50. Ada Celah Menikah Muda

23.4K 1.9K 226
                                    



Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Benar-benar tidak terasa berjalan cepat hari ini. Sampai tidak sadar sudah selarut ini.

Oh iya, tentu mereka jadi makan malam bersama di Restaurant Jepang yang Andien janjikan dengan traktiran dari Dirga untuk teman-teman satu divisinya. Mereka makan dengan gembira, tentu saja. Makanan gratis tidak pernah mengecewakan.

Apalagi bukan sehari-hari mereka bisa makan ke rumah makan Jepang yang elite, mereka juga butuh berhemat karena pengeluaran setiap bulannya sering kali bertambah. Membeli keperluan bulanan dan juga membayar tagihan dan cicilan ini itu.

Awalnya tadi memang sedikit canggung karena mereka makan di satu meja yang sama dengan Dirga. Sampai kapanpun, makan di hadapan bos besar itu akan selalu terasa canggung, mau sebaik apapun atasannya. Tetapi untungnya Dirga tidak bersikap mengintimidasi mereka dan hanya sibuk meladeni Andien jika diajak bicara.

Selebihnya yang saling bercengkrama hanya Andien dan rekan-rekannya. Dirga makan dengan damai dan diam, sesekali menerima hidangan yang dipilih-pilihkan oleh Andien. Dirga tidak begitu tertarik dengan obrolan mereka, terlebih lagi Dirga memang tidak paham apa yang menjadi topik obrolan mereka, ibaratkan dirinya adalah nyamuk disana.

"Kamu yakin tidak mau beli apa-apa lagi?" pertanyaan Dirga dibalas dengan gelengan oleh Andien.

Mereka baru saja keluar dari area parkir sebuah minimarket. Andien meminta mampir sebentar untuk membeli air putih dan vitamin yang mudah ditemukan di seluruh minimarket. Katanya itu untuk Melan, teman dekatnya yang sudah lama tidak ia temui karena kesibukan mereka masing-masing.

Awalnya Andien meminta izin pada Dirga tadi, apakah dirinya boleh mampir ke kost lamanya sebentar untuk menjenguk Melan yang sedang sakit. Karena sudah terbilang hampir tengah malam dan Dirga juga pasti sudah lelah seharian ini. Andien bahkan berinisiatif hendak menggunakan transportasi umum atau taksi online saja agar tidak merepotkan Dirga.

Tapi Dirga mana mungkin membiarkan itu terjadi. Belakangan ini Dirga menjadi sangat protektif terhadap Andien. Baginya, tidak boleh sedikitpun Andien mengalami kesulitan dan ancaman lagi, terutama setelah gadis itu secara perlahan berada di bawah tanggung jawabanya seiring waktu berjalan.

Selain dirinya, ada juga kedua orang tua Dirga yang juga ikut menjadi protektif terhadap Andien. Demi Tuhan Dirga sendiri saja tidak pernah mengira kedua orang tuanya akan begitu mudah menyukai gadis yang notabennya adalah gadis pertama yang ia kenalkan ke hadapan mereka berdua, bahkan bertemu orang tua Andien saja mereka belum.

Di beberapa hari secara acak, ibunya akan menghubunginya dan hal pertama yang ditanyakan sudah bukan tentang dirinya lagi, melainkan tentang Andien. Dimana Andien? Andien sudah diajak makan malam atau belum? Andien sehat atau tidak? Andien mau mampir ke rumah orang tua Dirga atau tidak? Andien sedang suka makan apa? Andien suka warna apa? Andien kesulitan selama bekerja atau tidak? Pokoknya 80 persen dari 100 persen obrolan melalui telepon adalah tentang Andien.

"Andien sebentar aja kok, mas. Janji," kata Andien saat mobil Dirga sudah berhenti di depan kost yang dulu Andien tempati, yang mana masih menjadi tempat tinggal Melan sampai saat ini.

Dirga mengangguk sembari membantu Andien melepaskan sabuk pengaman ketika gadis itu sibuk mengumpulkan barang-barang yang akan dia bawa ke dalam kost Melan.

"Jangan terlalu buru-buru. Saya tidak akan kabur." Ucapan Dirga membuat Andien tertawa, dan bagi Dirga rasa lelahnya hari ini sudah cukup terbayarkan hanya dengan mendengar tawa dari gadis itu.

"Ya engga gitu, cuma ini udah malem, mas harus istirahat. Pokoknya tunggu sebentar ya, Andien cepet kok." Gadis itu bergegas keluar dari mobil membawa sekantong plastic berisi beberapa makanan dari minimarket dan juga dua kotak sushi yang sengaja ia beli untuk Melan sekaligus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 31, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[6] Stop, Pak!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang