Chapter 16. Half-Open Pandora Box

Mulai dari awal
                                    

"Jadi gue enggak peduli lagi, Bakugou." ia berjalan ke arah Bakugou, "Oh, menurut lo, kalau gue posting yang satu ini di You-Ei, gimana respons siswa yang lain, ya?" ia menyelipkan sesuatu pada saku sweater Bakugou, meninggalkan Bakugou yang berdiri kaku sambil memegang gagang pintu kamar mandi.

Pelan-pelan Bakugou merogoh saku sweaternya, menarik keluar apa yang Kirishima selipkan di sana dengan gemetar. Kertas licin yang ia kenali sebagai kertas doff membuatnya syok. Bentuk dan ukurannya sama, seperti kertas polaroid yang ia temukan di balik pintu lokernya. Seperti foto-foto cetakan yang tertempel di dinding dan pintu kamarnya tempo hari.

Bakugou tiba-tiba merasa kembali mual, terhuyung ia berjalan kembali ke arah salah satu toilet. Menutup dan mengunci pintunya dengan tergesa, ia langsung berlutut menghadap kloset. Memuntahkan sebagaian kecil makan siangnya yang tak lagi berbentuk. Susah payah Bakugou menggapai dan menekan tombol kloset, membiarkan isi perutnya memusar ke dalam kloset hingga hilang. Ia beranjak menutup kloset, duduk di atasnya sambil menarik tisu sepanjang mungkin. Ia membersihkan mulutnya sambil kembali memungut foto yang ternyata jatuh ke lantai.

Potretnya dengan Todoroki tengah berciuman di ruang ganti seminggu yang lalu ada di dalam foto itu. Kepalanya berdenyut nyeri. Apakah Kirishima ada di salah satu ruang mandi dalam ruang ganti waktu itu? Mengapa Kirishima bisa mengambil foto itu? Bakugou menggeleng sempurna, berharap semua ini hanya imajinasinya, tetapi kemudian ingatannya terlontar jauh ke belakang: Kirishima punya sebuah kamera polaroid. Kirishima sering mengambil gambar Bakugou asal-asalan, Kirishima senang mengambil fotonya.

Kepingan-kepingan lain dari berbagai ingatan seolah muncul dalam benaknya. Bayangannya melompat pada rekaman CCTV dari Kaminari. Jaket hitam yang tebal. Sarung tangan dengan garis biru di pergelangannya. Topi berpolet putih di bagian depan. Sepatu boots bersemu merah.

Semua itu milik Kirishima.

Kirishima memakai semuanya ketika siswa Yuuei mengikuti kemah musim dingin setahun yang lalu. Itulah mengapa Todoroki dan Midoriya juga merasa familier dengan jaket hitamnya. Itu sebabnya Monoma tidak menemukan pemiliknya di kelas lain.

Bakugou refleks berdiri, tergesa keluar kamar mandi untuk mengejar Kirishima. Pemuda itu masih ada tidak jauh dari sana, Bakugou mengejarnya. Menarik laki-laki itu ke tembok, meremas kerah kemeja Kirishima dengan keras. Matanya nanar melihat wajah Kirishima yang sama sekali tidak terkejut.

"Kenapa lo lakuin semua ini? Lo yang masukin foto-foto itu ke loker gue, lo yang posting foto gue ke You-Ei, lo yang jebak Uraraka, lo yang ancem Monoma, fuck, why Kirishima?"

Kirishima melempar pandangannya ke sembarang arah, "Semua gara-gara kesalahan lo sendiri."

Bakugou ternganga, isi kepalanya seperti dikocok-kocok. Bagian mana, sebelah mana, dan kapan ia pernah membuat kesalahan terhadap Kirishima? Bakugou menekan lebih keras kepalannya di kerah Kirishima.

"Gue punya kesalahan macem apa sampe lo bikin hidup gue susah kayak gini, anjing?!" di depannya Kirishima tertawa kecil.

