02

16.6K 1.8K 100
                                    

Ketika Cahyadi meneguk air minum, Yusa pergi membersihkan pecahan gelas di lantai.

"Buk Sri ke mana, Pak? Kok tumben jam segini gak ada?" Yusa menanyakan keberadaan asisten rumah Cahyadi.

"Masih nebus obat ... Taka lagi gak di rumah, pergi touring sama anak karang taruna, jadi Buk Sri yang ambil,"

Yusa tersenyum simpul kemudian kembali melanjutkan membersihkan pecahan gelas.

"Nduk ...," panggil Cahyadi ketika Yusa hendak beranjak pergi. "Sini sebentar," pintanya.

Yusa meletakan barang-barang yang dibawanya ke sudut kamar kemudian menghampiri Cahyadi. "Kenapa, Pak?"

"Bapak lihat-lihat kamu sama Taka itu semakin jauuuuh sekali,"

Yusa tersenyum dan mengangguk, "karena kesibukan masing-masing, Pak," jawabnya.

"Taka itu makin hari makin gak bener pergaulannya, Nduk. Bapak itu khawatir kalau umur bapak gak panjang dan dia masih gitu-gitu aja dengan teman-temannya,"

"Tapi Taka masih tetap baik dan bakti sama Bapak,"

Cahyadi mengangguk. "Iya ... tapi, Bapak rasa dia butuh orang yang bisa mendengarkan keluh kesah dan memberinya nasihat atau motivasi biar hidupnya jadi lebih baik."

Yusa mengangguk.

"Bapak minta tolong sama kamu ya, Nduk. Kamu mau ya nemenin dan bantu Taka biar hidupnya gak berantakan gini. Kamu satu-satunya wanita baik yang ada di sekitar Taka."

"InsyaAllah, Pak."

"Makasih ya, Nduk ... Bapak berterima kasih sekali ke kamu,"

"Iya, Pak. Sama-sama ...,"

Yusa kembali melanjutkan kegiatannya. Ia juga membantu menyiapkan apa yang diperlukan Cahyadi barulah ia bergegas pulang.

Rumah Yusa di jam segini sangat sepi. Pulang dari berjualan nasi pecel, Sumi pergi bekerja sebagai buruh setrika di sebuah laundry yang masih berada di komplek perumahan mereka. Sedangkan Yudi, pastilah sedang tidur karena seminggu ini mendapat giliran jaga malam.

Kedua orang tuanya harus banting tulang membayar hutang-hutang yang mereka gunakan untuk semua kebutuhan Risa terdahulu. Terkadang Yusa kasihan melihat orang tuanya, banting tulang memberikan yang terbaik untuk adiknya. Tapi, Risa tidak peka terhadap keadaan. Risa hanya membantu membayarkan kebutuhan pokok saja.

Usai menyelesaikan salat Ashar, Yusa mengerjakan rutinitasnya. Seperti mencuci bekas tempat lauk pauk yang dibuat jualan ibunya, membersihkan rumah, memasak. Dan usai salat Maghrib, ia pergi ke pasar untuk berbelanja bahan masakan yang akan dibuat ibunya berdagang esok hari. Seperti itulah rutinitasnya setiap hari, hidupnya sibuk mengurusi orang lain dibanding dirinya sendiri.

🍂🍂🍂

Hari ini Yusa berangkat bekerja lebih awal. Ia membantu ibunya mendorong gerobak pecel ke tepi jalan raya sebab sang Ayah belum juga pulang. Jarak dari rumah mereka ke jalan raya yang lumayan jauh membuat Yusa tak tega jika harus membiarkan Ibunya mendorong gerobak yang berat seorang diri.


Tiba-tiba saja perhatian Yusa dan Sumi teralih ketika sebuah motor berhenti di samping mereka. Pria berpakaian serba hitam membuka kaca helm fullfacenya.


"Nak Taka?" seru Sumi pada pengendara motor sport berwarna hitam itu.


Elegi Tawa Niyusa [SUDAH TERBIT]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن