Karina, We Love You!

By EmeraldBlueD14

482K 65.5K 8.5K

Karina yang bertransmigrasi ke dalam tubuh Karina Lauvrina Ferdinand, seorang tokoh figuran dalam novel 'Cint... More

1. un: cychwyn
2. dau: cael gafael
3. tri: dim ond ceisio
4. pedwar: adennill ymwybyddiaeth
5. pump: ymwybyddiaeth
6. chwech: carwriaeth
Side Story Karina; True Crime 01
7. saith: dant y llew
8. wyth: gwydr awr
9. naw: ffordd i fyny'r bryn
Side Story 2; Tentang Anna
10.1. deg. un: yn haeddu gwell
10.2. deg. dau: Rwy'n gwybod fy mod yn dy garu di
11. un ar ddeg: tad
12.1. deuddeg. un: gwaed pur
Cast
12.2. deuddeg. dau: bod yn hysbys
Side Story Karina; True Crime 02
13. tri ar ddeg: cyfarfod cyntaf
14. pedwar ar ddeg: yr arogl dau deulu
15. pymtheg: yr un peth ond yn wahanol
16. un ar bymtheg: addasu i chi
17. dwy ar bymtheg: gwledydd zaterliter
18. deunaw: am y tro cyntaf, mae'r teimlad hwn yn teimlo cystal
19. pedwar ar bymtheg: sychwch fy nagrau
20. ugain: ein plant
21. un ar hugain: y gweithdrefnau
22. dau ddeg dau: ein un ni o'r diwedd
23. dau ddeg tri: mynd yn gyhoeddus ac mae'n iawn
Cast 2
24. pedwar ar hugain: dim ond y teimlad
25. pump ar hugain: ein cusan gyntaf
26. chwech ar hugain: madarch a siocledi
27 dan 28. dau ddeg saith ac wyth ar hugain: dechrau clan Apollo yn Zeterlite
29. naw ar hugain: yn y dref gyda dad
30. deg ar hugain: wps mae'n troi allan
31. tri deg un: mae'n fwystfil
32. tri deg dau: teulu o'r ddau
33. tri deg tri: dadeni clan Ferdinand, yr etifeddion
34. tri deg pedwar: tannau coch daphne ac apollo
35.1. tri deg pump. un: tua amser (about time)
35.2. tri deg pump. dau: trit bach
36. tri deg chwech: mono
37.1 tri deg saith. un : calonnau croma (chroma hearts)
37.2. tri deg saith. dau: dau Ileuad (two moons)
Cast 3 (Last Casts)
39.1 tri deg naw, un: ffoniwch fi beth rydych chi ei eisiau
[2 - 39.2] Hyacinth
Little Closure and New Beginning.

38. tri deg wyth : coddod anialwch

5.4K 633 120
By EmeraldBlueD14

Petunjuk:

Setiap ganti scene khusus chapter ini punya feeling yang berbeda-beda, jadi aku kasih playlist background sound sesuai scene part. Bisa di check dulu sebelum baca partnya. So, Enjoy!!

______________________________________________

Playlist: Desert Rose, Lolo Zouai- slowed, reverb vers.

Karina memandang sambungan video prosesi kremasi salah seorang sahabatnya dengan hati yang berat dan kelabu.

Bahkan sarung tangan hitamnya pun telah basah dengan sapuan air mata miliknya.

Karina pernah meninggal, Karina pernah merasakan rasa sakitnya. Untuk itu, Karina berharap bahwasannya kehidupan Giselle yang selanjutnya, akan jauh lebih baik daripada kehidupannya di dunia Zeterlite ini.

Begitu prosesi telah selesai dilaksanakan, Karina limbung dengan nafas yang terputus-putus dan tak lama kemudian Karina jatuh pingsan. Dengan cepat Yechezkel segera menangkap Karina yang hampir saja terjatuh bebas di lantai.

Mengusap perlahan kening dan rambut panjang Karina kemudian beralih menghapus sisa-sisa air mata yang berada di pelupuk dan sekitar mata wanitanya ini, Yechezkel menatap Karina khawatir.

Panas, badan Karina terasa panas.

Dengan segera Yechezkel membawa Karina menapaki anak tangga untuk segera menuju kamarnya.

"Ya Tuhan, Cara. Ketahanan tubuhmu seharusnya terbilang kuat karena kamu seorang Ferdinand, tapi belakangan ini aku mendapati vitalitas tubuhmu terlalu lemah sayang, bertahanlah"

Butler Samuel yang melihat Yechezkel membopong Karina dengan tergesa pun kelabakan. Pria berusia setengah abad ini pun sesegera mungkin menunjukkan jalan pada tuannya, kemudian membukakan pintu kamar milik Yechezkel.

Sementara dalam pingsannya, Karina bermimpi berada di dalam sebuah lorong waktu, dengan begitu banyaknya arloji dan jarum jam yang berdentang di dalamnya.

Tak jauh dari tempatnya berdiri, terdapat seorang wanita yang duduk membelakanginya.

"Giselle?"

Giselle, wanita yang dipanggilnya itu mendongakkan kepalanya mencari sumber suara, matanya terbelalak mendapati salah seorang sahabatnya berada di tempat yang sama dengannya tanpa diduganya.

"Karina!!" pekik Giselle senang.

"Senang bertemu denganmu disini, kurasa sudah lama sekali kita enggak bertemu, Rin. Miss you so much...." Giselle memeluk Karina erat.

"iya, kangen banget Selle, terakhir ketemu kapan ya, udah lama banget kayaknya, ha ha" ujar Karina simpul kemudian terkekeh kecil pada akhirnya.

Setelah mengambil posisi duduk, Karina menatap Giselle dan melihat bahwa wanita itu berpakaian sangat rapi dengan gaun putihnya yang menjuntai indah.

"Selle, kamu ingin kemana?" ujar Karina dengan terbata.

Giselle tersenyum sedih, terlihat getir namun tetap memaksakan senyumannya.

"Bukankah kamu juga sudah mengetahuinya, Karina? aku harus pergi sekarang, aku hanya ingin berpamitan kepadamu, setelah berada disini aku baru mengetahui bahwa kamu bukan sahabat lamaku, akan tetapi sahabat baruku. Terima kasih Karina, entah siapapun kamu, kamu merupakan salah seorang sahabat terbaikku selama ini"

"Selle."

Giselle segera menggenggam erat kedua tangan Karina, "kamu ibu yang luar biasa Rin, si kembar benar-benar beruntung memilikimu. Aku harap kamu, si kembar dan Yechezkel akan selalu berbahagia."

"Pasti, Selle. Aku akan selalu berbahagia, kamu tenang saja" jawab Karina sambari menganggukkan kepalanya.

"Mengenai Nindy, aku harap kamu akan selalu berada disisinya Rina, meskipun kalian terbentang jarak yang jauh, kuharap kamu selalu rutin untuk menghubunginya dan menanyakan kabarnya. Gadis itu sangat mudah merasa kesepian dan menyembunyikan perasaannya dengan sangat baik. Tolong sampaikan padanya maafkan kalau aku selama ini terlalu keras kepala dengan pendirianku sendiri dan kurang mendengarkannya" lanjut Giselle kemudian.

Genggaman di tangan Karina terasa semakin erat,

"Mengenai Winter, selama disini pula aku mengetahui bahwa dia telah mengulang kehidupannya. Perhatikan Winter lebih lagi Rin, dia merasa sangat terbebani dengan rahasia kehidupan yang disimpannya. Bahkan membuat hidupnya selalu cemas akan kita semua dan terlalu memforsir dirinya berlebihan. Setidaknya katakan padanya bahwa kamu juga pernah mengulang kehidupan Rina, meskipun tidak sepenuhnya benar. Aku tahu kamu ingin merahasiakan bahwa kamu bukan berasal dari Zeterlite, tetapi aku juga tahu bahwa kamu juga menerima ingatan Karina Lauvrina sebelumnya. Maafkan aku yang lancang, saranku sebaiknya katakan pada Winter bahwa kamu juga mengulang kehidupan sehingga kamu bisa terselamatkan dari tabrakan malam itu, ataupun kamu hanya mengatakan bahwa kamu pernah bermimpi tentang kehidupan pertamamu sebagai Karina Lauvrina Ferdinand. Semuanya terserah kepadamu Karina, dengan begitu Winter akan lebih terbuka kepadamu dan membagi beban pikirannya denganmu, terlebih, dia tidak akan merasa sendiri lagi." pinta Giselle penuh harap pada Karina.

"Setelah kupikir-pikir, ternyata selama ini akulah penyebab banyak kendala dan masalah dalam kehidupan kalian, aku terlalu menyusahkan. Maafkan aku Rina, aku bahkan baru tahu bahwa pilihan hidupku juga salah. Namun maafkan aku, ternyata aku tidak merasa menyesal telah mencintai Kenneth, selama berada di lorong waktu ini, aku banyak berpikir, jika dihadapkan pilihan yang sama pun pasti aku akan tetap memilih Kenneth. Meskipun itu salah. Jika kalian nanti telah menemukan penyebab kematianku, sebagai penebusan rasa bersalahku dan rasa keadilan untuk yang bersalah dalam kematianku, bisakah kamu mengupayakannya tetap hidup dan mengantarkannya menuju kebahagiaan? Katakan juga kepadanya, Maafkan aku telah menyakiti hati dan perasaannya. Maafkan aku yang merepotkanmu sekali lagi Karina" lanjut Giselle sarat akan penyesalan yang dalam.

"Maksudnya Selle?"

Giselle hanya tersenyum mendengar pertanyaan Karina,

"Aku tahu saat ini kamu pasti tengah kebingungan, namun pada saatnya kamu pasti akan memahaminya Karina. Dan terakhir Karina, apabila kamu berjumpa dengan Kenneth, katakan padanya jangan melihat ke belakang, lihatlah ke depan. Hiduplah berbahagia. Lupakan dendam, obsesi dan penyesalan. Hiduplah dengan lapang. Giselle sangat mencintai Kenneth, untuk itu, Giselle harap Kenneth berbahagia" ujar Giselle tidak mampu menahan airmata yang jatuh dari pelupuk matanya.

Giselle menatap sahabatnya dengan wajah berlinang airmata. Langit seolah memberinya semangat dengan mempertemukannya kembali dengan sahabatnya tersebut. Giselle benar-benar merasa bersyukur saat ini.

"Terima kasih Karina, Terima kasih banyak, aku benar-benar bersyukur bertemu denganmu saat ini" jujur Giselle pada Karina.

Saling melemparkan senyuman dan menggenggam tangan masing-masing meskipun keduanya kini beruraian airmata, tidak lama kemudian genggaman tangan Giselle pada Karina serasa melemas dan pada akhirnya terlepas.

Tubuh Giselle berpendar transparan, sebelum Giselle benar-benar menghilang, Karina berkata dengan cukup keras, "Hiduplah berbahagia Giselle! Sampai jumpa lagi, Terima kasih telah menjadi sahabat untukku di dunia ini"

Mendengar seruan Karina, Giselle melebarkan senyumannya dan tubuh transparannya kemudian benar-benar menghilang disertai hembusan angin sejuk yang bertiup menjauhi tempat Karina duduk.

Dan tak lama kemudian tubuh Karina serasa terhisap, memasuki sebuah lorong yang berlawanan.

Ketika membuka matanya, hal yang pertama dilihatnya adalah wajah Yechezkel yang tertidur di sebelahnya dan sinar matahari dengan malu-malu menyisip masuk menerangi jendela kamar Yechezkel yang tidak tertutup tirai dengan rapat beserta kain kompres yang telah mendingin berada di keningnya.

sudah pagi hari ternyata. batin Karina saat itu.

_________________________________________________________

Playlist: House of Cards, BTS -slowed + reverb + bass boost + vinyl sound

"baru pulang? darimana?" tanya Felix begitu Madison memasuki ruang tamu mansion miliknya di Kota N, negara Amethys yang kini ditempati pula oleh Madison dan juga Kenneth.

Melihat Felix yang tengah duduk santai sambari membaca notepadnya yang pasti berisi perkembangan grafik saham, Madison hanya tersenyum berdecih.

"Apa urusanmu aku pulang kapan dan jam berapa? aku bahkan tidak menganggapmu sebagai suamiku. K.A.K.A.K" ujar Madison sambil menekan tiap huruf dalam kata KAKAK.

Felix meletakkan notepadnya pada coffee table di depannya, tersenyum kecil. Felix mengangguk kemudian mengetuk-ngetukkan ujung jarinya pada kaki kanannya yang bertumpu pada kaki kirinya.

"Benar aku kakakmu, namun secara hukum privat aku juga suamimu. Meskipun kamu tidak pernah menjalankan kewajibanmu sebagai seorang istri untukku, Maddie" kata Felix dengan tenang.

Madison memelototkan kedua bola matanya, "Sampai kiamat melanda pun aku tidak akan pernah menganggapmu sebagai suamiku Felix! Camkan dan patri kata-kataku kedalam otak kecilmu itu, brengsek!" Madison menyelesaikan kata-katanya sambil terengah. Marah.

"Aku bahkan memberi kesempatan pada kita dengan belajar mencintaimu Maddie, selama lima tahun., ah enam tahun. Aku mencoba mencintaimu. Tapi ternyata aku tidak cukup untukmu, Maddie"

"Kau seharusnya tahu, aku hanya mencintai Kak Kenneth, Felix" serobot Madison kemudian.

Felix mengangguk. "Ya, aku mengerti. Setidaknya kini keluarga Ferdinand telah memiliki calon pewaris melalui kamu dan Kenneth. Untuk itu, mari berpisah Maddie. Aku akan melepasmu, mari kita bercerai. Aku bukan lelaki brengsek yang akan berselingkuh ketika aku masih memiliki ikatan suci pernikahan. Untuk itu, sebelum kita berdua saling menyakiti dengan lebih dalam. Mari kita berpisah" kata Felix kemudian.

Mendengar kata-kata Felix, Madison tersenyum lebar. Terlihat sangat bahagia. Dengan cepat Madison mengangguk. "Ya, mari kita berpisah, Felix"

Felix tersenyum simpul, berdiri kemudian mendekat kearah Madison dan mengelus puncak kepala Madison perlahan. "Aku akan mengurus perceraian kita, biar aku saja yang mengatakannya kepada para tetua agar kamu tidak akan dimarahi Maddie. Mansion ini akan kuberikan kepadamu sebagai hadiah perceraian, aku juga akan memberikanmu uang nafkah selama enam tahun kedepan secara lunas sebagai uang ganti rugi perceraiannya. Kamu tenang saja, aku akan kembali ke Leefreelionia setelah sidang perceraian kita dan menetap disana. Kuharap hidupmu akan selalu berbahagia, Maddie"

_________________________________________________________

Playlist: Filter, Jimin BTS

Seorang pemuda melihat kearah seorang gadis belia yang tengah berada di tengah hujan yang cukup lebat.

Orang-orang bahkan berjalan terburu-buru untuk meninggalkan tempat itu namun tidak dengan gadis belia yang sepertinya merupakan adik dari salah satu rekan bisnisnya tersebut.

Dihampirinya si gadis belia. Dipasangkannya jaket tebal yang sedari tadi membalut tubuhnya dengan penuh kehangatan di bahu ringkih milik gadis belia tersebut, Aah.. haruskah dirinya memanggilnya anak-anak saja? karena umur gadis itu sepertinya jika perhitungannya benar, tidak salah gadis belia ini masih berusia 14 tahun.

Ditengah keheningan, di tengah adegan slow motion yang menampilkan sepasang muda mudi bertatapan dengan pandangan yang sulit diartikan,

Pemuda yang bernama Haruto itu pun bergumam pelan yang masih dapat didengar oleh si gadis belia. "Pulanglah. Sudah malam. Tidak baik anak remaja sepertimu berada ditengah hujan malam-malam begini. Bila keinginanmu tidak dipenuhi orang tuamu, jangan merajuk lantas kabur ke luar negeri seperti ini. Orang tuamu akan khawatir, Artheria."

Tak lama kemudian Haruto berbalik,

satu langkah,

tiga langkah,

pada hitungan langkah ke lima,

sebuah tangan menahan pergerakannya, tangan cantik yang terulur menggenggam erat sweater berwarna hijau army miliknya.

"jangan, jangan pergi. tetaplah bersamaku"

.

.

30 menit kemudian,

"kau memiliki apartemen sendiri?"

gadis remaja itu mengedarkan pandangannya begitu memasuki sebuah flat minimalis bernuansa hitam yang terkesan cukup manly namun juga keren menurutnya. Hanya ada satu ruangan disana dan semua ruangan terhubung kecuali kamar mandi diujung ruangan yang tertutup sepenuhnya.  hm....masculine sekali.

Haruto menatap Artheria sekilas, "aku pria berumur 26 tahun dengan pekerjaan tetap. Tentu saja tidak selamanya akan tinggal dirumah orangtua bukan?"

Artheria menganggukkan kepalanya. Memang benar Haruto pria dewasa dan mapan, berbeda jauh dengannya yang masih remaja bau kencur dan mengandalkan orang tua. Lagian apa yang bisa diharapkan dari seorang gadis berusia empat belas tahun yang bahkan masih bersekolah?

"baiklah, kau bersihkan tubuhmu lebih dahulu. Aku akan mengambilkan baju saudariku yang tertinggal disini untukmu."

Artheria lagi-lagi hanya mengangguk. Melihat Haruto yang semakin melangkah menjauhinya, ia kembali berpikir, tidak rugi juga dirinya kabur tanpa tujuan seperti ini. Relasi bisnis ayahnya maupun kakaknya bertebaran dimana-mana.

Dan Artheria juga setidaknya merasa aman karena menurut gossip di medsos, Haruto merupakan pria yang baik dan kakaknya, Maximillan berkali-kali melakukan kerja sama bisnis dengan pria bermarga Sullivan ini bahkan hingga Haruto menginap selama beberapa hari di mansion kakeknya.

Haruto telah kembali kehadapannya dengan membawa sebuah bathrobe berwarna hitam dan sebuah midi shirt dress berwarna kuning cerah. Sangat kontras sekali. Tanpa sengaja ia terkikik pelan yang menyebabkan Haruto menaikkan sebelah alisnya. Heran.

"ada apa? ada yang salah?"

Artheria menatap Haruto sambil mengangguk dengan masih mengatupkan sebelah tangannya ke mulutnya, menahan tawa.

"melihat style pakaianmu dan interior flatmu, aku yakin kau kesulitan menyimpan pakaian saudarimu karena benda itu menghancurkan aesthetic mu. ha ha ha"

Melihat gadis remaja dihadapannya tertawa lepas, tanpa sadar tuan muda itu turut terkekeh. Memang benar dirinya sempat kesulitan menyimpan pakaian kuning ini. Mungkin remaja labil ini tak seburuk yang ada dipikirkannya.

_________________________________________________________

Ini terserah si, mau dengerin yang mana background sound nya,
menurutku feel nya nggak jauh jauh ala English-Spanish gini😂

*harap kalian paham sama maksudku ya nyah... Lv.U*

Setelah prosesi kremasi sahabatnya tadi, kini Nindy harus kembali melakukan aktivitasnya seperti biasanya dikarenakan cutinya hanya selama setengah hari saja.

Kali ini Nindy berada di bandara Internasional negara Amethys di kota N, guna berangkat ke Italethea guna menghadiri acara Milana Fashion Week.

Jadwal kali ini tidak dapat di cancelnya karena telah memesan segala keperluannya selama seminggu kedepan secara lunas dan terperinci serta melibatkan banyak pihak pendukung serta sponsorship yang telah bekerja sama dengannya jauh-jauh hari.

Meskipun dirinya tengah berduka, Nindy harus tetap menjaga profesionalitasnya. Karena kehadirannya di acara Fashion Week nanti melibatkan banyak pihak yang telah bekerja keras di balik layar guna mendapatkan dirinya undangan menghadiri acara tersebut selama berbulan-bulan sebelumnya.

Karena tidak terlalu memperhatikan jalanan yang dilaluinya, tanpa sengaja seseorang pemuda cukup tinggi menabrak dirinya sehingga membuat beberapa barang milik pemuda itu berjatuhan.

Melihat hal tersebut, dirinya menunduk untuk membantu pemuda itu memunguti barang-barangnya yang tercecer di lantai. Begitu selesai, pemuda tersebut mengucapkan terima kasih dan tersenyum mengerling menggoda kepadanya, kemudian bergegas memasuki antrian gerbang keberangkatan domestik yang berseberangan arah dengan gerbang keberangkatan luar negeri yang ditujunya.

Sebelum meninggalkan tempat tersebut, netra Nindy menangkap sebuah buku agenda yang menarik perhatiannya.

Dibolak balikkan buku agenda tersebut olehnya, sepertinya agenda ini merupakan milik pemuda tadi. pikirnya.

Disusulnya pemuda dengan ikat rambut tersebut menuju gerbang keberangkatan domestik, namun Nindy terhalang oleh petugas bandara yang melarangnya masuk karena dirinya tidak memiliki tiket keberangkatan domestik.

Daripada menimbulkan kekacauan, ditinggalkannya gerbang keberangkatan domestik bandara tersebut, kemudian Nindy berjalan kembali menuju gerbang keberangkatan Internasional sebelum dirinya akan tertinggal pesawat.

Ketika dibukanya buku agenda yang menarik perhatiannya itu. Dibacanya berulang kali tulisan profile nama pemilik agenda tersebut, tertulis disana nama pemilik dari buku agenda.

Haze Axl Z.R

Easternhill Hours's Central 71-story building Seven Avenue and West 44th street.

Kini, Nindy bahkan kebingungan bagaimana cara untuk mengembalikan agenda yang sepertinya cukup penting ini. Mengirimkannya dengan jasa kurir jelaslah tidak mungkin. Karena alasan keamanan informasi di dalamnya.

Apakah harus Nindy jauh-jauh ke Easternhill Hours hanya untuk mengembalikan agenda yang pemiliknya saja tidak dikenalnya ini setelah pulang dari Milana minggu depan? Jujur. Nindy merasa bingung sekarang.

_________________________________________________________

Jangan Lupa Vote dan Commentnya Ya...!

Jangan lupa bahagia dan Selamat Malam Teman-Teman.

Continue Reading

You'll Also Like

252K 20.3K 23
Cerita transmigrasi ~ ( Fantasi ) Aku masih ingat bagaimana sakitnya ketika ayah memukuli ku dengan kayu balok berulang kali. Aku masih mengingat bag...
10.4K 163 3
kumpulan oneshoot jeno bottom. yg gak suka gak usah di baca. hargai penulis yaa☺️
574K 33.8K 57
Selena Azaerin, walau dirinya bekerja sebagai agen intelijen negara, Selena tak pernah kehilangan sifat cerobohnya. Ketika gadis itu telah menyelesai...
1.3K 281 9
Setelah mengalami kecelakaan, Dita menyadari bahwa dirinya telah memakai buku yang terakhir dia baca sebelum kecelakaan itu terjadi. dia menyebrang...