10. Behind The Scene

996 236 17
                                    

Enjoy reading

"Kamu apa-apaan sih, Ro?!" sentak Jean saat dia tiba-tiba ditarik Taero ke salah satu sudut sekolah yang lumayan sepi.

"Kamu yang apa-apaan, Je. Masalah aku selingkuh itu gak ada hubunganya sama Adelisa, jangan mojokin dia kaya tadi," ujar Taero dengan nada sedikit keras dia sadar diri sekarang tengah berbicara dengan seorang gadis, gak baik kalo sambil marah-marah.

"Terus kenapa kamu belain dia?! Atau jangan-jangan dia yang jadi selingkuhan kamu?!" tuduh Jean dengan emosi yang tidak bisa ia tahan lagi.

"Enggak dengerin dulu..."

"Kamu jahat, Ro. Kamu jahat!" seru Jean tanganya memukul-mukul dada laki-laki yang berdiri di hadapanya dengan air mata yang mulai turun.

"Aku kurang apa sampe kamu ingkarin janji kamu ke aku buat setia, hah?!" Jean berteriak, "jawab!"

Melihat gadis di depanya menangis dengan cara menyedihkan, Taero hanya bisa merengkuhnya meski gadis itubeberapa kali memukul. Tidak ada kata-kata manis membujuk untuk berhenti, tidak ada senyum hangat penyemangat, tidak ada lelucon konyol penghibur yang biasanya laki-laki itu lontarkan. Ini menegaskan bahwa apa yang gadis itu prasangkai itu benar.

"Hiks hiks hiks..."

"Kamu terlalu sempurna buat aku, Je." bisik Taero setelah melepas pelukan mereka.

Sebelum tangis Jean mereda, Taero berbalik pergi dengan ekspresi sok biasa aja. Jean menatap dengan lamat punggung tegap pacarnya yang lama kelamaan hilang dibalik tikungan koridor.

"Kalo lo gak ada lagi perasaan sama gue, kenapa masih pertahanin hubungan ini...?" gumam Jean pada dirinya sendiri.

Faktanya bukan cuma sekali Jean menghadapi kenyataan kalo Taero itu menjalani hubungan dengan cewe lain selain dia. Sudah banyak Taero ngelakuin hal itu, wajah bahagia sebagai pasangan yang menurut orang-orang itu couple goals banget nyatanya cuma kepura-puraan.

Sementara itu disisi lain saat jam istirahat usai, Jaevin menemani Rossel ke kelasnya. Biasanya saat mereka berjalan hanya berdua seperti saat ini, Jaevin lebih aktif bertanya tentang bagaimana harinya lalu apa yang akan dia lakukan besok. Itu mungkin pertanyaan yang terdengar remeh atau sepele tapi bagi Rossel itu manis.

Tapi tidak hari ini, sejak kejadian di kantin tadi laki-laki itu lebih banyak diam dan menatap kosong sama seperti saat ini.

Gadis itu mendongak menatap wajah side profile pacarnya, "Jae."

"..."

"Sayang."

"..."

"Jaevin!"

"..."

"Jaevin ih!" panggil Rossel sambil menghempaskan genggaman tangan mereka.

Merespon tingkah Rossel yang tiba-tiba Jaevin hanya linglung sejenak kemudian menatap pacarnya bingung dan panik, "kenapa, yang?"

Memajukan bibirnya dan melipat kedua tanganya, Rossel berjalan dengan cepat dengan wajah tertekuk meninggalkan Jaevin dengan sejuta pemikiran tentang laki-laki yang bersetatus sebagai pacarnya itu.

Karena bosen settingnya kalo gak dikelas ya dikantin, sekarang kita ganti setting di Cafe Namanya. Cafe yang belum lama buka tapi udah banyak pengunjung karena emang makananya enak plus tempatnya Instagram-able. Apalagi kelas 12 kan lagi libur les kan mumpung gitu.

Awalnya tuh Jean gak mau, tapi tiba-tiba si Taero dateng terus ngajak mereka ke sana. Jaevin pun dengan semangat ngajak Rossel mereka seakan lupa sama kejadian tadi di kantin.

Teenager LoveWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu