PELANGI dan HUJAN || NA JAEMIN

By safitrinrjh

4.9K 1.6K 368

[ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] "Hai! We meet again." Peperangan antara dua sepupu ini sudah menjadi hal lumrah d... More

P R O L O G
PDH - 1
PDH - 2
PDH - 3
PDH - 4
PDH - 5
PDH - 6
PDH - 7
PDH - 8
PDH - 9
PDH - 10
PDH - 11
PDH - 12
PDH - 13
PDH - 14
PDH - 15
PDH - 16
PDH - 17
PDH - 18
PDH - 19
PDH - 20
PDH - 21
PDH - 22
PDH - 23
PDH - 24
PDH - 25
PDH - 26
PDH - 27
PDH - 29
PDH - 30

PDH - 28

75 17 0
By safitrinrjh

Kasih tau ya kalo ada typo😁😁

•••

Beberapa sudah minggu berlalu. Cakra dan Hellen masuk kedalam kelas bersamaan. Seluruh tatapan kearah mereka. Orang-orang banyak bertanya apakah Cakra hanya menemani orang yang terbully? Dulu Kenzin dan sekarang Hellen. Bahkan Cakra dan Hellen sudah duduk sebangku.

"Cakra temenan sama kaum terbully doang kah?" Bisik Anna pada Kenzin. Anna menggeleng lalu kembali menulis.

Sedangkan mata Kenzin tak henti-hentinya memperhatikan dua insan itu. Sejak kejadian senin waktu itu, Cakra mulai menjauhi dirinya. Cakra pun tak pernah melirik kearah Kenzin. Gadis itu merindukan sosok Cakra yang cerewet. Sosok Cakra yang selalu punya seribu cara untuk membuatnya tertawa. Kenzin menghela nafas berat. Bagaimana bisa manusia berubah dalam hitungan detik?

Bel berbunyi, semua murid X MIPA 1 segera mengeluarkan buku-buku pelajaran ekonomi. Dan beberapa menit kemudian seorang guru masuk kedalam kelas mereka.

"Assalamualaikum calon emak-emak dan bapak-bapak." Ucap bu Rohana sembari menampilkan senyum.

"Waalaikumsalam bu." Jawab satu kelas serempak.

"Aisss senyuman bu Rohana hari ini secerah matahari pagi ini." Salah satu murid cowok bernama Robi berteriak membuat Bu Rohana tersenyum malu

Bu Rohana berdiri menghadap Robi, "aduh Robi sarirobi bisa aja deh." Satu kelas tertawa mendengar kalimat plesetan dari Bu Rohana.

"Kok aku yang perfect ini disamain sama roti sih bu? Sakit heart aku bu," kata Robi dramatis memasang wajah memelas. Lagi-lagi semua orang tertawa.

2 jam berlalu

Bu Rohana memanggil sekretaris kelas untuk menulis sesuatu di papan tulis. Setelah selesai Bu Rohana memberi penjelasan atas apa yang ditulis oleh sekretaris tadi.

"Nah jadi setiap kelompok yang udah ditulis sama sekretaris silahkan membuat makalah sesuai bab yang ada dibuku paket. Misal nih, kelompok satu bab satu, kelompok dua bab dua, dan seterusnya. Paham anak-anak?"

"PAHAM BUUU!!"

Kenzin mendengus, kenapa dirinya harus sekelompok dengan Cakra? Untung saja ada Anna. Tetapi dikelompok mereka juga ada Asha. Ingin sekali Kenzin berteriak sekarang.

•••

Anna melambaikan tangan pada Kenzin. Jam pulang sudah berbunyi sejak beberapa menit lalu. Kenzin tengah berdiri didepan gerbang, menunggu Rezvan yang mengambil motor diparkiran.

"Gue deluan ya cintah kuuu!" Anna sedikit meninggikan suaranya.

Kenzin ikut melambaikan tangan dan tersenyum tipis. "Babayy!!"

Tak berselang lama kemudian Cakra lewat bersama Hellen yang duduk di jok motornya. Lagi-lagi Kenzin hanya menghela nafas. Padahal dulu Kenzin yang duduk disana. Apakah benar kata Anna kalau Cakra hanya berteman dengan kaum terbully? Apakah Cakra joki kaum terbully?

"Kenzin." Rezvan menepuk pundak Kenzin yang melamun. Gadis itu segera tersadar dari lamunan nya. "Ayo. Bengong mulu lo."

Kenzin mengangguk lalu segera naik keatas motor Rezvan setelah memakai helm. Rezvan menarik gas motornya. Motor berwarna hitam itu melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota.

Setengah jam kemudian mereka sampai disebuah pekarangan rumah. Kenzin mengernyitkan alis, merasa tak asing dengan rumah tersebut. Gadis itu turun dari motor Rezvan dan melepas helm nya dibantu oleh Rezvan. Mereka berdua berjalan menuju pintu.

Rezvan menoleh kearah Kenzin yang kebingungan. Lelaki berhoodie abu-abu itu terkekeh melihat gadis disampignya.

"Ini rumah siapa?" Tanya Kenzin setelah diam lama.

Rezvan tak menjawab dan hanya mengetuk pintu. Kenzin mendengus sebal karena terkacangi. Suara  langkah kaki terdengar dari arah balik pintu. Kenzin merapikan rambutnya yang berantakan.

Ceklek.

Pintu besar itu terbuka, menampilkan sosok bunda yang Kenzin rindu kan sejak SD. Kenzin lantas memeluk wanita paruh baya tersebut. Meski Kenzin dan wanita itu hanya bertemu setengah hari, setidaknya waktu itu terasa seperti satu tahun dalam kenangan Kenzin.

Ratna membalas pelukan Kenzin sembari mengusap rambut panjang Kenzin. Rezvan tersenyum simpul melihat keduanya. Wah adem juga ternyata melihat calon istri pelukan sama bunda nya. Eh?

"Kek teletubbies aja pake peluk-pelukan." Cetus Rezvan melipat kedua tangan didepan dada.

Kenzin langsung mengurai pelukan nya, menatap sinis ke arah Rezvan. "Kalo iri bilang aja lo."

Ratna terkekeh, "udah udah ayo masuk."

Setelah Ratna mempersilahkan, kedua nya pun melangkah masuk kedalam ruang tamu. Kenzin duduk di atas sofa empuk milik Ratna yang sama sedari dulu. Meski sudah usang Kenzin masih saja nyaman.

Melihat Ratna yang masuk kedalam dapur membuat Kenzin beranjak dan membuntuti Ratna. Wanita paruh baya itu menoleh kearah Kenzin, "eh? ngapain kesini?" Tanya Ratna heran.

"Mau bantuin bunda masak dong." Jawab Kenzin dengan senyuman manisnya.

Ratna mencubit pipi tembam Kenzin, "kamu ini masih imut kayak dulu. Pantesan Rezvan kepincut." Ratna dan Kenzin sontak tertawa.

Rezvan yang menonton doraemon mendengar ucapan bunda nya dan segera berteriak, "BUNDAAAA!!!"

Mereka berdua tambah tertawa karena teriakan Rezvan. Kenzin pastikan bahwa pipi cowok itu sudah memerah bak udang. Ratna menggeleng-geleng lalu melanjutkan acara memasak nya.

"Kenzin sama Rezvan udah pacaran?" Tanya Ratna tiba-tiba.

"Uhuk! Uhuk!" Kenzin tersedak air liur nya sendiri. Gadis itu nyengir kuda, "hehe belum bunda. Kak Rezvan nya pengecut tuh." Bibir Kenzin melengkung kebawah.

"BUKAN PENGECUT WOI! SEMBARANGAN AJA LO!" Lagi-lagi Rezvan berteriak dari arah ruang tamu. Setajam apa telinga lelaki itu?

Setelah Ratna dan Kenzin selesai menyajikan masakan mereka, Rezvan segera mengambil piring. Dirinya seperti manusia yang tak makan satu bulan. Rezvan memakan nasi berlauk sop serta ayam goreng itu dengan lahap. Kenzin geleng-geleng melihat nya. Ratna mengambil piring —mengambilkan nasi untuk Kenzin.

Kenzin terkejut saat Ratna menyodorkan piring berisi nasi dan lauk-lauk nya, "eh? Astaga Bunda, Kenzin bisa ambil sendiri."

Ratna tersenyum hangat, "gapapa lah. Kapan lagi bunda nyiapin makanan buat calon menantu."

Kenzin mengulum bibir —menahan senyum. Namun pipi merahnya tak bisa ditahan. Rezvan terkekeh melihat wajah salting Kenzin. Lucu.

"Yahaha salting ga tuu." Ceplos Rezvan membuatnya mendapati pukulan dari Kenzin.

•••

"Kenzin pamit pulang ya, Bunda." Kenzin mencium punggung tangan Ratna. Begitupun Rezvan.

Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore, maka dari itu Rezvan segera mengajak Kenzin pulang. Katanya sih "gak baik anak gadis pulang malem-malem." Padahal bundanya masih ingin bersama Kenzin. 

"Iya, sayang. Rezvan kamu jangan ngebut-ngebut! Awas aja kalo calon menantu Bunda lecet." Tegas Ratna pada Rezvan.

Rezvan mendengus, "iya iyaa."

Kedua nya segera memakai helm dan naik ke atas motor kawasaki ninja hitam milik Rezvan. Ban motor itu kembali berputar diatas jalanan.

•••

Hellen menatap langit-langit kamar. Akhir-akhir ini gadis itu selalu melamun. Bukan hanya kehilangan sahabat kecil selama nya, kehilangan cinta pertama dan kehilangan teman-temannya. Hellen juga dibuat kecewa karena kedua orang tuanya bercerai. Kepala sekolah pun memberitahu bahwa sekolah mereka mundur dari lomba cerdas cermat tanpa alasan yang jelas.

Ia benar-benar menyesal telah merencanakan hal buruk pada Kenzin. Padahal semuanya hanya sia-sia. Jikalau akan seperti ini, Hellen lebih baik berteman kembali dengan Kenzin daripada menghancurkan Kenzin.

Sebuah titik air mengalir dari ujung mata Hellen. Bibir nya melengkung ke atas. Seolah memberikan senyum pada dunia pahit nya. Hellen kini benar-benar kesepian.

Gadis itu mengambil ponsel, ada notifikasi dari Cakra. Yah setidaknya ia masih mempunyai kakak sepupu yang menyayanginya.

Hellen bangkit dari tidurnya. Kaki kecilnya mulai melangkah untuk membuka kan pintu Cakra. Cowok itu tadi meninggalkannya untuk membeli makanan. Setelah pintu terbuka, Cakra segera masuk. Mereka berdua duduk disofa ruang tamu.

"Abis nangis ya?" Tanya Cakra sembari membuka kotak nasi yang ia beli tadi.

Hellen mengangguk kecil. Hellen kira Cakra akan mengocehi nya lagi seperti kemarin-kemarin. Ternyata tidak. Mungkin karena Cakra sudah lelah memberi nya nasehat yang tiada habisnya.

Mereka berdua memulai makan dengan tenang. Mereka tenggelam dalam pikiran masing-masing. Hingga saat selesai makan, Cakra mulai bicara.

"Mau jalan-jalan?" Tanya Cakra menatap mata kecoklatan milik Hellen.

Hellen mengernyitkan alis, "jalan-jalan? Kapan?"

Cakra mengetuk dagu nya. Ia nampak berpikir sejenak. "Hemm, ntar malem aja deh. Lagian lo bosen juga kan dirumah terus."

Hellen menipiskan bibir kemudian mengangguk, "okey."

•••

"Sejak kapan lo jadian sama Anna?" Rezvan mengintimidasi Jimmi yang rebahan diatas sofa.

Beberapa menit lalu, Rezvan baru saja masuk kedalam apartemen mereka. Namun ia langsung mendengar percakapan Jimmi dengan seorang gadis sambil bermesraan. Kebetulan Jimmi menyalakan speaker, sehingga Rezvan bisa mendengar suara lawan bicara Jimmi. Dan jelas bahwa suara itu adalah Anna. Teman Kenzin.

Jadilah kini Rezvan mewawancarai Jimmi. Ia butuh penjelasan kenapa Jimmi bisa pacaran dengan Anna. Yah meski Rezvan tau bahwa Jimmi menyukai Anna sejak Jimmi melihat Anna di MPLS.

Saat itu Jimmi gabut di apartemen. Ia pun memilih untuk ke sekolah, melihat adik kelas yang sedang MPLS. Tanpa sengaja mata Jimmi tertuju pada Anna. Dari situlah Jimmi menyukai gadis itu.

"Sejak ayam bisa bertelur." Jimmi nyengir menampilkan gigi putih nya.

Refleks Rezvan melemparkan bantal yang ada di dekatnya kepada Jimmi. "Kenapa bisa si Anna suka sama setan modelan lo sih, bangsat?!"

"Karena ganteng. Hehe."

— PELANGI & HUJAN —

follow ig watashi yah @rrizombie__ or @sft__rri
papayy, see you next part👋🏻

TBC

Continue Reading

You'll Also Like

2M 102K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...
527K 19.5K 50
"Gue tertarik sama cewe yang bikin tattoo lo" Kata gue rugi sih kalau enggak baca! FOLLOW DULU SEBELUM BACA, BEBERAPA PART SERU HANYA AKU TULIS UNTUK...
6.2M 59.5K 10
"Mau nenen," pinta Atlas manja. "Aku bukan mama kamu!" "Tapi lo budak gue. Sini cepetan!" Tidak akan ada yang pernah menduga ketua geng ZEE, doyan ne...
2M 121K 42
Kanaya Tabitha, tiba tiba terbangun di tubuh seorang figuran di novel yang pernah ia baca, Kanaya Alandra Calash figuran dingin yang irit bicara dan...