pecat

4.3K 305 10
                                    

"Sayang kamu dirumah mama aja yah hari ini" ujar Andi seraya merapikan dasi nya.

Saat ini usia kandungan Nadine memasuki 5 bulan dan perut Nadine pun sudah mulai membesar.

Andi sudah mulai masuk ke kantor sebulan yang lalu,tapi tetap Nadine harus di bawah pengawasan nya,bik Narti sebagai art selalu berada di mana pun Nadine berada.

Terkadang Andi selalu menempat kan Nadine dirumah mama mertua nya atau di restoran,dia merasa aman dan tenang jika sudah memastikan. Istrinya aman.

"Enggak ah yang hari ini aku mau dirumah aja mau baca novel yang baru aku beli kemarin" jawab Nadine.

"Kalau gitu yaudah gak papa,oiyah hari ini jam berapa kamu cek up nya?" Tanya Andi.

Andi selalu rutin membawa Nadine cek up ke dokter kandungan,dia hanya ingin memberikan yang terbaik untuk anak nya,maka dari itu dia selalu melakukan nya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain.

"Aku udah buat janji jam 1 sayang sama dokter dinda nya" jawab Nadine,yah dokter dinda adalah dokter yang menangani Nadine.

"Yaudah kalau gitu sekalian makan siang bareng sama aku aja yah" ucap Andi sambil mengelus sayang kepala Nadine.

"Udah sana berangkat udah siang ini" suruh Nadine " aku berangkat kerja dulu yah sayang" Andi mengecup singkat kepala Nadine lalu berjongkok menatap perut Nadine yang sudah mulai membesar " hai anak papa,papa berangkat dulu yah,kamu jaga nama,jangan nakal yah sayang,jangan lasak juga di sana kasian mama nya kesakitan" ujar Andi sambil tangannya mengelus elus perut nadine " eh sayang dia bergerak lagi ini,semakin aktif kamu yah nak" Andi begitu bahagia melihat anak nya yang sangat aktif bahkan saat masih di dalam kandungan.

"Adduuh" lirih Nadine di kala anak nya menendang keras dari dalam.

"Kamu kenapa?sakit?mana yang sakit?kita ke dokter yah"Andi sangat panik melihat Nadine meringis, "kamu lebay banget ih,ini karna anak kita nendang terlalu kuat,pelan pelan dong sayang" Nadine mengelus perutnya,mereka begitu bahagia saat ini,bahkan mereka memperlakukan anaknya seakan akan sudah keluar dari dalam perut,mengajak berbicara,bercerita mendengar musik klasik,itu semua selalu di lakukan oleh mereka.

********

"KAMU SAYA PECAT!!!" pekik Andi,kini rahangnya mengeras,tangannya mengepal geram,menatap tajam kepada wanita didepannya ini,wanita yang selalu berusaha menggoda nya,berulang kali Andi memperingati nya tapi omongan Andi hanya di anggap angin lalu oleh wanita itu.

Siapa lagi kalau bukan Alika,disetiap kesempatan dia selalu berusaha menggoda Andi,ada saja tingkah nya, rok yang ketat kurang ketat, kancing kemeja yang selalu dibuka diatas nya,bahkan sampai menyentuh tangan Andi.

Jika itu adalah laki laki lain mungkin akan senang diperlakukan seperti itu,tapi ini adalah Andi prata, seseorang yang hatinya sudah bertahta seorang wanita,dan tak akan ada yang bisa menggantikan posisi itu sampai kapan pun

Selama ini dia mempertahankan Alika hanya karna permintaan Nadine yang kasian karna ibunya Alika sakit sakitan dan perlu biaya untuk berobat,jika alika tak bekerja maka tak ada yang akan membiayai rumah sakit ibunya itu.

"Tapi an.."
Belum sempat Alika melanjutkan perkataan nya Andi lebih dulu memotong.

"PANGGIL SAYA BAPAK,SAYA BOS KAMU DISINI" seru Andi lagi,matanya memerah sangat geram dengan tingkah alika.

Bukannya takut tergoda tapi dia takut jika Nadine melihat nya menjadi salah paham dan akan membuat wanita nya itu menangis nanti,dia hanya tak ingin wanita nya itu tersakiti sedikit pun.

"Jadi gimana sama biaya pengobatan ibuku an eh pak" lirih Alika,Andi memutar bola mata nya malas,dia sangat jijik melihat wajah memelas Alika yang terkesan di buat buat.

"Saya tidak perduli sama sekali,jika benar kamu membutuhkan pekerjaan ini maka kamu akan menjaga sikap kamu untuk bisa bertahan di kantor ini,tapi yang saya lihat kamu sama sekali tidak melakukan itu,jadi itu semua menjadi urusan kamu,dan sekarang bereskan barang barang mu dan angkat kaki dari kantor saya" seru Andi panjang lebar masih dengan nada meninggi.

"Tapi pak.." lagi lagi perkataan Alika di potong Andi.

"SEKARANG ATAU SAYA PANGGILKAN SATPAM" tegas Andi sambil tangannya menunjuk ke arah pintu mengusir Alika dari ruangan nya itu.

Alika dengan langkah gontai keluar dari ruangan Andi,harapannya untuk mendapatkan Andi putus sudah.

Air mata pun luruh dari kedua bola matanya,bukan sedih karna tak akan mendapatkan biaya untuk pengobatan ibunya,bahkan dia sama sekali tak perduli akan hal itu,tapi sedih karna tak bisa mendekati dan menggoda Andi lagi.

Sebuah dendam terselip di hati alika,"INI SEMUA KARNA NADINE SIALAN!!! GUE BENCI LO NADINE AGATHA,GUE BENCI SAMA LO"pekik Alika frustasi sambil melempar  beberapa berkas yang ada di meja ruangannya itu.

******

" Wah ibu dan bayi sangat sehat yah,pasti ini karna ayah nya super siaga" ucap dokter dinda.

"Iyah dokter,sangkin siaga nya susu saya aja dalam seminggu beda beda rasa" ledek Nadine mendelik ke arah suami nya,bukan selokan benci tapi delikan cinta.

"Bagus dong karna itu bayi kalian sangat kuat di dalam nya,oiyah pas usia kandungan 7 bulan sudah bisa di USG loh kandungan kamu untuk liat jenis kelamin nya" ujar dokter dinda semangat.

Nadine menggeleng " enggak usah deh dokter,aku mau ini jadi surprise untuk kami berdua,dan apapun jenis kelamin nya kami pasti terima kok,yakan sayang" ujar Nadine mengelus perutnya.

"Iyah sayang pasti,mau dia Andi junior,atau Nadine junior kasih sayang kita gak akan pernah berubah" Dinda tersenyum melihat ayah dan ibu muda di hadapan nya ini, walaupun mereka adalah orang tua yang tergolong muda,tapi mereka begitu dewasa dalam menyikapi setiap permasalahan dalam rumah tangga.

Sebenarnya lebih tepat nya itu Andi yang dewasa karna Nadine masih terlalu kanak kanak.

*******

"Sayang,kamu tau gak kenapa malam ini bintang nya gak ada" ujar andi sambil menatap langit tanpa bintang,saat ini mereka sedang santai menikmati angin malam di balkon kamar mereka,dengan Nadine yang menyender kan kepala ke bahu Andi,"kenapa?" Tanya Nadine.

"Karena mereka tau malam ini kamu mau liatin mereka" jawab Andi " terus hubungan nya apa sama aku?" Tanya Nadine lagi.

"Iyah sayang karena mereka malu melihat kecantikan kamu" jawab Andi,Nadine terkekeh geli,ketahuilah Andi tak punya bakat sama sekali dalam menggombal,tapi Nadine menghargai usaha suami nya itu, setidaknya nadine lah satu satu nya wanita yang digombal Andi seumur hidupnya.

TBC

Hay malam malam update,aku lagi kebut ini dan ini tinggal beberapa part lagi yah mantemen.
Makasih buat yang udah baca dan jangan lupa vote dan komen untuk pertinggal kalian yak.

Dadah

Ketika Psikopat Jatuh Cinta ( Completed )Where stories live. Discover now