Chapter 223 CDNBB : Sumpah & Balas Dendam

267 34 82
                                    

Cinta & Dendam di Negeri Big Ben

Bahasa : Indonesia (60%), Melayu (30%) dan Inggris (10%)

Narator : Elsa Florensia

No Power (Kuasa) in this story


--------------------------------------

Di luar Mansion, Nisa, Angin, Api, Daun dan Hanif berpamitan dengan Keluarga Handoko sebelum pulang ke rumah mereka masing-masing.

Handoko Prasetya : "Jaga diri kalian baik-baik ya? Terutama kalian berdua!"

Sang Ayah dari Petir memandangi Nisa dan Hanif dan mereka berdua mengangguk kearah Handoko sebagai jawaban "iya".

Nisa Septiani : "Tuan jangan risau! Kami berdua akan baik-baik saja kok!"

Hanif Nur : "Betul, Tuan! Hanif, Kak Nisa, Bang Angin, Bang Api dan Bang Daun pasti baik-baik aja!"

Sekar Saraswati : "Alololo.... Comelnya si Hanif... "

Sekar mencubit pipi imut sang Adik dari Nisa. Mereka semua tertawa melihat Hanif yang kesakitan karena pipinya dicubit dengan penuh kasih sayang dari sang Bibi.

Hanif Nur : "Hmph... Nyonya..! Ipi Anif atit! Hmph....."

Sekar Saraswati : "Habisnya kamu comel sangat! Kamu mirip banget sama Edo waktu kecil!"

Regina Utami : "Nisa? Kami tahu kalau kamu suka sama Petir! Tapi berikan dia waktu untuk menerima semua ini! Maklum! Dia orangnya sangat "Tsun-Tsun" kalau soal kisah asmara! Hahahahaha....."

Sekar Saraswati : "Betul, Kakak! Hahaha.... "

Nisa Septiani : "Eh?! Bukan seperti itu, Nyonya! Kami berdua gak ada hubungan apa-apa kok! Nyonya udah salah paham!"

Akiles Putranto : "Nisa? Itu bukan kesalahan pahaman! Petir sangat menyukai kamu dan kami semua sudah tahu melalui acara ulang tahun tadi!"

Fredi Tanah : "Yang dibilang Paman Akiles itu betul! Kamu juga sebenarnya suka ama Petir kan? Kamu tenang aja! Gerbang disana dan pintu ini selalu terbuka untuk kamu dan kalian!"

Tristan Cahaya : "Nanti kalau Bang Petir dah nikah sama Kak Nisa, aku dapat Kakak ipar perempuan! Asssiiiikkk..."

Wajah Nisa memerah setelah mendengar perkataan dari Cahaya. Keluarga Handoko menjeling tajam kearah Cahaya dan Cahaya pun tersengih-sengih seperti itik yang sedang memanggil induknya saat ia kelaparan.

Fredi Tanah : "Apehal kamu berkata macam tuh?! Tengok! Kan Nisa jadi malu!"

Farel Air : *minum Wine* "Hoek... Mulut tak ada insurans lah tuh! Hoek... Hoek... Pula..! Habis? Ck.. Aku pergi dulu! Hoek... Hoek... Kamu ke toko Bar! Hoek... Hoek... "

Angin Rudiantara : "Tuan Air mau ke Bar Hell ya?"

Farel Air : "Hoek... Hoek... Ha'ah! Hoek... Kalian mau kesana juga? Hoek... "

Angin Rudiantara : "Kebetulan kami bertiga juga mau kesana! Daun udah janji ama kami berdua kalau kami akan kesana mau pesta minum RootBeer!"

Farel Air : "Oh... Kalau begitu... Hoek... Kalian bertiga ikut bersamaku aja! Hoek... Hoek... "

Fredi Tanah : "Eh?! Kalian bertiga suka minum RootBeer ya?"

Trio Evil 2 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang