21. Akhirnya Kencan! Asli!

987 200 22
                                    

Enjoy reading

Setelah pulang sekolah Adelisa dibawa Migell entah kemana, tentunya Adelisa udah pamit ke orang tuanya kalo dia bakal pulang telat hari ini.

Tapi pas ke parkiran dia liat Jessa sama Rossel barengan nyamperin mereka.

"Kalian mau..."

"Kencan Kak Jess," kata Migell sambil cengengesan. Jessa cuma tersenyum maklum sementara Rossel jelas mendengus kesal.

"Temen lagi susah bukanya ditemenin malah sibuk pacaran," gumam Rossel dengan menampilkan ekspresi gak suka yang kentara jelas.

Jessa cuma senyum sopan terus narik lengan Rossel ngejauh dari Migell dan Adelisa.

"Jan ngomong kek gitu," kata Jessa mencoba menenangkan Rossel yang gak tau kenapa tiba-tiba jadi sensi banget, "faktanya dua tahun kita kenal Adelisa kita gak pernah sedeket itu, Sel. Bahkan kita tau dia punya phobia kegelapan aja kemarin, terus lo mau egois sekarang?"

"Belain aja terus, Kak Jess udah mulai sok wise kaya dia! Cih, udahlah gue mau ke rumahnya Kak Jean aja,"

Sepeninggal Rossel, Jessa menghela nafas lelah. Karena bukan cuma dua temanya saja yang punya masalah, dia pun sama dan berkaitan dengan orang yang sama juga.

"Gell, kayanya hari ini kita gak bisa pergi deh," kata Adelisa dengan nada yang gak enak.

Migell yang awalnya semangat banget seketika lemah, lesu, lunglai. Tapi dia tetep senyum dibalik helm fullfacenya lumayan lah hari ini seenggaknya Adelisa udah mau dibonceng sama dia.

"Ya udah aku anter kamu pulang, oke?"

Adelisa tersenyum, "makasih."

Ngeliat senyuman Adelisa dari kaca spionya ngebuat Migell melebarkan senyumnya. Ya walaupun Adelisa belum meluk dia kaya mantan-mantanya pas dibonceng, Migell udah seneng kok.

Di rumahnya Jeanni yang halamanya berhektare-hektare, karena kan diantara mereka berempat keluarganya Jeanni tuh yang paling kaya dan berpengaruh lah. Karena ibunya Jeanni masuk salah satu pemegang saham di perusahaan berita nomor satu, sementara ayahnya itu CEO perusahaan.

Beda dengan Rossel yang berlatar belakang keluarga pengacara, Jessa dari keluarga dokter, sementara Adelisa dari keluarga berlatar belakang militer.

Di bawah gazebo kayu di sudut sebuah taman, Jeanni duduk berpelukan dengan Rossel. Gadis bermata kucing itu nangis sampe sesenggukan.

"Yang sabar ya Kak Je, masih banyak cowo yang—"

"Gue gak masalah, Sel. Gue gak masalah dia selingkuh sama cewe manapun tapi kenapa harus Lisa?!"

Rossel terkejut, belum sempat pulih Jeanni melanjutkan kalimatnya.

"Lo tau kan Taero sendiri yang pertama kali ngenalin Adelisa ke kita waktu pertama kali masuk sekolah? Dia juga yang nyuruh kita buat selalu nemenin Adelisa biar dia gak dibully Tapi sekarang kenapa jadi kek gini?"

Air mata kembali membasahi pipi gadis itu, Rossel tanggap lalu segera membawa kepala Jeanni ke dadanya untuk di peluk walau nanti pastinya akan ada ingus yang menempel.

"Hiks... hiks... s-sejak Migell sama Adelisa jadian semua berubah, termasuk Taero. Dia... d-dia..."

"Sst jangan dilanjutin Kak, nangis aja dulu nanti kalo udah agak tenangan baru ngomong."

Beneran dong Jeanni nangis kenceng sampe Rossel nutup telinga. Habis itu setelah beberapa menit dan habis minum akhirnya Jeanni tenang.

"Kenapa Adelisa, Kak?"

Teenager LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang