Can U See Me?

By beastW

53.6K 5.6K 767

⚠️almost full of angst Seokjin yang merindukan mama nya Sosok ayah yang selalu menjadi penopang untuknya Hubu... More

hiji
dua euy
katilu
kaopat
kalima ceunah
genep
katujuh euy
dalapan
salapan
sepuluh aja
sabelas
dualas
tilulas
fathless dibaca patlas
malas (15)
genep belas
tujulas
dalapanlas
salapan belas
duapuluh
duapuluh hiji hahay
duadua
duatilu
duaopat
dualima dualima
duagenep
duatujuh
*ONESHOOT*
tilupuluh
tiluhiji
tiludua
tilutilu
tiluopat
tilulima
tilugenep
tilutujuh
tiludalapan
tilusalapan
- end -
new book (Heaven)
Painful
CERITA BARU!!! LAGI???
Perjuangan Seorang Kakak

duasalapan

1K 133 9
By beastW

Hari-hari berlalu... kini yang dilakukan Jin hanya berusaha mendekati sang Kakak yang selalu menutup diri pada dirinya. Setiap Jin masuk kedalam kamar Yoongi, yang ia dapat hanya tatapan kosong dan teriakan pilu dari bibie Kakaknya. Meneriaki bahwa dirinya pembunuh dan tidak pantas dimaafkan. Tidak hanya Jin, Soohan juga setiap hari membawakan makan dan berusaha agar Yoongi mau keluar.

Kali ini Jin akan berusaha lebih keras agar psikis Kakaknya bisa membaik lagi.

Ia berniat untuk masuk ke kamar Yoongi namun baru keluar pintu kamarnya ia sudah melihat Yoongi keluar dari sana dengan penampilan kasualnya.

Yoongi menoleh, menatah sebentar Jin.

"Kakak mau kemana?."

Jin mendekatkan dirinya ke hadapan Yoongi.

"Gue mau keluar. Gue janji ga lama. Gue pengen nenangin diri dulu sebentar."

Jin paham. Ia akan selalu mendukung Yoongi jika memang yang terbaik untuknya. Jin tersenyum dan mengangguk.

Dalam hati Yoongi ia ingin memeluk sang adik dan mengucapkan maaf untuk yang kesekian kalinya, namun ia tidak ingin terlihat menyedihkan dan akan berakhir pada dirinya yang emosi karena melihat air mata Seokjin.





...







Yoongi tiba ditempat biasa mereka, teman-temannya berkumpul. Disana sudah ada Jimin, Jungkook dan juga Hoseok sudah duduk dengan beberapa cemilan dan rokok tersedia dimeja.

Saat Yoongi melangkahkan makinya mendekat, ketiga orang itu langsung berdiri dan memandangi Yoongi lekat. Tanpa ragu ketiganya memecah jarak dan memeluk Yoongi bersamaan.

"Guys...."

Cukup haru. Teman-temannya yang kemarin jauh darinya kini sedekat dulu lagi. Mereka menjaga jarak tanpa bicara apapun, bukan tanpa alasan. Mereka bertiga yang selalu memberikan arahan pada Yoongi mengenai Jin, sedangkan Yoongi kini menyadari bahwa adiknya adalah segalanya bagi dirinya.

"Maafin kita. Gue ga seharusnya ngasih kalimat gaenak tentang adek lo," ucap Hoseok dan melepas pelukan mereka.

"Gue turut berduka tentang bokap lo. Kami terlalu malu buat kesana padahal harusnya kita tau lo butuh kita buat nenangin lo."

Kalimat Jimin membuat hatinya sedikit lega.

Anpa Yoongi ketahui semua teman-temannya turut menyesali tentang kejadian lalu-lalu, tentang hal hal yang buruk yang mereka ucapkan mengenai Seokjin. Sekarang mereka menyadari bahwa mereka tidak berada di posisi Seokjin yang hidupnya juga terasa sulit.

"Maafin gue yang tiba-tiba jauhin lo semua."

Mereka semua langsung duduk dan mengobrol mengenai apapun hal yang terkadang random atau mengenai masalah hidup seorang laki-laki.

"Kalo lo ngerasa gapunya penopang buat nguatin lo. Kita semua ada disini jangan lupa."

Hangat. Itulah yang dirasakan Yoongi. Ia bersyukur memiliki teman-teman yang baik.

"Makasih semuanya."











...






Semalam Jin menunggu kedatangan Yoongi pulang hampir larut malam. Namun sayang Kakaknya tidak kunjung tiba. Ia hampir saja akan menyusul Yoongi dan mencari keberadaannya. Syukurlah saat itu ia mengirim pesan singkat pada Jin dan mengatakan bahwa ia akan menginap disana.

Setidaknya Yoongi bisa mulai berbicara dengan baik dan tidak dalam kondisi seperti kemarin lagi.

Jin terbangun sambil memegang kepalanya yang terasa pening akibat tidur larut, juga melewatkan makan malamnya karena semakin hari nafsu makan Jin memburuk bahkan tidak pernah merasakan lapar. Sampai ia merasa perih di ulu hatinya. Segera Jin bangkit dan berjalan kekamar mandi untuk mencuci wajahnya dan kebawah untuk sarapan pagi.

Saat ia menuruni tangga, samar-sama Jin mendengar suara ribut namun tidak jelas kata apa yang mereka ucapkan. Segera Jin mempercepat langkahnya dan keluar rumah.

Benar saja. Ia melihat Soohan sedang bersama seorang lelaki yang menjambak keras sampai Soohan ikut tertarik ke belakang.

"Seenaknya kamu ninggalin saya!!?."

Lelaki itu Jin kenal betul. Ia adalah suami Mamanya yang waktu itu berkenalan dengan Jin saat Yoongi cidera.

"GAK SUDI AKU TINGGAL SAMA BAJINGAN SEPERTI KAMU."

Soohan emosi, ia mencoba melepas cengkraman tangan lelaki besar itu, namun sayang tenaganya tidak bisa mengimbangi kekuatan seorang lelaki.

Berakhir tangan itu menyentuh leher Soohan dan menekannya kuat-kuat.

Jin langsung berlari kearah mereka. Menarik tangan lelaki itu dengan tenaga yang ia punya sampai cengkraman pada leher Soohan terlepas.

"Liat!! Anak kamu yang sakit-sakitan ini lagi jadi pahlawan."

Lelaki itu berdecih dan melempar Soohan ketanah sampai ia tersungkur dan terbatuk karena bekas cengkraman itu sampai memerah di lehernya.

Jin mendekat kearah Soohan dan memeluk Mamanya erat.

"Ma? Mama gapapa?."

Soohan hanya terbatuk dan mengangguk. Jin berdiri, merentangkan kedua tangannya membentuk pertahanan untuk melindungi Soohan.

"Jangan sakiti Mama saya!!," ucap Jin dengan nada tegas.

Lelaki itu hanya berdecih danendekat kearahnya. Jin reflek memundurkan kakinya sedikit karena aura pria ini yang begitu menyeramkan.

BUGH

tidak segan ia langsung menendang tubuh Jin. Ia yang tanpa perlindungan langsung meringkuk ditanah sambil memegang lengan yang terkena tendangan itu dan meringis.

"Kamu gausah ikut campur urusan saya!!."

Jin mencoba bangun. Saat baru setengah duduk, lagi, dadanya ditendang keras. Lebih keras dari sebelumnya.

"Akh...."

Jin meringkuk bahkan tubuhnya tidak bisa bangkit sekarang. Tubuh kurus ity terasa diangkat, kerahnya ditarik paksa oleh pria besar itu membuatnya terangkat keatas hampir melayang diatas tanah.


BUGH!!!


Jin terkejut. Seseorang mendorong lelaki itu dan membuatnya terjatuh kesamping. Jin mendongak melihat siaap orang itu.

"Kakak?."

Yoongi berjongkok "Lo gapapa?."

Jin mengangguk walau sebenarnya tubuhnya terasa remuk redam dan dadanya terasa sakit dibagian tulang rusuk.

Yoongi bangkit dan mendekat kearah lelaki yang masih tengkurap. Tangan Yoongi langsung menarik kerahnya dan membuat lelaki itu terpaksa berdiri.

"Jangan."


DUGH



"Ganggu."


DUGH




"KELUARGA GUE!!."

kali ini Yoongi begitu marah. Ia membuat seluruh wajah pria itu membiru dan berdarah dibagian bibirnya.

Tidak sia-sia selama ini Yoongi rajin berolahraga dan mengikuti beladiri taekwondo.

Lelaki itu langsung bangkit dan pergi meninggalkan mereka.

Yoongi berbalik. Ia menatap Mamanya yang kini sedang menangkap Jin yang tidak sadarkan diri sambil terengah-engah. Terlihat Jin kesulitan bernapas, bahkan tangan Jin memegang dadanya erat.

"Ayo kerumah sakit!!."

Ucap Yoongi sambil berteriak.

Namun tangan Jin langsung menangkap lengan Yoongi yang akan menggendongnya.

"Enghhaak.. jangan."

Jin masih menutup matanya. Kerutan didahi dan juga keringat kini mulai bercucuran diwajah pucat Jin.

Perlahan mata itu terbuka, Jin melihat Kakak dan juga Mamanya yang kini menatap Jin dengan tatapan khawatir. Membuat dirinya semakin merasa bersalah.

Jin berusaha menegakkan tubuhnya namun ia terbatuk keras, tangannya menutup mulutnya. Rasa basah terasa ditelapak tangan Jin.

"Astaga darah!," Yoongi panik kala Jin membuka telapak tangannya yang kini penuh dengan noda merah.

Soohan hanya menatap Jin dengan tubuh yang gemetar. Ia takut. Takut sesuatu terjadi pada Jin.

"Ukhuk.. Adek gamau ke rumah sakit."

Jin sadar dengan apa yang ia katakan. Ia tidak ingin kesana, karena pasti disana dia hanya akan terbaring lemah dan menjalani rangkaian pengobatan yang menyakitkan. Sudah lelah ia menahan semua sakit itu, ia ingin berhenti sekedar sejenal tanpa merasa bahwa ia harus berjuang sekeras itu hanya untuk bernafas disana.

"Please..."

Kata itu dengan nada lirih oenuh permohonan tidak bisa membuat Yoongi menolak. Ia langsung menggendong Jin dengan kedua tangannya. Membawanya masuk.

Soohan hanya memandangi punggung Yoongi yang kuat.

Ia teringat akan Seungcheol. Postur mereka sangat sama, suara mereka juga mendekati mirip. Tidak sadar air mata Soohan jatuh mengenai pipinya yang mulus.



















TBC

Maapin kalo ada typo:""

Continue Reading

You'll Also Like

251K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
157K 15.5K 39
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
Promise. [1] By Rriiin

General Fiction

85.1K 8K 44
VMin [Brothership] Bagaimana cara Tuhan menghadirkan kita itu indah, Jim. Kau tak bisa mengelaknya. Di sore itu, dengan saksi awan jingga yang kusuk...
146K 17.8K 18
[Side/Sequel Story Of THE DIRGANTARA]