semangat

10.9K 856 9
                                    

Hayyy

I am come back...

Jangan lupa yak follow dulu sebelum baca...

Happy reading...

Di lantai dingin hotel pordeo itu kini Andi membaringkan tubuhnya.
Tubuh yang begitu sangat menyedihkan,begitu banyak luka di wajah mulus Andi.

Hujan lebat yang turun di luar sana ternyata memberi pengaruh suhu di dalam jeruji besi itu.

Tubuh Andi menggigil kedinginan,sesekali di usapnya kedua tangannya untuk sekedar memberi kehangatan di tubuhnya,hari yang mulai larut membuat mata Andi mengantuk.

Andi pun membaringkan tubuhnya dilantai polos jeruji besi itu dan menjadikan tangan sebagai bantal nya.

Bagi Andi ini adalah masa terberat dalam hidup nya.

Dia butuh seseorang walau sekedar menyemangati nya.

Tak perlu waktu lama Andi pun memejam kan mata seutuhnya.

******

"Mama cepetan ma ini udah telat kita"pekik Nadine yang sudah bersiap siap,memang selesai sholat subuh dia langsung bersiap untuk ke penjara menemui Andi.

Ia begitu tak sabar ingin bertemu dengan orang yang selalu bertahta di dalam hati nya.

"Iyah sayang sabar dong" ucap mama Nadine yang baru saja keluar dari kamarnya.

Dengan sigap Nadine menarik tangan mama nya agar mempercepat langkahnya.

Sekitar setengah jam di perjalanan akhirnya mereka pun sampai di kantor polisi lalu langsung saja Nadine berlari kecil masuk kedalamnya.

Setelah mendapat izin dari petugas untuk menjenguk Andi Nadine pun langsung berlari kecil menuju sel tempat Andi di penjara.

"Kak Andi..." Lirih Nadine sambil tangannya menutup mulut tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Hatinya bagai tersambar petir,pedih melihat sang pujaan hati begitu tersiksa.

Tanpa sadar Nadine meneteskan air mata nya,melihat Andi yang tidur di atas lantai polos berbantalkan lengan dan tidur menekuk sesekali badannya bergerak tak nyaman.

Apalagi melihat kondisi wajah Andi,begitu banyak lebam yang sudah Nadine tebak itu berasal dari para polisi itu.

Nadine mendekat memegang jeruji besi itu,lalu dia pun berjongkok memanggil Andi lirih.

"Kak Andi..." Lirih Nadine kali ini air mata nya mengalir deras sampai dia mengeluarkan suara isakan.

Mendengar itu Andi pun sadar dari tidurnya,ia mengerjapkan matanya tak percaya dengan apa yang di lihatnya saat ini.

Sesekali di kucek nya Mata panda nya untuk sekedar meyakinkan bahwa apa yang dilihatnya bukan lah mimpi.

Dengan segera Andi mendekatkan diri ke Nadine.
Kini kedua nya begitu dekat hanya berbataskan jeruji besi.

Tangan Nadine pun terulur melewati sela jeruji itu lalu di usapnya wajah Andi lembut,Andi sedikit meringis ketika tangan Nadine menyentuh lebam di wajahnya.

"Awww..." Rintih Andi ketika Nadine menyentuh lebam yang ada di pinggir bibir nya.

'hiks...ini pasti sakit banget kan? Hiks..." Nadine menangis melihat kondisi Andi.

"Nanad sini dengerin aku,ini udah nggk sakit kok,ni buktinya aku bisa senyum" ucap Andi dengan memegang wajah Nadine yang terhalang jeruji besi sambil tersenyum agar Nadine tak sedih lagi.walau ada rasa nyeri di bibir nya ketika dia tersenyum tapi dia tak ingin menunjukkan ke Nadine.

Ketika Psikopat Jatuh Cinta ( Completed )Where stories live. Discover now