Chapter 5. Uraraka and A Picture

631 116 6
                                    

⌜𝙎𝙪𝙛𝙛𝙤𝙘𝙖𝙩𝙚𝙙 (adj.) 𝑓𝑒𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑎𝑛𝑑 𝑜𝑝𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑⌟
─────────────────────

Semuanya hampir kembali baik-baik saja, Bakugou tinggal ikut dengan Midoriya dan Todoroki, menghampiri Uraraka, mendengar penjelasan si Pipi Mochi, memberitahu Mina bahwa semua hanya kesalahpahaman, menghukum orang yang menyuruh Uraraka untuk melaporkan kegiatan Mina dan Kendo, lalu semuanya akan selesai. Bakugou sudah memproyeksikan semua itu di kepalanya. Menimbang-nimbang apa yang seharusnya ia lakukan setelah semua itu selesai, barangkali mengajak Uraraka, Midoriya, Todoroki (yang satu paket dengan Yaoyorozu), Sero, Shinsou, dan Mina ke kafe kopi milik ayahnya di hari Minggu.

Rencana itu akan berjalan, jika saja ... jika saja mereka tidak menemukan pintu kamar Uraraka terkunci dan Todoroki mendapat chat dari Yaoyorozu beberapa detik setelahnya.

"Shouto, gue denger Uraraka ngundurin diri dari Yuuei, dia udah left dari groupchat kelas. Is Midoriya okay?"

Bakugou mendapati Todoroki mengusapi punggung Midoriya yang entah sejak kapan sudah berjongkok. Ia mengembalikan smartphone milik Todoroki, ikut berjongkok di depan Midoriya. Ia memperhatikan pemuda dengan rambut brokoli di depannya, kapan terakhir kali Midoriya kelihatan sejatuh ini?

Bakugou menelusuri memori-memori dalam kepalanya, itu belasan tahun lalu. Ketika ibu Midoriya pulang dari kantor, menyerbu Midoriya yang sedang memainkan figur superhero dengannya di kamar Midoriya. Membisikkan kalimat yang menurut Bakugou terlalu seperti dongeng.

"Izuku, ayahmu sudah berangkat ke surga tadi pagi."

Bakugou mengusap punggung tangan Midoriya, yang diusapi segera mengangkat wajahnya. Melebarkan lengan dan segera merangkul Bakugou dengan erat. Wajah berbintik Midoriya tenggelam di bahunya, Bakugou bisa merasa bahunya mulai basah. Midoriya tidak lagi menangis keras seperti anak cengeng pada belasan tahun lalu, tetapi bagi Bakugou, menangis tanpa suara rasanya lebih menyesakkan. Ia membiarkan Midoriya sesenggukan untuk beberapa saat.

Sambil mengusapi punggung Midoriya, Bakugou mencari sosok Todoroki--yang juga entah sejak kapan menghilang dari posisi terakhirnya. Ia melirik ke kanan, ke kiri, mencari dari pantulan kaca jendela kamar Uraraka, tetapi Todoroki benar-benar tidak ada.

"Where the fuc--" Bakugou belum selesai mengumpat ketika ponselnya sendiri bergetar, ia meluruskan kaki supaya bisa merogoh saku celananya tanpa mengubah posisi.

Chat yang ternyata datang dari Todoroki itu hanya bertuliskan, 'Titip Midoriya.'

Kepala Bakugou otomatis berdenyut nyeri memikirkan di mana kemungkinan Todoroki fucking Shouto sekarang, setan mana pun kalah dengan kemampuan menghilang Todoroki yang tidak disadari. Bakugou buru-buru mengetik balasan.

'Lo ke mn anjir tbtb ngilang'

'Gedung guru. Ajak Midoriya ke kamar lo, nanti gue sama Shinsou nyusul.'

Bakugou memijit pelipisnya, menerka-nerka mengapa Todoroki pergi ke gedung guru dan mengapa pemuda itu perlu membawa Shinsou setelahnya membuat ia tambah sakit kepala. Akhirnya Bakugou hanya mengirimkan 'Ok' pada Todoroki, ia segera beralih pada Midoriya. Mencoba melepaskan rangkulan Midoriya perlahan.

"Deku, di mana HP lo?"

Midoriya mengusap pipinya yang basah dengan lengan, "K-kamar."

[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] Suffocating Book I: SuffocatedWhere stories live. Discover now