I'll be your girlfriend

By Prince_ice08

8K 1K 46

WARNINGπŸ”₯ I can be the one for you for good, I'll be your girlfriend~ 16+ Start : 29 Agustus 2021 More

πŸ’ Cast πŸ’
πŸ’ Pindah rumah πŸ’
πŸ’ Kerja & Kerja πŸ’
πŸ’ KAK ALEX! πŸ’
πŸ’ KAKAK! ABANG! πŸ’
πŸ’ Kak Alex, let's date πŸ’
πŸ’ Kiriman πŸ’
πŸ’ Cheers πŸ’
πŸ’ Kencan pertama πŸ’
πŸ’ First kiss πŸ’
πŸ’ SKAKMAT πŸ’
πŸ’ Guru privat?πŸ’
πŸ’ PUTUSIN!πŸ’
πŸ’ Yaudah, putusπŸ’
πŸ’ Crazy KiyowoπŸ’
πŸ’ Kriteria πŸ’
πŸ’ Hmm... πŸ’
πŸ’ Balikan? πŸ’
πŸ’ Adik kembaran πŸ’
πŸ’ Salah tanggal πŸ’
πŸ’ Geplakan πŸ’
πŸ’ Ayang πŸ’
πŸ’ Umur hanyalah angkaπŸ’
πŸ’ MBL πŸ’
πŸ’ Tragedi πŸ’
πŸ’ Berubah πŸ’
πŸ’ Break? πŸ’
πŸ’ Kacau πŸ’
πŸ’ Kembali πŸ’
πŸ’ Pasti ada jalan πŸ’
πŸ’ Kebenaran πŸ’
πŸ’ Versi berbeda πŸ’
πŸ’ Dejavu πŸ’
πŸ’ Self healing πŸ’
πŸ’ Bertemu πŸ’
πŸ’ Mantan putri? πŸ’
πŸ’ Masih πŸ’
πŸ’ Just a hug πŸ’
πŸ’ Sebuah pengakuan πŸ’
πŸ’ Pergi πŸ’
πŸ’ Mimpi & Nyata πŸ’
πŸ’ Bertengkar πŸ’
πŸ’ Circle πŸ’
πŸ’ Nadia lesbi? πŸ’

πŸ’ We're dating πŸ’

184 32 2
By Prince_ice08






#ZIVA POV

"Ingat, tupperware mama jangan ditinggal lagi!" Peringat bunda.

"Iya bun, siap!" balasku sedikit berteriak juga. Karena posisiku saat ini berada di ambang pintu depan.

Terlihat Bang Al sudah anteng di atas motor. Lantas aku menghampirinya diam-diam.

Dorrrr ...

Bang Al menatapku datar. Ck, batu mana bisa terkejut. Ya kan.

Dengan sedikit kecewa, aku kemudian mengenakan helm dan naik keatas motor.

"Berangkaat," ucapku menepuk pundak Bang Al. Jangan lupa, nadanya seperti Kang Tisna, pemain sinetron TOP. Haha.

.
.
.

Kuberikan helm yang tadi kukenakan pada Bang Al.

"Tuh, pangeran lo tuh," tunjuk Bang Al dengan dagunya kearah gerbang. Aku lantas menoleh dan mendapati Kak Alex berdiri disana.

"Ck, orang udah cerita juga semalem." Jengahku karena pasalnya tadi malam, di perjalanan pulang gue udah cerita soal Kak Alex dan keluarganya berdasarkan yang Kak Randy katakan kemarin.

"Gue kirain masih kekeuh ngejar."

Aku menatapnya tajam.

"Pulang sana, gue mau masuk."

Aku berbalik namun ditahan oleh Bang Al.

"Apa lagi sih," jengahku.

Bang Al memberikan uang pecahan 50 ribu.

Mataku langsung berbinar, "Tumben, apa gerangan ini."

"Entar pulang naik taksi, gue ada urusan."

Setelah mengatakan itu Bang Al langsung tancap gas. Padahal tangan gue udah siap nampol palanya lohh.

"Awas aja, gue aduin ke papa." Geramku.

Saat melewati gerbang, tatapanku dan Kak Alex tak sengaja bertemu, dia segera membuang pandangannya kearah lain. Begitupula denganku, gue langsung jalan lurus memasuki gerbang. Bodoamat, gue udah mundur dari pertarungan.

"ZIVA! TUNGGUIN!"

Aku menoleh, dan terlihat Nahda berlari kearahku.

"Uwww, baru semua nihh." Sindir ku pada tas dan sepatu yang Nahda kenakan.

Nahda tersenyum manis, "Hehe, hadiah dari seseorang."

"Hmm, seseorang? Siapa nihh?" Godaku.

"Ada dehh, entar gue kenalin."

Gue mangut-mangut.

"Oh ya, tadi Kak Alex ada didepan, nggak biasanya nggak disamperin."

"Nahda, apa bener..." Gue celingak-celinguk memeriksa keadaan. "Keluarganya Kak Alex itu lintah darat? Dan apa bener, Kak Alex pernah lecehin siswi?"

Mata Nahda terbelalak kaget. "Darimana lo tau?"

Gue menghela nafas panjang, ternyata benar.

"Dari seseorang," jawabku.

"Hm, yang gue denger-denger sih gitu. Tapi ada juga yang bilang kalau semua itu bohong. Tentang siswi yang dilecehkan itu, itu juga hanya fitnah. Dan sampai kini belum ada yang tau berita aslinya. Hmm, emang lebih baik lo jauhin dia deh."

Gue menghembuskan nafas kasar, "Oke, thanks."

Nahda tiba-tiba merangkulku, hingga membuat tubuhku hampir oleng . "Udah-udah, jangan dipikirin lagi. Masih banyak yang lebih baik dan lebih ganteng dari dia. Contohnya..." Nahda melirik sekeliling. Dan berhenti disatu tempat. Gue ikut menatap kesana dan terdapat seorang siswa berjalan hendak melalui kami.

"Itu dia," bisik Nahda.

Gue tertegun menatap orang itu. Hingga...

Setttt...

Tatapan kami bertemu! Dia natap gue anjir. Walau cuman bentar sih.

Aku sedikit sedih karena jantungku tak bereaksi berlebihan seperti dulu bertemu Kak Alex untuk pertama kalinya.

"Gimana?"

"Hm?" Aku menggeleng, "Kurang sreg dihati," tolakku.

"Yahhh, padahal Kak Rafael siswa tertampan kedua loh setelah Kak Alex. Anak pemilik sekolah loh itu."

Aku menggeleng, "Udah ahh, yok ke kelas."


🍀



"Sekarang tujuan gue, berbaur sama yang lain." Tekadku.

Aku menghampiri kumpulan siswi yang sepertinya tengah bergosip. Kelas kami jamkos di jam ketiga pelajaran. Benar-benar.... Menyenangkan.

"Hai, boleh gabung?" tanyaku tersenyum lebar.

Mereka diam, hingga salah satu dari mereka mengiyakan.

"Boleh kok,"

Aku langsung menarik kursi dan duduk bergabung dengan mereka.

"Hm, sebelumnya maaf boleh kenalan dulu. Gue belum hafal nama kalian."

"Nggak papa, kita maklum kok."

"Gue Tina, ini Jannah."
Jannah tersenyum manis kearahku yang kubalas juga dengan senyuman.

"Gue Olivia, panggil Via aja."

"And me, Angelina. You can call me Angel."

"Ck, sok Inggris banget hidup lo." Cibir Jannah.

"Gue Hana, temennya tayo."

Gue terkekeh mendengarnya.

"Terakhir, gue Felicia."

Tunggu, wajahnya sedikit familiar.

"Adeknya Felix." Lanjutnya.

Aku mangut-mangut, "Kembar?"

"Bukan, kita beda bulan."

"Hah? Gimana?"

"Hahaha, gue sama terkejutnya kaya lo dulu. Lama baru ngeh," tutur Tina.

"Jadi si Felix lahirnya bulan Maret, gue November. Sama-sama didaftarin sekolah dulu. Jadi makanya satu tingkatan."

"Ooo, gitu."

"Zi, lo berapa bersaudara?" tanya Hana. "Gue tebak anak tengah."

"Tepat banget, gue anak kedua dari tiga bersaudara. Cewek sendiri."

"Wahh, sama dong kaya gue. Sama-sama putri tunggal. Cuman bedanya gue anak bungsu, dari satu bersaudara." Ujar Hana.

"Hahaha, jadi bungsu sama sulung juga ya." Kekeh ku.

"Wehhh...wehhh... Ikut nimbrung juga dong."

"Eh, ada anggota baru. Sharaziva kan?"

Aku mengangguk.

"Kenalin, gue Fitrah tapi nggak pake zakat."

"Ziva," balasku menyambut jabatan tangan si Fitrah tapi nggak pake zakat.

"Eh, btw ada kabar hot."

"Paan?" tanya Felicia malas..

"Ihh, ibu negara jangan jutek-jutek napa. Oke, jadi tadi ada siswi kelas sepu yang jatuh di depan."

"Terus?"

"Si Alex nolongin gendong dong cuyy. Dibawa ke UKS, tuh cewek Kayanya udah terbang sampe langit."

"Ihhh, bikin iri aja. Apa gue bilang, Kak Alex itu orangnya sebenarnya soft banget."

Gue tertegun.

"Oh ya Zi, bukannya sebelumnya lo lagi coba deketin Kak Alex? Gimana? Udah nyerah?"

Gue diam menatap kumpulan orang itu. "Apa benar Kak Alex pernah lecehin siswi?"

"Hah?"

"Siapa yang bilang?"

"Fitnah tuhh, yang ada Kak Alex mau nolongin tuh cewek tapi malah dibilang mau lecehin. Siapa yang bilang? Gue mau nyumpel mulutnya pake cabe sekilo." Ucap Angel ngegas.

"Dan apa bener, orangtuanya Kak Alex itu lintah darat."

Semuanya diam.

"Hm, kalau itu sih. Emang benar, tapi ada kabar yang bilang kalau perusahaan papa nya Kak Alex udah nggak jadi lintah darat lagi. Mereka kini udah jadi perusahaan start up."

"Dan juga, itu perusahaan papa nya, bukan Kak Alex sendiri yang mau." Tampis Jannah.

"Sharaziva Putri Tamara, dipanggil Ibu Nova di Ruang BP."

Semua langsung menoleh kearah pintu, dimana seseorang yang baru saja kami bicarakan sudah berdiri disana.

"Ada apa Zi? Kok dipanggil BP?" tanya Nahda yang baru datang menghampiri.

Aku menggeleng, "Perasaan gue nggak pernah buat salah."

"Mungkin aja ada yang mau dibicarain, sana temuin." Ujar Tina.

Aku langsung bangkit dan menghampiri Kak Alex yang masih berdiri didepan pintu kelas.

Gue menghirup nafas dalam, biar nggak gugup.
"Ada apa kak?" tanyaku.

Tak menjawab, Kak Alex malah berjalan duluan. Lantas gue ngekorin dong.

Brubukk...

"Auuu," ringisku karena menabrak punggung kokoh Kak Alex.

"Lo buntut gue?"

"Hah?" tanyaku heran dan tak mengerti.

"Ngapain jalan dibelakang."

"Terus didepan? Kan gue nggak tau BP dimana."

Terlihat Kak Alex memutar bola matanya jengah. "Samping."

"Oh, oke." Balasku kikuk.

Kami berjalan beriringan menuju ruang BP. Jangan tanyakan jantungku saat ini. Gedebak-gedebuk.

Padahal gue udah bertekad buat nggak akan gugup kalau berhadapan dengan Kak Alex. Dan akan bersikap cuek saja.

"Eh, tunggu. Kok kesini? Emang ruang BP ada di atas?" tanyaku pasalnya kami kini berada didepan tangga menuju rooftop.

"Naik," titahnya. Gue jadi merinding.

Gue melangkahkan kaki menyusuri satu persatu anak tangga dengan perasaan campur aduk.

Cklekk...

Pintu dibuka oleh Kak Alex, dia menyuruhku untuk masuk duluan dan dengan terpaksa aku pun menurut.

Ctekk...ctekk....

Mataku membulat sempurna saat Kak Alex mengunci pintu rooftop.

"Ke-kenapa dikunci?" tanyaku gemetar.

Kak Alex tersenyum miring, "Kenapa? Takut?"

Kak Alex berjalan mendekat, refleks gue mundur. Terus melangkah mundur hingga.

Tukk...

Punggungku mentok ke pembatasan rooftop. Gue melirik kebawah, mata gue langsung mendapati pemandangan halaman depan sekolah dibawah sana.

Aku kembali melirik kedepan, dimana Kak Alex menatapku dengan tatapan tak terbaca.

Tangannya naik, gue langsung was-was.

Slepp ...

Tangannya dengan lembut membelai pipiku, menguatku tambah merinding.

"We're dating."

Mataku membulat sempurna, apa ini mimpi?!






🍒🍒











Eyyyeyyy, jadian nieee🤭😀






Udah vote?









THANKS FOR READERS ❤️

Continue Reading

You'll Also Like

290K 11.9K 31
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
183K 17.6K 25
[JANGAN LUPA FOLLOW] Bulan seorang gadis yang harus menerima kenyataan pedih tentang nasib hidupnya, namun semuanya berubah ketika sebuah musibah me...
10.5M 922K 61
~Don't copy my story if you have brain~ CERITA INI HANYA FIKSI! JANGAN DITIRU! 'Si cuek yang tiba-tiba agresif' Start : 18 Februari 2023 End : 27 Mar...
1.1M 110K 58
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...