HAPPY READING!!
Davira dan tante Desi telah sampai di rumah mama papa Rhaditya. dan saat ini mereka sedang mengobrol di ruang tamu.
"Iya kemarin Desi nginap di rumah Rhaditya soalnya mau kesini udah kemalaman" ucap tante Desi.
Ibu Galina menjawab. "Iya gapapa Des. Yang penting sekarang kamu udah disini"
"Kalau Edward kemana?" Tanya tante Desi.
"Tadi pagi berangkat ke kator cabang yang di Bandung. Katanya sih mau cek perkembangan disana" jawab mama Galina.
Tante Desi mengangguk menanggapi jawaban dari mama Galina. "Vira gimana sikap Rhaditya sekarang? Makin baik gak?" Tanya mama Galina.
"Sikap mas Rhaditya makin sini makin romantis sih ma. Tapi kebanyakan gombal sekarang ma" ucap Davira.
Mama Galina dan tante Desi tertawa mendengar ucapan Davira. "Tapi makin bagus kalau gitu Vir. Soalnya Rhaditya orangnya cuek-kan biasanya, tapi pas mama liat dia sama kamu kayanya dia banyak ngomong yaa" ucap mama Rhaditya.
"Iya. Padahal dulu sebelum aku berangkat ke luar negeri, Rhaditya banyaknya diem. Kemaren pas aku dirumah mereka ternyata Rhaditya jadi banyak ngomong" ucap tante Desi.
Mama Galina tersenyum senang melihat anaknya yang dulu sangat tertutup saat ini bisa lebih terbuka kepada istrinya ataupun keluarganya.
"Tapi mama seneng banget sih sama perubahan sikap Rhaditya. Yang dulunya pendiam sekarang Rhaditya kalau ada apa-apa selalu minta pendapat atau masukan dari mama sama papa" ucap mama Galina.
Davira teringat jika ia ingin menanyakan makanan kesukaan Rhaditya kepada mama Galina. "Oh iya mah, Vira mau nanya mas Rhaditya paling suka masakan apa sih?"
"Rhaditya suka banget sama ayam kecap. Pokonya itu nomor satu bagi Rhaditya dalam hal masakan" ucap mama Galina.
Davira mengangguk paham. "Terus ada lagi ma selain itu?" Tanya Davira.
"Yang paling disuka lagi sama Rhaditya. Rendang daging, sup ayam, sama sayur capcai. Itu paling favorit Rhaditya setau mama" ucap mama Galina.
Davira mengingat apa yang di ucapkan mama Galina. "Oke ma. Kalau boleh tau lagi, hal apa yang paling mas Rhaditya benci atau mas Rhaditya tidak sukai?"
"Setau mama Rhaditya benci dengan yang namanya Pertengkaran. Trus dia paling gasuka kalau permintaannya di tolak. Itu aja sih kayanya." ucap mama Galina.
"Oke makasih mah informasinya. Aku jadi sedikit lebih tau tentang mas Rhaditya" ucap Davira.
Mama Galina berdiri. "Sebentar mama ambil dulu sesuatu yaa" ucap mama Galina dan berjalan ke kamarnya.
"Tante mama Galina mau ngambil apaan ya?" Tanya Davira kepada tante Desi.
Tante Desi menggelengkan kepalanya. "Gatau ya Vir. Kita tunggu aja dia mau ngambil apa" ucap tante Desi.
Tak lama mama Galina kembali dengan membawa Tote bag besar. "Ini kemaren mama belanja bareng temen-temen mama, trus mama inget sama Davira makanya mama beliin Davira baju deh" ucap mama Galina dan menyerahkan Tote bag tersebut.
"Aduh makasih banyak ya ma. Ini banyak banget lagi" ucap Davira
"Iya sama-sama. Mama jadi tau sekarang rasanya punya anak perempuan. Soalnya temen-temen mama juga kebanyakan punya anak perempuan" ucap mama Galina.
Mama Galina memberikan Tote bag kecil berlogo toko emas kepada tante Desi. "Ini Des buat kamu. Kalung samaan sama aku, biar keliatan adik Kaka bangetnya" ucap mama Galina.
"Asikk dapet hadiah juga nih aku" ucap tante Desi.
-
Hari sudah siang. Davira baru selesai makan siang bersama mama Galina dan tante Desi. Davira berpamitan untuk berangkat ke kampus.
"Yaudah ma, tan. Vira berangkat ke kampus dulu yaa" pamit Davira dan menyalami tangan keduanya.
"Hati-hati yaa sayang. Jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya" ucap mama Galina sambil mencium kening sang menantu.
"Iya ma, siap" jawab Davira.
Tante Desi ikut bicara. "Vira makasih ya udah anterin tante. Trus maafin sikap tante kemarin sama tadi pagi" ucap tante Desi.
"Emang kenapa sikap kamu kemaren?" Tanya mama Galina pada tante Desi.
"Nanti deh aku ceritain" ucap tante Desi.
Davira menjawab tante Desi. "Iya tan sama-sama. Yaudah Vira jalan sekarang assalamualaikum" ucap Davira dan masuk kedalam mobilnya.
-
Sampainya di kampus Davira langsung menuju ruangan Rhaditya. Karena kelas juga dimulainya setengah jam lagi. Dan kedua sahabatnya pun belum datang.
"Assalamualaikum" ucap Davira di depan pintu ruangan Rhaditya.
Pintu ruangan terbuka. "Waalaikumsalam" ucap Rhaditya. Davira mencium tangan Rhaditya dan langsung masuk kedalam ruangan tersebut.
Davira duduk di sofa yang ada di ruangan Rhaditya. "Udah anterin tante Desi ke rumah papa mama?" Tanya Rhaditya.
"Udah mas. Dari pagi malah" ucap Davira.
Rhaditya mengerutkan keningnya. "Dari pagi?" Tanyanya.
"Iya jadi tante Desi minta di anter ke rumah papa mama dari pagi tadi. Jadi dari tadi aku di rumah mama papa" ucap Davira.
Rhaditya mengangguk mengerti. "Ada siapa aja disana?" Tanyanya.
"Cuma ada mama. Kalau papa katanya ke kantor cabang yang di Bandung" ucap Davira.
"Oh iya tadi juga papa sempet kabarin aku. Kamu udah makan siang belum?" Tanya Rhaditya.
Davira menjawab. "Udah tadi di rumah mama".
"Oke bagus. Aku juga lagi pesan makanan, kamu suapin mas makan dulu ya sebelum ke kelas" ucap Rhaditya.
Davira menolak. "Makan sendiri aja lah mas. Lagian 30 menitan lagi kelas aku dimulai" ucap Davira.
"Makan gak akan abis waktu 30 menit"
Tok.. Tok.. Tok..
Suara pintu di ketuk dan Rhaditya hanya menjawab. "Masuk"
"Ini makan siangnya pak" ucap laki-laki yang mengantarkan pesanan Rhaditya.
Rhaditya menerima makanan tersebut. "Baik terimakasih" ucap Rhaditya.
"Ini sub totalnya. Dan ini kembaliannya" ucap pengantar makanan.
"Ambil aja kembaliannya"
"Baik terimakasih banyak" ucap pengantar makanan tersebut lalu ia keluar dari ruangan Rhaditya dan menutup kembali pintunya.
Rhaditya membuka kreseknya dan mengeluarkan makanannya. Me-lap terlebih dahulu sendoknya dan diberikan sendok tersebut kepada Davira.
"Cepetan suapin. Aku lagi sibuk ngurusin dulu nilai-nilai" ucap Rhaditya dan duduk di sofa di samping Davira.
Davira mengambil alih sendok tersebut dan menyendokkan makanan tersebut lalu menyuapkan ke mulut Rhaditya.
"Kamu juga sambil makan" ucap Rhaditya dan kembali fokus pada laptopnya.
Davira menjawab. "Aku udah kenyang. Mas aja yang makan"
Lalu Davira menyuapi Rhaditya kembali hingga makanan tersebut habis. Davira berdiri dan mengambil sebotol air mineral dan diberikan kepada Rhaditya.
"Minum dulu" ucap Davira dan menyerahkan botol mineral tersebut.
Rhaditya menerimanya dan meminum air tersebut. "Yaudah mas, aku ke kelas sekarang yaa" ucap Davira.
"Masih 10 menit lagi. Disini dulu temani aku" ucap Rhaditya.
"Kanaya sama Friska pasti udah nungguin" ucap Davira.
Davira merapikan tasnya. "Aku ke kelas dulu yaa. Nanti juga ketemu lagi" ucap Davira dan mencium pipi kanan Rhaditya.
"Vir. Kalau bukan di kampus udah aku balas perbuatan kamu" ucap Rhaditya.
"Ampun deh mas. Yaudah aku pamit ke kelas. Assalamualaikum" ucap Davira dan keluar dari ruangan Rhaditya.
TYPO TANDAIN YAAAAA!!
JANGAN LUPA BACA JUGA CERITA KE-DUAKU YANG JUDULNYA 'TANIA'
TERIMAKASIH ❤️