4. Gara-gara Pelet!

675 105 8
                                    

"Tepat sasaranku, namun hatimu masih menolakku."

***

"Kenapa lo?" tanya Farren yang sedang sarapan bersama dengan kedua orangtuanya. Tiba-tiba dia heran melihat Elea yang senyum-senyum sendiri saat datang ke meja makan.

"Dad, kayaknya dia stress deh gak di beliin mobil," ujar Farren, dia tau kemarin Elea mencari keributan di showroom Omnya.

Galang langsung mengangguk, benar juga. Lelaki itu langsung menatap Anara dengan tatapan memohon. "Sayang, gak papa lah kali ini kita beliin mobil buat Elea. Kamu mau anak kita stress?"

Tanpa mengindahkan ucapan Galang, Anara pindah tempat duduk ke samping Elea lalu menempelkan punggung tangganya di kening gadis itu. "You okay?"

Elea tersenyum lagi, hal itu semakin membuat Galang takut. "Yes, Mom. I'm okay."

Anara langsung melirik Galang. "Tuh dia gak papa, gak usah berlebihan."

"Kalo Farren minta mobil boleh gak Mom?" tanya Farren, sejujurnya Farren jarang meminta apapun, toh dia masih punya mobil, ini hanya coba-cobasaja.

Anara tampak berpikir. "Kalo kamu pulang di bawah jam 12 malam Mommy bisa pertimbangkan."

Tidak semudah itu meminta sesuatu pada Anara, bukan pelit. Tapi Anara ingin menerapkan pada anak-anaknya dengan berusaha dan berjuang, dia tidak tau beberapa tahun ke depan kehidupannya akankah masih di atas atau mungkin di bawah. Dunia selalu berputar, dan Anara tidak mau kedua anaknya tidak siap menerima keadaanya saat di bawah. Tapi, ya Galang selalu memanjakan keduanya.

"Enggak dulu deh," jawab Farren, lelaki itu melanjutkan makannya.

"Kak gue nebeng lo, ya," ujar Elea, tumben sekali gadis ini memanggil Farren dengan embel-embel 'kakak'.

"Kak? Wah bener otak lo bermasalah nih, coba sekali lagi." Dia tau Elea baik karena ada maunya.

"Farren, bagus dong Elea panggil kakak, kok malah diledek sih?" bela Anara, moment ini yang ia tunggu ketika kedua anaknya rukun dan saling menjaga kesopannya.

Farren menyimpan sendok serta garpunya di piring, lalu mengambil tasnya di kursi sebelah. "Kenapa gak bawa mobil sendiri sih?"

"Udah deh pokoknya nebeng!" Elea berdiri lalu mencium pipi Anara dan Galang secara bergantian. "Elea berangkat dulu, ya!"

"Makan dulu," ujar Anara.

"Di sekolah aja, nanti Farren ninggalin Elea."

Farren pun ikut berdiri. "Farren berangkat. cepet lo!"

Setelah kedua anaknya pergi Galang maupun Anara saling bertatapan. "Sayang, anak kita kenapa, ya?"

Anara menggeleng. Biasanya Elea akan memusuhi Anara berhari-hari karena kemauannya tidak dituruti. Tapi tadi seakan biasa saja, marah pun tidak.

"Besok aku belikan mobil deh, ngeri liat Elea kayak tadi."

"Jangan coba-coba."

***

"Pesen aja entar gue yang bayar," ujar Elea pada kedua sahabatnya, saat datang ke sekolah Elea langsung menyuruh Rhea dan Zhanee memesan online makeup dan skincare.

JanuariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang