PESONA GUS ( SUDAH TERBIT)

By AniCyra

4M 259K 13.6K

Sebagian part telah dihapus demi kepentingan penerbit ❌ . . . . . Ini kisah Khalisa Salsabila yang terpesona... More

1.Awal masuk
2. Teletubbies
3. Gosipin Gus
4. Kedatangan Gus
5. Menabrak sesuatu
6. Lipstik kila
7. kepikiran
8. Jurus kila
9. Misi 1
10. Misi 2
11. orang baru
12. kedatangan Abah ummah
13. kembalinya JIROS
14. Liburan pondok
15. Abang?
16. di Hadang
17. Kebaikan menimbulkan hikmah
18 . Gunung Es dan gunung Bromo
19. No baru ?
20. Apakah ini mimpi?
21. kenyataan
22. gara-gara kotak
23. Gak suka di panggil Gus !
24. Adek psikopat
25. Gara-gara sosis gulung
26. Syarat tak menguntungkan
27. Cakaran maut
28. Imbalan
29. Pengakuan
30. Dapat hukuman
31 Nenek Lampir
32. Elusan hangat
33. Mulai nakal
34. Memfitnah.
35. Mengobati
37. Curiga!
38. Army dalam pondok.
39. Sebagai obat luka
40. Semangkok mie berdua
41. Malam spesial
42. Izin pergi
43. Gadis yang malang.
44. Butuh sandaran
45. Amaraha Rafan
46. Fakta yang terungkap
47. Pulang ke pondok
48. Surat misterius
49. Kelemahan Rafan
50. Gadis sabuk putih
51. Pelaku penculikan
52. Misi penyelamatan
53. Redupnya sang mentari
54. Merelakan
55. Kecebong Rafan
56. Ngidam part 1
57. Ngidam part 2
58. Hari kelulusan
59. Kamar Al-laits.
60. Akhir dari semuanya.
Pengumuman PO

36. Mode manja

68.4K 4.2K 160
By AniCyra


Di ruang tamu masih terdapat para sahabat Rafan. Mereka asik menikmati beberapa cemilan yang tersedia di atas meja.

"Bang Afan mana?" Suara cempreng namun kecil mengalihkan mereka dan menatap sumber suara tadi.

"Eh ada Ning Adiba," Sapa Azam.

"Bang Afan nya di atas." Sambung Azam menunjuk ke atas.

Adiba mengangguk "Abang-abang di sini ngapain?" Kata Adiba lagi.

Kini giliran Anza berucap "Mau main sama Ning Adiba" jawabnya tersenyum.

Adiba berfikir sejenak "Adiba nggak mau main sama Abang jelek...mwele" ejeknya kemudian berlari ke atas.

"Pftt...hahahaha" tawa menggema di ruang tersebut siapa lagi kalau Azam dan Irul kecuali si kutu buku, Panji.

Anza mendengus kesel "Puas Lo? puas!" Dumel Anza mendudukkan bokongnya di atas sofa.

Azam menepuk pundak Anza "Ya sabar ya, bro. Gue ikut prihatin sama nasib Lo" ucap Azam mengejek.

Anza memutar matanya malas. Dia milih melanjutkan makan cemilan yang sisa sedikit.

Beralih di kamar Rafan. Sepasang kekasih itu masih dengan posisi Lisa di atas pangkuan Rafan. Wanita itu tidak bisa lepas karna Rafan menahannya posesif.

"Udah ah mas. Lisa capek tahu di atas sini!" Cicitnya memajukan bibir nya.l

Rafan melihat itu terkekeh gemes
"Atau mas yang capek, bee. Bukan kamu" bales Rafan semakin memeluk pinggang Lisa.

"I-iya. Maksudnya mas itu nggak capek mangku Lisa terus?"

"Kalau mangku istri sendiri itu nggak capek bee." Ucap Rafan menatap mata bulat Lisa.

Blush. Pipi Lisa merona merah bak kepiting goreng saat mendengar kalimat dari cowok di hadapannya.

Rafan semakin gemes melihat wajah memerah Lisa "Kamu mau tahu kegiatan apa yang bikin capek?" Suara voice note mengudara di telinga Lisa.

Lisa mengerutkan dahinya"Olahraga lah." Jawab Lisa polos.

Dengan satu gerakan, Lisa sudah berada di atas kasur dengan Rafan di atasnya "M-mas mau ngapain?" Tanya Lisa sedikit gugup karna gerakan tiba- tiba dari Rafan.

Cowok itu tersenyum miring dengan matanya menatap mata Lisa. Lalu wajahnya mendekat ke telinga Lisa
"Ini olahraganya bisa menguras energi banyak loh, Bee" bisik Rafan dengan suara seraknya.

Rafan menarik tubuhnya dari wajah Lisa dengan tangan sebagai tumpuan agar tidak menindih badan mungil istrinya.

Melihat wajah panik Lisa, Rafan semakin gencar menggodanya "Kenapa bee, hmm?"

Mulut Lisa keluh, tenggorokan nya seakan-akan kering. Dia berusaha menelan Saliva sih nya dengan susah payah "Awws..." ringis Lisa kesakitan.

Rafan menyungging kan bibirnya "Mau berbohong lagi bee, hmm?".

Rafan memajukan wajahnya pada wajah Lisa, hingga hidung mereka bersentuhan. Perbuatan itu sukses membuat Lisa melotot sempurna. Lisa  menahan dada bidang Rafan dengan kedua tangannya.

Lisa memalingkan wajahnya "Mas awas," ucap Lisa memberontak.

"Mas mau ngajarin kamu olahraga aja kok bee" balas Rafan. Rafan kembali memajukan wajahnya...

Ceklek

"Abang Afan" panggil Adiba yang baru masuk tanpa salam. Sontak Lisa mendorong tubuh Rafan sampai terjungkal ke belakang.

Brukk

Dan hasil Rafan terjatuh ke lantai dengan posisi duduk, "Mas!" Ucap Lisa menutup mulutnya. Dia tidak percaya karna telah mendorong suaminya Samapi terjatuh.

Buru-buru Lisa membantu Rafan berdiri "Mas nggak papa?" Tanya Lisa tak enak hati.

Adiba yang berada di ambang pintu juga ikut menghampiri Rafan
"Bang Afan maafin Adiba, ya" Cicitnya menunduk.

"Hm" ucap Rafan singkat.

Cowok itu beranjak keluar sambil mengelus bokongnya yang sedikit sakit akibat berciuman dengan lantai.
Lisa melihat kepergian Rafan membuat nya khawatir.

"Kak Lisa main yuk!"ajak Adiba.

"Ayo" balas Lisa menggandeng tangan Adiba.

Rafan menuruni tangga dengan raut wajah masam, di tambah lagi wajah datarnya.

Azam melihat wajah Rafan tersenyum mengejek "Kenapa Gubos wajahnya di tekuk kayak gitu? Nggak dapat jatah, ya?" Goda Azam cengengesan.

Rafan melayangkan tatapan elang
"Buset dah. Galak amat" raut wajah takut.

Cowok dengan pakaian santai mendekat duduk di samping panji yang masih setia dengan buku-buku nya. Panji tak menghiraukan kedatangan Rafan dia malah fokus dengan sang kekasih (buku).

"Ngapa tu dengan Gubos?" Bisik Anza kepada Irul.

Irul mengangkat bahu nya acuh "Emangnya gue emak nya" ucap Irul ngegas.

Anza merenggut kesel "Gue cuman nanyak, nyet! Malah ngegas. Lo jualan tabung gas?" Bales Anza tak kalah ngegas nya.

Panji yang terusik melipat bukunya dan menoleh ke arah mereka "Diem nyet!" Sahut Panji dingin.

Anza berujar "Tumben Lo nyaut, biasanya diam baek?" Panji kembali membaca buku tak mau menanggapi ucapan Anza.

"Kebiasaan tu orang" dengus cowok itu beralih bermain game.

Semua pemuda di sana sibuk dengan dunianya masing-masing. Anza sibuk makan, Azam dan Irul mabar game, Rafan masih bertahan dengan wajah datarnya dan Panji fokus dengan pacarnya (buku).

Deruman kaki berjalan mengalikan kegiatan mereka. Semua berhenti tak terkecuali panji, saat melihat Lisa dan Adiba yang turun dari atas lantai.

"Ning Adiba mau kemana malam- malam?" Sapa Anza dari sofa.

"Mau main" balas nya yang langsung melenggang keluar. Lisa mengekor dari belakang berjalan sedikit pelan.

Rafan menatap punggung Lisa yang keluar tanpa ekspresi alias datar. Biasa elsanya kambuh lagi.

Anza dan Azam saling pandang heran dengan perubahan wajah dari Gubos nya tersebut.

"Seperti nya gue tahu dah, kenapa Gubos mukanya kayak gitu?" Bisik Anza takut didengar oleh Rafan. Bisa mampus Anza kalau gitu.

Azam mendekat "Emang apa?" Tanya Azam yang ikutan berbisik.

"Gubos lagi berantem sama Bubos deh." Ujar pemuda itu. Azam menoleh ke arah Rafan yang juga melihat Lisa.

"Jangan sotoy Lo!" Kata Azam setelah menjitak jidat Anza.

Sang korban mengaduh kesakitan "Bangke Lo. Mana tahu liat aja noh Gubos mukanya udah kayak asam pedas". Celetuk Anza mengelus jidatnya akibat perbuatan Azam.

Irul yang sedari tadi fokus main game kini teralihkan akibat perdebatan dua A "Ribut Lo pada!" Ucapnya setelah melempari kulit kacang kepada mereka berdua.

Di luar sana ada Lisa dan Adiba yang asik bermain dalam pendopo. Mereka saat ini tengah bermain mewarnai sebuah gambar menggunakan krayon.

Canda tawa menghiasi aksi mereka di sana. Adiba mewarnai hewan kucing berkepala kuda dan Lisa mewarnai ayam berbadan ular. Entah itu hewan apa? Kalian tahu....

"Punya Adiba bagus nggak kak?" Memperlihatkan hasil mewarnainya kepada wanita itu.

Lisa menoleh "Bagus" puji Lisa melihat karya Adiba.

Kegiatan mereka berdua tak lepas dari pandangan Rafan. Ya, cowok bermata elang itu kini berada di depan pintu dengan tangan dalam saku tapi matanya tetap fokus melihat kegiatan wanita yang ia cintai. Cowok itu memutuskan keluar untuk melihat kegiatan Lisa beserta adiknya.

Posesif amat Gubos.

"Assalamualaikum" ucap seseorang yang mendekati mereka berdua.

Lisa dan Adiba lantas mendongak bersama "Waalaikumsalam" jawab bersamaan.

"Hai! Ning Adiba" sapa seseorang itu menampakan senyumnya.

"Hai kak Alif" balas Adiba tersenyum.

Seseorang itu adalah ustad Alif yang tadi mengajar kitab kuning di masjid.

"Lagi ngapain nih? Kayak nya seru banget." Ucap Alif.

Ustad Alif dan Adiba sudah dekat sejak lama. Mangkanya mereka seperti adik kakak kandung.

"Adiba sama kak Lisa lagi mewarnai ini" seraya menunjukkan hasil karyanya.

Alif mangut-mangut "Boleh gabung nggak?" Tanyanya sembari melirik sekilas ke arah Lisa.

"Boleh dong kak Alif." Jawab Adiba mempersilahkan  duduk.

Dari jarak yang tidak terlalu jauh, ada  seorang pria yang berdiri dengan rahang mengeras, yang melihat mereka dengan tatapan tajam siapa lagi kalau bukan Rafan.

"Ck, Sok akrab banget sih!" Decih nya . Kemudian Rafan menghampiri mereka. 

"Ekhem" suara berat mengalihkan atensi mereka. Saat mendongak Lisa terkejut bukan main karna cowok itu telah berdiri samping pendopo tak lupa memasang wajah datarnya.

"Bang Afan, ngapain ke sini?" Kata Adiba bertanya.

Rafan langsung duduk samping Lisa
"Mau gabung" balasnya santai.

Adiba menatap Rafan sambil tersenyum sinis, "Boleh, tapi ada syaratnya" ujarnya.

Rafan menaiki satu alisnya "Apa?" Sambung Rafan bertanya.

"Bang Afan sama kak Alif harus mewarnai ini. Terus yang paling bagus Adiba kasih..." Ucapnya menggantung.

Rafan menaruh curiga kepada adiknya itu. Karna Rafan tahu apa yang dia pikirkan.

"Jadi suami kak Lisa" celetuknya menaik turun kan alisnya. Mereka kaget apa yang di katakan Adiba. Lisa menoleh ke arah Rafan yang saat itu wajahnya semakin datar tanpa ekspresi apapun.

"Mau kan Abang , kak Alif?" Ucapnya lagi.

"Nggak boleh manusia itu jadi bahan taruhan, Adiba!" Sahut Rafan berkata lembut.

Lisa bernafas lega. Bisa-bisanya Adiba mengajukan nya sebagai bahan taruhan. Kan bisa berabe urusan nya kayak gitu apalagi melihat raut wajah Rafan yang tak senang.

"Kan bercanda Abang" cicitnya cengengesan.

"Gimana kita main yang lain?" Ujar Alif memberi saran.

Lantas Adiba mengangguk "Baik lah"

"Main nya besok lagi Adiba" kata Rafan.

"Ta--" ucapnya terpotong saat Rafan melayangkan tatapan tajam tak mau di bantah.

Alif berujar "Benar itu kata Gus Rafan  Ning. Ini udah malam. Main besok lagi ya?" Jelasnya pelan.

"Ya udah deh. Adiba masuk aja" lantas turun setelah mengatakan itu.

Rafan hanya menghela nafas panjang lalu beralih menatap istrinya yang masih menunduk.

Ustad Alif melihat Rafan yang menatap Lisa sangat dalam "Kalau gitu, saya permisi ya Gus," ucapnya pamit "assalamualaikum" salamnya sebelum melenggang pergi dari sana.

Sisa lah Rafan dan Lisa yang belum pergi.

"Eum... Kalau gitu Lisa permisi" ucapannya ingin beranjak namun tangannya di tahan oleh Rafan.

"Mau kemana Bee?"

"M-mau pulang" cicitnya pelan.

"Ke kamar!" Kata Rafan lalu berdiri dari duduknya.

Lisa tak membantah dan mengikuti ucapan dari suaminya itu karna tak mau menjadi istri durhaka. Kan nggak etis.

Cowok itu berjalan pergi masuk meninggalkan Lisa berjalan sendiri di belakang. Dengan susah payah berjalan karna rasa ngilu di kakinya akibat lama duduk.

"Aww..." Ringis Lisa, "sakit banget" memijat kakinya yang ngilu.

Saat masuk ke dalam rupanya Rafan belum masuk dalam kamar melainkan masih berada di ruang tamu bersama para sahabatnya.

"Eh ada Bubos" sapa Anza saat melihat Lisa masuk.

Lisa menunduk malu "Nah Loh! Bubos jadi takut gara-gara Lo" sahut Azam.

"Lo sih nyeremin" sambung Irul mengejek.

"Nyeremin dari mana? Kembaran Taehyung gini, Lo bilang nyeremin" sambil menyugar rambutnya kebelakang.

"Idih... jijik banget gue denger nya" cibir Irul lagi.

"Saya permisi dulu" ucap Lisa langsung pergi. Saking tergesa-gesa nya kaki Lisa tersandung di ujung tangga "awws..." Adunya kesakitan.

"Bubos" kaget Azam dan Anza.

Rafan menghampiri Lisa dan tanpa ragu-ragu, cowok itu menggendong Lisa ala bridal style dan sukses membuat jomblo di sana mencebik kesel apalagi wajah dua A.

Tahukan kalian siapa mereka?

"Tadi aja cuekin Bubos. Sekarang khawatir. Dasar manusia es." Celetuk Azam.

"Namanya juga istrinya, Bege!" Sahut Irul.

Berada di dalam kamar, Rafan mendudukkan Lisa tepi kasur. Lalu beranjak mengambil kotak P3K.

Kemudian cowok itu menuju ke arah Lisa dengan kotak P3K di tangannya.

Proses penggantian perban tidak ada pembicaraan sama sekali melainkan hening yang ada.

Lisa dengan keberanian nya memegang telapak tangan Rafan sehingga Rafan menghentikan kegiatan nya "Mas marah sama aku?" Gumam Lisa.

Lantas Rafan berdiri "Itu kamu tahu" ucap nya.

Lisa mendongak "M-maaf" cicitnya menunduk.

Rafan mengangkat dagu Lisa agar  menatap nya "Jangan dekat-dekat sama cowok lain Bee" ungkap Rafan.

Cup

Seraya memberi kecupan di bibir mungil Lisa. Sukses membuat sang empu tersipu malu.

Rafan terkekeh gemes liat wajah merah Lisa bagaikan tomat merah.

"Mas nggak suka Bee" ujar Rafan yang langsung membenamkan wajahnya di dada Lisa.

Lisa tersentak kaget atas kelakuan Rafan yang tiba-tiba menyandar di dadanya.

Nyengir Lo jomblo.

"Bee... Denger kata mas?" Yang langsung di anggukin Lisa.

"Iya... Lisa denger"

"Usap-usap Bee" manja Rafan.

"Tapi mas minggir dulu, Lisa mau benerin posisi nya dulu"

Rafan menyingkir. membiarkan Lisa mengatur posisinya untuk tiduran.

"Sini" ujar Lisa menepuk sisi kanannya.

Cowok itu langsung berbaring di samping Lisa dan menenggelamkan wajahnya ke dada Lisa.

Tangannya mengelus rambut tebel Rafan dengan sangat lembut.

"Mode manja nih" ejek Lisa di sela-sela kegiatannya.

Rafan mendongak "Jangan ngejek mas, Bee" rengek Rafan menyusup lebih dalam lagi.

Lama dalam posisi ini. Lisa mendengar suara dengkuran halus dari mulut Rafan.

Lisa terkekeh geli "Bilang aja cemburu" gumamnya pelan.

"Dasar Gus galak manja" kekeh Lisa.

Bersambung

JUMPA LAGI SEMUA 🤗 SIAPA NIH YANG SENYUM² SENDIRI PAS BACA PART INI HAYO NGAKU🤭

KIRA² USTAD ALIF BAKALAN JADI PENGGANGGU NGGA YA DALAM RUMAH TANGGA RAFAN DAN LISA. ATAU SI MELY.

YANG MAU CEPAT UP TOLONG BUAT PEMBACA DI VOTE & KOMEN YANG BANYAK 👉

OK SEKIAN TERIMA JOMBLO 👋








Continue Reading

You'll Also Like

1.5M 108K 46
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
845K 12K 25
Klik lalu scroolllll baca. 18+ 21+
799K 95.8K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
2.6M 131K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...