Haaaai I'm back.....
Happy new year 🥳🥳🥳
Pergantian tahun pada ngapain aja nih...?
Kalau aku maah cuma Netflix and chill.
Happy reading
♡♡♡♡♡
Gadis kecil itu berlari kecil sesekali dia melompat-lompat, Walau tidak terlalu nampak akibat beban badan nya yang cukup berat, hhmm.... ralat semok alias bulat kek bakpao.
Rambut gadis itu saat pergi ke sekolah terkuncir rapi dengan pita berwarna pink berbeda sekali saat dia pulang sekolah. Rambut kecokelatan itu kini terlihat tergerai dengan sedikit kusut.
Entah apa saja yang dia lakukan saat di sekolah. Nyatanya bukan hanya gadis itu saja jika pergi dan pulang penampilan sangat berbeda sekali. anak-anak lain juga sama seperti itu.
"Salsa, besok jangan lupa bawain Sy ikan lele lagi..." peringatnya.
"Iyaaaa, besok aku bawain lagi.." sahut teman nya sambil berjalan bersama ibunya.
"Yang banyak......!" Pinta Sy lagi.
"Kalau banyak, ya beli...." sahut Salsa sewot.
"Ihhhh.... kamu pelit..." sungutnya.
"Bukan pelit, tapi kamu tiap hari minta bawain ikan lele, nanti ikan di empang kakek aku habis lama-lama.. lagian ikan-ikan itu buat dijual.." Perdebatan gadis kecil itu membuat siapa saja yang melihatnya tertawa.
"Ya udah Sy beli...." Sy lalu merogoh uang di saku rok nya dan mengeluarkan dua lembar uang berwarna biru.
"Jangan kasih uang nya sama aku, kamu datang aja langsung beli ikan nya sama kakek aku.."
"Libeeet deh ahh...!! celewet banget sih...," galaknya.
"Lagian kamu buat apa sih hampir tiap hari minta bawain ikan lele.." tanya Salsa dengan mata memicing.
Sy memelingkan wajahnya yang tersipu malu. Dia jadi salah tingkah. Tidak mungkin dia jujurkan kalau ikan lele itu buat di makan. Kan waktu itu Salsa ngasih ikan lele untuk jadi ikan pelihalaan buat mengantikan ikan cupang yang mati. Tapi kata Om Alman sama Aldi ikan lele enak digoleng sampe keling, eh salah..! Keeeerrrrllring maksutnya. Pas dicobain ternyata benelan enak. Sy kan jadi doyan akhilnyaaa.
Padahal dia tidak tahu saja kalau ikan lele itu sebenarnya memang buat dimakan, bukan dijadikan ikan hias. Dasar bocah, gemasin emang..!
"Gimana kalau Salsa pulangnya di anter sama Om aja. Biar sekalian beli ikan dari kakek kamu.." ucap Aldi menengahi.
"Tidak usah pak, saya bawa motor.." sahut wanita itu. Yang tidak lain adalah ibunya Salsa.
"Tidak apa-apa, ibu ikut di mobil saya saja. Biar motor nya dibawa teman saya.." Aldi menunjuk Arman yang berdiri tegap disininya.
Akhirnya mereka kerumah Salsa bersama untuk menyelesaikan masalah perlele'an ini dan akan lanjut ke kantor D-N company.
Hanya perlu kurang dari 20 menit mereka tiba di kediaman keluarga Salsa. Rumah khas betawi itu terlihat asri dengan halaman luas yang terdapat beberapa pohon rambutan dan jambu disana.
Kedua gadis kecil itu berjalan sambil bergandengan tangan menuju halaman belakang yang terdapat empang.
Disana ada pria paruh baya yang sedang memberi pangan untuk ikan ternaknya.
"Engkong....." teriak Salsa heboh.
"Wah cucu cantik Engkong udah balik. Sama siape itu..? temen nya yaa..." sambut pria yang dipanggil Engkong itu
"Iyaaa.. Engkong, kenalin ini Sy teman aku. Dia kesini mau beli ikan lele.."
"Waaah kecil-kecil sudah doyan lele... tunggu sebentar Engkong ambilin dulu ikan nya.."
"Dia kakek kamu? Kok manggilnya kingkong?" Tanya Sy polos sambil berbisik.
Salsa langsung cemberut. "Bukan Kingkong tapi Engkong.."
"Sama kok..."
"Ihhh beda...!!"
"Om Alman masa dia panggil kakek nya Kingkong.." adunya.
Arman menarik nafas pelan. Dia benar-benar berubah menjadi orang yang sangat sabar setelah bersama gadis kecil namun cerewetnya minta ampun. "Bukan Kingkong, adek. Tapi Engkong, itu sebutan untuk kakek, Opa atau Grandpa.."
Sy mangangguk-anggukan kepalanya. "Ooooowh...... begitu..." sahutnya lucu.
Sy lalu terkekeh pelan sambil menggelangkan kepalanya. Dia tertawa lucu.
Arman yang hapal sama kelakuan ajaib gadis itu mendengus pelan. "Jangan mikir yang macam-macam, adek.." tegurnya.
"Hehehe.... Om Alman, mulai sekalang Sy mau panggil Glanpa dion dengan Engkong Dion aja, baguus kaaan.." serunya dengan senyum lebar.
Naaah kan... bocah ngawur..! Arman dan Aldi sama-sama menepuk dahi mereka. Apa jadinya jika pria paruh baya berwajah bule itu dipanggil Engkong?
***
Sedari keluar dari sekolah Aldi sudah sadar ada mobil lain yang mengikuti mereka. Terlebih Arman yang menggunakan motor, mobil itu terlihat beberapa kali mencoba menyerempet Arman, namun dia berhasil menghindar. Tapi anehnya mobil yang berisi empat bodyguard utusan Tuan Damian terlihat tidak terganggu sama sakali. Seharusnya mereka bisa menjadi tameng ketika ada sesuatu yang mencurigakan.
Mobil yang mengikuti mereka tetap jalan lurus ketika Aldi membelokan mobilnya dikediaman Salsa. Namun ketika diperjalanan menuju kantor tuan Dominic mobil itu kembali muncul dan mengikuti mereka. Aldi segera berkordinasi dengan ketua keaman yang sedang berada dimarkas. Dia sadar ke empat bodyguard milik tuan Damian tidak bisa di andalkan.
Dan benar saja, Aldi tiba-tiba harus menginjak rem secara mendadak karna mobil misterius itu menghalangi jalannya. Dia berbalik kebelakang untuk melihat majikan kecilnya. Ternyata gadis itu tengah tertidur tenang dan tidak terganggu sama sekali.
Aldi dan Arman mengangguk singkat lalu keluar dari mobil tidak lupa menguncinya agar gadis kecil itu tetap aman.
Dua pria keluar dari mobil van berwarna putih itu.
"Ada urusan apa sehingga anda menghalangi jalan kami.." tanya Aldi datar.
"Serahkan anak kecil yang ada didalam mobil kalian secara baik-baik atau kalian tidak akan selamat.." ancam pria itu. Dari penampilan dan mobil mereka, jelas dua orang ini hanya preman atau eksekutor yang sudah dibayar untuk melakukan tugasnya.
Arman memberikan senyum remehnya.
Merasa diremehkan, dua pria berbadan tinggi besar itu langsung maju dan ingin menghajar Arman dan Aldi.
Sayang, pukulan mereka meleset. Pergerakam Arman dan Aldi jauh lebih cepat dan gesit. Kini berganti posisi. Kedua bodyguard tampan itu yang kini mulai menyerang.
Perkelahian tak bisa dihindarkan. Jelas kedua pria itu kalah dengan Arman dan Aldi yang memeliki basic bela diri cukup tangguh.
Suara tembakan berkali-kali menghentikan pergerakan Arman dan Aldi. Kejadian begitu cepat bahkan kurang dari satu menit, keduanya tidak mengira kalau mereka akan langsung ditembak sama satu orang lagi yang baru saja keluar dari mobil putih itu.
Aldi lebih dulu terjatuh karna dia mendapatkan dua tembakan diperut dan dipaha. Ditengah kesakitan nya dengan wajah tergeletak diaspal Aldi melirik sinis pada mobil lain yang berada diujung jalan sana. Cukup jauh namun dia hapal siapa saja orang yang ada didalam nya.
Ketiga pria itu tertawa nyaring karna berhasil menumbangkan lawan nya. Satu pria maju berusaha merebut kunci mobil yang berada disaku celana Arman.
Arman yang hanya mendapat satu tembakan masih melakukan perlawanan, dia mencoba untuk mempertahankan kunci mobil itu, bagaimanpun orang-orang ini mengincar majikan kecilnya dan dia harus melindunginya bagaimanapun caranya, bahkan dengan nyawa nya sekalipun..!
Layak nya tokoh atagonis para penjahat tentu saja berbuat curang. kepala Arman dipukul dari belakang dengan keras menggunakan batu besar yang barada dipinggir jalan.
Arman tumbang seketika, Kepalanya langsung pening dengan sakit yang luar biasa. Wajah putihnya sudah basah akibat darah yang merembes. Sebelum kesadaran nya benar-benar hilang. Arman manatap nanar kearah mobil nya yang terdapat gadis kecil cantik yang tengah tertidur nyenyak disana.
****
Tiga orang itu bergegas pergi dengan membopong Sy yang masih tertidur nyenyak. Bukan tanpa sebab gadis kecil berpindah tempat tapi masih setia memejamkan matanya. Karna para penjahat itu sudah membekap mulut serta hidungnya dengan sapu tangan yang sudah dikasih obat bius.
Setelah mobil van putih itu pergi. Mobil yang tadi berada jauh di ujung sana berjalan memdekati Arman dan Aldi yang sudah sekarat.
Mobil putih itu melaju cepat menuju markas yang menjadi tempat perjanjian untuk menyerahkan tawanan mereka dengan seseorang yang akan menukarnya dengan uang.
Salah satu ponsel dari pria itu berbunyi. "Cepat bawa anak itu pergi keluar kota. Tempatkan dia ditempat yang susah dijangkau. Nanti aku akan mengambilnya, kalian cukup kirim alamatnya.! Dan kalian cepatlah pergi.. jejak kalian sudah diketahui.."
"Bagimana dengan pembayaran kami.." sahut pria berkulit hitam itu.
"Setelah mengantar anak itu datanglah ketempatku. Dan kalian akan mendapatkan uangnya.."
"Baik.." Klik!
Sesuai perintah, para penjahat itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju luar kota. Sebelum itu mereka sempat berganti mobil untuk menghilangkan jejak.
***
Mata kecokelatan jernih itu mengerjap lucu. Dia bangun dan duduk sambil menggaruk pipinya yang gatal. Dia mencoba memindai tempat sekitar yang terasa asing. Apakah ini sebuah kamar? Tapi kecil sekali pikirnya. Kaki gempal itu turun dari dipan usang yang baru saja dia tiduri.
Dia mencoba membuka pintu kayu tapi tidak bisa. Sepertinya dikunci dari luar. Lalu dia menggedor-gedornya dengan keras.
"Ihhhhh sakit...." sungutnya. "Buka pintu naaaa Sy lapaaaaal...." teriaknya nyaring.
"Diam....!!" Bentak suara pria dari luar sana.
"Bukaaaa.....!!" sahutnya tak kalah galak. Dia terus menggedor pintu lapuk itu.
Takut pintu itu akan roboh akibat gedoran yang cukup keras akhirnya pria diluar sana membuka pintu kamar tersebut.
"Berisik...!!" Bentak salah satu pria itu.
"Siapa kalian..." tanya dengan berkacak pinggang. Ini anak bener-bener tidak ada takutnya.
Kedua pria itu saling lirik lalu kembali menunduk menatap gadis ini. "Kamu tidak perlu tahu..!!"
"Ya halus donk. Kita kenalan dulu.." dia mengulurkan tangan gemuknya.
"Pelkenalkan namaku Daisy, tapi panggil Sy ajaaaaa...., nama kalian siapa.." laah bocah malah diajak kenalan.
"Aku Dimas, dan ini Asep.." sahut salah satu pria itu.
"Oke..... mau dipanggil kakak apa Om..? Atau nama saja..."
"Nggak sopan..! Panggil kakak aja..." sahut Asep polos.
"Siap.... ini dimana yaa...? Kok Sy ada disini..?"
"Kamu sedang diculik..!"
"Owh.... kayak di pelem-pelem itu yaa.." sahutnya sok mengerti dengan menganggukan kepala beberapa kali.
"Kamu nggak takut..."
"Ndak..., kak Asep, Sy lapal.." adunya cuek.
"Kita nggak punya makanan..." sahut Dimas jujur.
"Beli donk..."
Kedua pemuda itu kembali saling lirik. Mereka adalah preman abal-abal dikampung ini. Tadi mereka mendapat tugas dari salah satu kerabat Dimas yang menjadi preman dikota untuk manjaga anak ini sampai ada yang menjemput. Dan setelah itu tiga orang pria langsung pergi tanpa memberikan mereka upah. Katanya mereka akan dibayar jika anak ini sudah dijemput.
Teng....! Teng...! Teng.....!
Suara mangkok yang dipukul dengan sendok terdengar begitu nyaring.
"Beli........!!!" Teriak Sy nyaring. Dia berlari keluar menuju sumber suara yang dia hapal itu jualan apa.
"Neng, tunggu, kita tidak punya duit.." tahan Asep.
Sy menggelengkan kepalanya dramatis. Dia merogoh saku roknya yang terdapat dua lembar uang berwarna biru. Tadikan beli ikan lele di telaktil Om Alman jadi uang dia masih utuh. Ngomong-ngomong kemana dua Om nya itu. Ntar dulu deh. Sy lapal, mau beli bakso dulu. "Ini Sy punya uang. Ayooo kita beli. Sy telaktil..." angkuhnya.
Kedua pemuda itu mencelos bingung. Ini bagaimana ceritanya? ada si penculik yang diteraktir jajan bakso sama tawanan nya?
"Ihhhh cepatan beli.....!!" Bentak Sy galak. Kedua pemuda itu kaget dan langsung berlari keluar untuk mengejar tukang bakso yang sepertinya sudah kelewatan.
Sy berdiri angkuh dengan berkacak pinggang dimuara pintu, otak kecil itu lalu mengingat pesan Kimberly saat dijepang, mereka sempat melalukan simulasi penculikan disana. Kata Kim kalau Sy diculik atau dibawa orang yang tidak dikenal, dia harus menekan dua kali tombol yang ada di smartwatch miliknya. Sekarang gadis itu melakukan nya dengan pintar. Dan tinggal tunggu saja, nanti Kim akan datang menjemputnya.
Ketiga orang beda usia itu akhirnya makan bakso bersama dengan duduk lesehan dilantai kayu. Nikmat beneer bakso anget-anget. Apalagi baso nya kenyal-kenyal gurih. Mana tadi minta mecin nya dibanyakin. Tambah enak kan jadinya..
Daaaaah laaaah Sy! Aku jadi bingung ini...
Bersambung
Kamis 6 Januari 2022
Jangan lupa vote dan comment
Sy, kamu ngerti konsep penculikan nggak sih..? waktu di ajarin sama Kim kamu merhatiin apa nggak sih, nak..? kok santai beneeer...
Diculik berasa pindah tempat main doang..
Itu bapak kamu lagi pusing nyariin lhoo...
***
Yang follow aku di Instagram pasti tahukan kenapa aku lama update nya. Dan juga kalian pasti tahu ada berapa part lagi dan akan dibawa kemana cerita ini.
Bagi yang belum tahu, daaaah laaah... 😊