14.

4.1K 323 2
                                    

Ketika sedang asyik menonton live instagram aktor tampan Jefri Nichol, suara bel yang dipencet seseorang di luar sana membuat Kira mendengus kesal. Orangtuanya sedang menginap di rumah neneknya, itu artinya Kira lah yang harus memeriksanya sendiri.

"Siapa sih yang pencet-pencet bel? Ganggu gue nonton suami virtual gue aja!" gerutunya kemudian keluar dari kamar menuruni anak tangga untuk sampai ke pintu utama.

Kira membuka pintu. "Ya cari sia---- MELATI!"

Kira membelalak melihat sahabatnya menangis tersedu-sedu dengan pipi yang tampak bengkak. Dengan cepat Melati menghambur memeluk Kira dan menumpahkan air matanya di bahu sahabatnya. Tentu saja Kira dibuat terheran-heran.

"Mel, kenapa?" pertanyaan itu yang pertama lolos dari mulut Kira. Tangannya yang memiliki jari begitu lentik mengelus punggung Melati.

Melati tak kunjung menjawabnya, hanya isak tangis yang Kira dapatkan.

"Mel, tenang. Kita masuk ya?"

Kira langsung menuntun Melati masuk ke dalam rumahnya. Kira yakin sekali ada masalah besar yang menimpanya. Dia membawa Melati ke kamarnya agar lebih tenang.

Keduanya duduk di tepi kasur. Melati masih berurai air mata. Kira langsung ngacir ke dapur untuk mengambil segelas air dan es batu. Tak butuh waktu lama dia langsung kembali.

"Mel, minum dulu biar lo tenang," ucap Kira sembari membantu Melati untuk minum. Melati awalnya tidak mau tapi Kira berhasil membujuknya.

"Gue kompres pipi lo yang lebam, ya?" pinta Kira tapi Melati hanya diam saja menatap kosong ke depan. Tangisannya sudah mereda tapi dia masih sesegrukan.

Rasa dingin dari es batu yang menyentuh pipinya membuat Melati sedikit meringis.

"Lo kenapa, Mel? Kenapa bisa bonyok kaya gini?" tanya Kira sambil terus mengompres pipi Melati dengan hati-hati. "Lo habis tawuran?"

"Kalau gue ceritain apa lo mau percaya?" akhirnya Melati membuka mulut meski tatapannya masih kosong.

Kira mengangguk mantap.

"Gue diusir dari rumah. Gue gak punya apa-apa, Ra. Gue jadi gelandangan. Itu semua karena__" Melati menggantungkan ucapannya karna dadanya tiba-tiba terasa sesak.

"Karena apa? Jangan bilang lo diusir karna ngilangin tupperware?" tebak Kira ngelantur.

"G-gue hamil," ungkap Melati dengan perasaan malu. Es batu yang dipegang Kira terjatuh begitu saja. Mata gadis itu membola sempurna dengan mulut menganga.

"Gue udah duga kalau lo gak bakal percaya. Lo pasti ngira gue gila," ujar Melati diakhiri senyuman pilu.

Kira menutup mulutnya lalu tertawa terbahak-bahak sampai memegangi perutnya. Padahal tidak ada yang pantas ditertawakan.

"Aduh-duh. Lo kalau becanda suka overdosi. Jangan ngadi-ngadi gue aduin ke bapak lo nih!" kelakar Kira seraya menyusut sudut matanya yang berair.

"Hamil? Hamil sama siapa lo? Sama setan? Ngadi-ngadi banget lo ah!"

Kira tertawa lalu kembali melanjutkan kegiatannya. Dia masih menganggap pengakuan Melati adalah lelucon semata.

"Gue beneran hamil, Ra! Dan lo tau siapa ayah dari anak ini?!" pekik Melati dengan wajah serius membuat tawa Kira seketika melebur.

"M-mel jang---"

"Pak Arich, Ra! Arich Debara Jeffrey adalah ayah dari anak yang gue kandung! Guru matematika kita! Mantan pacar gue, Ra!" potong Melati dalam sekali tarikan nafas membuat tubuh Kira mematung sempurna.

LOVESICK [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang