Gratia Dei

Oleh Amaranteya

2.4K 582 64

Jika Tuhan mau menunjukkan kebaikan-Nya dengan membiarkan Bii kehilangan waras, ia akan sangat bersyukur. Hid... Lebih Banyak

1. Cuma Kedok
2. Kebebasan
3. Rumah Kosong
4. Maha Pengampun
5. Prasangka
6. Tafakur
7. Darah Iblis
8. Berjodoh Tuhan
9. Terulang
10. Pukul 01.00
11. Minoritas dan Tertindas
12. Angka Tuhan
13. Wallahu A'lam
14. Di Negeri Kinanah
15. Inbihaaj
16. Sebuah Afirmasi
17. Semesta yang Bergembira
18. Sebuah Bahagia
19. Pulang
20. Untuk Selalu Bahagia
21. Nilai sebagai Perempuan
22. Bau Sampah
23. Mengutuk Tuhan
24. Hadiah
25. Amukan Nuha
26. Inbihaaj Kyoya Haidee
27. Keputusan
28. Mindset
29. Keberanian dan Tangis
30. Gratia dei
Epilog

Prolog

253 30 2
Oleh Amaranteya

Riuh di luar sana tak jua bisa mengobati sunyi dalam benak. Senda gurau keluarga besar nyatanya adalah neraka tak kasat mata untuknya. Tawa, guyonan, saling sindir, juga … pujian. Bii muak, sangat muak. Nyatanya, bangunan yang orang-orang sebut dengan rumah itu hanya sisa puing dalam ingatnya.

Di ujung ranjang kumal, dirinya terduduk dengan binar hampa, kosong tanpa nyawa. Dikaisnya remah demi remah rasa yang mungkin masih bisa digenggam meski tak nyata. Sesekali netranya bersibobok dengan kilas lalu, semu tetapi utuh dan candu akan pilu.

Tidak bisa, lagi-lagi tak ada air mata yang mampu ditahannya. Kembali semuanya luruh, meluncur jatuh ke pangkuan ringkih yang haus akan welas asih. Tautan tangannya semakin menguat, menekan jari satu sama lain hingga memutih. “Manusia adalah makhluk paling mengerikan.”

Sadarnya seketika melesat, membelah kerumunan waras yang sempat mati-matian diikat, meninggalkan kepala pun logikanya. Diraih hiasan rambut berbentuk bunga sakura dengan ujung runcing dari atas nakas geripis. Peninggalan sang nenek yang berkebangsaan Jepang. Berarti dan akan sangat berarti sebentar lagi.

“Jika Kau tak mengampuniku, maukah Kau tak mengampuni mereka juga?”

Satu tusukan menembus kulit telapak tangannya. Kental darah mulai menutup gurat tangan, bercampur liquid bening yang menetes dari ujung dagunya.

“Aku tidak merasa cintaku pada-Mu Kau sia-siakan, sungguh.” Semakin banyak darah keluar tatkala sekali lagi ditambahnya kedalaman tusukan. “Aku … aku terlalu malu mencintai-Mu dalam kehinaanan ini.”

-o0o-

Halo👋 Finally. Sejujurnya aku nggak yakin mau publish cerita ini dulu, karena terlalu dark buat aku pribadi sebagai yang nulis. But, ya mungkin besok-besok aku akan publish cerita yang lain juga and I love them both. So, bisa barengan, selang-seling meski aku harus ekstra nulisnya.

Jadwal updatenya, aku baru berani bilang seminggu sekali, tiap hari Minggu untuk cerita ini🙂 Pun bisa lebih jarang lagi, menyesuaikan padatnya aktivitas aja.

So, wish you enjoy dan harap bijak karena cerita aku yang satu ini unsur mature-nya lebih kental dari cerita-cerita sebelumnya.

Btw, ini kisahnya Hijir, tapi dari sudut pandang si cewek. Jadi, sabar kalau belum nemu Hijir.

Amaranteya

17th of July 2022

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

1.4K 150 19
"Semua hal, pasti akan tiba pada akhirnya." Kotak berukuran sedang dengan warna putih-abu yang sudah bertahun-tahun tidak tersentuh, membuat Arumi me...
24.4K 4.3K 71
[Chapter lengkap] [17+] Bijaklah memilih bacaan. Yumna dan Yusra, kembar identik, tapi beda frekuensi. Jika Yusra adalah lambang keberuntungan, Yumna...
5.4K 1.2K 47
•Daftar Pendek Wattys 2021• Melisa Andriani, gadis tengil yang ngaku-ngaku kembaran Lisa Blackpink dan pecinta cogan sejati ini akhirnya berhasil men...
646K 30.5K 47
Author : ashaima-va Status : Completed Part : 31 part Visibility : Private Published by : Haffa Publishing Beberapa part diprivate, f...