PESONA GUS ( SUDAH TERBIT)

By AniCyra

3.9M 258K 13.6K

Sebagian part telah dihapus demi kepentingan penerbit ❌ . . . . . Ini kisah Khalisa Salsabila yang terpesona... More

1.Awal masuk
2. Teletubbies
3. Gosipin Gus
4. Kedatangan Gus
5. Menabrak sesuatu
6. Lipstik kila
7. kepikiran
8. Jurus kila
9. Misi 1
10. Misi 2
11. orang baru
12. kedatangan Abah ummah
13. kembalinya JIROS
14. Liburan pondok
15. Abang?
16. di Hadang
17. Kebaikan menimbulkan hikmah
18 . Gunung Es dan gunung Bromo
19. No baru ?
20. Apakah ini mimpi?
21. kenyataan
22. gara-gara kotak
23. Gak suka di panggil Gus !
24. Adek psikopat
25. Gara-gara sosis gulung
26. Syarat tak menguntungkan
27. Cakaran maut
28. Imbalan
29. Pengakuan
30. Dapat hukuman
31 Nenek Lampir
32. Elusan hangat
33. Mulai nakal
34. Memfitnah.
35. Mengobati
36. Mode manja
38. Army dalam pondok.
39. Sebagai obat luka
40. Semangkok mie berdua
41. Malam spesial
42. Izin pergi
43. Gadis yang malang.
44. Butuh sandaran
45. Amaraha Rafan
46. Fakta yang terungkap
47. Pulang ke pondok
48. Surat misterius
49. Kelemahan Rafan
50. Gadis sabuk putih
51. Pelaku penculikan
52. Misi penyelamatan
53. Redupnya sang mentari
54. Merelakan
55. Kecebong Rafan
56. Ngidam part 1
57. Ngidam part 2
58. Hari kelulusan
59. Kamar Al-laits.
60. Akhir dari semuanya.
Pengumuman PO

37. Curiga!

58.2K 3.8K 57
By AniCyra


Lama dalam posisi Rafan di dada Lisa membuatnya sedikit sesak namun kenyamanan sang suami, dia tahan agar tidak membangunkan nya.

Melihat jam menunjukkan sepertiga malam, Lisa mengangkat kepala  Rafan pelan lalu memindahkan di sisi kanannya.

Dengan sangat hati-hati Lisa berhasil memindahkan suaminya agar tidur di atas bantal. Setelah itu Lisa turun menuju kamar mandi untuk berwudhu.

Awalnya tidurnya nyenyak sekali tapi kelamaan cowok berbadan kekar itu terbangun karna tidak merasakan usapan di kepalanya. Tangannya meraba-raba ke samping tak ada sang objek, ia langsung duduk sambil mengerjapkan  matanya perlahan.
Di edarkan pandangannya namu tak menemukan sang istri kecilnya.

"Bee..." Panggil nya dengan suara serak "Bee... Sayang.., kamu kemana?" Panggilnya lagi.

Tak ada jawaban membuat Rafan turun dari kasur. Namun mendengar suara gemericik air dalam kamar mandi membuat nya bernafas lega.

Lalu ia melangkah ke depan kamar mandi untuk menunggu istri nya keluar dari sana.

Ceklek

"AAA ...." teriak Lisa. Karna saking kagetnya membuat tubuh Lisa terhuyung ke belakang namun dengan sigap tangan kokoh Rafan meraih pinggang Lisa.

Grep

Hanya satu tarikan, tubuh Lisa langsung menghantam dada bidang Rafan.

"Pelan-pelan Bee," ujar nya memegangi pinggang Lisa.

"M-mas sih ngagetin Lisa aja," kesel Lisa setelah memberi pukulan di dada Rafan.

Rafan terkekeh kecil "iya, mas minta maaf, karna buat istri bocil mas jadi kaget deh" ucap Rafan mencubit hidung mancung Lisa.

Lisa menganga lebar. "Mas niih ... tu kan batal wudhu nya." jerit Lisa setelah Rafan dengan jahilnya mencubit hidungnya. Kan jadi batal.

Kalau kalian jadi Lisa mau di apain tu Rafan?

"Shuut...Jangan teriak, Bee. Nanti ummi sama Abi bangun loh. Dikira kita lagi ngapain," kata Rafan menempelkan jari telunjuk nya di bibir Lisa.

Lisa mendengus kesel. "Habisnya mas cubit hidung Lisa. Jadi batal deh wudhu Lisa." Memanyunkan bibirnya ke depan.

"Suruh siapa ninggalin mas sendirian di kasur, hmm?" ujar Rafan memajukan wajahnya ke depan.

"Lisa cuman ambil wudhu doang kok. Lagian mas tidurnya kayak kebo," cibir Lisa santai.

Apa Katanya? Tidur kayak kebo?

"kamu samain mas kayak kebo Bee?" ucap Rafan yang di  anggukin oleh Lisa.

Rafan melepaskan pelukannya. "Tega banget sih sama suaminya sendiri," dengus Rafan.

Ceritanya ngambek nih...

Lisa terkekeh melihat cowok itu mengerucut sebal. Lisa menangkup wajah Rafan "Ulu ulu... kok jadi ngambek sih?" rayu Lisa dengan suara dibuat seperti anak kecil.

Rafan berusaha menahan tawanya karena suara imut Lisa "kalau ngambek. gantengnya hilang loh," sambung Lisa. Ucapan Lisa sukses membuat kedua pipi cowok bergelar ketua geng motor itu merah merona.

"Kok pipi nya merah mas?" tanya Lisa menatap wajah Rafan.

Rafan menggigit bibir bawahnya dan memejamkan matanya rapat-rapat sembari memalingkan wajahnya ke samping.

Rasa gugup bercampur senang saat ini ia rasakan. Entah apa emang dirinya akhir-akhir ini yang suka baperan karna dapat pujian dari sang istri?

"Ciee... Yang salting" goda Lisa yang membuat cowok itu semakin bersemu merah.

Grep

"Arghh.... mas Rafan," jerit Lisa melingkarkan tangannya di leher Rafan. Dengan gerakan cepat Rafan menggendong Lisa ala koala yang membuat Lisa menjerit kaget.

"Kebiasaan banget sih mas. kalau gendong nggak bilang-bilang," dengus Lisa. Untung Lisa nggak ada riwayat sakit jantung kalau ada mah ... bisa mati.

Tanpa menjawab ucapan lisa, Rafan membawanya ke dalam kamar mandi dan menutup pintunya menggunakan kaki.

Brak

"Mas kenapa masuk?" tanya Lisa menatap wajah Rafan yang sudah tersenyum penuh arti.

"Mau ambil wudhu kan?" Lisa mengangguk "wudhu nya bareng mas, sekalian praktek." Mengedipkan sebelah matanya.

Lisa melotot. "Jangan ngadi-ngadi loh mas!" Ujar Lisa mengancam.

"Cuman praktek kecil-kecilan, Bee." Katanya setelah mendudukkan lisa di atas wastafel.

Dasar modus.
.

.

.

.

Prak... prak... prak...

"Bangun... bangun... bangun!" teriak Dila sembari memukul-mukul kan tongkat di pintu.

Mendengar suara pukulan maut ala Dila, semua santri serentak bangun tanpa terkecuali.

"Ayo bangun semuanya...!" kini suara bas dari Dinda ikut menyuarai suasana itu.

Semua pengurus berjalan menyusuri kamar, membangunkan santri untuk Tahajud sambil membawa tongkat di tangan nya masing-masing.

"Berisik banget sih," gerutu Kila mengucek-ngucek matanya.

"KILA BANGUN!" bentak Dinda yang berada di depan kamar nya.

"Iya kak." balas Kila berdiri dari duduknya meraih handuk yang bergantung.

Dinda yang masih berdiri depan kamar Kila, melihat ke dalam tak ada sosok Lisa di sana.

"Kila. Mana teman kamu satunya?" tanya Dinda memegang tangan Kila.

Kila menoleh ke belakang dan tak mendapati Lisa di sana "mungkin udah keluar, kak." jawab Kila kemudian berlalu dari hadapan nya.

Dinda terdiam "Masak sih? Kok udah keluar." pikirnya sejenak.

"Kenapa Lo?" tanya Nina berjalan ke arahnya.

"Tadi Lo liat Lisa nggak?" tanya nya.

Nina menggeleng "Nggak tuh" balas Nina, "emang kenapa?" kini Nina balik bertanya.

"Tadi gue bangunin di kamar ini. Terus gue nggak liat tu, Lisa. Tapi pas gue tanya sama anggota kamarnya, katanya udah keluar." terang Dinda menatap ke arah Nina yang juga menatapnya.

"Lo merasa aneh nggak? Sama anak kamar ini?" ujar nya.

"Gue pun juga mikir kayak gitu. Terus, ya. Tu anak jarak banget gue liat ada di kamarnya. Apalagi kalau malam-malam," ungkap Nina.

"Dan aneh nya lagi. Dia itu sering ke ndalem alasan nya di panggil suruh jagain Ning Adiba."

Mereka terdiam sejenak mencerna semua pikiran yang di kepala mereka. Selama ini mereka selalu tidak melihat Lisa berada di asrama. Siang maupun malam.

Dinda berkata. "Kita beritahu yang lainnya."

Kemudian mereka beranjak dari sana ingin memberitahu kepada pengurus lainya.

Di dalam kamar, Kila mendekati para sahabatnya "Eh. Lisa belum pulang, ya?" tanya Kila kepada mereka.

"Belum tuh." sahut uswah.

Kila memukul jidatnya "Gawat dong." kata Kila cemas, "tadi kak Dinda ke sini. Terus dia nanyain Lisa." Sambung nya.
.

.

.

.

Kembali ke pada dua insa yang kini sedang berada di atas kasur dengan Rafan berada di paha Lisa. Lisa sambil mengelus rambut tebel Rafan dengan sangat lembut.

Mereka yang habis melaksanakan qiyamullail tidak memilih untuk tidur melainkan menonton TV sembari menunggu waktunya sholat subuh.

"Bee..."

"Hm?" jawab Lisa masih fokus menonton.

"Bee..."

"Iya" kata Lisa tanpa menoleh pun.

"Sayang ...." panggil Rafan lagi.

"Apa mas?" ucap Lisa melihat kebawah. Kalau nggak kayak gini suaminya itu tidak akan berhenti memanggilnya terus.

"Besok Ummi sama Abi mau ke kampung, Bee." kata Rafan.

"Besok? kenapa mas baru bilang sekarang?" mencebik kesel.

"Ummi Abi baru bilang sama Mas tadi," ujar Rafan mencolek hidung Lisa.

"Jam berapa mas?" tanya Lisa

"Kata ummi habis Dzuhur," ujar Rafan mengelus perut rata Lisa.

Lisa memandangi cowok itu yang asik  mengelus perutnya "mas ngapain elus perut Lisa?" Ucap Lisa.

"Lucu kali, ya? Kalau perut kamu buncit pasti tambah imut," ujar cowok itu masih menatap perut Lisa.

"Kalau Lisa buncit. Jelek dong mas?" Kata Lisa " terus kalau aku jelek, mas pasti cari istri lagi." Celetuk nya berhenti mengelus rambut Rafan.

"Maksud Mas. Suatu saat nanti buah hati kita ada dalam sini," tunjuk Rafan "perut kamu bakalan buncit, Bee." terang Rafan mendongak menatap mata Lisa.

Kemudian cowok itu bangkit dari tidurnya menarik tubuh Lisa masuk ke dalam pelukannya.

"Walau kamu buncit, gendut, atau apapun itu. Mas tetap cinta sama kamu." Mengelus surai rambut panjang Lisa.

Lisa memicingkan matanya "Lisa nggak percaya. Banyak tu suami di luar sana ngomong kayak gitu tapi pas istrinya hamil, terus cari istri lagi." Mengerucutkan bibirnya ke depan.

Cup

"Mas beda sama mereka, Bee." Kata Rafan setelah mengecup bibir pink Lisa.

Kalian pasti tahu gimana tuh pipi bakpao Lisa saat ini? Di pastikan merah merona akibat perbuatan sang suami.

"Mas kebiasaan cium terus."

"Kamu nya yang mancing, Bee." Memberi kecupan di pipi tembem Lisa.

Lisa langsung menyembunyikan wajahnya yang sudah merah padam ke dalam dada Rafan "Mas niihhh...." Gumam Lisa dalam dekapan Rafan.

"Mas kalau liat kamu bawaan nya pengen di karungin terus mas kurung dalam kamar," ungkap Rafan.

"Memangnya Lisa barang gitu yang diumpetin dalam karung?" Ucapnya mengerjapkan matanya berkali-kali.

Lagi-lagi Rafan tertawa kecil melihat wanita di dekapannya yang sangat lucu menurut nya.

"Mas itu apa?" tunjuk Lisa pada lehernya saat melihat benda yang naik turun.

Lisa mengira ada yang tersangkut di leher suaminya tapi entah apa itu? Matanya tak lepas dari benda  itu.

Perlahan tangan kecilnya menyentuh benda begitu kecil tersebut "iihhh... lucu banget mas." Kata Lisa mengelus benda pertama kali ia liat. Yup. Yang dimaksud Lisa itu jakun.

Rafan memejamkan matanya merasakan elusan Lisa begitu lembut membuatnya gelisah "Bee..." Menahan tangan Lisa.

Lisa mendongak "kok di tahan sih? Lisa belum selesai tahu," cemberut wanita itu.

"Udah, ya. Mainnya," pinta pria itu yang sudah berkeringat dingin.

"Tapi ini lucu loh, Mas." Kembali mengelus leher Rafan.

Rafan menahan tangan Lisa lagi
"Stop bee. Ini nggak aman buat kamu nanti," terang Rafan "kamu mau kalau mas lepas kendali gara-gara kamu?hm...?"

Lisa mendengar ucapan Rafan loading. Apa katanya bahaya? Lepas kendali? Lisa benar-benar tidak mengerti apa yang di ucapkan suaminya itu.

"Bahaya kenapa? Lepas kendali gara-gara aku?" Tanyanya bingung.

Kenapa istri kecilnya itu terlalu polos sekali? Batin Rafan sedikit frustasi.

"Gimana sekolah nya, Bee?" tanya Rafan mengalihkan pembicaraan. Kalau terus-terusan begini bisa panjang urusannya.

"Seperti biasa." Balas Lisa.

"Nggak ada yang gangguin kamu? Atau bikin kamu nggak tenang di asrama?" tanya Rafan lagi.

Lisa menggeleng. "Nggak ada. Semua baik kok sama Lisa." Bohongnya. Lisa memilih berbohong kepada Rafan. Karena tidak mau membuat dia khawatir kepada nya.

"Hm... syukurlah."

Allahu Akbar. Allahu Akbar...

Suara adzan subuh berkumandang.

"Kita siap-siap shalat Bee." Katanya sembari beranjak berdiri.

"Iya mas."
.

.

.

.

Seluruh santri sudah berbaris di shaf  masing-masing. Tinggal menunggu imam untuk memimpin pelaksanaan shalat subuh. Selang beberapa menit imam pun datang, ternyata Gus Rafan kali ini yang menjadi imam shalat subuh.

Lisa yang baru tiba langsung masuk ke dalam barisan paling belakang. Karan dia terakhir datang jadi mendapatkm shaf  paling akhir.

Mely dkk yang kebetulan berada di belakang jadinya melihat Lisa yang baru tiba ke masjid.

"Kok dia baru datang? Terus barengan lagi datangnya terakhir sama Gus Rafan." Ucap Dila.

"Lama-lama gue heran sama tu anak. Sering nggak ada kalau malam di asrama. Keseringan ada di ndalem?" Sambung Dinda samping Dila.

Mereka berempat berada dalam satu shaf  belakang. Peraturan semua pengurus harus berada di belakang untuk mengawasi semua santri yang telat.

Mely melirik ke arah Lisa. "Gue curiga sama dia dan Gus Rafan. Ada hubungan apa mereka sebenarnya?"

Bersambung

SELAMAT MALAM 👋

APA KABAR SEMUA 🤗 KEMBALI LAGI.

JANGAN LUPA VOTE+ FOLLOW + KOMEN.

OK SEKIAN TERIMA JOMBLO 👋


























Continue Reading

You'll Also Like

1.1M 104K 56
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...
4M 310K 51
AGASKAR-ZEYA AFTER MARRIED [[teen romance rate 18+] ASKARAZEY •••••••••••• "Walaupun status kita nggak diungkap secara terang-terangan, tetep aja gue...
375K 13.3K 27
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
2.4M 131K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...