3. Pelet Cinta Untuk Janu

826 126 21
                                    



Hai, selamat lebaran ya!!

Bahkan, cara kotor pun ku lakukan untuk menjerat hatimu.

***

Tidak mencolok bukan lah Elea. Gadis itu pasti akan menjadi sinar di SMA Kencana. Dari datang menggunakan mobil mewah harga miliaran. Tak lupa tas, sepatu, serta pakaian yang ia pakai adalah branded dan limited edition.

Hidup Elea memang impian para siswi di sekolah, sudah cantik kaya pula. Dan terlebih dia menjadi role model dan iconic dari SMA Kencana. Meskipun ada kekurangan dari gadis itu, mereka tak peduli. Biar bodoh yang penting cantik dan good looking.

Elea sedang berjalan dengan percaya diri, pandangan kagum tak lepas sejak ia turun dari mobil. Bukti nyata bahwa putri dari negeri dongeng sedang berada di dunia nyata.

Elea cantik banget!

Cewek gue tuh!

Elea angkat gue jadi dakimu!

Masyaallah calon istri.

Ah masih banyak lagi decak kagum dari orang-orang. Itu sudah seperti sarapan pagi untuk Elea. Dia senang orang-orang memujinya, bahkan Elea mengharapkan itu. Dia tidak suka ada orang yang memuji selain kepada dirinya, dapat dipastikan orang itu akan menjadi musuh Elea, yah seperti Shaq.

Gadis itu melempar tasnya. Lalu ia duduk di meja sambil menumpangkan kaki. Elea sedang berpikir keras agar bisa mendapatkan sehelai rambut Januari.

"El, lo kenapa sih?" tanya Zhane, agak seram melihat Elea melamun tanpa sedang berpikir. Karena kenyataannya gadis itu tak pernah berpikir.

"Mana hp lo," pinta Elea pada Rhea, dengan raut wajah bingung Rhea memberikan ponselnya. Dia tidak bisa membantah Elea.

Tanpa berlama-lama Elea segera mencari kontak Orion yang dinamai alay di ponselnya itu, My Orion cintanya aku. Lalu ia pencet tombol memanggil. Rhea dan Zhane masih bingung dengan tingkah Elea, semakin hari Elea semakin tak bisa ditebak.

"Hallo sayangkuuuu, ada apa pagi-pagi nelpon. Kangen aku, ya? Emm sama aku juga kangen. Ayo sini kantin, kangeeeeen," Elea menjauhkan ponselnya dari telinga, ternyata gaya pacaran mereka sangat alay, sungguh Elea geli mendengarnya.

"Heh, Oon! Ini gue, Elea. Geli banget, sih!" ketus Elea, kesal rasanya padahal Elea tau Orion dan Rhea tadi pagi berangkat bareng ke sekolah. Dasar bucin!

"El dia bilang apa?" tanya Rhea, dia malu pipinya sudah berubah merah semu. Samar-samar Rhea mendengar ucapan Orion tapi tidak jelas. Feelingnya Orion berbicara panjang lebar dengan intonasi manjanya.

Di seberang sana Orion malu sekaligus bingung. "Kok lo yang nyaut sih, El. Ada apa? Cari Janu?"

"Gak usah banyak tanya, gue cuma mau minta lo cabut sehelai rambut Janu. Dan jangan sampe ketauan siapapun!"

"Heh buat apaan? Ah, jangan-jangan lo mau main pelet, ya? Eh, El dosa tau!"

Elea tak suka digurui, siapa dia mengatur dosa atau tidak. Lagi pula yang nanggung dosanya dia sendiri. "Cepet Oon! Lima menit aja lo telat, dapat dipastikan hari ini lo gak akan ketemu sayangkuuu lo!"

"Elea!"

"Diem lo!" Elea membalas galak Rhea.

***

Benar saja dalam waktu lima menit Orion sudah ada di depan kelas 11 Sosial 2. Lelaki itu memberikan tiga helai rambut yang digulung oleh tissue.

"Kok agak kasar, sih?" tanya Elea saat memegang helaian rambut itu.

JanuariWhere stories live. Discover now