Aisyah Aqilah || TERBIT

By nrasya_

2.1M 219K 76.6K

GUS ILHAM MY HUSBAND 2 Dijodohkan saat libur semester? Menikah dengan orang yang tidak kamu cintai, tidak men... More

bagian 01
bagian 02
bagian 03
bagian 04
bagian 05
bagian 06 : Arsyi ngambek
bagian 07 : kucing baru
bagian 08 : Rich Aunty
bagian 09 : Irt
bagian 11
bagian 12
bagian 13
bagian 14
bagian 15
bagian 16
bagian 17
bagian 18
bagian 19
bagian 20
bagian 21
bagian 22
bagian 23
bagian 24
bagian 25
bagian 26
bagian 27
bagian 28
bagian 29 [Bagai api dalam sekam]
bagian 30 : menenangkan diri
bagian 31
bagian 32
bagian 33
bagian 34
bagian 35
bagian 36
bagian 37
bagian 38
bagian 39
bagian 40
bagian 41
bagian 42
bagian 43
bagian 44
bagian 45
epilog
Ekstra part
Ekstra part bagian 2
VOTE COVER
harga novel Aisyah Aqilah
SPIN OFF AISYAH AQILAH

bagian 10

42.4K 4.5K 381
By nrasya_

Assalamualaikum semuaa. Selamat menunaikan ibadah puasa 🙏 semoga kita semua selalu sehat dan bahagia.

******

Umi!"

"Ya Allah, jangan lari-lari sayang, nanti jatuh," ucap Aisyah pada Arsyi.

"Mau kemana?" Tanya Arsyi.

"Beli sayur, di depan. Mau ikut?"

"Mau!" Ucapnya merentangkan kedua tangannya.

"Pakai jilbab nya dulu," ucap Aisyah menarik masuk anaknya.

"Mas Ilham, tolong ambilkan, jilbab Arsyi!" Teriak Aisyah.

"Iya!" Sahut Gus Ilham dari atas.

"Aci mau gendong,"

"Eh, nggak boleh gendong, kalau mau ikut,"

"Kalian mau kemana?" Tanya Gus Ilham turun bersama Arsya di gendongannya.

"Beli sayur, mas. Sebenar lagi penjual nya lewat depan pesantren,"

Aisyah kemudian menuduh sejajar dengan tubuh putrinya. Ia memakaikan jilbab kecil milik Arsyi.

"Aci mau pakai cadal sepelti umi, juga,"

"Nggak usah,"

"Mau umi..."

"Yaudah Arsyi, nggak usah ikut sama umi," ucap Aisyah hendak pergi.

"Jangan tinggalin Aci!"

"Makanya jangan banyak maunya," ucap Aisyah menghela nafas. "Salim dulu sama Abahnya,"

"Assalamualaikum, Abah," ucap Arsyi setelah menyalami tangan Abahnya.

"Umi beli ayam juga!" Ucap Arsya.

"Arsya nggak mau ikut juga?" Tanya Aisyah.

Arsya menggeleng "Aca mau sama Abah,"

"Pergi dulu ya mas, Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

****

Aisyah dan Arsyi sampai di depan gerbang pesantren. Penjual sayur sudah datang, para ibu-ibu rumah tangga pun berdatangan.

"Assalamualaikum, ibu-ibu!" sapa Arsyi mencium satu persatu orang-orang yang berada di sana.

"Waalaikumsalam, Ning Arsyi. Masyaallah cantiknya," puji ibu-ibu itu.

"Mau beli apa Ning?" Tanya penjual sayur itu pada Aisyah.

"Saya mau beli ayam 3 kilo sama bumbu buat masak kari ayam,"

Sementara Aisyah memilih sayuran dan beberapa bahan dapur lainnya, Arsyi anaknya sedang sibuk bermain bersama para ibu-ibu yang ingin membeli juga.

"Mang, putal mucik!" Sahut Arsyi.

"Eh!" Tegur Aisyah.

"Siap Ning,"

Potong bebek angsa
Masak di kuali
Nona minta dansa...

Arsyi mulai menggerakkan tubuhnya seperti seekor bebek, ia bersenandung mengelilingi mobil penjual sayur tersebut. Membuat orang-orang yang berada di sana tertawa dibuatnya.

"Ya Allah.." gumam Aisyah menutup wajahnya. Perasaan ia tidak sebegitu pecicilan saat masih kecil. Lantas mengapa anaknya ini sangat diluar batas pecicilan nya.

"Colong ke kili...colong ke kanan...lalalalalaah!"

Lagi pun habis membuat Arsyi bertepuk tangan riah. Begitu juga dengan orang-orang yang menonton Arsyi.  

"Berapa semuanya, mang?" Tanya Aisyah.

"Total semuanya, 100 ribu.

"Ini mang, pas ya,"

"Umi!" Panggil Arsyi menarik jilbab Aisyah.

"Apa lagi?"

"Mau itu," tunjuk Arsyi pada kerupuk bunga putih yang besar.

"Besar banget, Arsyi mau beli yang ini?" Tanya Aisyah dan Arsyi mengangguk "Berapa yang ini, mang,"

"Yang besar ini 20 ribu, Ning kalau kerupuk yang kecil, lima ribu,"

Aisyah merogok saku gamisnya, ternyata ia tidak membawa uang lebih. "Aduh Arsyi, umi nggak bawa uang lebih."

"Mau kelupuk itu, umi..."

"Ngutang dulu nggak apa-apa Ning,"

"Jangan deh mang, suami saya marah," ucap Aisyah. Ia menunduk ke arah putrinya.

"Besok aja ya, kita belinya,"

Arsyi menggeleng "Mau cekalang!"

"Umi nggak bawa uang, sayang,"

"Nda mau! Aci mau kelupuk becal!"

"Yaudah kita pulang dulu ambil uang," ucap Aisyah. "Mang bisa nunggu sebentar nggak? saya mau ambil uang dulu,"

"Waduh Ning, kayaknya nggak bisa saya mau langsung jalan,"

Aisyah mengangguk. "Pulang dulu yu, besok baru kesini lagi, oke?" Bujuk Aisyah pada putrinya.

"Aaa! Nda mau, Aci mau cekalang!" Arsyi menangis meraung-raung.

"Arsyi!"

"Aci mau cekalang, umi!"

"Besok aja ya, sekarang kita pulang dulu. Abah nanti cariin loh,"

"Nda mau!"

"Yaudah umi tinggalin nih," ancam Aisyah berancang-ancang pergi.

"Huahh! Aci mau lapol cama Abah!" Gadis kecil itu lantas bangkit dan berlari mendahului uminya.

"Arsyi!"

****

"Assalamualaikum, HUAH! ABAH!" pekik Arsyi masuk kedalam rumahnya di belakangnya ada Aisyah yang mengekor.

"Waalaikumsalam, kenapa sayang?" Tanya Gus Ilham kaget mendengar teriakan dari Arsyi, ia kemudian langsung mengangkat tubuh putrinya.

"Hiks... Umi jaat Abah!" Adu Arsyi.

"Umi kenapa?"

"Umi nda mau beliin Aci, kelupuk," ucap Arsyi menunjuk uminya. Gus Ilham lantas menatap istrinya meminta penjelasan.

"Arsyi mau beli kerupuk bunga yang besar banget, tapi Aisyah nggak bawa uang pas. Penjual sayurnya suruh tunggu katanya nggak bisa," jelas Aisyah.

"Tapi Aci mau cekalang abah! Aci minta uang mau beli cekalang!"

"Yaudah jangan nangis lagi, Abah kasih. Tapi Arsyi beli sendiri ya."

"Aca temenin," titah Arsyi pada kembarnya itu yang tengah duduk bersantai sambil menonton kartun.

"Mau kemana, Aci?"

"Beli kelupuk," ucap Arsyi menarik kembarnya itu agar lekas bangkit dari duduknya.

"Ini uangnya, pegang yang kuat ya, jangan sampai jatuh," ucap Gus Ilham memberi yang pas sama seperti harga kerupuk nya.

"Maaci, Abah!" Ucap Arsyi menghapus air matanya. "Ayo Aca,"

"Hati-hati ya," ucap Aisyah. Arsya mengangguk sedangkan Arsyi memalingkan wajahnya.

"Assalamualaikum," salam kembar itu sebelum pergi.

"Waalaikumsalam,"

"Kamu nggak ngikutin mereka, penjual sayurnya ada di luar gerbang loh?" Ucap Aisyah.

"Ada pak Joko yang awasi," ucap Gus Ilham. "Kamu belanja apa?"

"Beli ayam tiga kilo, sayuran sama bumbu dapur lain,"

"Terus kamu bawa uang berapa?" Tanya Gus Ilham.

"Seratus ribu mas, harga sembako lagi naik kata penjualnya."

"Makanya kalau belanja itu bawa uang lebih, apalagi bawa Arsyi. Dia kalau liat unik pasti mau dibeli,"

"Iya," ucap Aisyah singkat.

Saat Aisyah hendak beranjak pergi ke dapur, suara Arsyi menangis kembali terdengar.

"Assalamualaikum, Abah!"

"Waalaikumsalam," jawab Gus Ilham dan Aisyah.

"Penjualnya sudah pergi," ucap Arsya. Sedangkan Arsyi kembali menangis meraung-raung.

****

"Arsyi," panggil Aisyah menghampiri putrinya yang masih ngambek.

"Aci nda mau bicala,"

"Jangan marah ya, om Bintang mau datang bawa kerupuk kok,"

Arsyi menoleh "Benelan umi?"

"Iya, ini om Bintang nya mau bicara," Aisyah menyodorkan ponselnya. Disana sudah nampak wajah Bintang.

"Om tang!" Pekik Arsyi.

"Halo cantik,"

"Om tang, umi jaat nda mau beliin Aci kelupuk,"

"Kalau uminya jaat gigit aja jarinya,"

"Heh, Abang jangan ajarin yang salah nanti Aisyah yang kena marah lagi,"

"Becanda, aelah!"

"Om tang, bawain Aci kelupuk becal ya," ucap Arsyi.

"Iya sayang, mau berapa?"

"Banyak, catu lumah!"

"Iya sayang, nanti om beliin,"

"Syukron om!" Ucap Arsyi tersenyum simpul.

"Yasudah om tutup telponnya dulu ya, dadah, Assalamualaikum,"

"Waalaikumcalam,"

Tut! Panggilan pun terputus. Arsyi lantas memberikan kembali ponsel uminya itu.

"Sudah tidak marah lagi sama umi?"

"Iya,"

"Yaudah ayo turun makan, Abah sama Arsya sudah tunggu dibawa,"

"Mau gendong," titah Arsyi merentangkan kedua tangannya.

Aisyah mengangkat tubuh putrinya, turun kebawah menghampiri suami dan anaknya yang berada di meja makan.

"Nggak marah lagi?" Tanya Gus Ilham.

"Nggak dong Abah," jawab Aisyah mendudukkan putrinya disampingnya.

"Umi, mau tambah ayam," ucap Arsya. Aisyah kemudian memberikan satu potong ayam lagi ke piring putranya.

"Wah, ayam nya sujud!" Ucap Arsya.


(Anggap aja nggak ada harganya 🙏)

"Telus ayamnya baca doa, Subhana rabbiyal a'la wa bihamdihi," ucap Arsyi.

Aisyah dan Gus Ilham sama-sama tertawa.

"Aca nda mau makan deh, kasian ayamnya lagi doa," ucap Arsya.

"Kalau Aca nda mau, biar Aci yang makan, nyam!" Arsyi merebut ayam goreng itu dari piring Arsya. Ia langsung memasukkan semuanya kedalam mulutnya.

"Aci jorok!" Ujar Arsya cemberut.

"Udah nggak usah cemberut, ini umi kasih lagi,"

"Tapi tidak seperti ayam tadi umi!" Ucap Arsya lagi.

"Sama aja, sayang," ucap Aisyah.

"Mau makan atau main-main?" Sahut Gus Ilham membuat kedua anaknya diam dan lanjut makan.

*****

"Assalamualaikum," salam Bintang kakak dari Aisyah.

"Waalaikumsalam,  bang Tan!" Ucap Aisyah ingin menghampiri kakaknya itu namun Gus Ilham mencekalnya pinggangnya.

"Aaaa! Om tang!" Pekik Arsya dan Arsyi menghampiri Om nya itu.

"Kelupuk Aci mana, om?"

"Ini, bilang apa dulu,"

"Syukron om tang!"

Bintang mengacak-acak rambut Arsyi gemes "Nah gitu dong,"

"Om bawa apa buat Aca?" Tanya Arsya.

"Nah ini, om bawa salad buah untuk Arsya, Arsya suka kan?"

"Suka! Suka! Suka! Syukron om tang!"

"Iya sama-sama,"

"Abang," sapa Aisyah mencium punggung tangan Abang nya itu.

"Hamil lagi?" Tanya Bintang melihat Aisyah memegang perutnya.

"Habis makan," ucap Aisyah.

"Bro!" Sapa Bintang pada Gus Ilham.

"Hm," sahut Gus Ilham singkat.

"Cool betul!"

"Masuk dulu Abang, Arsya sama Arsyi juga sini nak," panggil Aisyah pada anak-anaknya yang berada di depan gerbang rumahnya.

"Umi, dia capa?" Tanya Arsyi.

Seorang wanita itu masuk ke pekarangan rumah Gus Ilham dan Aisyah. Ia melangkah mendekati mereka semua.

"Fatima," ucap Bintang dan Gus Ilham secara bersamaan.

"Loh, mas Ilham kenal?" Tanya Aisyah.

"Tanya Abang mu," ucap Gus Ilham menunjuk bintang.

"Sini, fah!" Panggil Bintang.

"Assalamualaikum," salam gadis itu bernama Fatima.

"Waalaikumsalam,"

"Kenali Syah, ini Fatima, pacar gue,"

Aisyah melongo, mendengar panuturan Abang nya itu. Lantas mengapa Gus Ilham juga mengenalinya.

"Mas Ilham tau dari mana, nama dia Fatima," bisik Aisyah.

"Dari Bintang, mereka sudah lama pacaran."

"Kakak cantik," ucap Arsyi menatap binar gadis itu.

"Terima kasih, kamu juga cantik." Ucap Fatima.

"Ayo masuk," ajak Aisyah.

Mereka semua pun masuk. Dan duduk di ruangan tamu.

"Kayaknya saya nggak bisa ikut kumpul, ada pekerjaan yang harus saya kerjakan," ucap Gus Ilham berpamit pergi.

"Aku pergi dulu ya, Aisyah." Ucap Gus Ilham. Aisyah mengangguk mencium punggung tangan suaminya.

Lalu Gus Ilham beralih kepada anak-anaknya. "Abah berangkat kerja dulu ya, jangan nakal oke?"

"Ote Abah!" Ucap keduanya. Gus Ilham mencium kening anak-anaknya.

"Assalamualaikum," salam Gus Ilham beranjak dari sana.

"Waalaikumsalam,"

"Aisyah buatin minum dulu," ucap Aisyah melangkah pergi.

"Bentar ya, kamu jaga Arsya sama Arsyi dulu," ucap Bintang pada Fatima.

****

"Aisyah!" Panggil Bintang.

"Apa?" Jawab Aisyah ketus.

"Kenapa sih, ketus banget," ucap Bintang.

"Abang sadar nggak sih? Abang ajak pacar Abang kesini?" Tanya Aisyah.

"Lah, memang salah?"

Aisyah tertawa sinis "Abang coba mikir deh, disini tempat apa, terus Abang datang bawa pacar tanpa rasa malu sedikit pun!"

"Apa yang mau dimaluin sih?"

"Hina nya manusia zaman sekarang, mereka berbuat zina tapi tidak menyadari itu!"

"Maksud loh?!"

"Di sini pesantren bang, dengan bang Bintang bawa pacar ke sini sama saja mengotori tempat suci!"

"Aisyah malu bang, malu sama suami Aisyah sendiri malu sama santri-santri di sini. Aisyah sering berdakwah ke santri-santri disini jangan dekati zina, zina itu dosa, perbuatan keji, tapi apa? saudara Aisyah sendiri yang menjadi pelaku zina,"

"Syah–"

"Untung aja mertua Aisyah belum datang, coba aja mereka ada disini, mau taruh dimana lagi muka Aisyah. Bang Bintang saudara Aisyah datang bawa pacarnya ke pesantren tanpa rasa malu,"

Aisyah dan bintang sama terdiam.

"Gue minta maaf," ucap Bintang.

"Bawa pergi pacar Abang itu, Aisyah nggak mau anak-anak mencontoh hal yang buruk,"

Bintang mengangguk, ia segera pergi dari sana menghampiri Fatima.

"Ayo pulang," ajak Bintang.

"Loh, kenapa?"

"Nggak apa-apa, ayo pulang," ajak bintang membantu Fatima membawa tasnya.

"Om tang, kenapa cepat pulang?" Tanya Arsya.

"Nggak apa-apa, nak. Lain kali om datang lagi,"

"Aci panggil umi dulu," ucap Arsyi berlari memanggil uminya.

"Itu umi, Om tang, mau pulang,"

Aisyah hanya menatap dalam dia kedua pasutri itu, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"Aisyah, aku sama Bintang pamit ya,"

"Hm," ucap Aisyah singkat.

"Gue pergi dulu, Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam,"

"Dadah Arsya, Arsyi," ucap Fatima.

Aisyah mengantar kedua sampai depan gerbang. Di depan depan gerbang rumah Gus Ilham datang, ia terkejut melihat Bintang dan Fatima yang hendak pulang.

"Loh, sudah mau pulang?" Tanya Gus Ilham.

"Iya," ucap Bintang. "Gue pamit ya, gue juga minta maaf,"

"Maaf untuk apa?" Tanya Gus Ilham bingung.

Bintang menatap Aisyah begitu pun dengan sebaliknya. Membuat Gus Ilham yang melihat itu yakin ada sesuatu yang terjadi antara saudara itu.

"Iya, hati-hati di jalan," ucap Gus Ilham menepuk pundak iparnya. "Salam buat Bunda sama Papa juga,"

"Iya, Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam,"

"Mari, Ham," ucap Fatima.

Saat keduanya sudah hengkang Gus Ilham menghampiri Aisyah yang sudah hendak masuk kedalam.

"Kenapa lagi, hm?" Tanya Gus Ilham mengusap kepala Aisyah.

"Bang Bintang, mas.."

"Iya, bintang Kenapa?"

"Aisyah malu bang Bintang datang bawa pacarnya ke sini,"

"Kamu tegur?" Tanya Gus Ilham, sekarang ia tau titik permasalahan.

"Iya, mas. Bang Bintang sudah keterlaluan–"

"Sstt! Aku ngerti kok," ucap Gus Ilham.

"Sampai sekarang Aisyah merasa belum pantas di panggil Ning apalagi Bu nyai,"

"Terkadang keluarga menjadi ujian dalam agama kita. Tapi tanpa kamu sadari Aisyah. Jauh sebelum kamu, di zaman nabi keluarganya juga menjadi ujian terberatnya."

"Pertama anak nabi Adam yang durhaka. Di zaman nabi Nuh lagi ada istri dan anaknya yang berdusta. Berlanjut lagi ke zamannya nabi Ibrahim, ayah nya sendiri pembuat berhala pada zaman itu, bagaimana saktinya nabi Ibrahim waktu itu, beliau menyebar ketaatan sedangkan ayahnya sendiri yang berdusta."

"Nah dari ketiga nabi tadi, kamu harus meneladani sikap mereka, tau apa?" Tanya Gus Ilham

Aisyah menggeleng.

"Belajar untuk sabar dan ikhlas menerima cobaan dan takdir dari Allah, kalau kita sabar niscaya Aisyah. Allah akan mengangkat derajat orang-orang bersabar."

"Dan satu lagi, cara kamu menegur Abang kamu itu kurang tepat sayang, sebisa mungkin menasehati orang itu dengan nada lembut tapi tegas. Biar orang yang kamu nasehati itu tidak tersinggung dan menyimpan dendam, oke?"

"Iya mas," ucap Aisyah memeluk tubuh suaminya "Bimbing Aisyah terus ya,"

"Insyaallah," ucap Gus Ilham"Yasudah ayo masuk,"

Keduanya pun melangkah masuk kedalam rumah beriringan. Mereka tidak menyadari dibalik tembok ada Arsya dan Arsyi yang siap mengejutkan orang tua nya.

"Assalamualaikum,"

"WAH!"

"Aaaa! Mas Ilham!" Aisyah menjerit keras dan melompat ke gedongan suaminya. Keduanya saling menatap satu sama lain.

"Cieeee!" goda Arsya dan Arsyi.






******

Alhamdulillah, akhirnya update lagi. Kita sama-sama belajar yah, kalau ada kata dari kalimat yang diatas kurang tepat atau keliru mohon koreksinya

Jangan lupa follow akun Instagram @wattpatasya yuk kalian bisa liat ke random nya chat Gus Ilham dan Aisyah

Spam next yang banyak ➡️

See you next part Assalamualaikum

Kamis 30 Maret 2023

Continue Reading

You'll Also Like

4K 390 9
"Jika cinta itu Ilmu Hadith, maka, kualitas dan kekuatan cinta kita adalah hadith shohih yang sudah teruji dan terverifikasi oleh berbagai tempaan da...
7.4K 570 17
Ngak ada. Baca ajah kalau mahu.
7.8K 112 1
Shakayla Aretha Huzaima, tiga tahun memendam perasaan pada sosok laki-laki yang pernah ia temui. Azzam Alfaresi. Ia tak sengaja bertemu dengannya dia...
4.6M 159K 12
Hawa terlahir dari rahim seorang Ibu, yang berstatus sebagai istri kedua. Karena kutukan dari istri pertama sang Ayah, kelima kakaknya meninggal dun...