~🍁Untuk saat ini, berusahalah bersabar sekali lagi dan serahkan saja perasaan mu kepada Allah. Biarkan Allah pengatur skenario kehidupan yang menentukan ending nya🍁~
_________________________________________
•
•
•
🍂🍂🍂
Pak Satpam
Waalaikumussalam maaf Bu, tadi saya sudah memeriksa seluruh ruangan karyawan tidak ada yang lembur malam ini,Karna kebetulan bapak juga sudah tidak ada sejak pagi.
Setelah membalas pesan Pak Satpam dengan ucapan terima kasih Farah mematikan ponselnya.
Kemudian memilih mematikan televisi. Farah menarik kedua lutut yang terbalut gamis, ia tarik keatas sopa, memeluk nya dengan kedua tangan, kepala nya ia tundukan disana.
Farah menangis tanpa suara,meskipun tidak tau kebenaran nya? dan seperti apa?tetap saja hati Farah terasa sakit. Meskipun berulang kali ia berpikir positif dan meyakinkan diri tapi tetap sesak selalu menghatam dadanya.
Satu persatu pertanyaan kembali datang.
Kemana Fahri?
Apa sebegitu tidak mencintai nya Fahri hingga menghindari Farah terus-menerus?
Apa yang Farah tidak tau selain Fahri yang tidak mencintainya?
Apa yang Fahri sembunyikan darinya?
Apa yang Fahri lakukan diluar sana?
Apa Fahri sudah makan?
Apa Fahri baik-baik saja?
Tapi melihat pesan yang disampaikan laki-laki itu, cukup sedikit menjelaskan bahwa ia dalam keadaan baik-baik saja.
Semakin lama tangisan Farah semakin menjadi tangan nya pun semakin erat memeluk kedua kakinya.
Apa Fahri memiliki seseoarang yang ia cinta?
Lalu untuk apa menerima perjodohan orang tuanya?
Untuk menyakiti Farah?
Dan bukan kah laki-laki itu sudah memperingati agar jangan mencintainya, tapi kenapa?.
Dari sekian banyak pertanyaan dalam benak nya Farah hanya bisa tersadar dan bersabar. Sadar jika Allah sedang menguji dirinya, Sabar karna Farah harus tetap ingat Allah, Farah harus tetap semangat.
Farah tidak boleh begini, ia tidak boleh menyerah. Fahri hanya belum menerima nya. Ada ummi dan Abah yang tidak ingin Farah kecewakan.
Dan Farah masih memiliki Allah.
Setelah puas dengan tangis nya, hujan tiba-tiba turun dengan deras. Farah bergegas menuruni tangga mengunci garasi,pintu dan menutup gorden jendela.
Lantai dasar.
Lantai dua.
Dan lantai tiga.
Kini Farah sudah berada dikamar nya.
Duar.. Duar..
Petir bersahutan dilangit sana, mendominasi derasnya air hujan. Farah tidak takut masih ada Allah tempat ia meminta perlindungan, Farah mengambil tasbih diatas nakas, meski ia tidak dalam keadaan suci tapi ia masih bisa berdzikir dalam hati.
Farah terus berdzikir menyebut asma Allah.
Klik.
Seketika listrik padam, Farah menggapai kembali ponsel diatas nakas untuk penerangan. Ia tidak memiliki lilin jika ada pun mungkin di lantai dasar. Farah melangkah menuju jendela ia menyibak gorden, memastikan sesuatu.
Ternyata lampu padam bukan hanya dirumah nya tapi di satu kompleks mungkin. Keindahan yang biasa tercipta setiap malam dengan hiasan lampu pun kini berubah menjadi gelap gulita.
Farah kembali menutup gorden dan melangkah menuju kasur, tanpa sadar sebulir air mata jatuh kembali membasahi pipinya.
Farah mengecek ponsel, berharap Fahri memberi kabar bahwa ia akan pulang atau setidak nya memberi pesan sebagai tanda kekwatiran, tapi rupanya Farah hanya berharap. Lagi.
Farah tersenyum, melantunkan doa dan tidur.
🍂🍂🍂
Farah membuka matanya perlahan, menyesuaikan cahaya lampu, ternyata listrik nya sudah hidup kembali. Setelah membaca doa Farah beranjak kekamar mandi untuk membersihkan diri sebelum membuat sarapan karna waktu sudah menunjukan pukul setengah lima.
Setelah selsai memasukan bekal nya kedalam rantang dan paper bag,Farah naik ke lantai tiga untuk segera mandi dan bersiap.
Rencana nya Farah akan membawakan baju ganti Fahri dan sarapan sebelum ia berangkat ke kampus untuk mengisi kelas.
Yah Farah mencoba percaya bahwa Fahri memang ada dikantor nya.
Farah mematut dirinya dicermin, gamis biru langit dengan jilbab dan cadar senada menjadi pilihan nya hari ini. Dirasa siap Farah mengambil tas ransel nya, kunci mobil, dan beberapa buku untuk mengajar serta laptop.
Farah bergegas mengunci kamar kemudian menuruni tangga satu persatu. Saat tiba dilantai bawah Farah langsung menuju garasi menyimpan tas, buku dan laptop dikursi samping kemudi kemudian menyalakan mesin mobil.
Setelah nya Farah kembali kedalam mengambil paper bag sarapan dan baju ganti Fahri. Tak lupa Farah mengunci pintu, membuka gerbang dan masuk kedalam mobil menyimpan paper bag lalu melajukan mobil nya menerobos embun dipagi hari.
Semua itu Farah lakukan dengan bibir yang tersenyum hangat, serta hembusan-hembusan nafas yang terdengar berat.
Pukul enam pagi Farah sudah sampai dikantor Fahri, gerbang sudah dibuka dan beberapa karyawan sudah datang.
Farah hanya menyapa mereka sekilas, ia terus melangkah sampai depan lift. Sesampainya di lantai atas, ruangan itu masih kosong bahkan Riana pun belum datang, karna ruangan Fahri dikunci, terpaksa Farah menunggu disopa diujung ruangan tempat kemarin ia mengobrol dengan Riana.
Dan satu Fakta yang Farah dapat Fahri benar-benar tidak ada dikantor nya. Itu artinya Fahri berbohong bukan? .
Farah kecewa tentu, tapi tidak ada pilihan lain selain menunggu Fahri sekarang.
15 menit berlalu.
30 menit berlalu.
Farah mendongkak kala melihat siluet perempuan berjilbab sedang menatap nya bingung, Farah hanya menyunggingkan senyum.
Perempuan itu Riana, Riana berlari menghampiri Farah "Assalamualaikum mba, woah Ri keduluan sama pemilik kantor rupanya,"Riana ikut bergabung duduk disamping Farah.
" Waalaikumussalam, tidak bahkan kamu terlalu pagi. Bukan kah jam kantor mulai pukul setengah delapan,"Farah terkekeh diujung katanya.
Riana mengangguk"kerjaan Ri numpuk mba,"Riana menurunkan kedua pundaknya.
"Semangat dong,"Farah mengepalkan tangan nya diudara" Ri, boleh mba minta kunci cadangan ruangan Mas Fahri? "
"Tentu," Riana mengobrak-ngabrik tas nya dan mengangkat kunci itu kala menemukannya"ini mba."
Farah menerimanya"kamu sudah sarapan? ".
Riana mengangguk.
" Kalo begitu selamat bekerja, mba masuk yah."
Sebetulnya nya dari kemarin Riana bingung, ada apa dengan Pak Fahri dan Mba Farah. Kemarin Mba Farah tidak tau kepergian Pak Fahri, lalu semalam Mba Farah menanyakan keadaan kantor, lebih kaget lagi Pagi ini Mba Farah datang tanpa Pak Fahri. Riana ingin bertanya tapi ia tak punya hak, jadi Riana memilih pura-pura tidak tau lagian apapun yang terjadi tidak sepantas nya Riana ikut campur, hanya saja hati kecil Riana menyangkal ia tak ingin membiarkan Mba Farah, Mba Farah orang yang sangat baik dan selalu ada untuk Riana dulu.
"Ri ko ngelamun?"Farah menyentuh tangan Riana.
" Ah tidak mba, ya sudah Ri mulai kerja yah,"Riana berdiri.
Farah ikut berdiri mengambil dua paper bag yang ia bawa"Ri boleh bantu mba Farah? "
Riana mengangguk.
"Tolong jangan kasih tau Mas Fahri kalo ada mba Farah didalam,"Farah tersenyum lagi.
Riana mengangguk dan mengangkat tangan nya hormat" Siap laksanakan,"
"Terima kasih,"Farah tersenyum kemudian masuk kedalam ruangan Fahri dengan tetap tersenyum.
Saat pintu terbuka, hati Farah benar-benar sesak. Didalam sana benar-benar tidak ada Fahri bahkan meja kerja suaminya itu sangat rapih.
Farah bergegas masuk ia tak ingin menimbulkan kecurigaan Riana, meskipun sebenarnya Farah tau Riana sedikit peka tapi Farah berharap Riana tak berpikir apa-apa.
Farah mengunci pintu kembali dan memasukan kunci itu kedalam tasnya, ia berjalan menuju sopa meletakan paper bag dan menelisik ruangan Fahri, elegan, luas dan nyaman karna jujur Farah baru pertama masuk kedalam ruang kerja suaminya.
🍂🍂🍂
Hayoloh tebak-tebak kira-kira gimana reaksi Fahri nanti?eskpresinya gini gak ya? 😧
Fahri ko gitu ya tega banget bohongin Farah?
Ada yang pernah dibohongin ekhem nya juga ga? Gimana rasanya? Nyesss pasti awok
Dahlah 🚶♀️
Kalo penasaran vote sama komen yang banyak ✌
Bye, siu di part selanjutnya 💔