12. Pribadi Orang Lain

999 229 12
                                    

Enjoy reading

Keesokan paginya, seperti tulisan Migell dalam Surat Pernyataan bahwa dia bakal ngejar Adelisa mulai sekarang. Jadi dia bangun pagi buat berangkat bareng sama pacarnya.

Ihik, pacar 🌚

Itu nama kontak Adelisa di ponsel Migell.

"MAH! Kemarin Geon liat abang di Cafe sama cewe peluk-pelukan." teriak Geon dipagi hari yang cerah, tapi setelah teriakanya langsung jadi suram bagi Migell.

Mama Migell bersedekap dada lalu menatap puteranya dengan tatapan horror, "siapa lagi sekarang?"

Migell yang lagi makan nasi goreng nyengir di depan Mamanya, padahal kakinya di bawah meja udah nendang kaki adeknya yang duduk di sampingnya.

"Enggak, Mah. Adek pasti salah liat, matanya minus. Kebanyakan warnetan pasti."

Sekarang giliran Geon yang ditatap horror sama Mamanya. Migell cekikikan seneng liat adeknya yang jadi sasaran sementara tanganya di balik meja highfive sama Papanya.

"Ya udah Migell berangkat ya Mah." pamit Migell setelah ngehabisin susunya terus siap-siap pake tas.

"Eh, abang tunggu!"

Migell noleh, dia senyum sambil nyugar rambut, "udah Mah, kunci motornya dipega—"

"Siapa yang mau ngasih kunci motor, orang uang saku kamu belum Mamah kasih. Kamu mau berangkat tanpa uang saku? Ya udah sana."

Migell auto ngerogoh saku kemeja seragamnya, gak ada dia pindah ke saku celana yang juga gak ada.

Habis itu dia nyengir, "eh iya, duitnya belom ada. Maah~"

"Minta Papah kamu."

Laki-laki yang sedari tadi diem dan makan dengan tenang berharap gak jadi sasaran semburan isterinya, seketika tersedak.

"Uhuk-uhuk, Mah! Uang kantor Papah masa berkurang lagi." protes laki-laki yang menjadi Ayah Migell.

"Gak usah sok sibuk di kantor. Kerjaan Papah itu cuma duduk, tanda tangan kontrak dah dapet duit. Papah gak masuk sehari, itu perusahaan gak bangkrut." cerewet Mama Migell yang langsung bikin suaminya kicep.

Akhirnya Migell berangkat dengan senyuman berbeda dengan Papanya yang memasang ekspresi kesal.

"Tapi beneran, Mah. Adek kemarin liat Abang di Cafe pel—WAA SAKIT MAH!"

"Lari, Gell. Lari." kata Papanya Migell nyuruh anaknya lari cepet-cepet sebelum kena jeweran Menteri Keuangan dalam keluarga.

Migell senyum-senyum gak jelas, dia balik karena emang jarak dia sama Mamanya yang lagi jewer adeknya udah lumayan jauh.

"Besok, Mah. Cewe Migell, Migell bawa kesini," serunya habis itu lari ngibrit biar ga kena...

DUK

"MAHH KOK KENA KEPALA PAPAH SIHH?!"

"Ups! Uang bulanan jangan dipotong ya, Pah."

"Itu Papah kena panci lemparan Mamah, kemungkinan jadi Sangkuriang berapa per—AAAAKH MAMAH SAKITT!"

Skip aja, Migell akhirnya sampe sekolah tanpa berangkat barengan sama Adelisa. Pertama PDKT udah apes ditambah tadi belum bisa keluar dari bus terpaksa dibayarin adek kelas cewe pake kartu gitu.

Tapi  untungnya berangkat pagi buat dia itu bisa main ke kelas Adelisa yang ternyata gadis itu belum masuk. Dia duduk di bangku gadis itu sambil bermain ponsel dan menunggunya.

Teenager LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang