Chapter 17

106 17 2
                                    

Narnia belongs to CS Lewis and Peter Pan belongs to JM. Barrie⚔️🧚🏻

Happy reading!

—————

Sudah sebulan lebih Edmund dan Wendy berpacaran, dan mereka menjadi lebih mengenal satu sama lain. Mereka sering menghabiskan waktu berdua di perpustakaan atau di taman, walaupun begitu, mereka masih bergaul dengan teman-temannya.

Seperti saat ini, Wendy sedang pergi keluar bersama Maddie dan Regina, ia menemani Regina untuk membeli sesuatu untuk kado ulang tahun pacarnya.

"Apa yang ingin kau beli, Reg?" Tanya Maddie kepada Regina.

"Tidak tahu juga, aku masih memikirkannya".

"Bagaimana jika buku catatan, jadi bisa ia pakai untuk sehari-hari" kata Wendy.

"Hmm... kau benar juga, Wendy! Baiklah!" Regina berjalan ke area alat tulis dan mencari buku catatan untuk hadiah.

Setelah membeli hadiah, mereka bertiga menuju ke sebuah cafe.

"Oh iya, ngomong-ngomong, kalian sudah mendapatkan pasangan untuk prom?" Tanya Maddie lalu menyeruput tehnya.

"Aku akan pergi dengan Dean Taylor. Kau tahu, saat kami di kelas biologi, kami berdua sama-sama mengeluh karena tidak bisa membawa pacar kami ke prom, jadi kami pergi berdua. Aku tahu, sedikit aneh". Maddie dan Wendy terkikik kecil.

"Aku akan pergi dengan Jo Benson, dan kau tahu Reg... kurang lebih alasannya sama denganmu".

"Jadi bagaimana denganmu Wendy? Apakah Pevensie sudah mengajakmu?" Tanya Maddie sambil menyeringai.

"Uh... um, belum".

Regina menyeruput tehnya dan berkata kepada Wendy, "Oh, hmm... pasti dia sedang menyiapkan kata-kata romantis untuk mengajakmu ke prom".

"Oh astaga, kau berlebihan".

***

"Kau belum mengajak Darling? Bagaimana jika dia diajak seseorang ke prom sebelum kau sempat mengajaknya?" Kata Matthew yang sedang melihat Edmund dan Louis main catur.

"Oh wow, kau sangat visioner sekali" balas Edmund tanpa berpaling dari papan caturnya.

Edmund menggerakkan bidaknya kembali, lalu berkata, "Lagipula, kau sendiri memang sudah mengajak seseorang? Kau kan tidak bisa mengajak gadis kesayanganmu itu".

Matthew merebahkan dirinya di kasur dan memandang langit-langit kamar, "Hmm... belum sih, lagipula siapa yang membuat peraturan konyol tentang hanya murid tahun ketujuh yang bisa ikut ke prom?"

Kali ini Louis bersuara, "Kau tanya saja kepada Howle, dia kan ketuanya. AH- Sial".

"Skak mat! Kau berhutang lima pound kepadaku, bung" Edmund menyeringai dan menaikkan alisnya sementara Louis hanya menghela napas atas kekalahannya.

"Kau bodoh melakukan tanding catur dengan Edmund, dia pemain catur terbaik di sekolah ini".

"Ya benar, harusnya aku bertanding denganmu, dan aku meminta sepuluh pound darimu".

"Pfft, sialan kau. Hei ngomong-ngomong kau sudah mengajak White?"

"Sudah, aku mengajaknya dua hari yang lalu".

"Ayo, siapa lagi yang ingin mencoba kalah dariku, Matt, kau belum coba".

"Sialan kau Ed".

"Oke kalau begitu, aku mau ke klub catur, kalian mau ikut?"

"Tidak" jawab Matthew dan Louis bersamaan. Edmund hanya menaikkan alisnya dan berjalan pergi ke ruang catur.

Sepanjang jalan, Edmund memikirkan perkataan Matthew, ia belum mengajak Wendy untuk pergi ke prom bersamanya. Setiap ia ingin membahasnya, ia merasa jantungnya langsung berdetak dua kali lebih cepat. Ternyata untuk seorang kesatria Narnia, mengajak seorang gadis ke prom merupakan hal yang berat.

Sesampainya ia di klub catur, ia melihat beberapa juniornya yang sedang latihan dengan santai, dan beberapa teman-temannya yang sedang mengobrol di sudut ruangan. Edmund menghela napas, kenapa harus ada Gisele Howle disini, katanya dalam hati.

"Hai Ed".

"Hai, Howle".

Howle terlihat terdiam sejenak dan tersenyum kikuk, sementara Edmund hanya melemparkan pandangan bingung kearahnya.

"Um... jika tidak ada yang mau kau bicarakan aku harus segera-"

"Edmund... maukah kau ke prom bersamaku?"
Edmund membelalakan matanya tak percaya, Gisele Howle barusan berkata kepadanya bahwa ia ingin mengajak Edmund ke prom!

Edmund berdehem lalu berkata, "Um, Howle... uh... bagaimana aku mengatakannya? Um... kau pasti sudah dengar dari Hart bahwa aku berpacaran dengan Wendy, kau pasti tahu itu kan? Yaa... dan itu berarti... aku mengajak Wendy, k-kau tahu kan? Dan aku yakin banyak sekali yang ingin mengajakmu ke prom, oke?"

Raut muka Howle seketika sendu namun ia langsung tersenyum, "Oh astaga apa yang aku pikirkan... ya tentu saja, tentu saja, astaga aku bodoh sekali, uhm... sepertinya aku harus pergi, daah". Dan Howle berjalan cepat meninggalkan ruangan catur.

Edmund hanya melihat Howle pergi dan merenung, sepertinya ia harus segera mengajak Wendy, ia takut jika ada seseorang yang mengajak Wendy, dan Wendy menyetujuinya karena Edmund telat mengajaknya ke prom.

Ia hanya menggelengkan kepalanya dan berkumpul dengan teman-temannya agar ia tidak stres memikirkan hal ini.

—————

Hulaaaa❤️

Chapter 17 sudah di up!
Thank you so much yang udah baca sampe sini dan ngasih vote dan komen komen❣️

Oiya kalau yang bingung kenapa Edmund jago banget main catur, karena kalau di buku itu sangat jago dalam mengatur strategi, jadi salah satu permainan favoritnya catur mwehehe

As always, kritik dan saran sangat diterima❤️ kalo mau tanya tanya juga boleh!!! Tinggal comment ajaa❣️

Kalau suka cerita ini jangan lupa comment dan vote yaa❤️

Sincerely, autumninterest

Duke of Lantern Waste and Red-Handed JillTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang