Chapter 26

49 5 2
                                    

Narnia belongs to CS Lewis and Peter Pan belongs to JM. Barrie⚔️🧚🏻

Happy reading!

—————

Edmund terlihat gelisah sore ini. Sedari tadi ia memastikan bahwa pakaiannya baik-baik saja. Ia akan menjemput Wendy malam ini, saat malam natal. Ia sudah cukup grogi dengan Peter yang terus menerus menggodanya. Ia bukan tidak berani membalas menggodanya, tapi ia harus akui, Peter lebih baik dalam hal seperti ini. Ia pernah menggoda Peter sekali saat malam prom, namun Peter bisa mengatasi kegugupannya kurang dari lima belas menit.

Edmund sekarang sedang berada di dalam bis. Tadinya ayahnya ingin menawarkan diri untuk menjemput Wendy bersamanya, namun Edmund menolak, ia ingin menjemput gadisnya sendiri.

Tak lama, bis itu berhenti di halte terdekat dengan rumah Wendy. Jantung Edmund makin tidak karuan seiring dengan makin dekat ia berjalan ke rumah Wendy.

Hei! Kau adalah Raja Narnia! Ini harusnya menjadi hal yang mudah bagimu, ia mencoba menenangkan dirinya sendiri dalam hati, tapi sepertinya itu tidak terlalu berpengaruh.

Ia sudah di depan pintu rumah Wendy, dan sebelum menekan bel, ia merapihkan mantelnya dari butiran salju.

Edmund mendengar suara langkah kaki mendekat ke pintu, memegang kenop dan memutarnya. Saat pintu terbuka, terlihat sosok laki-laki yang kira kira berusia tiga puluhan dengan rambut halus dan mata yang persis seperti mata Wendy. Mata biru itu menatap Edmund sekarang.

"Ya?"

"Um, saya Edmund Pevensie, pak, saya ingin bertemu dengan Wendy".

Pria itu menatap Edmund dengan serius, lalu menoleh ke dalam rumah dan memandangnya lagi dengan ekspresi yang sama.

"Silahkan masuk".

Edmund masuk ke rumah itu dan langsung terlihat beberapa anak laki-laki yang sedang berlarian, membaca buku ataupun memakan kukis. Mereka melihat ke arah Edmund sembari berbisik bisik, walaupun Edmund tidak mengetahui apa kata-kata yang keluar dari mulut mereka, tapi ia tahu persis apa yang dibicarakan.

Edmund mengikuti pria itu ke ruangan dengan beberapa sofa dan piano di sudut ruangan. Edmund di persilahkan duduk oleh pria itu. Dan tanpa basa basi, ia beranjak pergi dari ruangan itu.

Beberapa menit kemudian, seorang wanita cantik menghampiri Ed dengan senyum menawannya. Ia benar-benar mirip Wendy, terutama bibirnya, bibir yang merekah saat ia tersenyum, persis seperti saat Wendy tersenyum riang ke arahnya.

"Kau pasti Edmund Pevensie bukan? Wendy sering menceritakanmu".

Seketika Edmund merasa air liurnya kering, namun ia tetap tersenyum dan tenang. Satu hal yang ia pelajari saat menjadi Negosiator di Narnia, ternyata bisa berguna juga disini.

"Iya Ny. Darling, saya ingin mengajak Wendy untuk makan malam dirumah saya".

"Tunggu sebentar ya, Wendy sedang bersiap. Atau kau mau ku buatkan teh? Cuaca cukup dingin bukan diluar?"

"Oh tak usah repot Ny. Darling, saya hanya sebentar saja".

Tak lama, Wendy masuk ruangan diikuti oleh Tn. Darling dari belakang. Edmund sempat terpana beberapa detik saat melihat Wendy, gadis itu terlihat sangat cantik dari biasanya. Dengan dress simpel musim dingin berwarna biru periwinkle, kontras dengan lipstick merah di bibirnya, serta rambutnya yang ditata menjadi lebih bergelombang. Tak disadari, Edmund tersenyum kagum yang membuat Wendy juga ikut tersenyum.

"Apakah aku membuatmu menunggu lama Ed?"

Edmund tersadar dari lamunannya dan menjawab, "Oh tidak kok, tidak sama sekali".

Duke of Lantern Waste and Red-Handed JillWhere stories live. Discover now