~🍁Ya Rabb tidak ada yang lebih indah dari alur cerita sekenario mu. Jadi semoga yang ku 'IYA'kan ada dalam sin sekenario cerita yang kau buat untukku🍁~
_________________________________________
•
•
•
🍂🍂🍂
Hujan masih setia mengguyur bumi walaupun waktu sudah berganti malam.
Farah baru saja menyelesaikan pekerjaan nya, tidak disangka Farah cukup bahagia bertemu dengan karyawan nya, ah mulai hari ini mereka tidak akan Farah anggap sebagai karyawan karna mereka sudah seperti teman dan saudara.
Tadi dicaffe Farah tidak ikut makan ia memilih untuk memesan makanan untuk dibawa pulang, bukan apa-apa Farah tidak ingin makan duluan karna takut Fahri juga belum makan malam.
Farah memang sengaja meneraktir karyawan nya tadi,sebagai bentuk hadiah awal pertemuan.
Walaupun hujan Farah keluar untuk membuka gerbang, setelah itu ia kembali masuk kedalam mobil dan memasukan mobil nya ke dalam garasi. Mematikan mesin mobil mengunci semua pintu dan mengambil kantong kresek bawaan nya serta tas laptop dan paper bag berisi buku.
Farah tersenyum bahagia karna mobil Fahri sudah ada itu tanda nya suaminya sudah pulang. Tapi Farah juga merasa sedikit bersalah karna Fahri pulang sebelumnya.
Setelah mengunci garasi Farah berlari kecil menutup gerbang kemudian melangkah masuk ke halaman. Melepas sepatu dan membuka pintu.
"Assalamualaikum," Ucap Farah setelah sampai kedalam rumah. Mata nya membola karna menemukan Fahri berdiri di hadapan nya sambil melipat kedua tangan.
Fahri menjawab salam Farah pelan.
Dengan susah payah Farah menggapai tangan Fahri,menyalaminya.
Melihat Farah yang sedikit kehujanan Fahri berdecak"kenapa tidak nunggu hujan reda? ".
Farah tersenyum"Takut Mas sudah pulang."
Fahri tidak membalas lagi, ia malah merebut semua barang bawaan Farah dengan lembut" Cepat bersihkan diri,"Setelah itu Fahri meninggalkan Farah.
Farah tersenyum -senyum bahagia, tapi ia melupakan sesuatu. Dengan tergesa-gesa Farah kembali keluar ia akan mengambil buket bunga yang ketinggalan di mobilnya.
"Apa buket bunga itu lebih penting dari membersihkan diri? " Tanya Fahri saat melihat Farah kembali dari luar membawa sebuket bunga mawar dengan jumlah yang banyak.
Farah hanya tersenyum, ia melewati Fahri sambil sekilas memegang tangan kekar suaminya"Farah mandi sekarang,"kemudian Farah berlari menaiki tangga tapi langkah nya terhenti oleh pertanyaan Fahri.
"Dari siapa? " Fahri masih menatap dingin Farah.
"Salah satu mahasiswa Farah," Balas Farah hati-hati.
"Laki-laki? "Tanya Fahri lagi masih dalam posisi yang sama.
Farah mengangguk.
Fahri tidak menjawab kemudian ia melangkah menaiki tangga dan melewati Farah" Buang,"ucap nya dingin sambil terus berlalu.
Farah menelan saliva nya,mencerna kata-kata Fahri. Karna tak ingin membuat Fahri kecewa akhirnya Farah memilih berlalu kedapur membuang buket bunga itu.
Setelah selsai Farah berlari mengusul Fahri"Mas sudah makan malam? "Tanya Farah saat Fahri sedang duduk diruang TV sambil menonton.
Fahri menggeleng.
Farah terkekeh" Farah mandi sebentar lalu kita makan malam bersama oke,"Farah mengangkat tangan nya menyatukan ibu jari dan telunjuk membentuk huruf O.
Fahri mengangguk.
Setelah itu Farah berlalu manaiki tangga untuk mandi.
Hanya begitu saja Farah sudah sangat bahagia.
🍂🍂🍂
Tidak waktu sarapan,tidak waktu makan malam selalu keheningan yang menemani pasangan suami istri itu, hanya suara gemerincik hujan diluar dan suara alat makan beradu yang mendominasi.
Ting,
Ponsel Fahri berbunyi tanda satu pesan masuk. Tapi Fahri hanya melihat dan menutup nya.
Farah hanya melirik ia tidak ingin bertanya, itu privasi Fahri.
Ting.
Satu pesan kembali masuk. Dan Fahri tetap mengabaikan nya.
Ting.
Lagi-lagi ponsel Fahri berbunyi.
Refleks Farah mengangkat tangan nya,ingin menggapai sesuatu tapi dengan kecepatan kilat Fahri menyambar ponsel nya dan memasukan nya kedalam saku.
Farah menyatukan kedua alisnya, memang arah tangan Farah terulur sekilas seperti akan mengambil ponsel Fahri tapi,
"Farah hanya mengambil ini mas," Farah mencabut beberapa helai tisu yang memang tempat nya bersebelahan dengan ponsel Fahri tadi.
Fahri gelagapan, berbeda dengan Farah yang hanya terkekeh meski dalam hatinya sedikit menimbulkan pertanyaan.
Sebegitu takut nya Fahri, jika Farah mengetahui isi ponselnya. Memang nya apa yang Fahri sembunyikan dari Farah?.
Drettt drettt.
Kini giliran ponsel Farah yang berbunyi, Farah meminta izin melihat kepada Fahri siapa yang menelpon nya dengan isarat mata. Fahri mengangguk, kemudian saat Farah kembali menatap Fahri, Fahri menaikan sebelas alisnya seolah bertanya siapa?.
"Nomor tidak dikenal mas," Jawab Farah mengerti.
"Sini biar aku angkat," Fahri mengulurkan tangan nya. Farah hanya tersenyum kemudian memberikan ponsel nya dengan suka rela. Kemudian Fahri menggeser tombol hijau dan meletalan ponsel Farah ditelinga.
"Assalamualaikim bu Farah?" Sapa seseorang disebrang sana.
Fahri mengerutkan kening, sedangkan Farah hanya memperhatikan sambil terus mengunyah makanan nya.
"Waalaikumussalam, dengan siapa? " Balas Fahri dingin.
Orang disebrang sana terkekeh"Oh ini pasti suami nya bu Farah. Salam kenal pak."
Fahri semakin mengerutkan kening nya"Ya saya Fahri suami nya Farah, ini siapa? dan ada keperluan apa? "Tanya Fahri to the poin.
"Saya Alam pak, bisa bicara dengan ibu Farah? "Ya orang yang menghubungi Farah malam-malam begini adalah Alam. Sebelumnya Alam hanya mencoba nomor yang ia dapat benar atau tidak punya Dosen barunya itu, tapi setelah tau yang menjawab suaminya, Alam nampak nya ingin sedikit iseng.
"Sebutkan saja keperluan nya biar saya sampaikan nanti,"Fahri sedikit geram.
"Tidak bisa pak, ini urusan saya dengan ibu Farah,"Alam semakin menggoda Fahri.
"Bukan kah tidak baik seorang laki-laki menghubungi perempuan yang sudah bersuami malam-malam begini? namfaknya anda paham agama."Fahri berkata dengan datar dan santai.
Farah yang mendengar jawaban-jawaban Fahri dibuat diam ditempat, antara bingung dan penasaran.
Sedangkan Alam kicep disebrang sana, rupanya suami dari dosen barunya itu sedikit posesif.
"Oh iya maaf bapak, sebetulnya saya dari pihak PLN hanya ingin memberitahu bahwa istri bapak ibu Farah belum membeli Listrik jadi mumpung pemerintah sedang mengadakan subsidi besar-besaran jadi saya sarankan untuk segera membelinya, terimakasih. Sampaikan selamat malam untuk ibu Farah," Alam menarik nafas nya.
Tut, kemudian ia mematikan sambungan telpon nya sepihak sebelum suami dari dosen nya itu mengamuk. Tapi setelah itu Alam tertawa puas di depan teman-teman nya.
Menyadari telpon nya mati, Fahri hanya menghembuskan nafas berat. Kemudian mengembalikan ponsel Farah.
Farah menerima nya"siapa mas? ".
"Kayanya Mahasiswa kamu," Fahri memutar bola mata malas kemudian melanjutkan makan nya yang sempat tertunda.
Farah hanya terkekeh sambil menganggukkan kepala.
"Jangan pernah nerima telpon dari nomor itu," Fahri meneguk air putihnya hingga tandas.
Farah mengangguk lagi.
Dirasa selsai makan nya Fahri beranjak"aku duluan, ada pekerjaan yang belum tuntas,"kemudian Fahri melangkah menaiki tangga untuk menuju ruang kerja.
"Mas Farah buatkan teh hangat yah," Farah sedikit berteriak.
Fahri tidak menjawab.
Farah tersenyum kemudian membereskan bekas makan malam nya, setelah itu ia membuat teh untuk dibawa keruang kerja Fahri.
Farah akan kembali mendekati Fahri dan memperbaiki hubungan nya.
🍂🍂🍂
Fahri cemburu deh kayanya? Tapi kalo iya cemburu terus ngape Farah nya di diemin kaya kopi yang udah dingin azekkkk😹
Sedikit bocoran mumpung ni cerita belum dilapisi dengan nodrop hiks, beberapa part lagi bakal kebongkar apa yang sebenarnya Mas Fahri tercintah sembunyikan hehe jadi tetep pantengin dan dukung sebisanya, seikhlasnya wk..
Karna Votement itu GRATIS.
Next, sampai berjumpa di lain waktu❤💛💚💙