03

14.2K 1.6K 66
                                    

"Minimarketnya Abah Sukri masih rame, Sa?" tanya Taka.

"Makin sepi semenjak ada minimarket baru itu, Ka," jawab Yusa.

"Gak niat pindah? Bosen kan pasti jaga toko sepi?"

"Iya," jawab Yusa singkat. Ada sedikit sesal di benaknya ketika tak ada lagi pertanyaan dari Taka.

Mereka menyusuri jalanan berpaving hingga sampai di tempat biasa gerobak nasi pecel itu mangkal.

Sumi terlihat sedang menyapu tempat jualannya. Yusa segera membantu menyiapkan meja lipat dan bangku plastik untuk pelanggan. Sedangkan Taka meraih gulungan terpal dan membantu memasang peneduh di atas tempat makan pelanggan.

"Kamu gak telat ke toko, Ka?" tanya Yusa.

"Masih pagi. Tadi sebenarnya niat jemput Risa, tapi ternyata dia pulang bareng temannya," jawab Taka seraya mengikat terpal pada tiang penyangga.

Yusa hanya mengangguk dan beralih menghampiri gerobak dan merapikan tempat lauk pauk yang ada di dalam etalase.

"Nak Taka, mau Ibuk bawain bekal nasi pecel, ya? Buat sarapan di toko," tanya Sumi.

Tanpa menunggu jawaban dari Taka, Sumi mengambil selembar kertas bungkus dan menyiapkan seporsi nasi pecel spesial untuk Taka.

"Ibuk belum dapat pelanggan tapi udah ngasih ke saya," ucap Taka segan.

"Enggak apa, wong buat calon mantu sendiri," goda Sumi sumringah.

Yusa melihat binar kebahagiaan di mata ibuknya ketika mengatakan hal itu. Harapan bapak dan ibuknya memang hubungan Taka dan Risa bisa berakhir di pelaminan. Pasti kehidupan mereka akan lebih baik karena Taka pasti akan membantu perekonomian keluarga.

"Buk, Yusa udah selesain semua," ujar Yusa.

"Iya, Nduk. Kamu buruan berangkat, nanti telat," sahut Sumi.

Yusa meraih tangan sumi dan mencium punggung tangan itu. "Assalamu'alaikum," salamnya.

"Wa'alaikumsalam, hati-hati, Sa."

Yusa menatap Taka sebelum pergi. "aku tinggal dulu ya, Ka. Makasih udah bantu ibuk," ujarnya.

"Santai aja," jawab Taka.

Yusa beranjak pergi menuju ke tempatnya bekerja yang hanya berjarak beberapa ratus meter dari tempat ibuknya berjualan. Sebenarnya ia masih punya banyak waktu sambil menunggu minimarket buka. Tapi, menunggu di warung bersama Taka tidak membuatnya terlalu nyaman. Karena itu Yusa lebih memilih menunggu di depan toko saja.

Baru setengah jalan, Yusa mendengar suara motor Taka yang semakin mendekatinya. Motor itu berhenti di bahu jalan.

"Mau bareng, Sa?" tanya Taka dari balik helm fullface-nya.

Yusa tersenyum tipis dan menggeleng. "Makasih, Ka. Aku jalan aja," jawabnya. Ia tahu jika Taka hanya berbasa-basi.

"Aku berangkat dulu, Ya."

"Taka!" panggil Yusa sebelum pria itu benar-benar beranjak pergi.

"Hm?"

"Punya waktu sebentar?" tanya Yusa.

Pria itu mengangguk kemudian menepikan motornya di halaman ruko yang masih tertutup. Ia membuka helm dan meletakkan di atas tangki bensin. Kedua tangannya berpangku di atas helm, menatap Yusa dan mendengar apa yang ingin dibicarakan Yusa.

Yusa masih terlihat ragu, terlebih lagi ketika pria itu terus menatapnya. Sangat membuat canggung.

"Ayah bicara apa padamu?"

Elegi Tawa Niyusa [SUDAH TERBIT]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