Chapter 15. The Informan and Sugar Lil Brother

355 90 0
                                    

⌜𝙎𝙪𝙛𝙛𝙤𝙘𝙖𝙩𝙚𝙙 (adj.) 𝑓𝑒𝑒𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑟𝑎𝑝𝑝𝑒𝑑 𝑎𝑛𝑑 𝑜𝑝𝑝𝑟𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑⌟

─────────────────────

Bakugou mulai bertanya-tanya tentang konsep waktu. Seperti mengapa dua puluh empat jam rasanya kian menyusut hanya menjadi lima jam per hari. Lalu terasa hanya sejumlah tiga puluh lima jam untuk seminggu. Perjanjiannya dengan Monoma yang dibuat seminggu, dari Senin hingga ke Senin lagi, hari ini sudah jatuh tempo saja. Maka, ini sudah waktunya Monoma untuk memberikan informasi tentang siapa pemilik barang-barang yang digunakan orang misterius dalam rekaman CCTV Kaminari. Namun, Bakugu sama sekali belum mendengar apa-apa.

Padahal ini sudah pukul sebelas lebih sepuluh menit. Kalau lima menit lagi belum ada kabar, Bakugou akan segera mendatangi Monoma langsung memberinya pukulan di kepala. Lucunya, entah karena kebetulan atau karena perasaan tidak enak Monoma, beberapa detik kemudian ponsel Bakugou bergetar. Monoma mengirimi Bakugou pesan, bahwa ia sudah berada di Pojok Vending Machine. Bakugou mematikan layar ponselnya setelah mengirim pesan kepada Todoroki dan Midoriya, lalu memasukkannya ke dalam saku sebelum keluar dari area kantin.

Pojok Vending Machine terletak di sisi paling kiri kantin gedung pembelajaran C Yuuei. Ada sekitar delapan mesin yang terdiri dari mesin minuman kaleng, snack, minuman berbungkus karton, dan makanan karbohidrat kecil seperti energy bar. Midoriya yang sejak jam istirahat bersama Shinsou mendiskusikan tugas akhir mereka, ikut bergegas menuju jejeran vending machine minuman kaleng di ujung kantin itu. Sementara Todoroki tidak bisa ikut. Pemuda itu sempat mengirimi Bakugou permintaan maaf singkat lewat chat. Ia, Iida, dan Yaoyorozu diminta Aizawa untuk membawa buku-buku catatan siswa 2A dari gedung guru.

Saat Bakugou dan Midoriya memasuki area Pojok Vending Machine, sosok Monoma ada di sana, berdiri di hadapan sebuah vending machine berwarna biru. Ia mengangguk ketika Bakugou berdiri di sebelahnya.

"Jangan nengok, cukup ngomong. Pura-pura aja ambil minuman."

Monoma berdehem sebagai tanda setuju, di sebelahnya Midoriya mendekat. Ikut menunjuk salah satu kaleng minuman pada mesin. Ekor mata Bakugou memperhatikan gerak-gerik Monoma, pemuda itu mulai memasukkan satu koin.

"Enggak ada satupun orang yang punya barang-barang itu di setiap kelas yang gue selidiki." Monoma menekan salah satu tombol pada mesin, "Gue curiga orang itu bukan anak Yuuei, atau justru ada di kelas lo." ia berjongkok.

Midoriya mengambil kesempatan untuk memasukkan sebuah koin, "Lo udah cari ke semua kelas? Lo yakin enggak ada yang kelewat satu pun?"

"Enggak, semua kelas bersih. Gue bisa jamin sama lo berdua kalau orang-orang gue udah kerja maksimal. Atau gue perlu cari tahu juga di kelas 2A?" Monoma mengambil kaleng yang jatuh mulus di tempat pengambilan.

Bakugou mengeluarkan koin dari sakunya bersamaan dengan tombol yang Midoriya tekan, "Enggak usah," ia beralih pada mesin berwarna kuning dan memasukkan koin ke sana, "biar gue yang nyari tahu sendiri di 2A."

"Oke, berarti urusan kita udah clear di sini, 'kan?" suara 'klak' terdengar dari tutup kaleng yang Monoma buka.

"Yeah. Thanks, Monoma." Bakugou mengedikkan bahu.

"Sebentar, di mana lo bertiga nyimpen barang gue? Tugas gue udah selesai, berarti gue harusnya juga tahu soal barang gue." Monoma berhenti melihat permukaan mesin minuman kaleng.

Midoriya yang baru meneguk minumannya berdehem kecil, "Ehm. Itu sebenernya ada di kamar lo, enggak jauh dari kasur lo. You know, di bawah lemari."

"Di bawah lemari?"

"Yeah, jadi ganjelan lemari lo lebih tepatnya." Bakugou mengangkat kalengnya di udara, tersenyum kecil ke arah Monoma yang bergumam 'what the fuck?'

Saat mereka berdua kembali ke kelas, Todoroki sedang berbincang dengan Yaoyorozu. Pemuda itu langsung mengalihkan perhatiannya dari Yaoyorozu, menyambut Bakugou dan Midoriya dengan beberapa pertanyaan. Bakugou menceritakan semua yang Monoma katakan, membuat Yaoyorozu ikut menghela napas di sebelah Todoroki.

"Lo harusnya enggak usah nolak," Yaoyorozu memelankan suaranya, "soalnya orang Monoma yang ada di kelas ini itu Shoji sama Tsuyu, soal nyari orang, mereka udah paling pro."

Bakugou tertawa sejenak, "Yao, Monoma orang yang licik. Kalau dia berhasil nemuin orang itu, gue yakin dia bakal minta bayaran lagi."

Yaoyorozu di depannya mengeluh, "Padahal lo berdua punya sugar daddy di sini, nih." ia menusuk-nusuk pipi Todoroki dengan telunjuk.

"Lo sugar mommy-nya?" Todoroki menatap Yaoyorozu sambil menaikkan alisnya, di sebelahnya Yaoyorozu mencubit paha Todoroki kesal.

Mengabaikan fakta kalau Todoroki sedang mencicil satu unit mobil bekas Dodge Challenger--yang harganya masih sama-sama mahal, Bakugou menukar pandangannya dengan Midoriya.

Mereka sama-sama ingat pernah suatu sekali merayakan natal paling mewah di rumah Todoroki. Waktu itu usia Todoroki belum genap enam tahun, tetapi kakaknya yang paling tua membawakannya hadiah bertuliskan 'Happy (Early) 6th Birthday' dengan bungkusan yang amat besar di ruang tamu.

Touya bilang Todoroki ingin hadiah tambah usia satu tahun di hari Natal, biar usianya sama seperti Bakugou dan Midoriya--dari awal Todoroki kecil selalu menolak jadi yang paling muda. Bakugou dan Midoriya pada waktu itu tidak bisa berkata apa-apa saking bingungnya mau berpikir tentang apakah tambah usia memang bisa dipercepat atau mau berpikir kenapa Touya menghadiahi adiknya yang baru lima tahun seperangkat komputer canggih.

Lalu setelah Todoroki selesai membuka bungkusan hadiahnya--lebih peduli dengan ucapan Touya tentang status usianya yang katanya sudah sah jadi enam tahun--anak itu segera menarik Bakugou dan Midoriya menuju ruang tengah. Di bawah pohon natal besar yang berkelap-kelip, bertumpuk-tumpuk kado tergeletak. Mereka masih ingat tangan kecil Todoroki mengulur ke arah kado-kado itu.

"Semua, semuanya buat Bakugou sama Midoriya!"

Bakugou tertawa kecil, "Nope. Bukan sugar daddy," ia mengacak rambut Todoroki, "Sugar lil brother."

"Uh, our sugar lil brother." Midoriya berkomentar sambil ikut mengacak rambut Todoroki.

Todoroki sendiri refleks menepis tangan Bakugou dan Midoriya, "Enggak ya, gue enggak pernah lebih muda dari lo berdua! Secara ilmiah waktu natal yang itu gue beneran udah keitung enam tahun!" di depannya Bakugou dan Midoriya tertawa.[]

[Todoroki Shouto | Bakugou Katsuki] Suffocating Book I: SuffocatedWhere stories live. Discover now