abraham belum membuka suara.

"Kalau ini mimpi, tolong cepat-cepat di bangunin ya, Gus," ucap ustadz Abraham menatap lurus kedepan.

"Bukan mimpi, memang kenyataan.  Kamu yang sabar ya." Gus Ilham menepuk pundak sahabatnya itu, untuk memberi sedikit kekuatan.

"Tapi saya sudah cinta sama dia, Gus."

"Hati-hati loh, ngomong kayak gitu, Allah itu maha cemburu. Bisa jadi kamu sering bilang pada diri kamu sendiri, saya mencintai dia, saya mencintai dia. Lantas Allah cemburu, menjauhkan sesuatu yang kamu suka dari melebihi cinta kamu kepada Allah."

Ustadz Abraham mengusap wajahnya, yang kusut. Benar yang Gus Ilham ucapkan. Begitu cinta nya ia pada Fatia sampai melupakan Allah maha cemburu.

"Astaghfirullahaladzim."

"Sing sabar, sesuatu yang baik untukmu tidak akan Allah izinkan pergi darimu, kecuali akan digantikan yang lebih baik lagi."

Ustadz Abraham mengangguk. "Saya permisi dulu, Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam." Gus Ilham melihat kepergian Abraham sampai punggungnya mulai menjauh. Kemudian Gus Ilham mengetuk pintu dan langsung dibuka kan oleh Aisyah. "Mas , ustadz Abraham gimana setelah tau—"

"Assalamu'alaikum." Kata Gus Ilham menghela nafas. Bukannya disambut baik oleh istrinya, wanita ini malah menanyakan hal lain.

"Waalaikumsalam. Ustadz—"

"Bantu bawa masuk ini, nanti aja kalau tanya-tanya soal Abraham."

Aisyah mengangguk cepat. Hendak Mengingat satu dus itu namun, tenaga nya tak cukup.

"Berat banget."

"Nggak usah Syah, kalau kamu nggak bisa biar aku aja." Kata Gus Ilham sambil menggulung lengan bajunya.

Aisyah tersenyum, peka sekali suaminya ini. Sebelum masuk Aisyah menatap menatap kearah luar melihat keberadaan ustadz Abraham yang sudah hilang. Aisyah pun segera masuk, menyusul suaminya.

"Yeyey! Ada es klim!" Sorakan itu memenuhi satu ruangan atas suara Arsya dan Arsyi.

"Tapi jangan terlalu sering ya?" Ucap Gus Ilham.

"Siap abah!"

"Nanti Aci pengen makan tiga!"

"Nggak boleh, nanti Arsyi batuk." Sahut Aisyah datang ke dalam dapur.

"Aci nda batuk kok, cuma tiga aja," ucapnya mengacungkan dua jarinya.

Arsya menepuk jidatnya, lalu membenarkan jari Arsyi agar terhitung tiga.

"Baru benar deh."

Arsyi bengong melihat jari-jarinya  yang dikoreksi oleh sang kembaran. "Ini lima dong!"

"Bukan Aci," ujar Arsya berdecak kesal.

"Arsya! Arsyi!"

Semua langsung menoleh, kala mendengar suara Sakinah memanggil Arsya dan Arsyi.

"Umi, abah. Boleh keluar main?" Tanya Arsya.

"Boleh aja sih, tapi!" Aisyah menatap tajam kedua anaknya. "Awas aja main pasir."

"Siap umi Aicah!" Hormat keduanya pada Aisyah.

Hati Aisyah melembut. "Yaudah sana main."

"Assalamualaikum, Umi, Abah!" Sebelum pergi bermain, mereka menyalami tangan kedua orang tuanya.

"Waalaikumsalam." Jawab keduanya.

Setelah Arsya dan Arsyi tidak lagi berada disana, Aisyah menoleh pada Gus Ilham yang sedang menambahkan bumbu ke dalam sup.

Aisyah tersenyum, ia bersyukur mempunyai suami pengertian seperti Gus Ilham. Lalu Aisyah melangkah hendak memeluk tubuh suaminya dari belakang, tiba-tiba saja ia mual, mencium bau yang aneh.

Aisyah menyondongkan wajahnya pada tubuh suaminya. "Ih, mas Ilham bau!"

"Hah?" Gus Ilham menoleh kebelakang. Ia mengangkat satu tangannya mengecek ketiaknya. Namun tidak terdeteksi bau busuk kok. Walaupun tubuh Gus Ilham keringat sehabis pasar.

"Huek!"

Aisyah segera berlari kearah wastafel, memuntahkan semua isi perutnya. Di belakang sudah ada sang suami yang memijat tungkuk Aisyah.

"Aduh, pusing..." rengek Aisyah, yang membuat Gus Ilham mengernyit bingung. Kenapa nada bicara Aisyah jadi berubah dan sedikit manja.

"Aku masih bau?" Tanya Gus Ilham.

Sekali lagi Aisyah menyondongkan wajahnya, mendeteksi bau badan suaminya. Aisyah pun langsung mendekap tubuh Gus Ilham.

"Cayang mas Ilham," ucap Aisyah. Bahkan nada bicaranya sudah mengalahkan Arsyi.

"Kamu kenapa sayang?"

"Aisyah nggak apa-apa. Pengen peluk kamu aja." Ujarnya dengan manja.

"Udah nggak bau lagi?"

"Iya!" Jawab Aisyah cepat, bahkan matanya sampai berbinar mengatakannya. "Wangi banget, hihi."

Gus Ilham meringis pelan, ia masih kebingungan, otaknya terus berfikir, apa yang terjadi pada Aisyah?

"Kamu duduk dulu, aku mau ngambil air minum." Gus Ilham menuntun Aisyah agar duduk di kursi. Lalu ia segera melangkah ke arah dispensr.

Sebelum memberikan air itu pada Aisyah, Gus Ilham membaca beberapa doa agar hal yang aneh tidak terjadi pada istrinya.

"Ini Syah, minum dulu. Teguk tiga kali."

Aisyah bersendawa kecil setelah menghabiskan segelas air itu. Lalu ia tersenyum menatap suaminya yang sedari tadi memantau pergerakannya.

"Mas Ilham!"

"Hm?"

"Saranghe!"

*****

Pada malam harinya, Gus Ilham tiba di rumahnya setelah melaksanakan sholat isya dan kultum malam di masjid.

Seperti biasanya, Gus Ilham selalu dibuat kagum oleh istrinya yang sedang mengaji. Suara serta irama yang digunakan sangat terdengar merdu menyejukkan hati.

قُلْ اَرَءَيْتُمْ اِنْ اَصْبَحَ مَاۤؤُكُمْ غَوْرًا فَمَنْ يَّأْتِيْكُمْ بِمَاۤءٍ مَّعِيْنٍ ࣖ

30. Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?”

صَدَقَ اللهُ اْلعَظِيْمُ

Gus Ilham pun masuk ke dalam, langsung melangkah kedepan Aisyah. "Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Aaaa! Mas Ilham, Aisyah kangen."

"Masa udah kangen aja aku tinggal sholat isya sebentar?"

"Hehe, abisnya mas Ilham ganteng sih!"

Gus Ilham hanya mampu tersenyum tipis melihat Aisyah yang sudah mengdusel-dusel di tubuhnya, seperti seekor kucing.

"Udah dulu ya, aku mau sholat lagi." Ucap Gus Ilham lembut.

"Mau sholat apa, kamu aja baru pulang sholat?"

"Mau sholat witir sayang." Ucap gus Ilham menarik hidung sebelum beranjak ke dalam kamar mandi untuk berwudhu lagi.

"Loh, bukannya sholat witir dikerjakan habis tahajud ya, mas?" Tanya Aisyah.

"Kan, sholat witir itu sholat penutup. Boleh di kerjakan selepas isya, boleh juga dikerjakan selepas sholat tahajud."

"Memang boleh sholat tahajud tanpa witir?"

"Boleh Aisyah. Sholat yang dibuka dengan takbir dan diakhiri dengan salam itu sah. Tapi sholat tahajud nya tidak sempurna. Kalau tahajud saja, Sah. Kalau witir duluan juga bagus."

"Jadi yang bagus di tiru mana, mas?"

"Nah ada satu hadist mengatakan perbedaan sholat witir antara sahabat nabi, Abu bakar As-siddiq sama Umar Bin khatib."

"Abu Bakar As-siddiq mengerjakan sholat witir setelah ba'diyah isya. Karena beliau orangnya sangat hati-hati. Tidak mau meninggalkan sholat sunnahnya, makanya dia kerjakan diawal waktu."

"Nah. Sedangkan Umar mengerjakan di sepertiga malam karena dia orang yang tegas. Karena sudah menatap hatinya untuk bangun untuk sholat."

"Tugas kita sebagian manusia kenali diri sendiri, apa kita harus berhati-hati seperti Abu bakar, atau kita ini orangnya tegas, teguh pendirian seperti Umar."

"Kalau tidak sholat witir gimana?"

"Usahakan sholat witir, karena sholat witir sholat yang ringking berada di urutan ke dua setelah sholat  qolbiyah subuh. Sholat  witir juga termasuk sunnah muakkad. Kalau dikerjakan banyak pahalanya."

"Sholat witir juga, sholat sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, terutama di bulan Ramadhan. Sholat witir memiliki keistimewaan karena merupakan sholat yang menyempurnakan sholat malam dan menunjukkan kecintaan kita kepada Allah SWT yang bersifat witir ganjil."

"Oh iya, Allah suka sesuatu yang ganjil." Sahut Aisyah.

"Jadi sudah tau, kan?"

Aisyah mengangguk. "Iya Aisyah sudah tau. Makasih Guru sudah mau ngajarin Aisyah." Ucap Aisyah sungkam pada suaminya.

Gus Ilham tertawa, mengusap kepala istrinya sambil membacakan doa agar senantiasa dijaga.

"Yaudah, aku mau ambil wudhu dulu."

"Aisyah mau ikut," ucap Aisyah menyusup suaminya masuk ke dalam kamar mandi.

*****

Selepas sholat witir berjamaah, Gus Ilham mulai memanjatkan kalimat tasbih. Namun ia terkejut saat Aisyah tiba-tiba duduk di pangkuannya.

"Astaghfirullah, pelan-pelan Syah." Ucap Gus Ilham.

Aisyah menyegir. "Mas Ilham?"

"Apa, hm?"

"Kalau kita ketemu ombak di laut, manggilnya apa ya?"

"Hah?"

"Manggilnya om atau mbak?"

Gus Ilham menghela nafas menyimpan tasbihnya. Lalu ia mengambil jari-jari Aisyah agar di genggam erat.

"Panggilnya sayang." Ucap Gus Ilham menyenderkan kepalanya di bahu Aisyah.

"Kenapa sayang?"

"Panggil ombak aja." Kata Gus Ilham lagi.

Aisyah lalu membalik badan agar sepenuhnya menghadap sang suami, kedua kaki dan tangannya melingkar di pinggang Gus Ilham.

"Mas Ilham, bawa Aisyah ke toilet, Aisyah mau muntah..."

Gus Ilham tercegoh sejenak, langsung membawa istrinya ke dalam kamar mandi. Saat tiba disana, Aisyah turun dan langsung memuntahkan isi perutnya.

"Masih mau muntah?" Tanya Gus Ilham sambil memijat tungkuk Aisyah.

Aisyah menggeleng. "Mas?"

"Iya sayang?"

"Aisyah pengen ke kamar Arsya sama Arsyi."

Gus Ilham mengangguk, mereka bersama-sama ke kamar anaknya.

Ceklek!

Aisyah menerobos masuk saat Gus Ilham baru sejenak membuka pintu. Pria itu sampai tercengang melihat kelakuan Aisyah.

Tibanya di tepi kasur, Aisyah menutup mulutnya. Wajah nya memerah serta mata yang berkaca-kaca.

"Mas Ilham..."

"Apa, hm?"

"Kenapa Arsyi cantik banget kenapa bukan Aisyah aja yang cantik?"

"Loh, kan anak kita sayang. Arsyi juga cantik turun dari kamu."

"Tapi kenapa lebih cantik dari Aisyah?" Tanya Aisyah.

"Kan, ada campur abahnya juga." Ucap Gus Ilham sambil menguyar rambutnya kebelakang. "Pabriknya ganteng ka?"

Aisyah menoleh. Dan tersenyum salah tingkah menatap sang suami. "Iya ganteng, tapi lebih ganteng Arsya sih."

Gus Ilham menghela nafas panjang, ia mengangguk. "Kan ada campuran kamu juga sayang."

"Tapi sayang, Aisyah pengen cantik. Beliin Aisyah skincare ya..."

"Boleh, kamu tulis aja apa yang kamu butuhin, nanti biar aku yang beli."

"Yeay!" Aisyah melompat kegirangan, sontak saja membuat anak-anak mereka terusik.

"Sssttt, jangan ribut," peringat Gus Ilham. Aisyah mengangguk mengerti.

"Ayo ke kamar aja." Gus Ilham menggendong istrinya masuk ke dalam kamar.

"Mas?"

"Apa lagi?"

"Kalau kata Bunda senja itu indah, emang iya?"

"Iya Syah, senja aja indah apalagi Aisyah."













******

Mari ucapkan Alhamdulillah setelah membaca part ini sampai habis, jangan lupa vote dan komen di setiap partnya yaw

Follow akun Instagram @wattpadasya

Btw Aisyah kenapa ya? Hamil? Tapi konflik utama belum lewat?

Target up 4k vote dan 4k komen

Spam next emoji warna kuning

See you next part, Assalamualaikum.
Selasa 04 Juli 2023

Spesial offer GIMH 🤩🤩🤩

Ayo buruan beli, kapan lagi coba dapat hard cover murah, Cover baru juga 🤩

Continue Reading

You'll Also Like

6.3K 522 26
(SEQUEL SORRY AND THANKS) [Disarankan membaca cerita 'Sorry and Thanks' dulu] Luka, air mata, dan sesak menggerogoti hati Amalia. Perasaan cintanya...
2.6K 821 46
⚠️FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ HELP ME TO GET 3k READERS and 900 VOTES ¡Happy Reading! Aletta Nadira. Remaja cantik yang selalu ingin terlihat bahagia da...
SCH2 By xwayyyy

General Fiction

375K 45K 100
hanya fiksi! baca aja kalo mau
8.8K 893 2
Baca SYAQIL 1 dulu karena ceritanya menyambung. Raisya Alika Putri atau biasa dipanggil Icil. Dia merupakan mahasiswi semester 3 yang sudah resmi men...