"Kesalahan apa lo bilang?" Kirishima mengenggam pergelangan tangan Bakugou, "Lo udah mempermainkan perasaan gue dan lo masih nanya apa kesalahan lo? Bakugou, gue suka sama lo, tapi cuma karena satu kesalahan dari gue, lo langsung bilang kalau lo straight! Gue udah kasih lo kesempatan buat maafin gue dan gue enggak pernah dapet maaf itu dari lo, gue tahu lo jadi jijik sama gue tapi kelakuan lo sama Todoroki selama ini enggak ada bedanya sama apa yang udah lo dan gue laku--"

Bakugou menepis genggaman Kirishima, "Shut the fuck up you fucker! Gue enggak pernah nagpa-ngapain sama Todoroki! Gue enggak suka sama Todoroki! Gue enggak pernah suka sama lo! Gue enggak pernah suka sama laki-laki! Gue bukan gay! Lo yang maksa gue!" Bakugou menyimpan kedua tangannya di telinga, berjongkok dengan tiba-tiba, "Lo maksa gue! I beg you to stop that time! I beg you to sto--"

Kirishima di depannya ikut berjongkok, "Bohong." Kirishima menatapnya tajam, "Lo suka sama apa yang gue lakuin waktu itu, lo nikmatin banget apa yang gue lakuin waktu itu, lo suk--"

"K-Kacchan?" seseorang menginterupsi percakapan mereka, "Lo ngapain Kacchan sampe dia kayak gini?!"

Kirishima menoleh ke asal suara, Midoriya sudah berdiri dengan tatapan khawatir. Sahabat kecil Bakugou itu segera mendekati mereka, berjongkok di depan Bakugou setelah Kirishima berdiri. Bakugou belum berhenti gemetaran, tangannya masih menutupi kedua telinganya. Midoriya lantas menatap tajam ke arah Kirishima.

"Oh, jangan salah paham Midoriya, gue justru mau bantu dia." Kirishima mengambil sebuah foto polaroid di dekat kaki Bakugou, "Bakugou udah kayak gini pas gue ke sini. Dia pegang foto ini, anyway."

Midoriya mengambil foto yang Kirishima tunjukkan, melotot tidak percaya.

"Apa gue perlu lapor ke Aizawa Sensei, bro?"

"Ka--" Midoriya baru akan menjawab saat Bakugou di depannya meremas kencang lengan atas Midoriya, menggeleng kuat-kuat. Memberi isyarat pada Midoriya untuk tidak melaporkannya pada Aizawa.

Midoriya mengangguk, "Enggak perlu, Kirishima-kun. Lo sebaiknya langsung ke kelas aja," ia menatap Kirishima, "dan tolong rahasiain kejadian dan foto ini dari siapapun."

"Oke, gue serahin Bakugou sama lo kalau gitu, ya. Kalau perlu lo bawa aja balik ke asrama, biar gue bilang sama Aizawa sensei kalau Bakugou enggak enak badan."

Midoriya mengangguk, "Thanks, Kirishima-kun." Kirishima ikut mengangguk, membalik badan dan pergi dari sana.

Sementara Bakugou tidak tahan lagi, ia segera memeluk Midoriya setelah Kirishima pergi dari sana. Menangis sejadi-jadinya. Midoriya balas memeluknya lebih erat, sesekali mengusapi punggung Bakugou. Bakugou merasa dunianya mengerut sangat kecil, ikut membuatnya remuk. Ia tenggelam di tengah kekacauan dalam kepalanya, merasa semuanya gelap dan berat.

Gimana caranya gue keluar dari semua ini?[]

─────────────────────

Uh, why am I write this.

Biarkan aku break dulu sampai nanti malam 'kay!

Notes: Aku nulis bagian ini sambil enggak sengaja dengar Heavy-nya Linking Park (nangis).

--Bebek <3

[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] Suffocating Book I: SuffocatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang