Chapter 11. Stalker and A Secret

520 108 9
                                    

⌜𝙎𝙪𝙛𝙛𝙤𝙘𝙖𝙩𝙚𝙙 (adj.) 𝑓𝑒𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑎𝑛𝑑 𝑜𝑝𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑⌟

─────────────────────


"Monoma enggak bakal ngebiarin lo berdua gitu aja, lo liat aja nanti dia bikin ulah apaan!" adalah kalimat yang Aoyama lontarkan sebelum mereka kembali ke asrama Jumat lalu dan seperti yang Aoyama terka, Monoma memang tidak berhenti di sana. Salah satu dari anak buahnya langsung membuat postingan terkait kejadian setelah pelajaran olahraga itu. Mereka bahkan menyeret Midoriya ke dalamnya. Membuat utas dengan topik, 'How gay are BK, TS, and MI would be?' dan pendiskusi pada postingan itu masih ramai tiga hari berturut-turut.

Namun, baik Bakugou, Todoroki, atau Midoriya sama sekali tidak terganggu. Mereka malah melihat Yaoyorozu yang jengkel. Perempuan itu berkali-kali menekan tombol report pada beberapa komentar dan postingan di You-Ei yang menyebarkan isu jika Todoroki, Midoriya, dan Bakugou gay. Sesekali Bakugou melihat Yaoyorozu yang kesal setiap kali gadis itu menemukan komentar serupa di sana. Beberapa menit kemudian Bakugou mendapati Yaoyorozu menyimpan ponselnya dengan kasar di atas meja.

"So what?" Bakugou memperhatikan Yaoyorozu yang menyilangkan tangannya di dada, "Gue enggak peduli kalau Bakugou gay atau bukan, atau Shouto gay atau bukan, atau Midoriya gay atau bukan, gue cuma enggak suka sama kebiasaan ejek-ejekannya anak Yuuei di You-Ei! Lagian ngapain coba si Monoma posting foto editan Bakugou sama Shouto lagi ciuman sih? Gue kesel sendiri jadinya!"

Bakugou dan Todoroki diam-diam saling melirik, jika ada Aoyama di sana, mereka sudah bisa bayangkan pemilik wajah semi western itu akan memutar bola mata sambil bilang, "I'm done with this bullshit!" dalam bahasa Prancis.

Jirou di sebelah Yaoyorozu menyempatkan diri menyeruput jus sebelum merespons, "Lo lebih keliatan kayak, 'Fuck gue enggak peduli karena gue juga suka sama Jirou jadi Shouto juga boleh suka sama Bakugou atau Midoriya in a fucking way.' Yao."

Wajah Yaoyorozu mendadak merah, ia lantas memukul lengan atas Jirou, "Bukan gitu! G-gue, damn it, kok gue jadi gagap?!" ia lalu menangkup pipi dengan kedua tangannya sendiri, merasa malu mendengar teman-temannya di meja itu tertawa.

"Eh? Kalian terjebak dalam hubungan macam apa sih sebenernya?" Shinsou mengernyit sambil mengangkat telunjuknya, "Jirou selirnya Yao, Bakugou sama Midoriya selirnya Todoroki, gitu? Orientasi kalian itu bisexual atau semacamnya?" ia menunjuk Yaoyorozu dan Todoroki bergantian.

Midoriya di sebelahnya terkikik, "Bukan, bukan, gitu--ppft! Ini complicated, Shinsou, lo enggak bakal bisa bedain mana suka karena 'love' dan mana suka karena 'sayang' kalau lo udah deket banget sama temen lo dari kecil!"

"Momo pernah coba cium Jirou saking bingungnya dia suka Jirou kayak dia suka ke gue atau bukan. Di depan gue." Todoroki menyuap sobanya ke mulut dengan cuek, sedangkan di depannya Yaoyorozu berteriak kecil menutup wajah.

"What the fuck?" Shinsou menatap heran pada Jirou dan Midoriya yang tertawa.

Bakugou mengedikkan bahu dari posisinya, "You know, sebenernya itu hal biasa. Lo mikir itu menjijikan karena sekarang lo udah gede." ia mengarahkan sumpitnya pada Shinsou, "Lo bakal ngerasain hal yang sama kalau lo inget dulu waktu SD pernah bilang mau nikah sama Sero sampe Sero nangis-nangis karena lebih pengen nikah sama guru kelas kita."

Shinsou terlonjak di bangkunya, ia refleks meremas rambut, "Fuck, gue enggak bakal inget sama kejadian itu kalau lo enggak ngomong." Bakugou, Todoroki, dan Midoriya yang mengetahui kejadiannya dulu tertawa.

[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] Suffocating Book I: SuffocatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang