29.

2.9K 212 25
                                    

Karna kekuasan Bara, Arich ditangani di sebuah ruangan khusus oleh para medis di rumah sakit Indah Husada secara sembunyi-sembunyi. Bara memerintahkan untuk siapapun yang ada di ruangan itu menutup mulut tentang keberadaan Arich. Tentu saja mereka menurut mengingat betapa tingginya kekuasaan Bara. Berani bermain-main dengannya nyawalah taruhannya. Perlu dicatat orang yang memiliki banyak uang bisa melakukan segalanya. Menghilangkan sebuah nyawa bukanlah hal yang sulit.

Bahkan dengan santainya Bara duduk manis di sofa sembari menikmati sebotol minuman bersoda memperhatikan putranya yang sedang meregang nyawa. Para medis berjuang keras menyelamatkan Arich yang kini jatuh koma. Bahkan tadi detak jantungnya tidak terdeteksi stetoskop, setelah dibantu alat pompa jantung akhirnya detak jantungnya kembali terdeteksi meskipun lemah.

Sebenarnya Mauren merengek ingin ikut tapi Bara melarangnya dengan alasan badan Mauren 'kotor' karna percintaan mereka tadi. Bayangkan saja mereka melakukan sampai berkali-kali karna Mauren malah mendesah memanggil nama Arich padahal yang bercinta dengannya adalah Bara. Karna itu Bara marah dan menghajar Mauren sampai perempuan itu kesulitan berjalan.

"Apa dia mati?" suara Bara menggema di ruangan serba putih yang kedap suara tersebut.

"Setelah melakukan pemeriksaan pasien mengalami koma karna pasien sedang berada di fase kritis demam berdarah dan juga pasien mengalami cedera berat di kepala akibat hantaman benda tumpul," jelas sang dokter tapi Bara tidak menunjukan reaksi sedih ataupun terkejut. Pria itu sibuk menenggak minumannya seolah tidak terjadi sesuatu padahal Arich adalah anak semata wayangnya setelah Dena divonis tidak bisa memiliki lagi anak karna tumor rahim yang pernah dideritanya.

"Kapan dia akan sadarkan diri?" tanya Bara lagi.

Dokter itu menghela nafasnya. "Tidak bisa kami tentukan. Untuk saat ini yang pasien butuhkan adalah doa. Kecil kemungkinan untuk pasien bisa kembali sadar karna kondisinya yang kritis. Kita hanya bisa menunggu apakah pasien akan terbangun atau tertidur untuk selamanya."

"Jaga ketat ruangan ini. Jangan biarkan orang asing masuk tanpa seizin saya. Apa kalian mengerti?" tanya Bara dengan tatapan tajam membuat siapapun yang melihatnya enggan untuk menatapnya.

"B-baik, tuan!" balas mereka kompak.

"Bagus." Bara menenggak kembali minumannya sampai habis.

Arich merasa tubuhnya terjatuh dari tebing tinggi namun anehnya dia tidak merasakan sakit sedikitpun bahkan badannya terasa sehat. Pria itu celingak-celinguk merasa bingung karna semuanya terlihat berwarna putih dan sepi.

Di kejauhan ia melihat seorang perempuan yang berlari ke arahnya. Arich memfokuskan penglihatannya.

"Melati?" panggilnya.

Betapa bahagianya Arich bertemu dengan istrinya. Namun, kebahagian itu lenyap begitu saja kala keduanya tidak bisa saling bersentuhan.

"Mel? Kenapa saya tidak bisa nyentuh kamu?" Arich berusaha sekuat tenaganya namun hasilnya nihil.

Melati hanya diam membisu. Hingga Arich merasa tubuhnya ringan. Arich merasa ada sesuatu yang menarik tubuhnya. Ia melihat tangannya yang perlahan memudar.

"Apa tugasku di dunia telah selesai?" monolognya. "Jika begitu berilah istri dan anakku kebahagiaan meski tanpa diriku."

Setengah badannya sudah memudar. Pandangan Arich tetap tertuju pada Melati yang masih diam membisu. Arich tersenyum manis hingga akhirnya tubuhnya terasa sangat sakit dan memudar seutuhnya.

TIIIIIIIITTTT

Mesin EKG berbunyi nyaring dengan layar menampilkan garis lurus membuat para medis terkejut dan segera memeriksa Arich.

LOVESICK [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang