14. Hampir!

78.9K 8.2K 851
                                    

"Curiga gue."

Andien mengunyah roti sobeknya dengan penuh amarah, tanpa disadari oleh teman-temannya tentu saja. Sedari tadi yang ia dengar hanya gosip-gosip simpang siur akibat kejadian kemarin sore itu.

Semua ini salah Dirga. Bukan hanya di WhatsApp, ternyata lelaki itu juga update status di Facebook.

Dasar bapak-bapak, starter packnya ya WA sama Facebook.

"Setau gue ya, Dirga kalau sama cewek tuh makan ya di restoran mewah lah paling umum. Kalau cuma di tempat makan pinggir jalan gitu agak aneh aja, jangan-jangan itu bukan sama pacarnya." Kata Dimas yang mulai sok tahu.

"Ya emangnya kenapa? Kalau ceweknya gak nuntut buat makan di restoran, bagus dong?"

Sebagai wanita, tentu saja Sarah merasa bahwa perkataan Dimas cukup menyinggung kaumnya.

"Ya lo pikir cewek kelas apa yang bakal dipacarin sama Dirga? Paling rendah juga waktu kabarnya deket sama model majalah, sisanya model sama artis atau pengusaha kelas atas semua."

Andien melotot, merasa tiba-tiba terhina tanpa alasan yang jelas. Mendengar ucapan Dimas barusan sungguh membuat Andien merasa kehadirannya tidak lebih dari sebutir debu tak kasat mata di antara triliunan benda di muka bumi.

"Terus sama siapa?! Gue gedeg lama-lama dibuat kepo kayak gini." Pekik Pinkan.

Rasa penasaran yang dihadiahi dengan berbagai petunjuk sangat membuat pikiran mereka terusik dan ingin tahu kebenarannya. Sungguh keadaan yang benar-benar tidak memuaskan kalau mereka tidak bisa mendapat jawaban.

"Kenapa gak lo tanya langsung, Dim? Katanya lo udah sohib abis sama Dirga, buktiin dong."

Reno ikut dibuat gemas dan kepo, pasalnya kalau sudah berada di tengah-tengah pergosipan panas seperti ini, memang membutuhkan kesabaran dan penggalian otak yang baik.

"Heh bujang, lo pikir gue gak tanya ke dia? Kemarin langsung gue bales storynya dia, terus cuma di read doang. Pas gue iseng tanya lagi, gue spam, eh malah di block! Susah kan gue mau hubungin dia sekarang."

Dalam hatinya, Andien menertawakan Dimas. Siapa suruh terlalu ikut campur urusan orang lain, bagus lah kalau Dirga sudah mengambil tindakan yang tepat.

Andien sedari tadi sudah dibuat bingung, harus ikut bergosip atau pura-pura tidak peduli. Pasalnya, ia juga sering ikut bergosip, tapi saat ini malah dirinya yang dijadikan bahan gosip tanpa sepengetahuan teman-temannya itu.

Lagi pula, Dirga memang benar-benar tidak tahu diri sekali bagi Andien di hari kemarin. Sudah tahu tim marketing yang Andien masuki itu ada Dimas, yang notabennya adalah kenalan dekat Dirga. Jadi jika berhubungan dengan Andien, Dirga seharusnya bisa lebih hati-hati karena ada Dimas yang bisa kapan saja semakin curiga dan menyebar gosip yang tidak-tidak.

Kalau dipikir-pikir kenapa malah kayak backstreet ya?

"Eh, iya. Andien lo nanti jangan lupa ke ruangan Pak Dirga ya jam satu, kan lo dapet tugas buat lanjutin rancangan pemasaran di Jalan Pahlawan. Tenang aja, Pak Dirga lagi meeting di luar."

Perkataan Lintang membuat Andien terkejut sekaligus lega. Terkejut karena ia bahkan lupa soal tugasnya itu dan lega karena walau ia harus mengerjakan di ruangan milik Dirga karena lelaki itu meminta agar filenya langsung tersimpan di komputernya, setidaknya lelaki itu sedang tidak ada disana.

***

Lobi kantor pusat Arjaya Group memiliki luas yang memukau. Setiap furnitur berkilauan dimana-mana, meja resepsionisnya pun sangat mewah. Tempat ini pantas untuk dijuluki kerajaannya perusahaan-perusahaan yang berada di bawah Arjaya Group.

[6] Stop, Pak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang