Karina, We Love You!

By EmeraldBlueD14

480K 65.4K 8.5K

Karina yang bertransmigrasi ke dalam tubuh Karina Lauvrina Ferdinand, seorang tokoh figuran dalam novel 'Cint... More

1. un: cychwyn
2. dau: cael gafael
3. tri: dim ond ceisio
4. pedwar: adennill ymwybyddiaeth
5. pump: ymwybyddiaeth
6. chwech: carwriaeth
Side Story Karina; True Crime 01
7. saith: dant y llew
8. wyth: gwydr awr
9. naw: ffordd i fyny'r bryn
Side Story 2; Tentang Anna
10.1. deg. un: yn haeddu gwell
10.2. deg. dau: Rwy'n gwybod fy mod yn dy garu di
11. un ar ddeg: tad
12.1. deuddeg. un: gwaed pur
Cast
12.2. deuddeg. dau: bod yn hysbys
Side Story Karina; True Crime 02
13. tri ar ddeg: cyfarfod cyntaf
14. pedwar ar ddeg: yr arogl dau deulu
15. pymtheg: yr un peth ond yn wahanol
16. un ar bymtheg: addasu i chi
17. dwy ar bymtheg: gwledydd zaterliter
18. deunaw: am y tro cyntaf, mae'r teimlad hwn yn teimlo cystal
19. pedwar ar bymtheg: sychwch fy nagrau
20. ugain: ein plant
21. un ar hugain: y gweithdrefnau
22. dau ddeg dau: ein un ni o'r diwedd
23. dau ddeg tri: mynd yn gyhoeddus ac mae'n iawn
Cast 2
24. pedwar ar hugain: dim ond y teimlad
25. pump ar hugain: ein cusan gyntaf
26. chwech ar hugain: madarch a siocledi
27 dan 28. dau ddeg saith ac wyth ar hugain: dechrau clan Apollo yn Zeterlite
29. naw ar hugain: yn y dref gyda dad
30. deg ar hugain: wps mae'n troi allan
32. tri deg dau: teulu o'r ddau
33. tri deg tri: dadeni clan Ferdinand, yr etifeddion
34. tri deg pedwar: tannau coch daphne ac apollo
35.1. tri deg pump. un: tua amser (about time)
35.2. tri deg pump. dau: trit bach
36. tri deg chwech: mono
37.1 tri deg saith. un : calonnau croma (chroma hearts)
37.2. tri deg saith. dau: dau Ileuad (two moons)
Cast 3 (Last Casts)
38. tri deg wyth : coddod anialwch
39.1 tri deg naw, un: ffoniwch fi beth rydych chi ei eisiau
[2 - 39.2] Hyacinth
Little Closure and New Beginning.

31. tri deg un: mae'n fwystfil

6.6K 908 242
By EmeraldBlueD14

Mimosa menyuruh Pak Samuel, butler rumah Hezkel untuk membawa kembali Eclairs yang tengah tertidur di kamarnya, sementara itu, Mimosa juga menyuruh salah seorang asisten rumah tangga rumah ini untuk membawa bekas mangkok bubur Karina kembali ke dapur.

Setelah kamar menjadi sepi, Mimosa mendekat ke arah Karina.

"astaga sweetheart, kamu tahu tidak gimana paniknya bunda waktu dokter Margaretha bilang perlu menebus obat memar juga untukmu. Bunda kira Hez ada main tangan sama kamu. Ternyata obat memar untuk menghilangkan bekas ulah Hez. Ck. anak itu benar-benar!" ujar Mimosa menggebu-gebu

Sementara Karina di tempatnya hanya tersenyum kaku, harus berkata apa. di titik ini, pasti Mimosa akan mengetahui bahwa-

"ooh..iya bunda juga dipesankan untuk membeli salep pereda nyeri untukmu. Astagaa, lain kali, kalau Hez minta, gausah di kasih sayang, untung saja frostbite kamu nggak terlalu parah meskipun sendi-sendi kamu susah digerakkan. Tapi harusnya ini semua bisa dihindari, kalau Hez nggak macem-macem. bunda bakalan tarik telinganya nanti kalau dia sudah pulang kerja" cerocos Mimosa panjang lebar.

Seketika Karina merasa ingin tenggelam saja di palung Mariana. Malu banget. pikirnya sambil menyembunyikan wajahnya.

Ya, emang Karina juga yang bego sih, udah tahu duda buka puasa selama hampir 6 tahunan nggak ada hubungan badan. Sekalinya berhubungan pasti ganas dong. My bad. pikir Karina lagi.

Jadi certanya itu begini, pada saat di Aquaventure, memang tanpa berpikir panjang sebelumnya Karina mengiyakan karena di bujuk oleh system bahwa Karina akan mengikuti ritual pernikahan kedua bagi Hezkel.

Yechezkel yang mendengarnya seketika berbahagia dan menciumnya panjang sekali lagi.

"kamu menyetujuinya, sesampainya kita di Zernite, aku akan membicarakannya dengan para tetua." ujar Hezkel sekali lagi pada Karina.

Sistem yang mendengarnya pun langsung berteriak kegirangan di pikirannya.

Nah, di hari yang sama, di perjalanan pulang, terjadilah badai salju. Seketika seluruh rombongan Hezkel panik. apalagi mereka membawa 3 anak-anak. si kembar dan Noah.

Sedangkan Allison dan Aurora, tidak pergi ke Aquaventure hari ini.

Javier pun pada akhirnya Hezkel perintahkan untuk mencari penginapan terdekat, karena tidak memungkinkan bagi mereka melanjutkan perjalanan di tengah badai hebat.

Sekitar 500 meter jaraknya, mereka pada akhirnya menemukan sebuah penginapan. Namun karena kamar yang tersisa hanya tiga buah kamar, mau tidak mau Hezkel dan Karina satu kamar, si kembar dan Noah satu kamar, dan yang terakhir kamar terluas dan terbesar di huni oleh Javier dan rombongan satu kamar (dengan tambahan charge untuk tambahan 3 buah ranjang dalam satu kamar).

Malam itu, Karina cukup terkejut melihat kamar yang dihuninya Bersama Hezkel sangat kecil. Bahkan sepertinya kamar ini merupakan kamar paling kecil dari dua kamar yang dilihatnya sebelumnya.

Setidaknya anak-anak akan tidur dengan nyaman, pikirnya saat itu.

Setelah puas berkeliling kamar dan mengecheck fasilitasnya, Karina mendudukkan dirinya di tepi ranjang.

"sudah melihat-lihat? kenapa kamar ini sepertinya terpencil sekali Hez?" tanya Karina pada Hezkel

Hezkel menutup pintu kamar dan menguncinya. "kamar ini memang terletak paling jauh dari jalanan, Rina. Kamar ini hanya disediakan bila pengunjung terlalu ramai dan tidak ada kamar penginapan yang bisa di sewa lagi"

Karina menganggukkan kepalanya. "pantas saja kasurnya keras sekali, berbeda jauh dengan dua kamar sebelumnya" ujar Karina pelan.

"aku bisa membuatmu tidak merasakan bahwa kasur ini keras" bisik Hezkel di telinga Karina sambari memindahkan rambut panjang karina ke salah satu sisi lehernya saja.

Tak lama kemudian, Yechezkel menunduk, meniup-niup pelan belakang telinga Karina, yang mana Hezkel ketahui dari penjelajahannya tadi di kolam pemandian air panas, bahwa belakang telinga Karina adalah salah satu titik sensitive wanita muda itu.

Alarm tanda berbahaya berbunyi di kepala Karina. "he-hez.."

"kita akan melakukan ritual ikatan berpasangan tidak lama lagi, Rina. anggap saja kita saat ini tengah melakukan pemanasan salah satu ritualnya."

"tapi..hez"

"bukankah aku pernah berjanji akan membantumu melupakan ingatan masa lalumu dengan Keandra? aku akan menepatinya kali ini"

Karina terdiam sejenak. Memang Karina yang meminta Hezkel untuk menghapus lukanya, luka dari ingatan pemilik asli tentang malam bersama Keandra yang terasa menyakitkan.

Tapi masalahnya, saat itu Karina hanya asal bicara saja, Karina tidak berpikir panjang.

Lagipula, meskipun pemilik tubuh sudah pernah melakukannya sekali, namun Karina Musayeva belum. Entahlah, semua terasa begitu tiba-tiba saja untuknya.

"Kenapa seluruh tubuhmu terasa begitu manis, Rina"

Tubuh Karina terasa sangat manis bagi Yechezkel, dan aroma tubuh Noirnya, terasa seperti afrosidiak khusus yang tercipta untuknya.

Tangan Yechezkel mulai membelai lembut punggung Karina sambal terus menyesapi leher milik wanita muda itu. "apa yang telah kamu lakukan padaku, Rina"

"Itu pertanyaan yang cocok untuk kutanyakan Hez, bukan pertanyaanmu" balas Karina.

Yechezkel tertawa, alunan tawanya terasa begitu lembut di telinga Karina.

Setelah mencium kening dan membelai lembut pipi merah Karina, Yechezkel mulai menggerakkan tangannya untuk melepaskan knit tebal Karina, kemudian menurunkan ritsleting dress satin berlengan panjang milik wanita muda itu. Tak lama kemudian, bra berwarna putih sudah dibebaskan olehnya dari tubuh Karina juga.

Setelah semuanya berhasil di lepaskan oleh Yechezkel, pria berumur 31 tahun itu berjalan menjauhi ranjang, berjalan mundur sambil terus memandangi tubuh Karina di hadapannya.

Cantik dan indah. Itulah yang ada di pikiran Yechezkel mengenai tubuh 'bare' milik Karina.

Saat ini, tubuh Karina tidak terbalut apapun, hanya segitiga mungil berenda warna putihnya yang masih membalut salah satu bagian tubuhnya.

Berjalan mendekat kembali setelah melepaskan pakaiannya sendiri, Yechezkel berkata dengan suara yang mampu membuat Karina berjengit dan menutup matanya.

"kamu tahu Rina, disaat seperti apa seorang wanita terasa begitu menggoda di mata seorang pria?"

Karina menggeleng, "tidak tahu"

Yechezkel menarik sebuah kursi mendekat kearah ranjang, lalu mendudukkan dirinya di kursi tersebut sambil mencari sudut yang tepat untuk melihat Karina.

"di saat seorang pria melihat wanitanya memuaskan dirinya sendiri dihadapannya"

Karina terkesiap, "Hez?"

"Puaskan dirimu sendiri Rina, aku ingin melihatnya"

"tapi, bagaimana caranya?" suara Karina tercekat, terdengar sedikit parau.

Yechezkel bangun dari duduknya, melepaskan kain terakhir yang menutup tubuh Karina dan mengambil dasi berbahan satin yang dipakainya tadi, dan menutup kedua mata Karina menggunakan dasinya.

"kamu percaya padaku, kan, Rina?"

Karina mengangguk. Meskipun telah memejamkan kedua matanya sedari tadi, namun kini dapat dirasakannya kedua mata Karina telah tertutup sempurna oleh sebuah kain halus.

Ketika Karina ingin meraba kain penutup matanya, Yechezkel menghalanginya. Kemudian menempatkan salah satu tangan Karina di payudara miliknya, dan salah satunya di titik kemaluannya.

Lagi-lagi Karina berjengit. Terkesiap.

"puaskan dirimu sendiri Karina, aku ingin melihatnya"

Setelah berbisik, Yechezkel mendudukkan dirinya di kursi yang telah disiapkannya tadi sambil menyesap rokok elektrik miliknya.

Ya, Yechezkel memang merokok, namun rokoknya merupakan rokok electric.

Yechezkel tidak menyukai bau tembakau dalam rokok, namun disaat waktu-waktu tertentu, untuk merilekskan pikirannya, selain meminum sedikit bir atau martini favoritenya, Yechezkel juga menghisap rokok electric miliknya. Satu yang disukainya, tanpa asap dan tanpa bau namun efeknya masih sama seperti rokok pada umumnya.

"Sekarang, Rina. jangan ragu. kamu cantik dan menarik. percaya dirilah" Hezkel berkata sekali lagi.

Terlihat disana, dengan gerakan clumsy dan ragunya, Karina mulai memuaskan dirinya sendiri. Terlihat sangat tidak berpengalaman. Entah mengapa terlihat menarik di mata Yechezkel.

Setelah lima belas menit dirasanya Karina cukup kelelahan namun belum bisa menyentuh titik sensitive nya untuk berorgasme, Yechezkel mematikan rokok electricnya dan berjalan mendekat kearah ranjang.

Yechezkel menempatkan dirinya di tengah-tengah kaki Karina yang telah direntangkannya lebih lebar. Menundukkan kepalanya, Yechezkel mulai melepaskan dasi satinnya yang menutup mata Karina.

Samar-samar Karina melihat rambut hitam pekat milik Yechezkel di atas tubuhnya, Karina berkeringat dingin.

Dapat dirasakannya, Yechezkel mulai menyapu payudara miliknya menggunakan lidahnya.

"rileks saja, jangan takut Karina" ucap Yechezkel di sela-sela ucapannya.

Hezkel secara terus-menerus, menggoda puncak payudara milik Karina dengan kejantanannya yang mengeras terasa menekan titik feminine milik Karina.

"ooh..shit! ini bahkan belum apa-apa. bahkan belum masuk. tapi sungguh, kamu nikmat Karina"

Yechezkel semakin semangat mengeksplorasi tubuh Karina lebih. Karina mengerang perlahan.

Menarik wajah Karina mendekat dengan satu tangannya, Hezkel mencium dan melumat bibir Karina dalam. Menjilat, menghisap dan mengeksplorasi seluruhnya.

Dihujani ciuman bertubi-tubi membuat Karina kewalahan, sedangkan tangan milik Hezkel masih tetap menjelajahi tubuh miliknya dan memainkannya.

Karina merasa bahwa Hezkel terlalu kejam, permainannya sangat intens dan tanpa jeda. Karina seolah tidak berdaya dibuatnya.

Karina merasa sedang mendapat ghostingan yang bertubi-tubi. Eksplorasi tangan Hezkel tidak kenal kata ampun, lidahnya begitu lihat melahapnya dan kejantanan kerasnya yang mendesaknya bertubi-tubi dari luar kulitnya.

"Karina, aku akan menyerahkan diriku kepadamu, Cara, tapi kamu juga harus menyerahkan dirimu tanpa kecuali kepadaku"

(Cara = dibaca Kara, kata 'sayang' dalam bahasa Italethea, (bila dibumi bahasa Latin)).

Perkataan Yechezkel membuat jantung Karina berdegub kencang.

Tangan Hezkel masih setia menjelajahi paha telanjang milik Karina, kemudian menggesek-gesekkan kejantanannya pada titik feminine wanita muda itu juga. Sedikit menggeram, Yechezkel berkata

"bagaimana jawabanmu, Cara?"

"jujur, ini terlalu cepat Hez, tetapi bila ini memang harus. aku akan menyerahkan diriku kepadamu" final Karina.

Yechezkel tersenyum lebar. "keputusan yang tepat, Cara"

dan detik itu juga pada akhirnya, Yechezkel memasuki tubuh Karina dengan bertubi-tubi.

Karina terkesiap ketika Mimosa menepuk bahunya pelan. "Ada apa sweetheart? wajahmu pucat"

panik Mimosa.

"tidak apa-apa bunda, boleh Rina beristirahat sekarang? sepertinya Rina mengantuk" dusta Karina.

"ooh dear, tidak apa-apa sayang, jangan lupa minum obatmu agar frostbite mu cepat sembuh sayang, bila tanganmu sudah lebih baik dan tidak kaku lagi, oleskan salep ini di mulut vagina mu supaya tidak nyeri lagi dear, atau nanti saja kamu minta Hezkel mengoleskannya bila tanganmu masih kaku. bunda pergi dulu ya sweetheart" ujar Mimosa panjang lebar sambil mengelus rambut Karina sayang.

"iya, terima kasih banyak bunda"

"Sama-sama sweetheart" ujar Mimosa sambil berlalu meninggalkan kamar.

___________________________________________

Haruto menatap pemandangan di hadapannya frustasi.

Balita berusia 4 tahun itu kini tengah mengadakan wawancara dadakan dengan para pegawai lainnya. Bahkan sampai ada yang me-live kan wawancara ini. Sedangkan Haruto hanya mampu mengelus dadanya menyabarkan diri.

"jadi tuan muda, tuan muda anak tuan Hezkel dengan nyonya Karina, benar?"

Ezequiel mengangguk sambil memakan camilan sehatnya yang berada di kotak bekalnya.

"ya, benar" jawab Ezequiel acuh tak acuh dan masih berfokus pada camilan sehatnya; gugoma kering, brokoli kering dan buah-buahan kering.

"tuan muda, apa ayah dan ibu tuan muda tinggal satu rumah?"

Ezequiel mengernyitkan dahinya, kemudian mengangguk "daddy dan mommy tinggal sama-sama, sama Quiel dan Clairs juga"

ucapan Ezequiel membuat para pegawai terkesiap namun membuat mata mereka terlihat lebih bersemangat. "tuan muda, kenapa anda dari tadi memakan camilan sehat? tuan muda sakit apa?"

Ezequiel menggeleng keras. "Quiel nggak sakit tuh. Kata mommy, makanan Quiel harus diperhatikan kebersihan, organiknya dan asupan gizinya. biar Quiel dan Clairs pintar"

"jadi tuan muda tidak boleh jajan sembarangan, dong?"

"jajan sembarangan kata daddy itu tidak baik. ada msg nya. tidak sehat. tidak higienis." jawab Ezequiel melebih lebihkan.

"anak Sultan, harus jelas makanan yang dimakannya" ucap salah seorang pegawai sambil berbisik.

"paman Ruto, Quiel mau minum" teriak Quiel ke arah Haruto

Dengan bingung, Haruto membuka tas tangan besar milik Ezequiel, banyak botol minuman. Membuatnya semakin pusing. "yang mana Quiel?" teriak Haruto

"berwarna biru, gambar wajah Quiel" jawab Ezequiel pendek.

Setelah menemukan botol yang dimaksud, Haruto menyerahkan botol tersebut pada Quiel.

Setelah meminum minumannya, para pegawai mulai memberondong anak kecil itu dengan pertanyaan lainnya. "tuan muda, kalau dirumah mommy atau daddy yang lebih manja?"

Ezequiel nampak berpikir sejenak, kemudian berkata "Ezequiel manja ke daddy, Clairs manja ke mommy, daddy manja ke mommy. Mommy diam saja"

Mendengar perkataan Quiel, para pegawai mengangguk-anggukkan kepalanya.

Jadi benar kalau tuan Hezkel yang merayu nyonya Karina, bisik pegawai lagi.

"tuan muda, ini ada pertanyaan dari penonton live, begini, kenapa baru sekarang tuan muda dan adik anda diperkenalkan ke public?"

Ezequiel terlihat sedikit tersinggung. "trus kenapa kalau baru sekarang? masalah? suka suka daddy dong!" jawab Ezequiel sambil mengerucut sebal.

Dan begitulah pertanyaan demi pertanyaan mengalir begitu saja. Setengah jam kemudian, nampaklah Javier dan Hezkel yang berjalan ke arah tempat anaknya duduk santai kini.

Melihat daddy nya mendekat, Ezequiel meminta Haruto menurunkannya dari kursi dan berlari ke arah Yechezkel.

"DADDYYY!!!!!" pekik Ezequiel riang.

__________________________________________

Waktu menunjukkan pukul delapan malam begitu Liora melangkahkan kakinya di parkiran gedung apartemennya. Namun, matanya terbelalak kaget mengetahui bahwa alat-alat berat kini telah bersiap untuk menghancurkan gedung yang disewanya itu selama masa tinggalnya di kota Leefreelionia. Ibu Kota Negara Leefreelion.

Banyak penghuni apartemen, warga dan penduduk setempat yang berada di jalanan hingga membuat jalan utama menuju gedung apartement ini lumpuh total. Belum lagi beberapa pihak kepolisian banyaknya petugas-petugas yang sepertinya ditugaskan untuk menghancurkan bangunan yang cukup tua namun telah direnovasi menjadi modern ini.

Liora mendekati seorang petugas dan bertanya dengan perasaan kalutnya,

"Excusez, monsieur. Qu'est-ce que c'est? pourquoi voulez-vous démolir ce bâtiment?" (Permisi, tuan. Ada apa ini? kenapa gedung ini ingin dirobohkan?)

"Oui, mademoiselle. désolé je n'ai reçu que la tâche. le reste demande juste au bâtiment, mademoiselle". (Ya, nona. Mohon maaf saya hanya diberikan tugas saja. selebihnya tanyakan pada pihak gedung saja nona).

"Oh, comme ça. Merci"

(oh, begitu. Terima kasih).

Tidak lama kemudian, seorang wanita paruh baya yang dikenalnya dengan baik selama ini sebagai pemilik gedung berlari kearahnya sambil menangis.

"Liora! ya Tuhan anakku, dengarkan wanita renta ini nak, kata mereka tinggi bangunan kita yang telah putriku renovasi ini menyalahi peraturan pemerintah. Gedung ini harus dihancurkan. Putriku sedang berada di Italethea saat ini, nak. Tolong wanita renta ini menemui perwakilan mereka selagi penyewa lainnya mengusahakan penguluran waktu."

Menatap prihatin wanita paruh baya dihadapannya, sambil mengelus bahu dan lengan wanita itu, Liora menatap geram petugas-petugas yang kini mengarahkan para penghuni untuk mengeluarkan barang-barang mereka dari gedung apartemen.

"tenanglah bibi, sekarang dimana perwakilan pemerintah itu? Aku akan mencoba bernegosiasi dengan mereka dan mencari tahu kebenarannya, tentang apa yang telah gedung ini langgar. Bibi tenang saja ya... "

Memeluk Liora erat sambil mengucapkan terima kasih, wanita paruh baya itu menunjuk ke arah kerumunan di depan pintu masuk gedung.

"Disana, ada beberapa bawahan dari menteri tata ruang dan sarana prasarana beserta beberapa pihak kepolisian, pemilik proyek dan dua orang pengacara serta seorang arsitek dan timnya yang telah ditunjuk oleh kementerian untuk menangani kasus ini. Tolong, Anna.. aku hanya bisa mengandalkanmu saat ini. Aku sudah sangat tua hingga tidak mengerti permasalahan hukum dan aku tidak memercayai penghuni lain selain kau. Tolonglah wanita renta ini Liora..."

Setelah terlibat perdebatan sengit antara Liora dan para perwakilan dari pemerintah kota Paris, bahkan kehadiran pria berambut silver yang merupakan pemilik proyek di ujung pintu masuk pun tak diindahkan oleh Liora.

Karena dirasakan keadaan semakin tidak kondusif, pria berambut silver itupun mengucapkan beberapa patah kata pada seorang perwakilan dan menyeret lembut Liora namun tetap dengan paksaan seraya mengeratkan kedua tangan mereka. Si Pria masih mengeratkan genggaman jari-jari tangan mereka hingga berjarak beberapa ratus meter dari gedung apartemen.

Sedangkan Liora, pada awalanya sama sekali tidak menyadari siapa pria yang tengah menyeretnya menjauh dari gedung apartemennya, namun setelah pria berambut silver itu berbalik, kedua bola matanya melotot tajam. Tanda keterkejutan.

"Tenangkan dirimu, akan kujelaskan sedikit mengapa gedung yang kau tinggali harus kami robohkan, kalau kau tidak memercayai mereka, setidaknya percayalah sedikit saja padaku" pria berambut silver itu menatap Liora dengan senyuman yang manis dan terlihat... tulus.

20 menit kemudian,

"Seharusnya, bangunan apapun dengan tinggi diatas 95m dan minimal 30 lantai harus melaporkan rancangannya pada pemerintah kota terlebih dahulu guna melakukan perijinan. Akan tetapi, madam Lusiana hanya melakukan pendaftaran perijinan satu kali, sebelum diadakannya renovasi dengan ketinggian 110m dan dengan jumlah lantai sebanyak 35 lantai. Namun, bangunan hasil renovasi ini mencapai 160m dan dengan 52 lantai, tentu saja menyalahgunakan perijinan yang telah diberikan dan tentu saja merusak tatanan kota Leefreelionia yang telah kami rencanakan sebelumnya. Bahkan kalau kamu ingin tahu, tinggi bangunan terdekat di daerah ini yang paling tinggi yaitu hotel Concorde Lafeneire saja yang telah berdiri sejak 1974 tidak mencapai 140m, hanya berkisar 137m. Jadi, karena bangunan madam Lusiana telah melanggar aturan pemerintah kota, mau tidak mau, harus tetap kami robohkan"

Setelah mendengar penuturan pria disampingnya, rasanya malam ini Liora tak ingin melanjutkan pertemuan dan pembahasan ini, karena memang ternyata putri madam Lusiana yang tidak mengurus perizinan lanjutan sebelum melakukan renovasi gedung apartemennya.

Untuk usaha terakhirnya, setelah menghela nafas cukup panjang, Liora berkata, "berikan kami sedikit waktu untuk mencari broker dan apartemen baru dalam waktu beberapa hari kedepan. Kami telah membayar security deposit dan uang sewa yang tidak sedikit selama ini. Jangan usir kami dengan cara membuang barang kami seperti itu. Sangat tidak manusiawi. Karena kami juga membayar banyak untuk bisa tinggal disana. Tak bisakah kau mengusahakan agar penggusuran dilakukan beberapa hari kedepan?" pinta Liora pada pria barambut silver dihadapannya.

Dari sakunya, pria itu mengeluarkan beberapa butir coklat dan memberikannya pada Liora, sambil mengangguk dan masih tersenyum, pria berambut silver itu mengupas satu buah coklat dan disuapkannya pada Liora. Liora tersenyum kecil dan menerima suapan coklat dari pria berbahu lebar itu sebagai tanda ramah tamah.

"sebenarnya membujuk pemerintah bukan keahlianku, kau tahukan aku hanyalah utusan dari ayahku dan proyek ini dijalankan olehnya. Akan tetapi, jangan khawatir, akan kuusahakan permintaanmu semampu ku. Setidaknya untuk dua atau tiga hari kedepan"

Mengunyah coklat, Liora tersenyum tipis. Sangat tipis sekali. "Terima kasih, setidaknya kau ingin mengusahakan. Maaf. Sampaikan permohonan maafku pada mereka. kau tahu, hari ini berat sekali untukku."

Mengusap puncak kepala Liora, pria itu tersenyum. "Ya, aku tahu, pasti berat sekali untukmu. Itu sebabnya aku membawamu kesini. Maafkan aku, apa tanganmu terluka?"

Liora menggeleng. "Tidak. Tidak terluka, terima kasih."

Pria itu tampak canggung setelah menyadari bahwa tangannya masih berada di puncak kepala Liora. Sementara Liora hanya tersenyum. Setelah memberikan penawaran yang cukup baik dan bijaksana padanya dan penghuni apartemen, pria ini terlihat canggung. Lucu sekali. Pikirnya. Padahal kebenarannya adalah bukan seperti yang telah dipikirkannya.

Kemudian, hening.

"Jadi ...hmmm..eh, apa ka-kabar?" Gugup Liora pada pria berambut silver.

"Baik. baik sekali. Bagaimana denganmu?"

"Seperti biasanya, baik juga. Tapi sejujurnya, aku merasa kurang.., ah. Lupakan" Liora kembali tertawa canggung.

Setelah terdiam sesaat, pria berambut silver itu berkata, "Apa kau ingin kurekomendasikan broker yang cukup budget friendly dan aman di kota ini? kukira biaya brokernya tidak sampai 4500 Leefreely"

(1 Leefreely = 10 Zignate = 10.000 Methys)

Mata gadis Park berbinar mendengarnya. "Benarkah? 4500 Leefreely? bolehkah kau berikan nomornya padaku? Biaya pindahan saat ini memang benar-benar mahal. Salah-salah pasti akan ditipu. Biaya broker temanku saat pindahan tahun lalu saja sudah mencapai 7000 Leefreely. Perampokan sekali" dumel Liora tanpa sengaja.

Felix menatap prihatin, "Ya. Benar, perampokan sekali. Lalu bagaimana apartemennya? kau sudah mendapatkan tempat baru?"

Liora tentu saja menggeleng. "Bahkan belum terpikirkan sama sekali"

"Kau ingin tinggal denganku? Ah.. maksudku, aku memiliki sebuah rumah bertipe duplex. Hanya kugunakan satu bagian saja bila sesekali aku berada di Leefreelionia, dan sebagiannya masih kosong. Kau bisa menggunakannya, kalau kau ingin tentunya" tawar Felix pada Liora.

Liora merupakan adik sepupu Bellatrix. Untuk itu, Felix mengenal baik Liora. Yang tidak Felix ketahui bahwa Liora bersekolah menengah di Leefreelionia. Usia Liora saat ini 17 tahun sedangkan Felix dan Bellatrix 26 tahun.

Liora berpikir sebentar, "apa tidak akan merepotkanmu? Tidak apa-apa, besok aku akan berkeliling mencari apartemen baru. Jangan khawatir," tolak Liora halus.

Felix menggeleng tidak suka, karena Felix merasa dekat dengan Liora saat Bella dan dirinya berpacaran dulu. "Gunakanlah, lebih baik kau gunakan daripada kosong, aku akan lebih senang bila seperti itu, kalau kau setuju, malam ini pula aku akan meminta broker untuk memindahkan barang-barangmu kesana."

"Tapi.."

"Kuanggap kau setuju. Mari kita kembali ke gedung apartemenmu, aku telah meminta mereka menghentikan pengeluaran paksa barang-barang kalian dan meminta sedikit waktu, kuharap mereka telah pergi dari sana saat ini sehingga kau bisa beristirahat sebentar sebelum kedatangan para broker. Aku akan mengurus perihal lainnya, jangan kemana-mana. Aku akan membawakanmu makanan. Kulihat kau sangat pucat"

______________________________________

jangan lupa vote dan commentnya ya!!

see ya next chapter!

Ezequiel Rigellian Seanne Maleeq Yechezkel de Varne-Aishgard

____

.

.

Liora Raraleevia Sullivan

Continue Reading

You'll Also Like

7.7K 604 43
Rain Deleux gadis remaja yang di juluki sebagai 'Anak tak berguna' dari keluarga Deleux. Setelah sekian lama menyembunyikan kemampuannya ia bertekad...
165K 13.7K 57
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!!] [On Going + Tahap Revisi] Seorang gadis dingin, cuek namun pintar dan baik hati melangkahkan kakinya ke sebuah sekolah ac...
19.5K 3.7K 65
SEASON 1 Sebelum baca cerita ini, gue pengin nanya ke kalian. Kalian..pernah gak sih kepikiran pengin masuk novel? Kalau boleh tahu, novel genre apa...
859 80 8
Akibat kesalah pahaman haedar memutuskan pergi menjauh dan hubungan yang sudah terjalin selama 5 tahun harus berakhir begitu saja . Hingga saat haed...