U

91 16 2
                                    

Terhitung sudah 5 hari youngjae di rawat di rumah sakit dan kesehatannya sudah berangsur2 pulih. Selama beberapa hari tersebut, nyonya wang dan kedua putranyalah yang bergantian menjaga dan menemani youngjae selama di ruang rawat itu.




Saat ini mereka sedang bersiap2 untuk pulang dan menunggu jackson yang sedang mengurus administrasi perawatan youngjae. Nyonya wang mendekati youngjae yang telah duduk di pinggir ranjang dan menarik sebelah tangan youngjae lalu bertanya kepadanya.



' sayang...sebentar lagi kita pulang. Kamu mau pulang ke rumah tante atau ke rumah mama papa kamu ? '




Nyonya wang menanyakan hal tersebut bukan tanpa alasan. Walaupun ia berharap agar youngjae mau untuk kembali ke kediaman keluarga wang, namun nyonya wang tentu tidak ingin memaksakan hal itu dan tetap memberi kebebasan pada youngjae untuk memilih sesuai dengan keinginannya.


' tante sebenarnya ingin kamu itu tinggal di rumah tante aja supaya tante bisa merawat kamu lagi. Tapi kalau kamu ingin kembali ke rumah kamu juga tidak masalah ' lanjut nyonya wang tapi dengan nada suara yang sedikit putus asa karena kalimat terakhirnya.



Youngjae menatap wanita paruh baya itu dan memasang senyum di wajahnya yang masih terlihat sedikit pucat.


' apa youngjae masih boleh tinggal di rumah tante ? Youngjae janji gak akan merepotkan tante dan akan membantu pekerjaan di rumah tante '

Nyonya wang dengan cepat menggelengkan kepalanya karena merasa kurang setuju dengan ucapan gadis itu.


' tentu saja boleh sayang. Kamu gak pernah merepotkan tante sama sekali. Kamu udah tante anggap seperti putri tante sendiri dan mengenai pekerjaan rumah itu sudah ada banyak asisten yang mengerjakannya. Kamu hanya perlu istirahat yang cukup dan kamu bisa mengatakan apapun sama tante tentang semua hal yang ingin kamu lakukan jika merasa bosan. Asal jangan mengerjakan pekerjaan rumah. Tante tidak mau kamu melakukannya '



Ucapan nyonya wang tentu saja disambut baik oleh youngjae yang memang masih trauma untuk kembali ke rumah mama papanya. Gadis itu takut apabila suatu waktu jinyoung datang kembali untuk mencelakai dirinya maupun bayi di perutnya. Entah sejak kapan mulanya yang pasti bukan lagi perasaan suka atau cinta lagi yang youngjae rasakan apabila mengingat pemuda yang telah menghamilinya itu melainkan rasa trauma dan juga takut. Bayangan tentang sikap kasar jinyoung juga pemaksaannya waktu itu yang selalu melintas di kepalanya youngjae bahkan terbawa mimpi.



Setengah jam kemudian jackson telah kembali dari mengurus biaya administrasi youngjae. Youngjae dibantu oleh jackson didudukkan di kursi roda agar lebih mudah melangkah menuju parkiran karena kakinya yang belum kuat untuk berjalan jauh.





Hari ini merupakan hari terbaik sepanjang hidup cindy di dunia ini. Apa yang selama ini menjadi impian dan keinginannya akhirnya tercapai. Menghabiskan waktu pergi ke salon, jalan2 ke mall, makan siang dan nonton di bioskop semuanya gadis itu lakukan bersama kekasih barunya yang tidak lain adalah park jinyoung.


Sesuai dengan kesepakatan keduanya, jinyoung mau tidak mau harus menuruti keinginan gadis itu. Lagipula pemuda itu tidak lama lagi akan pergi dan meninggalkan semuanya di kota ini sehingga ia hanya perlu diam dan mengikuti saja walaupun harus menahan rasa sesak di dadanya.


Flashback

Jinyoung hampir saja berbalik untuk menolong youngjae yang sudah ia paksa meminum obat tadi. Kakinya bolakbalik bergerak dan kepalanya berpikir keras akan tindakan yang baru saja ia lakukan kepada kekasih yang sangat dicintainya itu. Hatinya sakit dan air mata menetes di pipinya mengingat bahwa dirinyalah yang menjadi pembunuh darah dagingnya sendiri dan memilih memutuskan hubungan dengan youngjae. Pemuda itu menyesal tapi terlalu takut untuk mengakui kesalahannya kepada kedua orang tuanya. Dengan mengabaikan hatinya yang juga hancur, jinyoung akhirnya pergi meninggalkan youngjae setelah menelepon ambulans dan berharap ada yang akan menyelamatkan gadis itu.

CINTA KARNA CINTAWhere stories live. Discover now