06. Tipe Selingkuh

1.2K 248 18
                                    

Enjoy reading

Keesokanya di kantin sekolah SMA Aja, gengnya Esam pada kumpul seperti biasa tanpa Migell yang was-was sama kedatangan cewenya soalnya Jessa juga ikut gabung. Gak mungkin kan temen-temen Jessa gak ikut?

Kenapa Migell was-was?

Mereka kan lagi fase diem-dieman—seenggaknya itu bagi Migell. Makanya saat temen-temenya pada ngumpul satu meja ditempat biasa mereka makan, cuma Migell yang sekarang malah ngungsi ke meja salah satu ciwi-ciwi 'hits' di SMA Aja.

"Mabar yok!" seru Jeka bersemangat yang langsung dihadiahi anggukan gak kalah antusias sama June dan Yoga yang lagi gabut gara-gara pencetus kerusuhan lagi ngungsi sementara.

"Skuy lah! Bangunin si Bambang noh kita mabar, Cabe sama Jomblo ikut gak?" tawar Yoga.

Maksudnya Cabe itu si Ben sementara Jomblo itu Jo. Jo mendengus sambil memutar bola matanya, sementara Ben langsung nyablak, "Mukak lo cabe! Ogah gue mabar sama bocah noob kek kalian bertiga."

"Woah! Elo bang, songong lo ya!" ujar June lebay bahkan bagian 'woah'-nya dia mangap lebar-lebar, dia nepuk bahu orang yang duduk di sampingnya. "Han-han ulekan mana ulekan? Gue bikin sambalado eh-eh sambalado cintamu sambalado..."

"Mata lo teleportasi, itu Edwin bukan Yohan bego." sembur Bambam sebelum Edwin membuka mulutnya.

June menoleh dan benar saja bahu yang dia kira punya Yohan ternyata punya Edwin yang ekspresinya udah datar banget sedatar tembok kamar mandi cowo yang baunya naudzubillah.

Jeka yang udah gak sabar menengahi, "udah-udah kita mabar aja, skuy lah daripada ribut mulu."

"Gaskeun!"

"Tapi..." Yoga tiba-tiba nyeletuk dan gantungin kalimatnya bikin 3 pasang mata natap dia penasaran plus greget, "... kita mau mabar apa?"

Jeka berseru. "PAPJI!"

"Hayok lah!"

"Gue ikut." kata Yohan tiba-tiba hal itu bikin Bambam yang duduk deket dia langsung nepuk-nepuk bahu dia bahagia gitu.

"Weh Pak Ketos ikutan, siap-siap kalah ya." timpal June dengan gaya selengean seperti biasa.

Yohan memutar bola matanya, mereka berlima mulai mabar tuh. Sementara yang lain sibuk sendiri, Edwin biasa dengan tugas-tugasnya, Jo dan Ben lagi tebar pesona, Esam dan Jessa pasti tau lah lagi ngapain.

Gak lama Rossel dateng sama Jaevin di belakangnya ada Adelisa. Rossel menekuk wajahnya dan Jaevin sibuk nenangin Rossel. Adelisa cuma diem jalan doang habis itu duduk di sebelah Yohan tepat di depan Edwin.

Dia ikut duduk gengnya Esam karena emang meja kantin udah penuh semua.

"Dengerin aku dulu." bujuk Jaevin sambil coba megang tangan Rossel tapi ditepis, mereka masih berdiri deket meja gengnya Esam.

"Dengerin apa? Dengerin kalo kamu nerima cokelat dari adek kelas tersayang kamu itu?" sinis Rossel sambil menekan kata yang digaris bawahi.

"Adek kelas tersayang apa sih, Sel. Aku sama Zela itu gak ada apa-apa." jelas Jaevin dengan muka pasrah.

"Terus kalo gak ada apa-apa, kenapa ada tulisan 'Jangan lupa telpon aku nanti malem ya, Kak' itu maksudnya apa?!" kali ini Rossel menaikan volume suaranya sampe beberapa orang fokusin atensi mereka ke dua orang itu.

Migell yang posisi duduknya gak jauh-jauh banget dari meja gengnya pun masih bisa denger. Meski dari awal liat Migell keliatan lagi ngobrol santuy sama ciwi-ciwi hits, dia sebenernya gak pernah alihin pandanganya buat liat ke arah temen-temenya.

Teenager LoveWhere stories live. Discover now