Chapter 25

48 7 1
                                    

Narnia belongs to CS Lewis and Peter Pan belongs to JM. Barrie⚔️🧚🏻

Happy reading!

—————

Wendy, keluarganya serta bibi Millicent sedang berada di ruang musik sembari mendengarkan ibunya bermain piano. Beberapa anak ada yang bernyanyi sembari berlarian, sementara bibi Millicent sedikit pusing melihatnya. Wendy selalu melihat kearah ayahnya saat ibunya sedang bermain piano, disitu Wendy sadar, ayahnya seperti selalu bertambah cintanya kepada ibunya saat ia sedang bermain piano. Tatapan ayahnya ke ibunya benar-benar seperti orang yang jatuh cinta pertama kalinya.

"Oke, sudah!" Ny. Darling menghentikan permainan pianonya dan semua memberikan tepuk tangan yang meriah.

Setelah dari ruang musik, mereka menuju ke ruang makan untuk makan malam. Kali ini menunya adalah Shepherd's Pie hangat yang siap untuk disantap. Semua orang terlihat menikmati makanannya, tanpa cemas seperti beberapa tahun kebelakang saat perang berlangsung.

Selesai makan, mereka kembali ke ruang musik sembari meminum segelas teh hangat.

Setelah memberikan semua teh hangat, ibunya menghampiri Wendy yang sedang duduk santai di bangku.

"Senang ya, melihat semua terlihat bahagia seperti dulu lagi".

Wendy menatap ibunya dan tersenyum, lalu berkata, "Um... ibu?"

"Ya?"

"Sebenarnya ada yang belum ku ceritakan di surat kita".

"Oiya, apa itu?"

"Um..." Wendy terdiam sejenak, lalu kembali berkata, "Aku sudah punya pacar".

Ibunya kaget lalu tersenyum bahagia, "Benarkah? Kenapa kau tidak menceritakannya kepada ibu?"

"Aku terlalu malu menceritakannya saat itu, walaupun itu di dalam surat. Selain itu, aku takut kau akan memberitahu ayah soal ini".

"Wendy, kenapa kau mesti takut?"

"Entah, hanya... aku tidak siap" jawab Wendy tersipu malu.

"Sayangku, percayalah, mungkin ayahmu akan terlihat sangat galak di depan pacarmu nanti, namun sebenarnya, ia hanya ingin melihat, apakah pacarmu itu benar-benar bisa menggantikan ayahmu melindunginya. Ayahmu tidak ingin ada laki-laki asing masuk dalam kehidupan putrinya lalu hanya menghancurkan hatinya. Sayangku, ayahmu sangat menyayangimu". Ibunya mengelus lembut kepalanya dan bangkit pergi dari kursi.

Wendy memandang lurus kearah ayahnya, sembari memikirkan apa yang dikatakan ibunya. Memang hubungan mereka menjadi lebih baik saat Wendy dan saudaranya pulang dari Neverland, namun, terkadang masih ada jarak diantara Wendy dan ayahnya. Ia tidak tahu mengapa jarak itu masih ada, walaupun terasa samar sekali.

Ibunya kembali duduk di kursi dengan membawa secangkir teh, dan membuat Wendy buyar dari lamunannya.

Dan ayahnya sadar bahwa sedari tadi ia dilihat oleh putrinya akhirnya menghampirinya. "Ada apa Wendy?"

"Uh? Um..." matanya memandang kearah ibunya, dan ibunya hanya tersenyum tipis.

"Aku... aku... ingin memberi tahu sesuatu kepada ayah". Ibunya langsung menyingkir dari kursi agar Tn. Darling bisa duduk.

"Ada apa nak?"

Jantung Wendy cukup berdegup kendang saat ayahnya bertanya, ia memilin kecil gaunnya untuk menghilangkan rasa gugupnya.

"Um... ayah, aku... aku... punya pacar di sekolah".
Ayahnya langsung duduk lebih tegap seketika saat mendengar perkataan putri sulungnya. Ia lalu memandang wajah istrinya dan Ny. Darling hanya mengelus lembut pundaknya. Wendy semakin kencang memilin gaunnya, namun ia merasa ayahnya seperti ditenangkan oleh ibunya hanya dengan elusan lembut di pundaknya. "Siapa namanya nak?" Jawab Tn. Darling dengan suara yang lebih tenang.

Duke of Lantern Waste and Red-Handed JillWhere stories live. Discover now