Can U See Me?

De beastW

53.6K 5.6K 767

⚠️almost full of angst Seokjin yang merindukan mama nya Sosok ayah yang selalu menjadi penopang untuknya Hubu... Mai multe

hiji
dua euy
katilu
kaopat
kalima ceunah
genep
katujuh euy
dalapan
salapan
sepuluh aja
sabelas
dualas
tilulas
fathless dibaca patlas
malas (15)
genep belas
tujulas
dalapanlas
salapan belas
duapuluh
duapuluh hiji hahay
duadua
duatilu
duaopat
dualima dualima
duagenep
duatujuh
*ONESHOOT*
duasalapan
tilupuluh
tiluhiji
tiludua
tilutilu
tiluopat
tilulima
tilugenep
tilutujuh
tiludalapan
- end -
new book (Heaven)
Painful
CERITA BARU!!! LAGI???
Perjuangan Seorang Kakak

tilusalapan

1.2K 120 24
De beastW

Jin berada di ruang keluarga bersama Yoongi, mereka bermain PS sambil memegang stick game ditangan masing-masing. Jam menunjukkan pukul 9 malam.

Padahal ia baru saja pulang dari rumah sakit, Dokter Dokyeom mewanti-wanti agar Jin banyak istirahat, namun sedari sore ia malah menempeli Yoongi terus.

"Hoaamm.."

Yoongi menoleh. Mata sang adik kini sudah berair. Ia menguceknya pelan. Tangan Yoongi meletakkab sticknya di lantai dan mendekat ke sofa dimana Jin berada.

Ia yang bermain sambil memakai selimut tebal karena tidak tahan dingin padahal ac rumah sudah dimatikan semua.

"Yuk tidur udah malem."

Jin mengangguk lalu tersenyum.

"Adek tidur disini aja kak."

Satu-satunya alasan kenapa ia masih disana tidak beranjak adalah kakinya. Kedua organ itu tidak dapat ia gerakan. Khawatir jika mereka akan terkejur karena keadaan Jin yang tidak baik, maka ia berbohong lagi.

"Gaenak Dek kalo disini. Mending dikasur aja yuk?."

Jin menggeleng.

"Kakak duluan, nanti Adek nyusul."

Yoongi yang sudah berdiri kembali duduk disamping Jin.

"Yaudah gue temenin lo disini. Kita tidur berdua."

Bagai kupu-kupu berada di perutnya, ia seperti akan terbang terbawa oleh mereka.

"Gue ambil selimut sama kasur lantai dulu ya."

Pamitnya sambil berdiri dan meninggalkan Jin untuk mengambil keperluan tidur mereka.

Jin meraba dada kirinya.

"Terimakasih sudah mau memberiku sedikit waktu."

Tidak lama Yoongi kembai membawa kasur berbulu yang agak besar. Sayang sekali jin tidak bisa membantunya membawa semua itu.

Yoongi menggelarnya dibawah, Jin merangkak dari atas sofa dan menidurkan dirinya. Tubuhnya sedikit menggigil. Yoongi yang menyadari itu mendekat dan memeluknya dari samping.

"Kakak gelii."

Ucapnya sambil terkekeg karena tubuh mereka bersentuhan. Siapa sangka Yoongi yang tidak suka skinship malah merekatkan dirinya pada Jin.

"Lo wangi banget padahal gak mandi."

Jin hanya tersenyum "ga kaya Kakak tiap hari mandi 3 kali tapi acem."

Yoongi yang merada terejek malah ikut tertawa dan mencubir hidung Jin.

"Rasain nih biar idung lo bisa nyium bau ketek gue."

"AHHAHAHAH SAKIT KAK."

Soohan sedari tadi mendengar mereka tertawa mengintip dari balik tembok. Tersenyum melihat perilaku keduanya yang menggemaskan. Sayang sekali ia hanya bisa melihat moment ini sendirian.










...











Tengah malam Yoongi terbangun, ia memandangi Jin yang tidur terlentang disampingnya.

Dengan cermat ia menikmati hembusan nafas dan juga dada sang adin yang naik turun secara teratur.

Kali ini ia benar-benar merasa takut kehilangan kehangatan dari tubuh kecil itu. Tangannya terulur meraih lengan kurus Jin yang telapaknya memucat.

Ia menempelkan lengan itu dipipinya dan minciumnya dalam waktu yang cukup lama.

Yoongi akan malu jika ia melakukan ini saat Jin bangun. Pasti ia akan merasa geli dan canggung. Rasanya setiap malam ia tidak akan bosan memandangi Jin yang begitu damai ketika tidur.











...











Paginya Jin terbangun namun ia bukan berada diruang keluarga, melainkan dikamar nya sendiri. Sudah pasti Yoongi yang memindahkannya semalam.

Ia terbangun dengan perasaan yang senang walau seluruh tubuhnya terasa ngilu, dadanya begitu sesak.

Namun saat Soohan datang ia menyunggingkan senyum dengan dada yang naik turun tidak beraturan.

"Kamu di lap aja ya? Agak demam jangan kena air dingin dulu."

Jin hanya mengangguk. Perlahan Soohan memeras handuk kecil yang ia celupkan di air hangat.

Ia membalur handuk itu ke lengan dan leher Jin. Bisa ia rasakan nafas sang anak yang memburu dan terasa panas.

"Ukhuukk!!."

Tiba-tiba Jin terbatuk dan menyemburkan darah sampai ke selimutnya. Soohan langsung mengelap ujung bibir Jin dengan handuk.

"Jin kamu kenapa Dek? Bentar Mama ambilin oksigen."

Soohan panik ia langsung membuka laci bawah kasur dan mengatur kadar oksigen lalu memasangkannya pada Jin.

"Dek kita ke Rumah Sakit ya?."

Jin menggeleng. Walaupun ia berbicara saja kesulitan namun ia tidak ingin ke tempat itu. Ia ingin disini bersama sang Mama.

"Kakak mana?."

Soohan yang sedang mengganti selinut Jin menoleh.

"Kakak lagi mandi, siap-siap mau sekolah."

Jin mengangguk sembari menyaksikan Soohan yang fokus membersihkan dirinya.

Kini ia sudah tidak berdaya, tidak bisa melakukan apapun sendiri. Hanya bergantunh pada Soohan dan Yoongi.

Pintu kamarnya terbuka, menampilkan Yoongi yang sudah siap dengan pakaian seragam sekolah.

"Adek kenapa Ma!?," ucap Yoongi panik karena melihat Jin yamg lemas dengan masker oksigen.

Jin malah tersenyum "sesak kak sedikit."

"Gue gak sekolah ya. Mau jagain adek aja disini."

Jin langsung menggeleng "engga kak. Kakak jangan bolos," ucapnya sambil melepas masker oksigen.

"Dek pasang lagi nanti sesak," ucap Soohan.

"Gakpapa Ma biar Kakak percaya kalo adek baik-baik aja."

"Gak. Gue mau disini aja temenin lo."

Yoongi yang bebal kini membuat Jin mengerucutkan bibirnya.

"Kalo Kakak ga berangkat, adek gamau ngomong lagi sama kakak."

Skakmat. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika Jin sudah mengancamnya demikian.

"Kak.. turutin aja apa mau adek."

Yoongi mengusap wajahnya kasar. Siapa yang tidak khawatir melihat Jin yang kini kembali drop dan ia malah disuruh untuk pergi.

"Kakak nanti pulang bawain Sup jagung ya?," pinta Seokjin tiba-tiba.

"Iya nanti gue beliin, tapi makan barengan ya?."

Jin tersenyum lalu mengangguk.

"Kalo kakak lama, nanti buat kakak aja semua."

"Iya iya bawel."

Yoongi langsung mendekat dan tiba-tiba memeluk Jin yang masih terbaring dikasur.

"Kakak sayang banget sama adek."

Itu adalah kalimat termanis yang baru ia dengar selama hidup dari bibir Yoongi. Jin tersenyum dan membalas pelukannya tak kalah erat.

"Adek juga."













...












Yoongi yang sedang fokus belajar tiba-tiba teringat sesuatu. Ia nanti harus membelikan Jin sup jagung kesukaannya, memang Jin sudah lama tidak memakan makanan itu.

Ia memandang keluar jendela dimana dedaunan mulai gugur karena musim. Indah memang tapi perlahan menyakiti dahannya. Daun itu pergi meninggalkan sesuatu yang begitu dekat dengan mereka. Namun dahan tidak pernah mencegah turunnya mereka karena ia tau, saat mereka terjatuh daun daun itu merasa senang. Ia pun harus ikut senang.

Saat bel pulang tiba-tiba seaeorang sudah menunggu didepan mobil mewah berwarna hitam miliknya.

Sikembar dan juga Namjoon.

"Kak kita mau main ke rumah Jin. Nebeng ya?," ucap Namjoon tidak tahu diri.

"Kak lo kok ga bilang kalo Jin pulang kemarin?,"kali ini Giliran si kepo Taeyong yang bertanya. Memang ia agak merindukan Jin.

"Nanti lo semua malah ganggu adek gue sekolah. Tae lo yang nyetir nih nanti mampir ke tukang sup jagung buat Jin."

Yoongi melempar Kunci mobilnya pada Taehyung. Memang dia adalah lelaki yang pendiam dan patuh dibanding kembarannya yang berisik dan pembangkang.

Saat diperjalanan mereka berenti. Hanya Yoongi yang keluar mobil dan membeli sup pesenan adiknya.

"Bang beli 6 ya."

Pedagang itu memgangguk dan segera menyiapkan pesanan Yoongi.

Ponselnya bergetar. Ia merogoh saku dan melihat nomor Soohan tertera disana. Langsung ia mengangkatnya.

"Bentar Ma ini lagi pesen."

"Jangan mampir-mampir ya?."

"Iya Ma nanti langsung pulang."

"Adek udah gamau makan supnya."

"Gak mau? Kok gamau sih kan adek yang pesen. Udah beli lho ini."

"Katanya Kakak kelamaan"

"Adek ga sabaran banget tumben."

"Kakak langsung pulang aja gimana?"

"Mama kok kaya panik gitu si. Oh ini udah siap nih Kakak udah mau pulang. Makasih ya bang."

Ucapnya sambil memberikan selembar uang pas pada penjual. Lalu berjalan pergi ke mobil dengan sambungan telfon yang masih terhubung.

"Makasih ya kak udah mau turutin mau adek."

Yoongi terhenti. Ia mendengar suara Mamanya yang bergetar dan menahan tangis.

"A-adek udah ikut Papa sekarang,
... adek u-udah sembuh."

Suaranya kini diiringi isakan tangis yang kencang. Telfon itu dimatikan. Membuat Yoongi meremas tangannya kuat. Jantung itu berdebar kencang.

Ia berlari menuju mobil dan melajukan kendaraannya diatas rata-rata, sesekali mengusap air matanya yang menetes tanpa aba-aba. Bahkan ia menghiraukan pertanyaan teman-temannya.

"Adek.."














Belom the end

Continuă lectura

O să-ți placă și

107K 10.4K 27
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
66.5K 7.6K 44
Kim seokjin adalah anak yang membutuhkan kasih sayang dari sebuah keluarga, Tinggal bersama orang yang dia anggap hyung tapi tak pernah menganggap ny...
39.4K 3.5K 16
Akan lahir dua bintang. Satu diantaranya memiliki cahaya yang membutakan. Sebagian cahaya itu terserap oleh bintang lainnya, dan sebagian lagi masuk...
158K 15.5K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...