03. Teror Misterius.

5K 658 103
                                    

Kring

Bel berbunyi sangat nyaring, membuat para siswa-siswi bersorak gembira karena dengan ini semua tugas yang belum mereka selesaikan bisa ditunda. Selly menatap para teman-temannya yang sudah siap mengajaknya ke kantin. Apalagi dengan Kania yang sangat bersemangat kalau berurusan dengan yang namanya makanan.

"Hari ini bagian siapa yang traktir kita?" tanya Hanan menaikan satu alisnya.

Selly mengedikkan bahunya acuh, memang mereka sudah sepakat setiap harinya mereka akan mendapatkan traktiran dari satu temanya 5000, katanya sih buat lebih hemat. Jadi mereka berbagi walaupun sedikit.

"Ya udah, bagian aku aja yang traktir kalian, besok Zidan yah."

Zidan menganggukan kepalanya menyetujui. "Kalau masalah traktiran mah tenang, uang Papah gue masih banyak di Bank," ucapnya dengan bangga.

Selly memutar bola matanya malas. "Sombongnya kumat lagi kan," celetuknya diangguki Hanan.

"Udah deh, debatnya pending dulu, mending kita buruan ke kantinnya takut nanti nggak kebagian cilok Mang Abeh," ucap Kania merelai pembicaraan Selly dan Zidan.

Mereka berjalan beriringan menuju kantin. Sesampainya disana ternyata semua meja sudah terisi penuh, terpaksa mereka makan di dekat taman yang sepi. Selly ingat taman ini adalah taman yang pertama dia lihat saat datang ke Jakarta. Selly bersama teman-temannya memesan makanan yang akan mereka makan.

"Makan apa guys?" tanya Kania mulai mengeluarkan bukunya. Alasan Kania selalu membawa buku catatan kemana-mana karena dia itu pelupa, jadi dia selalu mencatat bila teman-temannya menitipkan makanan atau apapun itu.

"Aku yang biasa aja Kan, kalo kalian?"

"Gue sate ayam, sama jus jeruk aja lah," ucap Hanan menaikan jempolnya keatas.

"Kalo lo Dan?"

"Samain aja."

Kania mengangguk dan berjalan meninggalkan mereka untuk memesan makanan, Selly memegangi perutnya yang sakit. Mungkin dia belum membuang air besar jadilah perutnya sakit.

"Hmmm aku ke toilet dulu ya," Pamit Selly memegangi perutnya yang tak tertahan. Zidan menaikan satu alisnya bingung, "Mau gue anter?"

Selly menggelengkan kepalanya, masa iya dia di antar sama cowok. "Aku sendiri aja, kalo makanannya udah ada, simpen dulu yah. Awas jangan dimakan." Selly berlari meninggalkan mereka yang menganga lebar.

Saat tak tertahan ingin BAB pun Selly masih teringat dengan makanannya, Zidan mengalihkan pandangannya kepada handphonenya, sedangkan Hanan sudah sibuk dengan dunianya yaitu membaca komik kesukaannya.

Selly berjalan menuju toilet perempuan yang berada di ujung lorong, karena sangat tidak sabaran Selly langsung menerobos masuk kedalam toilet tersebut. Setengah jam berlalu, namun Selly belum juga kembali ke kantin.

"Ahhhh .... Seger," gumam Selly membasuh wajahnya.

Saat Selly bercermin tiba-tiba ada seseorang yang lewat seperti bayang-bayang, Selly mematung ditempat. Apa yang dia lihat itu sangat terasa nyata, hembusan angin menerpa tubuhnya, tiba-tiba bulu kuduk Selly berdiri dengan sendirinya.

"Ihhh, kok dingin," gumam Selly berjalan keluar dari toilet.

Brak!

"SIAPA ITU!" jerit Selly kaget.

Selly membalikan badannya kebelakang, namun tidak ada siapa-siapa pun disana. Dengan perlahan Selly memundurkan tubuhnya, dia baru ingat kalau kemarin baru saja ada yang mati di toilet itu, dan dia baru ingat kalau toilet disini dekat dengan lorong belakang sekolah.

Lorong Kematian [SELESAI]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant