Scene 3O Part of Journey

1K 136 14
                                    

"I wish

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I wish

When I wake up

Still you the one I have."


Sebuah pesan masuk di ponsel Zoya saat masih dalam perjalanan dari acara presscon sore hari.

Dera
| Baby
| Let's fix this
| I can't lose you

Berhari-hari mendiamkan, kali ini Zoya mau membalas pesannya. Dan malam ini keduanya sudah berdiri di depan pintu unit apartemen. Saling berebut memulai pembicaraan lebih dulu.

"Aku nggak bisa nerusin."

"Jangan begitu, Yang," kata Dera langsung saat mendengar si gadis menyampaikan kalimat pertamanya yang cukup mengejutkan.

Usai bicara, Zoya tampak kesusahan melepaskan cincin yang ada di jari kirinya. Di balik itu, ia juga terus memikirkan apa yang Dera bilang beberapa waktu lalu. Mungkin memang benar, bahwa ia akan selalu mengambil kesempatan untuk lepas darinya, selalu mau mengakhiri semua yang mengikatnya. Ia merasa kesiapannya semu. Sesungguhnya ia tak pernah seberani itu.

"Kalau kamu lagi emosi, jangan mutusin sesuatu. Don't make decision when you're angry, please."

"Aku nggak lagi emosi. Aku serius," Zoya membalas.

"Kita bisa obrolin kalo kamu mau."

Pembicaraan itu sempat terhenti sesaat. Keduanya berdiam.

Maaf, Dera.

Zoya merasa bersalah karena hatinya terus terbolak-balik. Di awal ia bilang setuju, kemudian menolak, lalu setuju lagi, dan terus berulang. Namun kali ini ia benar-benar merasa tidak mampu melanjutkan atau memberikannya harapan lagi. Ia mulai pesimis, mereka tidak akan berhasil. Bagaimana bisa ia melanjutkan hidup bersama pria yang separuh hatinya masih tertaut pada orang lain?

Diam-diam ia menantikan reaksi Dera di hadapannya. Apa ia akan marah seperti waktu itu? Pria berkaus hijau dengan outer hitam itu memandanginya, kemudian menghela napas berat. Tangannya terulur menghentikan upaya Zoya melepas cincin.

"Ini cuma pemberian biasa, nggak perlu dilepas," katanya. "Zoy, tolong pikirin lagi. Kalo kamu butuh waktu lebih lama untuk mikir bilang aja. Aku bisa nunggu."

Tatap mereka bertemu. Zoya menggeleng pelan lalu kembali menurunkan pandangan.

"Atau kamu mau aku selesain urusan yang menurut kamu belum selesai itu? Aku akan lakuin. Aku bisa mastiin semuanya selesai. You can't do this to me." Dera menyambung. Ia kenal betul gadis di depannya ini. Selama ini ia selalu bisa membujuknya kalau sedang marah, menunggu sampai suasana hatinya membaik, dan segalanya kembali normal. Ia berharap kali ini pun demikian. Ada banyak rencana dan harapan yang ingin ia wujudkan. Bagaimana dengan janji yang pernah diucapkannya pada ayahanda gadis di depannya ini.

Thespian ; Hendery ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang