I'll be your girlfriend

By Prince_ice08

8K 1K 46

WARNING๐Ÿ”ฅ I can be the one for you for good, I'll be your girlfriend~ 16+ Start : 29 Agustus 2021 More

๐Ÿ’ Cast ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Pindah rumah ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Kerja & Kerja ๐Ÿ’
๐Ÿ’ KAK ALEX! ๐Ÿ’
๐Ÿ’ KAKAK! ABANG! ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Kak Alex, let's date ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Kiriman ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Cheers ๐Ÿ’
๐Ÿ’ We're dating ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Kencan pertama ๐Ÿ’
๐Ÿ’ First kiss ๐Ÿ’
๐Ÿ’ SKAKMAT ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Guru privat?๐Ÿ’
๐Ÿ’ PUTUSIN!๐Ÿ’
๐Ÿ’ Yaudah, putus๐Ÿ’
๐Ÿ’ Crazy Kiyowo๐Ÿ’
๐Ÿ’ Kriteria ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Hmm... ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Balikan? ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Adik kembaran ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Salah tanggal ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Geplakan ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Ayang ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Umur hanyalah angka๐Ÿ’
๐Ÿ’ MBL ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Tragedi ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Berubah ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Break? ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Kacau ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Kembali ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Pasti ada jalan ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Kebenaran ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Versi berbeda ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Self healing ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Bertemu ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Mantan putri? ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Masih ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Just a hug ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Sebuah pengakuan ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Pergi ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Mimpi & Nyata ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Bertengkar ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Circle ๐Ÿ’
๐Ÿ’ Nadia lesbi? ๐Ÿ’

๐Ÿ’ Dejavu ๐Ÿ’

58 15 1
By Prince_ice08

**RAMAIKAN KOMENTAR!


#AuthorPOV

Ziva sudah rapi, sang abang akan menjemputnya untuk pergi dinner. Sekedar pengobat rindu karena sudah lama tak bertemu.

"Cantiknya putri mama," puji Irene menatap terpukau putrinya itu.

Alex datang menghampiri, ia tersentak melihat penampakan tersebut. Terdiam sejenak lalu mulai angkat bicara. "Mau kemana dandan cantik kek gitu? Nggak dingin pake dress tanpa lengan?"

"Nggak kok, malahan adem."

Terdengar suara mesin mobil dari luar, Ziva langsung menebak itu adalah Alfred. Dan benar saja, tak lama berselang Alfred muncul dari balik pintu.

Alex mengerjap beberapa kali melihat penampilan Alfred. "Tunggu... Jangan bilang kalian berdua..."

"Al ngajak Ziva dinner, katanya mau melepas rindu karena udah lama nggak ketemu." Jelas Irene mewakili.

Alex terdiam, bohong jika ia tak cemburu. Tapi ia sadar, kini kedudukannya hanya sebatas seorang kakak.

"Udah siap?" tanya Alfred.

Ziva mengangguk, "Ma, Kak, Ziva pergi dulu ya."

Irene mengangguk, sedang Alex hanya diam.

"Kita pergi dulu tan, Alex." Ujar Alfred dan berjalan beriringan bersama Ziva menuju pintu depan.

Setelah kepergian keduanya, Alex langsung buru-buru pergi menuju kamarnya. Irene yang memperhatikan itu dibuat resah. Ia tahu jika Alex sepenuhnya belum bisa mengikhlaskan perasaannya terhadap Ziva. Tapi mau bagaimana lagi, tak ada yang bisa dilakukan untuk mempertahankan hal itu.

🍀

"Wahh... Abang memang yang terbaik." Ziva mengacungkan jempolnya menatap berbinar hidangan yang tersedia dan lampu serta bunga cantik yang menghiasi sekitaran rooftop.

Ziva terdiam sejenak, ia seakan dejavu dengan situasi ini. Ya, dia pernah berada diposisi ini. Namun dengan orang yang berbeda, yakni Alex. Saat perayaan anniversary mereka, Alex selalu menyiapkan hal seperti ini.

"Ada apa, hm?"

Ziva menggeleng, "nggak papa kok bang."

"Ayo, dimakan."

Ziva mengangguk lalu mulai memotong perlahan daging yang tersaji itu.

"Gimana sama kerjaan abang? Baik-baik aja kan?"

"Baik, bahkan baru-baru ini proyek abang berjalan sukses."

"Wahh, selamat. Oohh, pantesan traktir makan mahal kaya gini. Dapat bonus tohh."

"Nggak juga, sebelumnya aku udah ada niatan ngajak kamu dinner kaya gini. Mau ada yang diomongin, jadi pas ada waktu yaa beginilah."

"Apa? Abang mau ngomong apa?"

Alfred menghirup nafas dalam.

"Jangan bilang abang mau nikah?" tanya Ziva menggoda sang abang.

Alfred tersenyum tipis.

"Ehh, beneran? Sama siapa? Kenalin dong."

"Nanti juga tau."

"Ck, main rahasia-rahasiaan nihh. Oke!"
Ziva bangkit berdiri.

"Ehh, mau kemana?"

"Mau ke toilet, kebelet. Hehe," ringis Ziva lalu ngibrit meninggalkan rooftop.

🍀

Tak lama, Ziva kembali. Tersenyum kearah sang abang yang juga tersenyum kearahnya.

Ziva kembali duduk di kursinya, tangannya hendak mengambil pisau dan garpu lagi namun atensinya terfokus pada kotak berwarna merah yang ada di dekat gelas.

"Apa ini? Hadiah?" tanyanya berbinar.

"Buka aja."

Ziva langsung mengambil kotak itu, dan membukanya. Keninganya mengerut heran saat melihat isinya adalah sebuah cincin. "Kok cincin? Emang mau la--"

"Emang iya," potong Alfred.

"Heiii, jangan bercanda."

"Siapa yang bercanda?"

Ziva terdiam, lalu menutup kotak itu kembali dan meletakkannya diatas meja.

"Bang, jangan bikin Ziva bingung."

"Bingung? Kenapa bingung? Tadi kamu penasaran dan mau dikenalin ke orang yang mau aku nikahi. Orang itu adalah kamu."

Ziva tiba-tiba berdiri, membuat kursi yang ia duduki sebelumnya kejengkang.

"Bang, Ziva mau pulang."

"Tapi..."

"Ziva mau pulang!"

Alfred bungkam sejenak, "Baiklah."

🍀

"Terimakasih makan malamnya."

Brakk...

Setelah menutup pintu mobil cukup kuat, Ziva berjalan cepat menuju pintu rumah. Memasuki rumah tanpa menoleh kebelakang sedikitpun.

"Gimana dinnernya?" tanya Albert.

Tak menyahuti, Ziva terus berjalan lurus menyusuri tangga menuju kamarnya.

Brakk...

Pintu dibanting olehnya, membuat Alex yang mendengar itu samar-samar langsung keluar dari kamarnya untuk memastikan keadaan.

"Ada apa?" tanyanya pada sang papa yang terlihat kebingungan.

"Ziva tadi pulang-pulang langsung naik, bahkan papa nanyain gimama dinnernya dia nggak nyahut. Coba tanyain, mungkin terjadi sesuatu."

Alex mengangguk lalu naik kembali menuju kamar Ziva.

Tok..tok..

Cklek...

Alex langsung masuk dan disuguhi pemandangan gundukan diatas ranjang. Alex dibuat menghela nafas, lalu berjalan menghampiri Ziva yang menutup tubuhnya dengan selimut.
Terdengar isakan kecil dari balik selimut.

Alex mendudukkan dirinya dipinggir ranjang. Menyibak selimut itu hingga tampak tubuh Ziva yang meringkuk sambil menangis sesegukan.

"Ada apa, hm?"

Tak ada jawaban, Ziva masih terus menangis.

"Apa perlu kakak telfon Al?"

Ziva menggeleng, "Ziva benci Bang Al."

"Ada apa? Apa dia berbuat jahat?"

Ziva menggeleng lagi.

"Terus apa?"

"Hiks...bang..Al...lamar...Ziva."

Tangan Alex refleks mengepal erat.

"Hiks...Ziva..bingung harus...jawab apa." Tangis Ziva sesegukan.

Alex menyibak rambut yang menutupi wajah sang adik. Tangannya dengan lembut menghapus air mata yang membasahi wajahnya.

"Udah, jangan nangis. Eyeliner nya luntur loh itu."

Alex membetulkan posisi Ziva menjadi duduk. Ia mengumpulkan anakan rambut milik gadis itu dan kemudian mengikatnya dengan karet rambut yang ia temukan diatas meja nakas.

"Liat itu mukamu kucel," tatapnya pada kaca yang ada diseberang ranjang.

Ziva memanyunkan bibirnya kesal.

"Kenapa harus nangis coba? Kalo emang nggak mau ya bilang baik-baik. Pasti Bang Al nya juga ngerti kok."

"Tapi, nanti kalo ketemu Bang Al. Ziva harus bilang apa? Ziva malu."

"Kenapa malu? Kan kamu pake baju."

"Ishh..." Ziva melayangkan cubitan membuat Alex meringis.

"Udah, sekarang pergi cuci muka terus ganti baju. Udah malam, jangan dipikirin terus. Nanti kakak coba bicara sama mama papa, gimana baiknya."

"Ihhh jangan dikasih tau mama papa. Ziva maluu,"

"Kenapa malu? Kan kamu pake--"

"STOP! Sana keluar!"

Alex terkekeh jahil, "langsung tidur."

"Iya-iyaaa."

🍀

"Lo ada waktu?"

"Pas banget, ada yang mau gue omongin."

"Di New Cafe."

"Oke, gue otw."

Tuttt...

Alex langsung menghampiri lemari untuk mengambil baju ganti. Ia akan menemui Alfred dan meminta penjelasan. Setidaknya ia harus tahu maksud cowok itu mengajak adiknya menikah dengan semudah itu.

Tak butuh waktu lama, motor yang Alex kendarai telah tiba di halaman cafe tempat mereka janjian bertemu. Alex memasuki cafe dan mengedarkan pandangannya mencari keberadaan cowok yang tiga tahun lebih tua darinya itu. Alex menemukannya dan langsung menghampiri.

"Mau pesan apa?" tanya Alfred.

"Samain aja."

Setelah acara memesan selesai dan pesanan pun sudah tersaji di atas meja. Alex pun membuka percakapan.

"Gue udah dengar semuanya dari Ziva, dan gue benar-benar nggak nyangka. Lo..." Alex menjeda ucapannya.

Alfred terkekeh, "dejavu nggak sih? Dulu gue yang diposisi abangnya Ziva dan lo dateng ketemu gue minta izin sebagai pacarnya. Dan sekarang... Haha, takdir yang aneh."

"Dan asal lo tau, gue jauh berbeda dari lo yang dulu. Jadi jangan ngira, lo bakal dengan mudah bisa dapatin Ziva." Cetus Alex.

"Haha... Kita liat saja."







🍒🍒






Haha... Tukar posisi nggak tuhh😆🤏



Vote nya udah?




Komennya?





Klw udahh makasiiih 😘






THANKS FOR READERS♥

Continue Reading

You'll Also Like

RAYDEN By onel

Teen Fiction

3.7M 229K 69
[Follow dulu, agar chapter terbaru muncul] "If not with u, then not with anyone." Alora tidak menyangka jika kedatangan Alora di rumah temannya akan...
MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.4M 77.4K 53
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
802K 61K 30
ace, bocah imut yang kehadirannya disembunyikan oleh kedua orangtuanya hingga keluarga besarnya pun tidak mengetahui bahwa mereka memiliki cucu, adik...
10.5M 922K 61
~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN DITIRU! 'Si cuek yang tiba-tiba agresif' Start : 18 Februari 2023 End : 27 Mar...