Sembilan belas

1.9K 243 122
                                    

"Hei--"

Keysha memeluk Iqbal erat. Aroma khas Iqbal menusuk indra penciumannya. Kehangatan yang selalu dipamerkan Alena dan Salsa akhirnya ia rasakan juga.

Namun, Seperti yang gadis itu duga. beberapa detik dalam posisi itu dapat menyadarkan otaknya kembali.

Sebelum Keysha melepaskan pelukannya, Iqbal menahan pinggang dan kepala Keysha agar tidak menjauh. Kedua tangannya mendekap Keysha lebih erat. Kepala Iqbal menunduk sedikit,memperhatikan bagaimana gadisnya berada di dekapannya.

Terdengar suara yang berat dan lembut,"Mau cerita kenapa lo jadi manja hari ini?"

Keysha semakin menenggelamkan wajahnya. Rasanya seluruh permukaan wajahnya memerah. Jantungnya berpacu lebih cepat dari beberapa menit yang lalu.

Iqbal tersenyum tipis. Ia tak melepaskan pelukan itu. Kepalanya menoleh sedikit, memastikan agar orang tua Keysha tidak melihat ini.

"Iqbal"

Perhatian lelaki itu kembali pada Keysha, "Hm?"

"Mau menemani gue les?"

Iqbal mengernyit, tangannya kembali mengusap lembut rambut pendek Keysha. "Gue lihat jadwal dulu ya"

Keysha sejenak memikirkan bagaimana caranya memberitahu Iqbal tentang Daniel. Tanpa menghancurkan suasana yang sudah ia buat.

Keysha tak berani menatap Iqbal. Ia hanya melihat motor besar di depannya. "Salsa bilang ada lima cowok yang harus kita hindari"

Iqbal sempat menegang. Perasaan takut mulai menghinggapi Keysha. Bagaimana reaksi Iqbal saat tahu tentang les barunya?

"Hm. Apapun situasinya, gue harap lo menjauh dari mereka"

Keysha menggigit bibirnya. Jelas sekali dia malah menandatangani kontrak.

Bisa gadis itu rasakan Iqbal mulai melonggarkan pelukannya. Hal itu malah membuat Keysha makin mengeratkan pelukannya kembali. ia belum siap, sekaligus takut kehangatan yang ia rasakan ini menghilang.

"Ada apa Sha?"

Keysha menggeleng. Iqbal kembali mencoba melepaskan pelukannya tapi Keysha menolak.

Iqbal mengernyit bingung. Biasanya Keysha tidak berani melakukan skinship terlebih dahulu. Dan lagi, yang selalu maju adalah Iqbal. Keysha yang tiba-tiba menelpon tanpa topik yang jelas dan memeluknya tanpa peringatan sudah cukup aneh.

Iqbal menghela nafas, "mau jalan-jalan?"

Keysha kembali menggeleng, "Minggu depan ada Simulasi"

"Kalau begitu belajar bareng?"

Keysha terdiam. Tangannya menarik jaket Iqbal, "les besok, jam empat sore"

Iqbal terdiam. Ia berpikir cepat. Mengingat jadwal apa saja yang ia punya besok. Kepalanya kembali pening begitu mengingat tugas Ayahnya.

"Gue usahakan"

Setelah itu hening. Tak ada yang membuka pembicaraan. Iqbal memilih diam, ia tahu Keysha sedang berpikir keras untuk memberitahu masalahnya atau tidak.

Dan sesuai yang Iqbal pikirkan, Keysha benar-benar berpikir bagaimana ia harus menyusun kalimat untuk memberitahu Iqbal. Tangannya mulai mengendur, tapi Iqbal tidak mendorong gadis itu. Ia menahan tubuhnya agar tidak terlalu bersandar pada motor besarnya dan jatuh. Tangan kanannya masih setia mengusap lembut rambut Keysha.

Setelah kurang lebih dua menit hening, Keysha mengeluarkan suaranya.

"Iqbal"

"Iya, Keysha?"

INELUCTABLEWhere stories live. Discover now